13
BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI
2.1 Media Kata media berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat meransangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, 1984:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta meransang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bawa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut Sadiman, dkk (1984:29) gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Beberapa kelebihan media gambar foto yang lain yaitu, Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
(1) Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata; (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; (3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; (4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; (5) Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
2.2 Media Karikatur Karikatur adalah suatu bentuk gambar yang sifatnya klise, sindirian, kritikan, dan lucu. Karikatur merupakan ungkapan perasaan seseorang yang diekspresikan agar diketahui khlayak. Karikatur seringkali berkaitan dengan masalah-masalah politik dan sosial. Karikatur sebagai media komunikasi mengandung pesan, kritik atau sindiran tanpa banyak komentar, tetapi cukup dengan dengan gambar yang sifatnya lucu sekaligus mengandung makna yang dalam atau pedas. Shaily (1992:85) “mendefinisikan karikatur sebagai gambar yang sifatnya melebihkan suatu pertanda ciri, sifat, tindakan/tingkah laku seseorang atau kelompok
manusia
untuk
memperolok-oloknya,
mencemoohkannya,
dan
mencelanya dengan cara yang menggelikan”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 1991:665), “karikatur diartikan sebagai gambar olok-olok yang bersifat menyindir dan sebagainya”. Sedikit berbeda dengan Djelantik (1990:54) dalam bukunya Pengantar Dasar Ilmu Estetika mengemukakan bahwa Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
karikatur adalah seni gambar yang mempergunakan penonjolan yang berlebihan untuk memperlihatkan ciri khas dari seorang tokoh atau makna khas dari peristiwa yang penting. Dilihat dari sifatnya karikatur terbagi menjadi tiga sebagai berikut. 1) Karikatur orang-pribadi Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang biasanya tokoh yang terkenal, dengan mengekspose ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun kebiasaannya tanpa objek lain atau situasi di sekelilingnya secara karikatural. 2) Karikatur sosial Karikatur sosial mengemukakan dan menggambarkan persoalanpersoalan masyarakat yang menyinggung rasa keadilan sosial. 3) Karikatur politik Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para tokoh politik di atas panggung dan mementaskannya dengan lucu. Menurut
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karikatur
merupakan satu bagian dari kartun. Kartun yang mengandung sindiran atau kritik disebut kartun editorial. Karikatur disebut sebagai kartun editorial karena merupakan visualisasi dari tajuk rencana sebuah surat kabar.
2.2.1
Kelebihan Karikatur sebagai Media Pembelajaran Sebagai media pembelajaran yang berfungsi untuk menarik minat
siswa untuk belajar karikatur mempunyai kelebihan sebagai berikut Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
1) Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena pada sasaran; 2) Mengemukakan suatu ide atau pesan, peristiwa secara estetis, menggembirakan, lucu, menyindir dan mengejek; 3) Mengemukakan ide atau pesan, peristiwa secara stereotipe mudah dikenal umum; 4) Tidak memerlukan banyak penjelasan atau kata-kata;
2.2.2
Kekurangan Karikatur sebagai Media Pembelajaran Sebagai media pembelajaran yang berfungsi untuk menarik minat
siswa untuk belajar karikatur mempunyai kekurangan sebagai berikut 1) Adanya stereotipe ini justru dapat menyebabkan terjadinya salah mewakili dan salah pengertian; 2) Sering menyederhanakan ide atau peristiwa, sehingga dapat salah mewakili sesuatu; 3) Apabila guru salah memanfaatkannya dan salah memberikan penjelasan, maka akan membingungkan peserta didik;
2.2.3
Tujuan Penggunaan Karikatur Sebagai Media Pembelajaran Penggunaan media dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Demikian halnya dengan penggunaan karikatur sebagai media pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
1) Sebagai bahan penggerak perhatian; 2) Untuk menyarankan perubahan tingkah laku atau sikap tertentu bagi pembacanya; 3) Sebagai ilustrasi dari suatu pokok masalah/pelajaran; 4) Sebagai alat mempertinggi motivasi dan keaktifan;
2.2.4
Media Karikatur dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Penulis akan merancang model pembelajaran karangan narasi
dengan memanfaatkan kelebihan karikatur sebagai media pembelajaran. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajarannya.
2.2.4.1 Persiapan Awal Mengkondisikan atau mengatur posisi siswa dalam pembelajaran merupakan langkah awal yang dilakukan, yaitu dengan cara 1. Mengondisikan posisi duduk siswa menjadi senyaman mungkin; dan 2. mempersiapkan perlengkapan menulis yang menarik siswa untuk menunjang proses belajar mengajar yang menyenangkan seperti menyiapkan kertas yang berwarna dan unik untuk menulis karangan narasi, pensil warna, spidol sebagai alat menulis.
