BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Data Menurut Connolly dan Begg (2010:70), data merupakan bagian terpenting dari komponen suatu basis data yang merepresentasikan objek dan kejadian, serta nilai yang tersimpan sehingga mempunyai arti dan kepentingan kepada penggunanya. 2.1.2 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65) basis data dapat dianggap sebagai sekumpulan data yang saling terkait secara logis yang disertai deskripsi, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi. 2.1.3 Relational Database Menurut Connolly dan Begg (2010:146), relational database adalah suatu kumpulan dari relasi yang telah dinormalisasi dalam tabel dan kolom. Tabel diartikan sebagai relasi kumpulan data yang berasal dari jenis yang sama. Datadata dalam tabel dihubungkan sesuai dengan keys yang ada 2.1.4 DBMS (Database Management System) DBMS (Database Management System) menurut Connolly dan Begg (2010:66) adalah suatu sistem piranti lunak yang memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses ke dalam basis data. 2.1.4.1
Komponen-Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010:68-73), komponen -komponen yang terdapat pada DBMS sebagai berikut : 1.
Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras berupa komputer tunggal pribadi (PC) yang bergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.
7
8 2.
Perangkat Lunak (Software)
Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi bersama dengan sistem operasi termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS di gunakan melalui jaringan. 3.
Data
Hal ini merupakan komponen paling penting dalam lingkungan DBMS. Data berperan sebagai penghubung antara komponen mesin dengan komponen manusia. 4.
Prosedur
Instruksi dan aturan yang harus disertakan dalam mendesain dan menggunakan data dalam basis data dan DBMS. 5.
Orang Orang-orang yang terlibat dalam DBMS antara lain :
a.
Data administrator, orang yang bertanggung jawab dalam
manajemen data yang meliputi perancangan basis data, standar pengembangan
dan
pemeliharaan,
aturan
dan
prosedur,
dan
perancangan basis data konseptual/logikal. b.
Database administrator, orang bertanggung jawab terhadap
realisasi fisikal dari database yang meliputi perancangan dan implementasi basis data fisikal, kontrol keamanan dan integritas, pemeliharaan sistem operasional, dan memastikan bahwa performa aplikasi dapat memuaskan user. c.
Database designer, ada dua tipe dari database designer
•
Logical database designer, tugasnya berhubungan dengan
yaitu:
pengidentifikasian data (entitas dan atribut), hubungan antar data, dan kendala pada data yang akan disimpan dalam basis data.
9 •
Physical database designer, bertugas untuk memutuskan
bagaimana desain logikal basis data direalisasikan. d.
Application developer, bertanggung jawab untuk membuat
aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa pemrograman yang ada. e.
End user, terdiri dari pengguna yang tidak perlu mengetahui
basis data dan DBMS (Naive), serta pengguna yang familiar dengan struktur basis data dan DBMS (Shopisticated). 2.1.4.2
Fasilitas DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), fasilitas yang dimiliki DBMS yaitu: a. Data Definition Language (DDL), digunakan oleh user untuk menspesifikasikan tipe data, struktur, dan constraint data yang akan disimpan dalam database. b. Data Manipulation Language (DML), digunakan untuk memberikan fasilitas query data. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengupdate, menghapus, dan mengambil data dari database. c. Pengendalian akses basis data, digunakan untuk: • Sistem keamanan, mencegah dari pengguna yang tidak memiliki akses ke database. • Sistem integritas, yang mempertahankan ketetapan data yang disimpan. • Sistem kontrol concurrency, memungkinkan akses secara bersama database. • Sistem kontrol recovery, mengembalikan database pada keadaan yang konsisten sebelumnya setelah kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.
