Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Enterprise Architecture Planning pernah dilakukan sebelumnyaoleh Joko Triloka dengan judul "Pemodelan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Terintegrasi Di Bidang Akademik Menggunakan Enterprise Architecture Planning"metode tersebut bisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk organisasi dan membaginya kedalam 3 (tiga) tahapan penting dalam kaitannya dengan pemodelan arsitektur enterprise pada perguruan tinggi dengan studi kasus pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, arsitektur yang dijelaskan yaitu mengenai data, aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan dan bisnis organisasi pada bagian akademik di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian lainnya oleh Bobi Kurniawan dengan judul ”Enterprise Architecture Planning Sistem Informasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Dengan Zachman Framework”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah roadmap implementasi
sistem
informasi
yang
terstruktur
dengan
membangun Enterprise Architectur Planning menggunakan Zachman Framework.Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan
7
8
penelitian yang saya lakukan adalah kedua penelitian tersebut lebih
memilih
bidang
akademik
sebagai
studi
kasusnya,sedangkan saya lebih memilih pemerintahan.
2.2 Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Sistem
informasi
sebagai
bagian
dari
pemanfaatan
teknologi informasi di organisasi, dalam pembangunannya akan mengikuti arsitektur teknologi informasi. Arsitektur ini ada yang telah direncanakan dari sebelumnya, dan ada yang terbentuk begitu saja karena adanya kebutuhan akan sistem informasi. Pembuatan sistem yang tidak didasarkan pada arsitektur teknologi informasi dapat menghasilkan sistem pendukung teknologi informasi yang tidak sesuai dengan organisasi . Oleh karena itu, adanya sebuah arsitektur untuk pembangunan teknologi informasi akan mengarahkan organisasi sehingga memiliki sistem informasi terpadu dan terintegrasi yang mendukung tujuan organisasi. Keberadaan arsitektur teknologi informasi tercakup dalam arsitektur
enterprise.Salah
satu
framework
yang
dapat
dimanfaatkan dalam membangun arsitektur enterprise adalah Zachman Framework. Sistem informasi terpadu akan menjadi pendukung bagi organisasi, karena arsitektur teknologi informasi dibangundengan melihat proses-proses yang terjadi di dalam organisasi sebagai satu kesatuan, serta turut memperhitungkan tujuan organisasi.
9
Sistem informasi terpadu yang dibangun menjadi lebih terarah dan sesuai dengan keberjalanan proses bisnis pada Perpustakaan Daerah Salatiga, serta dapat memenuhi tujuan keberadaannya.
2.3 Perpustakaan Daerah Keberadaan sebuah perpustakaan daerah, mutlak harus dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini sangat penting, karena keberadaan perpustakaan daerah, selain sebagai pusat sejumlah informasi bagi masyarakat, juga menjadi cerminan tentang tingkat pendidikan dan budaya masyarakat setempat. Dalam pengertian umum, perpustakan daerah adalah perpustakaan yang dapat diakses oleh publik dan dalam pemanfaatannya publik tidak dipungut bayaran yang pendirian dan pembangunannya dibiayai oleh pemerintah atau badan lain yang diberi
wewenang untuk
bertindak
dan melakukan
pengelolaan perpustakaan. Dari
segi
kegunaannya,
perpustakaan
daerah
dapat
digunakan sebagai tempat mempelajari, meneliti, mengkaji dan mengembangkan bukti-bukti sejarah masa lalu untuk digunakan sebagai landasan penuntun dalam perencanaan masa depan. Disamping itu juga Merupakan sumber informasi, pendidikan dan penelitian. Perpustakaan daerah, juga dapat menjadi jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu
10
pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan. Kemudian
juga
sebagai
sarana
untuk
menjalin
dan
mengembangkan komunikasi antar sesama pengguna serta antara penyelenggara dengan masyarakat. Yang tidak kalah penting intensitas
kunjungan
masyarakat
pada
suatu
daerah
ke
perpustakaan dapat menjadi ukuran atas kemajuan intelektualitas masyarakat setempat.