2.2.4.2 Pelaksanaan Berikut adalah langkah-langkah pembelajarannya. Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18
1. Siswa dan guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran. Diawali dengan mengucapkan salam, mempresensi kehadiran guru. 2. Siswa diberi motivasi agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran. 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengekspresikan opini tentang karangan narasi dan gambar karikatur. 4. Siswa dibagikan kertas warna sebagai media menulis. 5. Siswa diberikan karikatur yang menarik untuk meransang pikirannya. 6. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah peristiwa yang berkaitan dengan karikatur yang diberikan. 7. Siswa diminta untuk melukiskan tema peristiwa yang akan ditulisnya. 8. Siswa diminta untuk menuliskan tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa tersebut. 9. Siswa diminta untuk menuliskan rangkaian peristiwa secara garis besar. 10. Siswa dipersilahkan untuk melakukan proses kreatif menulis karangan narasi berdasarkan catatan-catatan mengenai tokoh dan garis besar rangkaian cerita yang telah ditulis sebelumnya menjadi karangan narasi yang utuh. 11. Setelah selesai menulis, siswa diperbolehkan untuk memberi sentuhan warna-warna atau gambar pada lembar kerjanya. 12. Setelah menyelesaikan tulisannya, siswa mengumpulkan lembar kerjanya.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19
13. Siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengekspresikan
atau
mengungkapkan perasaannya setelah melakukan proses kreatif menulis. 14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan tentang karangan narasi. 15. Siswa melakukan pengayaan dengan membuat kliping tentang karangan narasi.
2.3 Menulis 2.3.1 Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan
mungkin
dapat
menyampaikan
makna-makna,
tetapi
tidak
menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Tarigan, 1994:21). Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan gagasan dan pikiran kepada orang lain dengan media tulisan. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan M. Yunus, 2006: 5).
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20
Berdasarkan pengertian yang ada, penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dan ide dalam bentuk bahasa tulis dengan tujuan untuk memberi tahu, meyakinkan, dan menghibur.
2.3.2 Tujuan Menulis Setiap jenis tulisan pasti mengandung tujuan, oleh karena itu sebelum menulis hendaknya seorang penulis menentukan tujuan menulis terlebih dahulu. Menurut Tarigan (1994:23) menulis memiliki tujuan: 1) memberitahukan atau mengajar, 2) meyakinkan atau mendesak, 3) menghibur atau menyenangkan, dan 4) mengutarakan/mengekspresikan perasaan atau emosi yang berapiapi. Tabel 2.1 Hubungan Antara Maksud dan Responsi Pembaca Maksud Penulis
Responsi Pembaca
Memberitahukan atau mengajar
Mengerti atau memahami
Meyakinkan atau mendesak
Percaya atau menantang
Menghibur atau menyenangkan
Kesenangan estetis
Mengutarakan atau
Tingkah laku atau pikiran yang
mengekspresikan perasaan dan
dikendalikan oleh emosi
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21
emosi yang berapi-api Tarigan (1994:5) Hartig dalam Tarigan (1994:24) menyatakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut ini. 1. Assignment purpose (tujuan penugasan) Menulis sesuatu karena ditugaskan bukan karena kemauan. 2. Altruistic purpose (tujuan alturistik) Menulis yang bertujuan untuk menghibur pembaca. Membantu pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. 3. Persuasive purpose (tujuan persuasif) Menulis yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca. 4. Informational purpose (tujuan informasi) Menulis yang bertujuan untuk member informasi atau keterangan kepada para pembaca. 5. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) Menulis yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 6. Creative purpose (tujuan kreatif) Menulis yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan kesenian. 7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Menulis yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
Berdasarkan berbagai tujuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, penulis menyimpulkan bahwa tujuan menulis adalah menyampaikan gagasan atau mengekspresikan perasaan dalam bentuk tulisan agar dibaca atau diketahui oleh orang lain.
