BAB 2 LANDAS AN TEORI
2.1
Teori-Teori Dasar/ Umum 2.1.1
Pengertian Sistem Beberapa pengertian sistem antara lain sebagai berikut: M enurut
O’Brien
(2005, p29), sistem kebanyakan
dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. M enurut William dan Sawyer (2005, p457), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi unutk melakukan suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sistem penting karena mencakup serangkaian aktivitas untuk mencari cara yang terbaik dalam mencapai tujuan.
2.1.2
Pengertian Informasi M enurut O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. M enurut M cLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. M enurut Laudon (2007, p14), informasi adalah data yang telah disusun ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
13
14
2.1.3
Pengertian Sistem Informasi M enurut O’Brien
(2005, p5), sistem informasi merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. M enurut
Laudon
(2007,
p14),
sistem
informasi
adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama mengumpulkan
(atau
mengambil),
memproses,
menyimpan,
dan
menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi. M enurut Turban (2008, p6), sistem informasi adalah suplai informasi yang berguna untuk memproses data menjadi informasi dan pengetahuan.
2.1.4
Pengertian Data M enurut O’Brien (2005, p696), data adalah fakta-fakta atau observasi mengenai fisik atau transaksi bisnis. Lebih spesifik lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau kejadian. M enurut William dan Sawyer (2005, p12), data terdiri dari faktafakta yang belum diolah dan belum diproses menjadi informasi.
15
M enurut M cLeod (2007, p9), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai; fakta mentah yang belum diolah.
2.1.5
Pengertian Analisis Sistem M enurut M cLeod (2007, p74), analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau memperbaharui sistem yang telah ada.
2.1.6 Proses Bisnis M enurut Jones dan Rama (2006, p4), proses bisnis adalah urutan proses aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan untuk memperoleh, memproduksi, menjual barang dan jasa. Proses bisnis dapat dilihat melalui siklus transaksi proses bisnis tersebut dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga siklus transaksi utama yaitu : •
Siklus perolehan atau pembelian yang meliputi proses pembelian barang dan jasa.
•
Siklus konversi yang meliputi proses untuk mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang dan jasa.
•
Siklus pendapatan yang meliputi proses penyediaan barang dan jasa ke pelanggan.
16
2.1.7
Kuesioner 2.1.7.1 Pengertian Kuesioner M enurut Sugiono (2007, p135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan apsti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
2.1.7.2 Skala Pengukuran M enurut
Sugiono
(2007,
p84),
skala
pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. M enurut Sugiono (2007, p86), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
17
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat merupakan kata-kata antara lain : 1. Sangat Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor 5. 2. Setuju/ sering/ positif diberi skor 4. 3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor 3. 4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2. 5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negatif diberi skor 1. Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka instrumen tersebut diberikan kepada 100 orang karyawan. Dari 100 orang pegawai setelah dilakukan analisis misalnya : 25 orang menjawab SS (sangat setuju). 40 orang menjawab ST (setuju). 5 orang menjawab RG (ragu-ragu). 20 orang menjawab TS (tidak setuju). 10 orang menjawab STS (sangat tidak setuju). Berdasarkan data tersebut, 65 orang atau 65% karyawan menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas karyawan setuju dengan metode kerja baru. Data tersebut juga dapat dianalisis berdasarkan skoring setiap
jawaban dari
responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka, Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 x 5 = 125. Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawab ST = 40 x 4 = 160.
18
Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab RG = 5 x 3 = 15. Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 10 x 2 = 40. Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 x 1 = 10. Jumlah seluruh skor adalah 350. Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500 (SS) (skor tertinggi). Jumlah skor rendah = 1 x 100 = 100 (STS). Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja baru itu = (350 : 500) x 100% = 70% dan berada di daerah setuju.
2.2
Teori-Teori Khusus 2.2.1
Enterprise Resources Planning (ERP) M enurut O’Brien (2005, p699) enterprise resources planning adalah software lintas fungsi terpadu yang merekayasa ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber daya manusia, dan proses bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efesiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya.
M enurut website (http://erpweaver.com/), sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi terintegrasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
19
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
Konsep dari sistem ERP dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konsep Dasar Sistem ERP
Sistem ERP mengintegrasikan informasi dan proses-proses yang berbasis informasi pada sebuah bagian atau antar bagian dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem ERP terdiri atas beberapa subsistem (modul) yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori, dan sistem human resource. M asing-masing subsistem terhubung dengan sebuah database terpusat yang menyimpan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing subsistem. Sub sistem mewakili sebuah bagian fungsionalitas dari sebuah organisasi perusahaan.