10 • Katalog yang dapat diakses pengguna, yang berisi deskripsi dari data dalam database. 2.1.5 Database Aplication Life Cycle Menurut Connolly (2010:313), Database Life Cycle adalah komponen dasar didalam sistem informasi suatu organisasi yang bertujuan untuk merencanakan dan merancang basis data dari tingkatan awal sampai akhir. Jadi, Siklus Hidup Aplikasi Basis Data atau dikenal dengan istilah Database Application Life Cycle adalah siklus hidup yang menggambarkan tahapantahapan di dalam melakukan perancangan apliakasi basis data yang baik. Untuk mengetahui tahapan-tahapan yang ada pada Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Application Life Cylce) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Life Cylce) Menurut Connolly dan Begg (2010:313-336) tahapan-tahapan dalam Database System Development Lifecycle adalah : 2.1.5.1 Database planning Merupakan aktivitas menajemen yang memungkinkan tahapantahapan Database System Development Lifecycle untuk direalisasikan
11 seefektif dan seefisien mungkin. Dalam perancangan database terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan adalah: 1. Mendefinisikan mission statement secara jelas untuk sistem database. Mission statement menjelaskan tujuan utama sistem basis data dan menyediakan maksud lebih jelas dalam pembuatan aplikasi basis data secara efisien dan efektif. 2. Setelah mission statement selesai didefinisikan, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan mission objectives. Setiap mission objectives akan menjelaskan tugas tertentu yang harus didukung oleh sistem basis data, dengan asumsi jika basis data mendukung mission objectives, maka mission statement juga akan sesuai. 2.1.5.2 System definition Proses mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data serta sudut pandang utama user. Dalam mendeskripsikan ruang lingkup sistem, penting bahwa tidak hanya area aplikasi dan user saat itu yang dimasukkan ke dalam batasan sistem, tetapi juga user dan aplikasi di masa mendatang. 2.1.5.3 Requirement collection and analysis Proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan pada sistem yang baru. Ada banyak teknik untuk mengumpulkan informasi-informasi ini, teknik ini disebut fact-finding. Informasi yang dikumpulkan pada tahap ini biasanya kurang terstruktur, informasi ini harus diubah ke dalam bentuk yang lebih terstruktur menggunakan teknik yang disebut dengan requirement specification techniques yang antara lain terdiri dari Data Flow Diagram (DFD), Unified Modelling Language (UML). 2.1.5.4 Database design Merupakan proses dari pembuatan sebuah rancangan yang mendukung mission statement dan mission objective perusahaan untuk
12 sistem basis data yang dibutuhkan. Metodologi perancangan sistem basis data terdiri dari 3 tahap yaitu: • Tahap 1: Perancangan Sistem Basis data secara konseptual, yaitu proses membuat model dari data yang digunakan dalam perusahaan tanpa pertimbangan fisikal. Untuk lebih detail akan dijelaskan pada Bab 3.3.1 perancangan Database conceptual. • Tahap 2: Perancangan sistem basis data secara logikal, yaitu proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan sebuah model data yang spesifik, namun tidak tergantung pada DBMS tertentu maupun pertimbangan fisikal lainnya. Untuk lebih detail akan dijelaskan pada Bab 3.3.2 perancangan Database logical. • Tahap 3: Perancangan sistem basis data secara fisikal, yaitu proses menghasilkan sebuah deskripsi implementasi basis data pada tempat penyimpanan sekunder. Tahap ini mendeskripsikan relasirelasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mendapatkan akses yang efisien ke data, serta mendeskripsikan integrity constraint dan keamanan data. Untuk lebih detail akan dijelaskan pada Bab 3.3.3 perancangan Database physical. 2.1.5.5 DBMS selection Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. 2.1.5.6 Application design Desain aplikasi adalah rancangan dari user interface dan program-program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data. 2.1.5.7 Prototyping Prototype ini adalah memungkinkan pengguna menggunakan prototype tersebut untuk mengidentifikasikan fitur-fitur pada sistem yang bekerja dengan baik maupun yang tidak, dan jika mungkin untuk mengusulkan peningkatan maupun fitur-fitur baru pada sistem database, mengklarifikasi kebutuhan user baik untuk user itu sendiri
13 maupun untuk developer sistem, dan untuk melakukan evaluasi pada perancangan sistem. 2.1.5.8 Implementation Merupakan realisasi secara fisik dari basis data dan desain aplikasi. Implementasi dapat dicapai dengan Data Definition Language (DDL): a. DDL untuk membuat skema basis data dan Database files yang kosong. b. DDL untuk membuat user view yang diinginkan. 2.1.5.9 Data conversion dan loading Merupakan pemindahan data ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dapat berjalan pada basis data yang baru. Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data yang baru menggantikan sistem basis data yang lama. 2.1.5.10
Testing Merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan
mencari kesalahan (error). 2.1.5.11
Operational maintenance Yaitu suatu proses untuk memonitor dan memelihara sistem basis
data setelah instalasi. Dalam langkah-langkah yang sebelumnya, aplikasi basis data telah secara penuh diterapkan dan diuji. 2.1.6 Perancangan Basis Data Menurut Connolly (2010:71), untuk menyusun suatu struktur data yang diidentifikasikan dalam tabel-tabel diperlukan suatu metode dalam perancangan basis data. Bagaimanapun juga dalam melakukan perancangan basis data dapat menjadi sangat kompleks. Untuk menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi diperlukan berbagai pendekatan dan metodologi yang berbeda agar basis data yang dihasilkan menjadi baik. Jadi, perancangan basis data adalah kegiatan untuk merancang tabel terkait, hubungan antara tabel dalam perusahaan atau organisasi.
14 2.1.7
Database Language Menurut Connolly dan Begg (2010:92), sebuah sub-bahasa data terdiri dari
dua bagian, yaitu data definition language (DDL) dan data manipulation language (DML). DDL digunakan untuk membuat struktur relasi basis data dan DML digunakan untuk pengambilan dan perubahan data. a. Data Definition Language(DDL) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), data definition language (DDL) adalah sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau user untuk mendeskripsikan dan memberi nama entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan aplikasi beserta intergrity yang berhubungan dan batasan keamanan. b. Data Manipulation Language(DML) Menurut Connolly dan Begg (2010:92), pengertian Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung manipulasi data yang berada pada basis data DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Non- Procedural: 1. Procedural DML adalah bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagimana mendapatkan data tersebut secara tepat. 2. Non-procedural DML adalah bahasa yang mengijinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagimana data diperoleh. 2.1.8 Entity Relationship Diagram Connolly dan Begg (2010:372) menjelaskan Entity-Relationship Diagram (ERD) adalah salah satu produk ER modeling yang merepresentasikan hubungan antar data yang dideskripsikan dalam spesifikasi kebutuhan.
15 2.1.8.1
Tipe Entitas Menurut Connolly dan Begg (2010:372) konsep dasar dari model ER
adalah tipe entitas, yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat yang sama dan mempunyai keberadaan pada masing-masing entitas. Keberadaan entitas dapat berupa fisik maupun abstrak. Entity occurence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entitas. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan property-nya.
Gambar 2.2 Contoh tipe entitas (Sumber : Connolly & Begg, 2010:374) Setiap tipe entitas dituliskan dengan bentuk persegi panjang yang diberi label nama entitasnya, yang biasanya merupakan kata benda tunggal. 2.1.8.2
Tipe Relationship Connolly dan Begg (2010:374) bahwa tipe relationship merupakan
kumpulan suatu hubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas yang ada. Setiap tipe relationship akan diberi nama sesuai dengan fungsinya. Sedangkan
relationship
occurrence
merupakan
relasi-relasi
yang
diidentifikasi secara unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi.
16 Gambar 2.3 Contoh Relationship Type (Sumber : Connolly & Begg, 2010:376) Connolly dan Begg (2010:376) menjelaskan bahwa setiap tipe relationship ditampilkan dalam bentuk garis berlabel nama relationship tersebut dan menghubungkan entitas-entitas yang berhubungan. Biasanya, nama sebuah relationship berasal dari sebuah kata kerja. 2.1.8.3
Atribut Connolly dan Begg (2010:379) menjelaskan bahwa atribut merupakan
sifat-sifat dari sebuah entitas atau tipe relationship. Setiap atribut ini berhubungan dengan sekumpulan nilai yang disebut domain. Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. 2.1.8.4
Keys Connolly dan Begg (2010:381) menjelaskan macam-macam key yang
digunakan untuk mengidentifikasikan suatu tipe entitas: •
Candidate key adalah kumpulan attribute minimal yang secara unik mengidentifikasikan suatu tipe entitas.