2.3.3
Fungsi Menulis Menurut Tarigan, fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi
(Subchi, 2003 : 7). Adapun fungsi menulis itu ada beberapa antara lain : 1) Memudahkan siswa untuk berfikir kreatif, 2) Memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan, 3) Mempermudah daya tangkap, 4) Memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, 5) Menyusun urutan berbagai pengalaman. Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah: 1) Mengembangkan kemampuan bernalar, 2) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, 3) Mengungkapkan pikiran, 4) Mengungkapkan perasaan dan, 5) Membina persatuan dan kesatuan bangsa (Tim Penatar Privinsi Jawa Tengah, 1998 : 22). Berdasarkan keterangan diatas, jelaslah bahwa menulis akan membuat kita menggali dan memunculkan pikiran serta ide yang diserap dari lingkungan sekitar. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang sia-sia karena memiliki beberapa fungsi bagi penulis maupun pembaca.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23
2.3.4 Manfaat Menulis Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1994: 1-2) ada beberapa manfaat menulis antara lain yaitu: 1) dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis, 2) melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan, 3) dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan, 4) permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui kegiatan menulis, 5) melalui tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif, 6) dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat dipecahkan dengan lebih melalui tulisan, 7) dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. Penulis menjadi penemu atau pemecah masalah bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain, 8) melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dari pendapat diatas, jelas bahwa melalui menulis seseorang akan mampu mengenali potensi yang dimilikinya. Penulis akan mengetahui sampai Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24
dimana pengetahuannya tentang suatu topik atau bahan yang akan dibuat tulisan. Untuk mengembangkan topik tersebut, penulis harus berpikir, menggali pengetahuan dan pengalamannya. Menulis sebuah karangan sederhana secara teknis dituntut memenuhi persyaratan dasar seperti kalau akan menulis karangan yang rumit. Dalam menulis karangan sederhana diperlukan adanya pemilihan topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikannya dalam kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis, dan sebagainya. Walaupun demikian, kemampuan menulis bukanlah milik orang yang mempunyai bakat dalam menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja yang berniat dalam mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan.
2.4 Karangan Narasi 2.4.1 Pengertian Karangan Narasi Karangan
narasi
merupakan
bentuk
karangan
yang
bersifat
menceritakan suatu peristiwa, kejadian atau masalah secara kronologis. Selain itu karangan narasi tidak mementingkan hubungan sebab akibat sehingga antara paragraf yang satu dengan yang lain tidak merupakan sebab akibat. Isi yang diceritakan adalah hal-hal atau peristiwa yang telah terjadi dalam rangkaian atau urutan waktu. Narasi merupakan suatu bentuk karangan atau tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25
masalah (Parera, 1993:5). Masalah yang dibahas dalam narasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa secara berurutan. Karangan narasi merupakan tahapan-tahapan yang berhubungan dengan waktu. Narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2001:136). Sejalan dengan pendapat tersebut, Parera (1993:5) mengatakan bahwa pengarang narasi bertindak sebagai sejarawan atau tukang cerita. Dengan demikian, karangan narasi merupakan bagian atau bentuk karangan yang menceritakan suatu peristiwa, kejadian, atau permasalahan secara berurutan. Berdasarkan definisi karangan yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah sebagai berikut. 1) Karangan narasi adalah karangan yang bersifat menceritakan suatu peristiwa, kejadian atau masalah secara kronologis. 2) Karangan narasi tidak mementingkan hubungan sebab akibat dari masalah yang diceritakan. 3) Dua unsur pokok yang diperhatikan dalam karangan narasi adalah perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2.4.2 Ciri-ciri Karangan Narasi Menurut keraf (2000:136) karangan narasi memiliki ciri yang membedakan dengan karangan yang lain, yaitu. 1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
2) Dirangkai dalam urutan waktu. 3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi? 4) Ada konfliks. Selain itu, karangan narasi juga memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan karangan yang lain, yaitu 1) dari segi isi Karangan narasi isinya berupa cerita atau memaparkan suatu peristiwa, baik itu peristiwa rekaan maupun peristiwa yang nyata (benar-benar terjadi). 2) dari segi tujuan Menurut Keraf (2007:138), karangan narasi bertujuan untuk memperluas pengetahuan seseorang atau berusaha untuk memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman. 3) dari segi unsur Karangan narasi mengandung unsur pelaku, tindakan, ruang dan waktu. 4) dari segi penggunaan bahasa Menurut Keraf (2007:138), bahasa yang digunakan dalam karangan narasi ada yang cenderung figuratif dengan menitikberatkan penggunaan katakata konotatif dan ada juga yang cenderung ke bahasa informasi dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif. 5) dari segi dasar pembentuknya
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
Keraf (2007:138) menyatakan bahwa dasar pembentukan karangan narasi adalah tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa dan berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa karangan narasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Peristiwa merupakan bagian utama dalam karangan narasi; 2) Peristiwa dalam karangan narasi disusun secara kronologis; 3) Adanya tokoh-tokoh yang disertai gambaran perwatakannya serta latar tempat dan waktu; 4) Bahasa yang digunakan bersifat informatif; 5) Karangan narasi bertujuan untuk memperluas pengalaman pembaca.