2.4 Enterprise Architecture Planning (EAP) Salah satu tujuan dari penerapan arsitektur enterprise adalah menciptakan keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi bagi kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise tidak terlepas dari bagaimana sebuah organisasi merencanakan dan merancang arsitektur enterprise tersebut. Untuk melakukan perancangan arsitektur enterpise diperlukan suatu metodologi yang lengkap serta mudah digunakan. Enterprise Architecture Planning atau sering disingkat dengan EAP, merupakan suatu metode yang digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi. Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah suatu metode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk mendukung perputaran roda bisnis dan pencapaian isi sistem informasi dan organisasi.
11
Penjelasan tahapan-tahapan pada EAP dapat diperinci sebagai berikut:
Inisiasi Perencanaan Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pendefinisian lingkup dan sasaran perencanaan, penilaian faktor-fakrot pendukung dan penghambat untuk perubahan melalui sistem informasi, dan pendefinisian visi dari fungsi sistem informasi.
Pemodelan Bisnis Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi sasaran perusahaan dan strategi pencapaiannya, identifikasi unit-unit
organisasi
dan
tujuan
bisnis
setiap
unit,
identifikasi program atau rencana bisnis, dan pembuatan functional decomposition sampai tingkat yang memenuhi kebutuhan dan membuat relasi antara fungsi-fungsi terhadap unit-unit organisasi.
Sistem dan Teknologi Saat ini Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan assesment terhadap sistem dan teknologi saat ini. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh sistem dan
12
teknologi yang dimiliki dan diterapkan telah memberikan kontribusi bagi proses bisnis pada saat ini dan masa depan. Tindakan yang dilakukan adalah survey untuk membentuk repository berbagai macam data, aplikasi, dan teknologi yang telah dibangun dan melakukan validasi repository untuk mendapatkan konfirmasi atas temuan-temuan dan peluang yang dapat dilakukan terhadap sistem yang ada.
Arsitektur Data Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini identifikasi business object,
definisi
obyek
melalui
review
bahan-bahan
pendukung, definisi relasi menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram), dan relasi obyek terhadap fungsi untuk mendapatkan verifikasi relasi obyek dalam bentuk matriks. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menangkap kebutuhan
data
dalam
skala
enterprise
sehingga
pengembangan sistem pada sisi database dapat mengacu pada arsitektur data secara konsisten.
Arsitektur Aplikasi Untuk mendefinisikan aplikasi yang akan dibangun dan menggambarkannya dalam bentuk arsitektur aplikasi, maka pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi calon-calon aplikasi, membuat definisi aplikasi, tujuan, deskripsi, kemampuan, manfaat, kebutuhan operasional, skema arsitektur, dan melakukan identifikasi tiap unit aplikasi pada aspek fungsi yang didukung, tipe aktivitas fungsi
13
terhadap data (dalam CRUD matrix) dan relasi aplikasi terhadap unit organisasi serta relasi terhadap sistem yang berlaku.
Arsitektur Teknologi Yang dimaksud arsitektur teknologi adalah definisi tentang teknologi atau platform yang mendukung bisnis. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi platform teknologi melalui pengkajian kemajuan, tren, laporan dan proyeksi
teknologi,
menentukan hubungan
teknologi
alternatif terhadap baseline teknologi yang digunakan, menentukan kriteria dan proses pemilihan teknologi, membuat relasi antara teknologi dengan arsitektur aplikasi, melakukan evaluasi terhadap konsep arsitektur teknologi untuk
menjamin
kinerja
dan
konektifitas
platform,
justifikasi terhadap tahap-tahap migrasi sistem, serta melakukan review terhadap sistem yang ada dibandingkan dengan platform masa depan yang dituju.
Rencana Implementasi/Migrasi Tahapan ini ditujukan untuk mendefinisikan langkahlangkah pembangunan aplikasi dan perkiraan sumber daya yang dibutuhkan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan aplikasi terhadap entity, penentuan prioritas pembangunan, perencanaan konversi sistem, pengelompokan aplikasi dalam proyek-proyek, pentahapan pembangunan
teknologi,
penjadwalan
implementasi,
14
pembuatan analisis pembangunan dan operasi, identifikasi faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan proyek serta pembuatan rekompendasi untuk mengatasi kegagalan.