•
Primary key adalah candidate key terpilih yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
•
Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
•
Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
•
Foreign key adalah sebuah atribut atau sekumpulan atribut dalam sebuah relasi yang merupakan candidate key relasi lainnya.
2.1.8.5
Strong entity dan weak entity Connolly dan Begg (2010:383) menjelaskan bahwa strong entity
(entitas yang kuat) adalah sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak
17 bergantung dengan tipe entitas lainnya. Karakteristik dari strong entity ini adalah setiap kejadiannya selalu diidentifikasikan secara unik menggunakan primary key dari tipe entitas tersebut. Sedangkan Weak entity (entitas yang lemah) menurut Connolly dan Begg (2010: 383) adalah sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada tipe entitas lainnya. Karakteristik dari weak
entity
ini adalah
setiap
kejadian
yang terjadi tidak
dapat
diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut yang berhubungan dengan entitas tersebut.
Gambar 2.4 Contoh Strong Entity Type and Weak Entity Type (Sumber : Connolly & Begg, 2010:383) 2.1.8.6
Relationship Multiplicity Menurut Connolly dan Begg (2010:385) multiplicity adalah jumlah
kejadian yang mungkin terjadi pada sebuah tipe entitas yang berhubungan ke sebuah kejadian dari tipe entitas lain melalui suatu relationship tertentu. Macam-macam relationship yaitu: • One-to-One (1:1) Relationships : Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap anggota pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu anggota pada himpunan entitas B begitu juga sebaliknya setiap anggota pada himputan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu anggota pada himpunan entitas A.
18
Gambar 2.5 Contoh Multiplicity one-to-one (1:1) (Sumber : Connolly & Begg, 2010:385) • One-to-Many (1:*) Relationships : Setiap anggota pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak anggota pada himpunan entitas B, tetapi setiap anggota pada entitas B dapat berhubungan dengan satu anggota pada himpunan entitas A.
Gambar 2.6 Contoh Multiplicity one-to-many (1:*) (Sumber : Connolly & Begg, 2010:385). • Many-to-Many (*:*) Relationships : Setiap anggota pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak anggota pada himpunan entitas B begitu pula sebaliknya setiap anggota pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak anggota pada himpunan entitas A.
Gambar 2.7 Contoh Multiplicity many-to-many (*:*)
19 (Sumber : Connolly & Begg, 2010:385) 2.1.9
Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010:415), normalisasi adalah suatu
teknik dalam perancangan basis data yang prosesnya dimulai dengan pengujian relationship (yang disebut functional dependencies) antar atribut. Connolly dan Begg (2010: 428-436) menjelaskan ada beberapa tahap dalam normalisasi yaitu: a. Unnormalized form (UNF) Merupakan bentuk dimana sebuah tabel berisi satu atau lebih repeating group. Untuk mengubah unnormalized table menjadi 1NF, repeating group dalam table diidentifikasi dan dihilangkan. Repeating group adalah sebuah atau sekelompok atribut di dalam sebuah tabel yang memiliki banyak nilai untuk sebuah kejadian dari atribut key. b. First normal form (1NF) Relasi yang dimana di tiap titik pertemuan baris dan kolomnya hanya berisi satu nilai saja. Hasil penghilangan repeating group akan menghasilkan bentuk 1NF. c. Second normal form (2NF) Relasi yang berada di dalam first normal form dan setiap atribut nonprimary key nya bergantung secara fungsional kepada primary key. Normalisasi relasi 1NF menjadi 2NF dengan menghilangkan partial dependency. d. Third normal form (3NF) Relasi yang ada di 1NF dan 2NF di mana tidak
ada
atribut
non-primary
keynya
yang
mempunyai
ketergantungan transitif kepada primary key. Normalisasi 2NF menjadi 3NF dilakukan dengan menghilangkan ketergantungan transitif. 2.1.10
Teknik Pencarian Fakta Menurut Connolly (2010:344) pengembang database biasanya
menggunakan beberapa teknik pencarian fakta ketika mengerjakan proyek database. Ada 5 teknik yang biasanya digunakan, yaitu : 1. Memeriksa dokumen.
20 2. Wawancara. 3. Mengamati operasi dalam perusahaan. 4. Penelitian. 5. Membuat kuesioner Dalam pembuatan aplikasi ini penulis melakukan teknik pencarian fakta dengan metode wawancara dan mengamati operasi dalam perusahaan (observasi lapangan). 1. Wawancara adalah paling umum digunakan dalam teknik pencarian fakta. Wawancara memiliki kelebihan dan kekurangan yang diantaranya : Kelebihannya : 1. Memperkenankan yang diwawancarai untuk merespon bebas dan terbuka terhadap pertanyaan. 2. Memperkenankan yang diwawancarain untuk menjadi bagian dari proyek. 3. Memungkinkan pewawancara untuk menindak lanjuti komentar menarik yang dibuat oleh orang yang diwawancarai. Kekurangannya : 1. Sangat mengkonsumsi waktu dan biaya. 2. Kesuksesannya
bergantung
pada
kemampuan
komunikasi dari pewawancara. 3. Kesuksesannya bergantung pada keinginan atau ketersediaan responden, atau yang diwawancara untuk berpartisipasi. 4.
21 2. Mengamati operasi dalam perusahaan (Observasi) adalah salah satu teknik yang efektif untuk mencari fakta yang mengerti akan sistem. Dengan teknik ini, memungkinkan untuk berpartisipasi atau menonton seseorang melakukan kegiatan untuk belajar tentang sistem. Kelebihannya : 1. Memungkinkan validitas fakta dan data yang akan diperiksa. 2. Pengamat dapat melihat apa yang telah dilakukan. 3. Pengamat
juga
dapat
memperoleh
data
yang
menggambarkan lingkungan fisik dari tugas. 4. Biayanya relatif murah. Kekurangannya : 1. Orang mungkin sadar atau tidak sadar melakukan berbeda ketika sedang diamati. 2. Pengamatannya dapat meleset ketika berhubungan dengan level yang berbeda dalam periode waktu. 3. Tidak praktis.
22 2.1.11
Data Flow Diagram (DFD) Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2010:206), Data Flow Diagram
adalah model sistem grafis yang menggambarkan seluruh persyaratan utama untuk sebuah sistem informasi, di dalam sebuah diagram terdapat input dan output, proses, dan penyimpanan data. Menurut Jeffery L. Whitten (2004:326), Data Flow Diagram (DFD) adalah alat untuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut.
Gambar 2.8 Data Flow Diagram Symbols (Sumber : Satzinger, Jackson & Burd, 2010:207) 2.2 Teori yang terkait tema penelitian (tematik) 2.2.1 HTML Menurut Priyanto dan Jauhari (2014:13) Hypertext Markup Language (HTML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menanpilkan halaman web. Menurut Connolly dan Begg (2010: 1031) HTML (Hyper Text Markup
23 Language) adalah sebuah sistem untuk menandai atau penandaan sebuah dokumen sehingga dapat ditampilkan di web. HTML merupakan sebuah format dokumen dan gabungan dari hypertext yang menghubungkan dengan dokumen lain yang disimpan pada komputer yang sama maupun komputer yang berbeda. 2.2.2 PHP Menurut Connolly dan Begg (2010:1043) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance. PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server Side Scripting. Artinya dalam menjalankan PHP, wajib adanya web server. PHP ini bersifat open source sehingga dapat dipakai secara sederhana dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. 2.2.3 CSS (Cascading Style Sheet) Menurut Taryana dan Koesheryatin (2014:101) Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu website. CSS dapat mengendalikan gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya. Pada umumnya CSS digunakan untuk menformat halaman web yang ditulis dengan HTML atau XHTML. Dengan adanya CSS memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.
24 2.2.4 MySQL Menurut Kusuma Ardhana(2014:45) MySQL adalah Sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau sebagai DBMS multithread dan multiuser. MySQL bekerja menggunakan SQL Language (Structure Query Language). Pada umumnya, perintah yang paling sering digunakan dalam mySQL adalah select (mengambil), insert (menambah), update (mengubah), dan delete (menghapus). Selain itu, SQL juga menyediakan perintah untuk membuat database, field, ataupun index guna menambah atau menghapus data.
2.2.5 Pengertian JQuery Menurut Beighly (2010:8) JQuery adalah Open Source add-on pustaka JavaScript yang menekankan pada interaksi antara JavaScript dan HTML. JQuery merupakan kode JavaScript yang telah ditulis, dan tinggal menambahakan satu atau dua koding untuk memanggil koding JQuery. 2.2.6
Web browser Menurut Priyanto dan Jauhari (2014:3), web browser adalah piranti
lunak yang umumnya digunakan oleh pengguna untuk mengakses web. Browser menampilkan halaman web dengan cara membaca sebuah intruksi. Intruksi yang paling umum dijalankan pada browser yaitu tag-tag HTML. Web browser menjadi sarana universal karena mengirimkan antarmuka yang sama pada semua sistem operasi yang dijalankan. 2.2.7 Rekam Medis. Menurut Diah Esti Wulandari (2013) dalam jurnalnya menjelaskan, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan atau dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Secara umum isi Rekam Medis dapat dibagi menjadi dua data yaitu:
25 1. Data Medis atau Data Klinis, Data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen, dan lain-lain. Data-data ini merupakan data yang bersifat rahasia (confidential) sehingga tidak dapat dibuka oleh pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut. 2. Data sosiologis atau data non-medis, data ini adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat, dan lain-lain. Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial). Permenkes no. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat yaitu: 1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien. 2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum. 3. Sebagai bahan untuk kepentingan penelitian. 4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan. 5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan. 2.2.8 Rumah Sakit Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010 mengenai klasifikasi rumah sakit dinyatakan bahwa
rumah
sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pengelompokkan rumah sakit berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. Menurut Diah Esti Wulandari (2013) dalam jurnalnya menjelaskan rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan upaya kesehatan
26 rujukan yang mendukung upaya kesehatan puskesmas. Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian yang dapat menunjang peningkatan fungsi pelayanan secara keseluruhan. 2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya Pada hasil penelitian dari skripsi dengan judul “Rancangan Billing system pada pelayanan rawat inap RSIA PUSPA HUSADAH”. Penulis mendapatkan kesimpulan bahwa sistem (menggunakan aplikasi website) dapat memudahkan laporan pemeriksaan pasien, sistem pembayaran yang terkomputerisasi lebih baik dari pada menggunakan secara manual. Sistem informasi yang telah dibuat, dapat dipergunakan sebagai system pendukung dalam sistem ruang rawat inap dengan segala kemudahan (Ozie Al Hanif, 2014). Sedangkan pada skripsi dengan judul ” Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web Pad Sub- Sistem Rekam Medis RSKIA Ummi Khasanah Bantul ” didapat kesimpulan bahwa setelah aplikasi diimplementasikan, maka proses pengelolaan data rekam medis dapat menghemat waktu pencarian, penginputan data, pencetakan data, dan kinerja sumber daya manusia dapat lebih optimal. Selain itu dengan adanya aplikasi ini, data rekam medis pasien akan tersimpan dengan rapi, sehingga mudah di akses dikemudian hari dan memudahkan segala aktifitas pelayanan dengan data rekam medis ( Mudma ‘inah, 2012). Dengan demikian, dari dua penelitian sebelumnya secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem informasi yang terkomputerisasi dan terintegrasi database dapat membantu pelayanan rumah sakit menjadi lebih baik.