2.4.3 Jenis Karangan Narasi Berdasarkan tujuan dan sasarannya, karangan narasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. 1) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utama dari narasi ekspositoris adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca
sesudah
membaca
kisah
tersebut.
Narasi
ekspositoris
mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
Narasi ekspositoris bersifat khas dan regeneralisasi, yaitu narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Karangan narasi. Karangan narasi ekspositoris merupakan karangan yang bersifat khusus karena berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya satu kali terjadi. Contoh karangan narasi ekspositoris adalah kisah perjalanan, kisah kematian, dan pengalaman jatuh cinta.
2) Narasi Sugestif Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa untuk meransang daya khayal para pembaca. Karangan narasi sugestif bertujuan untuk menyampaikan sebuah makna dengan cara meransang, menimbulkan, dan memainkan daya khayal pembaca. Dengan begitu makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Selain kedua jenis narasi di atas, karangan narasi memiliki beberapa bentuk khusus, yaitu autobiografi dan biografi, anekdot dan insiden, sketsa dan profil. Tabel 2.2 Perbedaan Karangan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Narasi Ekspositoris
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Narasi Sugestif
29
1. Memperluas pengetahuan.
1. Menyampaikan
suatu
makna atau suatu amanat yang tersirat. 2. Menyampaikan
informasi
2. Menimbulkan daya khayal.
mengenai suatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran untuk
3. Penalaran hanya berfungsi
mencapai
sebagai alat menyampaikan
kesepakatan nasional.
makna sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan ke bahasa figuratif dengan titik berat pada penggunaan menitik-beratkan kata-kata denotatif. penggunaan
kata-kata
konotatif. Keraf (2007:138)
2.4.4 Unsur-unsur Karangan Narasi Keraf (2007:145) menyatakan bahwa karangan narasi terdiri atas unsur perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Selain itu keraf menambahkan bahwa tema, alur, cerita, tokoh, dan pesan merupakan unsurunsur yang membangun karangan narasi.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
Berpijak pada pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa unsur-unsur yang membangun karangan narasi adalah: 1) Tema Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Tema juga didefinisikan sebagai ide yang mendasari sebuah cerita dan menjadi titik awal pengarang dalam menciptakan karyanya.
2) Alur Alur merupakan rangakain pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. 3) Latar Latar adalah suatu tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa uang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar secara umum. Misalnya dikatakan: di tepi hutan, di sebuah desa, atau di sebuah pulau. Dalam latar waktu, misalnya disebutkan: pada zaman dahulu, pada suatu senja, pada suatu malam, atau pada suatu hari. Namun demikian, ada juga yang menyebutkan latar tempat dan waktu secara pasti. Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
4) Penokohan Penokohan adalah cara penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Ada beberapa teknik penokohan sebagai berikut. a. Realistis atau tidak realistis Realistis adalah sebagaimana manusia pada umumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak realistis sebaliknya adalah penggambaran tokoh yang berlebihan. Yang baik digambarkan baik sekali tanpa kekurangan seperti superman, sedangkan yang buruk atau jahat digambarkan sangat jahat tanpa ada setitik kebaikan. b. Karikaturis Penggambaran
tokoh
yang
ringkas
dengan
berlebih-lebihan
menekankan ciri-cirinya yang menonjol. Penggambaran ini digunakan untuk maksud meledek, mengejek ataupun menyindir. c. Stereotipical Penggambaran tokoh yang digunakan hanya untuk mewakili gambaran umum yang dimiliki masyarakat tentang kelompok tertentu. Misalnya seorang tokoh wanita yang stereotipical adalah lemah, suka menangis dll. 5) Sudut pandang Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita. a. Sudut pandang orang pertama Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita. b. Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh. d. Sudut pandang campuran (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu) Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama. 6) Amanat Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam karyanya. Pengarang dapat menyampaikan amanat yang ingin disampaikannya baik secara tersirat maupun tersurat.
2.4.5 Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Untuk menulis karangan narasi dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut 1) Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan; Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
2) Menentukan sasaran pembaca; 3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur; 4) Membuat kearangka karangan; 5) Menentukan tokoh, perwatakan, latar, alur, dan sudut pandang; 6) Mengembangkan cerita.
Shyntia Widia Rahayu, 2011
Penggunaan Media Karikatur... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu