Bab 2 Landasan Teori
2.1 Teori Sintaksis Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan kata tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Selain dari bahasa Yunani, sintaksis juga berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga berasal dari bahasa Inggris yaitu syntax. Istilah sintaksis (dalam bahasa Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase (Ramlan, 2001:18). Menurut Kridalaksana (2008: 223), sintaksis merupakan pengaturan dan hubungan antar kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar dalam bahasa. Dalam bahasa Jepang, sintaksis disebut dengan tougoron atau sintakusu. Chaer (2003: 206) menjelaskan lebih rinci bahwa ada beberapa hal yang biasa dibicarakan dalam sintaksis, yaitu struktur sintaksis yang mencakup masalah fungsi, kategori dan peran sintaksis serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu, satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat dan wacana; dan hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis. Hyougen atau ungkapan termasuk ke dalam sintaksis karena di dalam hyougen memiliki fungsinya masingmasing.
9
2.2 Konsep Hyougen Dalam setiap bahasa, bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, terdapat ungkapan-ungkapan yang seringkali digunakan dalam berkomunikasi. Ungkapan digunakan menunjukkan maksud atau keinginan pembicara kepada lawan bicara. Dalam bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ono (2003:13) dalam bukunya yang berjudul Kokugo Hyougen, menjelaskan pengertian
表現:
「表現」とは、自分の思考・感情を表すことです。表現の方法にはさ まざまな様式があります。例えば、言葉や文字の言語で表現しようと する、舞踊で表現しようとする、絵画や彫刻で表現しようとする、な どの方法があります。 “Ungkapan” adalah hal yang menyatakan pemikiran atau perasaan seseorang. Cara mengungkapkan terdapat banyak jenis. Contohnya, mengungkapkan bahasa atau karakter bahasa atau huruf, ekspresi dalam tarian, ekspresi dalam gambar atau patung, dan lain-lain.
Pengertian yang hampir sama diungkapkan oleh Kindaichi (2000: 1845), yaitu mengungkapkan perasaan dan pemikiran yang dapat disampaikan dengan bentuk ekspresi wajah, isyarat tubuh, bahasa, gambar, patung, musik dan bentukbentuk lainya. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hyougen adalah hal yang menyatakan perasaan atau pemikiran seseorang yang diungkapkan dalam berbagai bentuk seperti ekspresi wajah, isyarat tubuh, bahasa, gambar atau patung, musik dan bentuk-bentuk lainnya. Hyougen dalam bahasa Jepang terbagi dalam beberapa jenis. Tetapi dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membahas ungkapan (~tsurai) dan
~ が た い (~gatai)
~にくい(~nikui), ~づらい
yang termasuk dalam nan-i hyougen
なんいひょうげん ( ;
難易表現). 10
2.2.1 Konsep Nan-i hyougen
難易) adalah hal
Menurut Kokugo Daijiten (1993: 1683), pengertian nan-i (
yang menunjukan kesulitan maupun kemudahan. Kemudian, hal-hal yang sulit なんいど
maupun hal-hal yang mudah disebut
難易度
;
(artinya tingkat kesulitan).
Pengertian yang sama juga diberikan oleh Kindaichi dalam Nihongo Daijiten (2000: 2105) yaitu hal yang sulit dan hal yang mudah (hardness and easiness). Dapat disimpulkan bahwa, nan-i hyougen adalah ungkapan yang menunjukkan kesulitan dan kemudahan. Jenis nan-i hyougen dibagi menjadi 2 menurut hubungannya dengan adjektivanya (keiyoushi): 1.
Kon-nan hyougen, terdiri dari 3 ungkapan:
~にくい (~nikui) b. ~づらい (~tsurai) c. ~がたい (~gatai) a.
2.
Youin hyougen, terdiri dari 2 ungkapan:
~やすい (~yasui) b. ~よい (~yoi) a.
Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya bahwa jenis nan-i hyougen pada penulisan skripsi ini, penulis hanya akan membatasi pada perbedaan penggunaan
にくい (~nikui), ~づらい
(
~tsurai), dan
~がたい
(
~
~gatai) yang termasuk dalam
jenis-jenis nan-i hyougen (ungkapan yang menunjukkan kesulitan). 11
~にくい)
2.3 Teori ~nikui (
Berikut ini teori yang berkaitan dengan pengertian nikui. Menurut Imanishi (1997: 203), ~nikui memiliki pengertian sebagai berikut:
行為や変化などの実現が物理的または生理的な理由によって困難 だという意味である。 Artinya adalah realisasi aksi atau perubahan dan lainnya yang bermakna ‘sulit’ berdasarkan alasan fisik ataupun psikologi
Iori et al (2001: 181) menambahkan pengertian nikui sebagai berikut:
「~にくい」には意志動詞とともに用いられ「~することが困難 である」ことを表す用法と、無意志動詞とともに用いられ「なか なか~しない」ことを表す用法とことがあります。 Pada [~nikui], jika dipakai bersama dengan verba niat penggunaannya menjadi [sulit melakukan~] dan jika dipakai bersama dengan verba tanpa niat penggunaannya menjadi [sulit tidak melakukan~]
Untuk penjelasan lebih lanjut, penulis akan mengklasifikasikan nikui sebagai berikut berdasarkan penggunaan dalam kalimat dan penggolongannya.
にくい) dalam Kalimat Bahasa Jepang
2.3.1 Pemakaian nikui (
Berkaitan dengan penggunaan ungkapan nikui, berikut ini penulis jabarkan pendapat dari beberapa ahli. Menurut Koike (2002: 309) menyatakan bahwa
12
「にくい」は困難性や問題点が対象にあるという認識を表現する。 にく また、「にくい」は「 ;憎い」という形容詞から派生したもので、 対象や現象に対する不快感を表す。 [nikui] digunakan untuk mengekspresikan kesadaran akan kesulitan dan masalah yang terdapat pada objek. Dan, [nikui] berasal dari kata sifat
にく
憎い
[ ; ] yang menunjukkan ketidak-nyamanan terhadap objek dan fenomena.
Kemudian Yamazawa et al (1975) dalam Kou (2004: 139) menyatakan bahwa
「にくい」は無意志性の動詞と意志動詞につくことがでくる。 [nikui] dapat disambung dengan verba tanpa niat dan kata kerja niat.
Pernyataan tersebut, ditambahkan oleh Kou (2004: 139) bahwa
「にくい」は意志性動詞のみならず、非意志性の動詞や自然現象 をあらわす動詞に幅広く接続する。 [nikui] tidak hanya menghubungkan verba niat menghubungkan verba tanpa niat sampai dengan menunjukkan fenomena alami.
tetapi juga verba yang
Lalu Morita (1989) dalam Kou (2004: 144) menyatakan bahwa
困難さの原因が動作主の外にあるとき、「-にくい」であらわさ れる事態の難しさは、動作主にとっても他の人にとっても同じこ とであるというニュアンスを含んでいる。 Ketika penyebab kesulitan terdapat di luar subjek, kesulitan situasi yang ditunjukkan [nikui], nuansa yang sama di alami oleh subjek maupun orang lain.
13
Selanjutnya menurut Kondoh (2012: 95) menyatakan bahwa
「~にくい」の場合、形容詞単独用法の意味・用法を残していれ ば、上接続詞は意志動詞的であり、価値観・評価はマイナス寄り であるはずであるが、意味の漂白化が進むにつれて、無意志動詞 に接続する用法、マイナス評価を伴わない中立的あるいはプラス 評価を伴う用法が現れることになるはずである。 Pada [nikui], jika meninggalkan arti dan pemakaian dari pemakaian kata sifat tunggal, maka seharusnya kata penghubung sebelumnya merupakan kelompok verba niat dan dekat dengan penilaian dari sudut pandang, tetapi seiiring dengan perubahan makna, pemakaian verba tanpa niat, seharusnya muncul tanpa melibatkan nilai minus atau nilai plusnya.
Berikutnya Morita (1989) dalam Kou (2004: 139) menyatakan bahwa
「にくい」「づらい」は日常会話で用いられる。 [nikui] [tsurai] digunakan dalam percakapan sehari-hari.
~にくい) Berdasarkan Makna Ishidoushi (~すること
2.3.2 Klasifikasi ~nikui (
が困難である) Contoh:
(1)
消防士の服の素材は非常に燃えにくい。(Iori 2001:181) Shouboushi no fuku no sozai wa hijou ni moe nikui. “Bahan material baju petugas pemadam kebakaran adalah sangat sulit terbakar”.
(2)
この道は歩きにくい。(Koike 2002:309) Kono michi wa aruki nikui. “Jalan ini sulit untuk dijalani”. 14
~にくい) Berdasarkan Makna Mu-ishidoushi (なかな
2.3.3 Klasifikasi ~nikui (
か~しない) Contoh:
(3)
この寒さでは降り積もった雪も溶けにくいだろう。(Iori 2001: 181) Kono samusa dewa furitsumotta yuki mo toke nikui darou. “Dalam kedinginan ini tumpukan salju pun agak sulit mencair”.
(4)
水に溶けにくい洗剤。(Koike 2002:309) Mizu ni toke nikui senzai. “Deterjen yang agak sulit mencair pada air”.
づらい)
2.4 Teori Tsurai (
Berikut ini teori yang berkaitan dengan pengertian tsurai. Menurut Imanishi (1997: 204) tsurai memiliki pengertian
「~づらい」は、「~」の部分に来る動詞が意味する、行為を実 現しようとすれば、その行為の主体が精神的に苦痛を感じるよう な状態だという意味である。 [~tsurai] adalah, arti dari bagian [~], artinya adalah kondisi ketika aksi ingin dijadikan kenyataan, subjek dari aksi tersebut secara mental merasakan kesakitan.
15
Kemudian Iori et al (2001: 181) menambahkan pengertian tsurai:
「づらい」は意志動詞とともに用いられ「~することが困難であ る」ことを表します。 [tsurai] menunjukkan arti [sulit melakukan~] ketika digunakan dengan kata kerja niat.
Untuk lebih lanjut penulis akan mengklasifikasikan tsurai sebagai berikut berdasarkan penggunaan dalam kalimat dan penggolongannya.
づらい) dalam Kalimat Bahasa Jepang
2.4.1 Pemakaian tsurai (
Berikut ini pendapat ahli mengenai tsurai. Menurut Koike (2002: 309) menyatakan bahwa
「づらい」は肉体的・精神的理由により困難性を感じる意を表す。 つら 「づらい」は形容詞「 ;辛い」から派生したもので、対象に対す るマイナスの評価を表す。「づらい」に心苦しさ・申しわけなさ を感じる意で用いる場合もある。 [tsurai] menunjukkan arti tingkat kesulitannya berdasarkan alasan fisik
つら
辛い
dan mental. [tsurai] berasal dari kata sifat [ ; ] dan menunjukkan nilai minus terhadap objek. Dalam [tsurai] terdapat juga kondisi dimana merasakan kesakitan dan penyesalan.
Kemudian menurut Asada (1991) dalam Kou (2004: 139) menyatakan bahwa
「づらい」は自然現象や無意志性の動詞にはつかない。 16
[tsurai] tidak dapat digabung dengan fenomena alami dan verba tanpa niat. Lalu menurut Iori et al (2001: 182) menyatakan bahwa
「~づらい」は「~」することによって動作主が「つらい」とい う感情を持つ場合に用いられます。「つらい」という感情は、精 神的理由による場合と身体的理由による場合とがあります。 [~tsurai] digunakan pada saat subjek memiliki perasaan [tsurai]. Perasaan [tsurai] adalah berdasarkan alasan mental dan berdasarkan alasan fisik.
Selanjutnya menurut Kou (2004: 145) menyatakan bahwa
「づらい」であらわされる事態の難しさは、他の人の場合には断 言できないが、すくなくとも動作主自身においては成立するので ある。「づらい」の場合、もし困難の原因がにあるというのなら ば、「づらい」表現は言語主体以外には用いられないはずである。 Kesulitan situasi yang ditunjukkan di dalam [tsurai], tidak dapat dikuatkan pada orang lain, tetapi paling tidak membentuk pada subjek itu sendiri. Pada [tsurai], jika penyebab kesulitan terdapat pada diri sendiri, maka seharusnya ungkapan [tsurai] tidak digunakan diluar subjek bahasa.
Kemudian menurut Kondoh (2012: 94) menyatakan bahwa
「づらい」は、上接動詞が限られ、マイナス評価を伴ってしか用 いられない等の制約を有するものと見られていました。 Verba penghubung sebelum [tsurai] adalah terbatas, hanya terbatas pada keterlibatan penilaian minus.
Seperti yang sudah disebutkan oleh Morita (1989) dalam Kou (2004: 139), [tsurai] digunakan dalam percakapan sehari-hari.
17
づらい) Berdasarkan Makna Sulit Melakukan~
2.4.2 Klasifikasi tsurai (
Contoh:
(1)
先日、彼を怒らせてしまったから、会いに行きづらいなあ。 (Iori 2001: 181) Senjitsu, kare wo okorasete shimatta kara, ai ni iki tsurai naa. Beberapa hari yang lalu, karena telah membuat dia marah, sulit untuk bertemu.
(2)
聞きづらいとは思いますが、風邪を引いておりますのでご容 赦ください。(Imanishi 1997: 204) Kiki tsurai to wa omoimasuga, kaze wo hiite orimasu node goyousha kudasai. Saya berpikir sulit mendengar, tetapi karena sedang masuk angin mohon maaf.
がたい)
2.5 Teori Gatai (
Berikut ini teori yang berkaitan dengan pengertian gatai. Menurut Imanishi (1997: 204) menyatakan bahwa
「がたい」は行為を望んでも、それが実現することはめったにな いという意味である。 [gatai] memiliki pengertian bahwa meskipun secara menginginkan tetapi sangat jarang untuk mencapainya.
tindakan
18
Menurut Iori et al (2001: 182) menyatakan bahwa
「がたい」は「心情的には~したいけれど状況的には困難であ る」ことを表します。 [gatai] menunjukkan [secara emosional ingin melakukan~ tetapi secara situasi sulit].
Untuk lebih lanjut penulis akan mengklasifikasikan gatai sebagai berikut berdasarkan penggunaan dalam kalimat dan penggolongannya.
がたい) dalam Kalimat Bahasa Jepang
2.5.1 Pemakaian gatai (
Berikut ini pemakaian gatai dalam kalimat menurut beberapa ahli. Menurut Koike (2002: 310) menyatakan bahwa
かた
「がたい」は形容詞「 ;難い」から派生したもので、強度の困難 性を表し、さらには、不可能性を意味する。また、「ヨイ(良 い)」と同じく「がたい」は文章語で改まった語感を有する。 かた [gatai] berasal dari kata sifat [ ;難い ] dan menunjukkan tingkat kesulitan yang kuat serta memiliki pengertian ketidakmungkinan. Dan juga, sama dengan [yoi], [gatai] dalam bahasa tertulis memiliki nuansa bahasa yang formal.
Lalu menurut Morita (1989) dalam Kou (2004: 139) menyatakan bahwa
「がたい」は自然現象や無意志性の動詞にはつかない。「がた い」はほとんど不可能に近い状況に使用される。 19
[gatai] tidak dapat digabung dengan fenomena alami dan kata kerja tanpa niat. [gatai] digunakan pada situasi dimana hampir tidak mungkin. Kemudian menurut Yamazawa (1975: 29) dalam Kou (2004: 143) menyatakan bahwa
「がたい」は「《当事者としてはそうする意志があるにもかかわ らず、そうならないことが多い》ことをあらわし、発見の稀な原 因が主体以外の外因にあることを示している」と指摘している。 事態の成立が不可能かきわめて困難で、主体の意味で行うとして も簡単にはできないの「がたい」の意味特性である。 [gatai] menunjukkan (sebagai orang yang bersangkutan tidak berhubungan dengan keinginan tersebut tetapi banyak yang tidak terjadi seperti itu) dan menunjukkan jarangnya penemuan penyebab yaitu terdapat pada penyebab eksternal kecuali subjek. Karakteristik pengertian dari [gatai] adalah pembentukan situasi tidak mungkin atau sangatlah sulit dan meskipun arti dari subjek-pun dengan mudah dikatakan tidak dapat.
2.5.2 Klasifikasi gatai (
がたい) Berdasarkan Makna Secara Emosional ingin
Melakukan~ tetapi Secara Situasi Adalah Sulit Contoh:
(1)
まじめな彼が嘘をついているとは信じがたい。(Iori et al 2001: 182) Majime na kare ga uso wo tsuite iru to wa shinji gatai. Dia yang serius sampai berbohong adalah sulit dipercaya.
(2)
広島は、私にとっては忘れがたい思い出がある。 (Imanishi 1997: 207) Hiroshima wa, watashi ni totte wa wasure gatai omoide ga aru. Hiroshima, bagi saya terdapat kenangan yang sulit dilupakan. 20
2.6 Konsep Proses Kognitif pada Pembelajaran Pada proses pembelajaran tidak akan lepas dari proses kognitif yang menduduki porsi penting dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu Krathwohl (2002: 215) memberikan struktur dari dimensi proses kognitif. Struktur yang Krathwohl berikan adalah revisi dari taksonomi yang pernah diungkapkan Bloom sebelumnya. 1.
Mengingat (remember) – Mengingat kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. a. Mengenal (recognizing) Contoh: terdapat tiga jenis huruf yang dipelajari dan mutlak dikuasai pemelajar bahasa Jepang yakni hiragana, katakana dan kanji b. Mengingat kembali (recalling) Contoh: dalam proses pembelajaran bahasa, terdapat ungkapan yang lazim seperti ohayou gozaimasu, konnichiwa sebagai salam yang harus sering dipakai
2.
Memahami (understand) – Menentukan makna dari pesan instruksional, termasuk komunikasi lisan, tertulis dan grafis. a. Menginterpretasi (interpreting) Contoh: kemampuan menginterpretasikan wacana dalam bahasa sendiri b. Menganalogikan (exemplifying) Contoh: pemelajar mampu memberikan contoh mengenai materi yang diajarkan c. Mengelompokkan (classifying)
21
Contoh: adjektiva dalam bahasa Jepang terbagi dalam kata sifat –i seperti utsukushii, ureshii, yoi, dll dan kata sifat –na seperti kirei, kirai, iya, dll.
d. Merangkum (summarizing) Contoh: pemelajar mampu mengungkapkan kembali materi yang diajarkan dengan menggunakan bahasanya sendiri e. Menyimpulkan (inferring) Contoh:
dalam
proses
menyimpulkan
biasanya
pemelajar
mampu
mengungkapkan kekurang pahamannya terhadap materi yang diajarkan f. Membandingkan (comparing) Contoh: di dalam bahasa Jepang terdapat banyak hyougen, seperti nan-i hyougen, meirei hyougen, dll. Pemelajar harus mampu membedakan cara penggunaan hyougen-hyougen tersebut g. Menjelaskan (explaining) Contoh: pada proses ini pemelajar yang dianggap memiliki pemahaman yang baik apabila sudah dapat menjelaskan dengan kalimatnya sendiri. Misalnya setelah materi diajarkan, pemelajar diberikan contoh kalimat, menyusun summary atau menyimpulkannya di depan kelas 3.
Menerapkan (apply) – Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam sebuah situasi yang diberikan. a. Menggunakan (executing) Contoh: pemelajar mampu menggunakan ungkapan
らい
(
~tsurai), dan
~がたい
(
~にくい (~nikui), ~づ
~gatai) sesuai dengan perbedaannya dengan
tepat b. Mengimplementasikan (implementing) 22
Contoh: pemelajar mampu menggunakan ungkapan
らい
(
~tsurai), dan
~がたい
(
~にくい (~nikui), ~づ
~gatai) dalam percakapan sehari-hari yang
lebih riil 4.
Analisis (analyze) – Memecah materi ke dalam bagian-bagian komponen dan mendeteksi bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. a. Membedakan (differentiating) Contoh:
selain
menggunakan
pada
tahapan
ini
pemelajar
mampu
menganalisis perbedaan dari kemiripan atau perbandingan dari suatu aturan bahasa b. Mengorganisasikan (organizing) Contoh: pada tahapan ini pemelajar dapat mengklasifikasikan kelas kata bahkan menyusunnya kembali sesuai dengan tingkat pemahamannya c. Menghubungkan (attributing) Contoh: pemelajar dapat mencari hubungan-hubungan atau mengkaitkan suatu teori bahasa dengan masalah bahasa yang ingin diteliti 5.
Evaluasi (evaluate) – Membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. a. Memeriksa (checking) Contoh: memeriksa apakah kalimat yang ada, sudah benar atau tidak b. Mengkritik (critiquing) Contoh: memberikan tanggapan mengapa penggunaan partikel de lebih tepat dari partikel ni dalam menunjukkan lokasi
6.
Menciptakan (create) – Menaruh beberapa elemen secara bersama-sama untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh atau membuat produk yang asli. a. Menghasilkan (generating) 23
Contoh: menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan penggunaan ungkapan ~nikui, ~tsurai dan ~gatai
b. Merencanakan (planning) Contoh: merencanakan langkah-langkah pembuktian teori yang lain c. Memproduksi (producing) Contoh: menghasilkan kesimpulan-kesimpulan mengenai penggunaan tata bahasa yang berbeda dari sebelumnya Melihat proses kognitif yang disampaikan di atas, penulis mencoba menggunakan dimensi pemahaman (understand) untuk menganalisis pemahaman pemelajar terhadap penggunaan ungkapan
dan
~がたい
(
~にくい (~nikui), ~づらい
(
~tsurai),
~gatai). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mayer (2012:
228) sebagai berikut: Understand is arguably the largest category of transfer-based educational objectives emphasized in schools and colleges. Students are said to understand when they are able to construct meaning from instructional messages – including oral, written and graphic communications, and material presented during lectures, in books, or on computer monitors. Artinya: Pemahaman dapat dikatakan kategori yang paling besar dalam tujuan dasar pemindahan pendidikan yang ditekankan di sekolah dan universitas. Pemelajar dapat dikatakan paham ketika mereka mampu menciptakan maka dari pesan-pesan instruksional – termasuk komunikasi secara lisan, tertulis dan grafis, dan bahan yang diberikan semasa pengajaran, di buku atau di layar komputer.
24
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah ketika seorang pemelajar mampu menentukan makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk komunikasi secara lisan, tertulis dan grafis. Ketika mereka mampu membangun hubungan antara pengetahuan baru yang diperoleh dan pengetahuan mereka sebelumnya, itulah yang disebut dengan proses pemahaman. Khususnya, pengetahuan yang datang digabungkan dengan skema yang ada dengan kerangka kognitif (Mayer 2002: 228). Proses kognitif dalam kategori pemahaman dapat berupa: 1.
Menerjemahkan (interpreting)
Terjadi ketika pemelajar mampu mengubah informasi dari sebuah bentuk gambaran menjadi lainnya. 2.
Memberikan contoh (exemplifying)
Terjadi ketika pemelajar menemukan contoh spesifik atau contoh dari konsep atau prinsip umum. 3.
Menggolongkan (classifying)
Terjadi ketika pemelajar memastikan bahwa sesuatu (contohnya kejadian tertentu atau contoh) adalah milik sebuah kategori tertentu (contohnya konsep atau prinsip). 4.
Meringkas (summarizing)
Terjadi ketika pemelajar menghasilkan sebuah pernyataan pendek yang mewakili informasi yang diberikan atau inti sebuah tema umum. Panjang dari ringkasan berdasarkan pada jangkauan luasnya bahan yang diberikan. 5.
Menyimpulkan (inferring)
Meliputi menggambar kesimpulan logis dari informasi yang diberikan. 6.
Membandingkan (comparing) 25
Meliputi menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek, hal, ide, masalah, situasi atau lebih. 7.
Menjelaskan (explaining)
Terjadi ketika pemelajar secara mental terbentuk dan menggunakan contoh sistem sebab – akibat. Pada proses Kognitif yang telah dijabarkan, penulis menggunakan proses Kognitif
comparing
(membandingkan).
Penulis
menggunakan
proses
ini,
dikarenakan tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui pemahaman responden mengenai perbedaan ungkapan
い
(
~にくい (~nikui), ~づらい
(
~tsurai), dan
~がた
~gatai). Hal ini sesuai dengan proses Kognitif membandingkan yang
menyatakan bahwa membandingkan meliputi menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek, hal, ide, masalah, situasi atau lebih.
26