20
Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web. 2. Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada. 3. Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan. 4. Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data. 5. Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses transaksi dan aktifitas perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:
1. M endukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai negara. 2. M endukung industri-industri tertentu seperti industri minyak dan gas, kesehatan, kimia, hingga perbankan. 3. M ampu di-customize dengan mudah tanpa harus mengubah source code program.
Sistem ERP yang ada pada saat ini kebanyakan menggunakan sistem arsitektur 3-tier atau lebih. Arsitektur 3-tier secara umum digambarkan sebagai berikut:
21
Gambar 2.2 Arsitektur Sistem ERP 3-tier
Komponen-kompenen arsitektur 3-tier tersebut adalah: •
Presentation Layer
Presentation layer merupakan sarana bagi pengguna untuk menggunakan sistem ERP. Presentantaion layer dapat berupa sebuah aplikasi (sistem berbasis desktop) atau sebuah web browser (sistem berbasis web) yang memiliki graphical user interface (GUI). Pengguna dapat menggunakan fungsi-fungsi sistem dari sini, seperti menambah dan menampilkan data.
22 •
Application layer
Lapisan ini berupa server yang memberikan layanan kepada pengguna. Server merupakan pusat business rule, logika fungsi, yang bertanggung jawab menerima, mengirim dan mengolah data dari dan ke server database. •
Database layer
Berisi server database yang menyimpan semua data dari sistem ERP. Database layer bertanggung jawab terhadap manajemen transaksi data.
2.2.2
Pengertian Oracle E-Business Suite (EBS )
M enurut
website
(http://logistics.about.com/od/supplychain
software/a/oracle_EBS.htm), Oracle E-Business Suite (EBS) version 12 adalah produk yang tersedia di internet yang dapat dikendalikan dari satu situs. Sebuah perusahaan dapat mengoperasikan single data center dengan single database, mirip dengan produk ERP lainnya. Ini dirilis pada Febuari 2007 dan memerlukan nomor produk agar users dapat mengimplementasikan bisnisnya. Oracle EBS merupakan produk ERP, seperti halnya aplikasi SCM dan CRM . Setiap aplikasi dilisensi secara terpisah jadi perusahaan dapat memilih kombinasi yang cocok untuk proses bisnis.
23
M enurut
website
applications/ebusiness/index.html),
(http://www.oracle.com/us/products/ Oracle E-Business Suite adalah
sebuah kumpulan software yang menawarkan kepada organisasi untuk mengatur proses bisnis. Ini adalah produk yang menawarkan hampir semua alur bisnis yang digunakan oleh sebagian besar organisasi.
Gambar 2.3 Form Login Oracle E-Business Suite E-Business Suite menawarkan beberapa produk seperti : •
Financial
•
Procurement
•
Customer Relationship Management
•
Project Management
•
Supply Chain Planning and Management
•
Discrete Manufacturing
•
Process Manufacturing
24
•
Order Management
•
Human Resources Management System
•
Application Technology Keuntungan yang diperoleh dari Oracle E-Business Suite :
Tabel 2.1 Oracle E-Business Suite Significant Benefit Produk Oracle Oracle E-Business Suite
Keunggulan Produk kecerdasan
terlengkap bisnis
saling terintegrasi.
Hasil dan M enjangkau semua sudut pandang yang secara keseluruhan dari rantai bisnis perusahaan. M enjalankan kinerja secara konsisten keuangan dan informasi operasional. M enyediakan setiap karyawan dalam perusahaan informasi yang lengkap dan relevan yang terkait dengan masing-masing peranan mereka.
25
Platform bisnis global yang M engoperasikan secara global ketika paling dapat beradaptasi.
prosesnya lokal. M emperluas proses bisnis global melalui Arsitektur Integrasi Aplikasi Oracle. M endukung operasi-operasi global perusahaan.
Strategi paling
aplikasi berfokus
pihak pelanggan.
yang M elindungi
nilai
jual
investasi
kepada perusahaan saat ini. M emperluas
nilai
jual
aplikasi
perusahaan. M entransformasikan
perusahaan
kepada generasi bisnis masa depan.
26
Gambar 2.4 Oracle E-Business Suite Implementasi dan User Guide untuk Multiple produk yang telah diimplementasikan oleh sebuah organisasi. Pada gambar di atas, data umum memrepresentasikan entity yang dapat digunakan kembali sebagai satu akses dalam sebuah produk dan kemudian dibagikan dan digunakan kembali oleh aplikasi lainnya.
2.2.3
Personalisasi M enurut
website
(http://download.oracle.com/docs/cd/
B53825_04/current/html/docset.html),
personalisasi
menjadi pilihan
pertama untuk melakukan perubahan pada sistem dengan cara teraman
27
jika kebutuhan bisnis masih tidak dapat dipenuhi oleh jalan konfigurasi dan set-up apabila ketika dalam E-Business Suite, teknologi mendasar yang memfasilitasi user interface pada layer presentasi memungkinkan orang yang mengimplementasikan sistem dan pengguna akhir untuk melakukan personalisasi isi dari form aplikasi dan halaman-halaman web secara formal. Teknologi utama yang memungkinkan personalisasi pengguna dalam E-Business Suite adalah Oracle Forms dan Oracle Application Framework (OAF), seringkali mengacu pada form personalisasi dan OA kerangka kerja personalisasi. Tim pengembangan
teknikal diperlukan
dalam hal baik
untuk
memperluas fungsionalitas produk atau memperkenalkan modul baru yang telah disesuaikann secara lengkap yang mengintegrasikan dengan produk dan fungsionalitas standard. Bergantung pada teknologi mendasar dari kedua istilah penyesuaian dan perluasan yang seringkali digunakan secara bersimpangan. M emperluas fungsionalitas produk melalui sarana penulisan kode yang disesuaikan dapat menjadi sangat erat ataupun renggang terhubung dengan kode E-Business Suite aplikasi.
28
2.2.4 ORACLE Plan-to-Produce M enurut Genald et all (2004, p15), Oracle Plan-to-Produce mencatat aktivitas produksi aktual di lapangan. Plan-to-Produce memungkinkan sebuah organisasi melaporkan produksi terkait dengan discrete job dan repetitive schedule, atau dengan menggunakan completion transaction. Plan-to-Produce yang adalah sebuah sistem manajemen produksi yang lengkap, merupakan bagian dari aplikasi Oracle dan mengintegrasikan solusi bisnis. Plan-to-Produce mendukung dalam discrete, project, repetitive, assamble-to-order, work order-less, lot-based-jobs, atau kombinasi dari metode manufaktur.
Gambar 2.5 Alur Proses Plan-to-Produce
2.2.5
Discrete Job M enurut Genald et all (2004, p582), Discrete Job adalah sebuah fitur produksi yang paling berguna dalam Oracle E-Business Suite. Discrete Job digunakan untuk strategi manufaktur pada banyak bagian, make to stock, assemble to order, configure to order, dan untuk kebutuhan produksi non standard job seperti rework dan produksi prototype. Discrete Job dapat dibuat dalam beberapa cara dengan
29
merealisasikan
pesanan
yang
telah
direncanakan
dari
aplikasi
perencanaan; melalui pembuatan job secara otomatis berdasarkan pada ATO atau COT pesanan penjualan; melalui sebuah interface; atau secara manual diperlukan. Dalam pembuatan Discrete Job, atribute harus diaktifkan. Sebuah pesanan produksi untuk proses manufaktur mengenai spesifik kuantitas dari sebuah perakitan, menggunakan material dan sumber daya yang spesifik, dalam jangka waktu yang dibatasi. Sebuah discrete
job
menggumpulkan
biaya-biaya
dari
produksi
dan
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan biaya-biaya tersebut yang termasuk variasi job. Ini juga dikenal sebagai pesanan pekerjaan atau pesanan perakitan. Discrete Job dalam WIP (juga disebut Work Order, Production Orders, atau Shop Orders) M erepresentasikan sebuah produksi dengan kuantitas dan item yang spesifik, diselesaikan pada tanggal tertentu. WIP dapat di-generate melalui planning product, dibuat secara otomatis dengan respon kepada sales orders untuk produk assemble-to-order, atau dibuat secara manual. Discrete Job mendefinisikan sebuah discrete item untuk dibuat dan mempunyai kuantitas yang tetap, tanggal dimulai, dan tanggal penyelesaian. Aktivitas yang terkait dengan discrete job dilaporkan dengan nomor job yang unik.
Informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Discrete Jobs:
30
¾ Type: Pengaturan dasar untuk tipe job adalah Standard, tapi organisasi dapat mengubahnya menjadi Non-Standard Job untuk membuat Non-Standard Job. ¾ Assembly: ini adalah fitur yang menunjukan jumlah produk yang akan diproduksi dalam perihal Standard Job. Fitur ini tidak diperlukan untuk pembuatan Non-Standard Job. ¾ Class: Kelas accounting dari jenis job yang terkait. Nilai setting-an class awal untuk Standard Job berdasarkan pada parameter WIP, tetapi dapat diubah. Berbeda dalam hal pembuatan Non-Standard Job, class harus dimasukkan secara manual untuk menentukan tipe accounting yang dijalankan. ¾ Status: Setting-an status awal adalah Unreleased, tetapi user dapat memilih Released atau Hold ketika user membuat job. ¾ Start (Quantity): kuantitas yang direncanakan untuk menjalankan sebuah job; ini akan menentukan material requirement. ¾ Start or Completion Date: Tanggal yang direncanakan oleh user untuk menjalankan atau menyelesaikan job. Apabila proses assembly yang dilakukan memiliki routing, tanggal akan dikalkulasikan dengan menjadwalkan operasi routing. Untuk Non-Standard Job tanpa routing, tanggal mulai (start) dan penyelesaian (completion) harus dimasukkan secara manual.
Discrete Job secara tipikal terdiri dari lima status yang berbeda :
31
¾ Unreleased: menandakan bahwa sebuah job sedang dalam posisi menunggu; tidak ada material, perpindahan material, atau transaksi resource yang dapat dicatat terkait job tersebut, tetapi user dapat melakukan modifikasi data ataupun melakukan percetakan paperwork. ¾ Released: Job tersebut siap
untuk dijalankan atau diproses.
M erealisasikan sebuah job memindahkan kuuantitas job kepada langkah queue operasi pertama. M erealisasikan sebuah job juga mengatur realisasi date dari job tersebut pada tanggalan sistem saat ini, tanggal ini tidak dapat dimodifikasi. ¾ Complete: Job telah diselesaikan, dan tidak hasil lain lagi yang akan diharapkan. WIP menandakan status ini secara otomatis ketika total kuantitas job dipenuhi. User masih dapat mengubah material dan resource ke dalam complete job; secara special berguna apabila user tidak mencatat biaya pada waktu dijalankan. ¾ Complete – No Charge: Status ini mengindikasikan bahwa tidak ada lagi biaya dan aktivitas yang terlibat; user tidak dapat mengeluarkan atau memodifikasi transaksi material atau biaya resource. Status ini selalu dijalankan secara manual untuk Discrete Job; ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa seseorang telah mengecek job dan melakukan verifikasi bahwa semua biaya yang sesuai telah dicatat. ¾ Closed: Status closed menandakan setiap variasi job untuk job tersebut. Ini sering dikaitkan dengan fungsi accounting.
32
Ada dua status tambahan, dimaksudkan untuk mengatasi perkecualian: ¾ Hold: Status ini menahan setiap material dan biaya resource untuk berkaitan dengan job-job yang ada, sampai setelah status diubah. ¾ Cancelled: Status Cancelled menggantikan setiap job yang mana user tidak menjalankan atau menggunakannya lagi dalam perencanaan.
2.2.6
Non Standard Job M enurut Genald et all (2004, p588), Non-Standard Job digunakan untuk aktivitas produksi Non-Standard Job, seperti rework, produksi prototype, atau
bahkan operasi pemeliharaan sederhana. User dapat
membuat Non-Standard
Job pada Form Discrete Jobs dengan
menspesifikasikan tipe pada Non-Standard dan menentukan Class Accounting yang sesuai untuk membedakan NSJ sebagai asset atau class pengeluaran biaya. Non-Standard Job berbeda dengan Standard Discrete Job karena tidak ada bill of material atau routing yang dapat dipilih secara otomatis. Pada Non-Standard Job menekankan pada hal fleksibilitas, user tidak perlu memilih bill atau routing untuk produk yang akan diproduksikan. Proses Non-Standard Job selanjutnya sama dengan Standard Discrete Jobs.
33
2.2.7
Move Tran saction M enurut Genald et all (2004, p603), move transaction adalah kegiatan yang digunakan untuk mencatat perpindahan material diantara atau di dalam operasi pada routing job atau repetitive shcedule. Move Transaction dapat secara optional berkaitan dengan resource, baik itu secara otomatis atau manual. User juga melihat informasi status yang telah ditentukan sebelumnya pada langkah operasi internal dan dapat secara optional menyelesaikan kuantitas ke menjadi inventory. Untuk melakukan move transaction, identifikasikan job atau schedule yang diinginkan. M emilih tipe transaksi dari terhadap perpidahan material, dan identifikasikan operasi “from” atau “to” dan langkah “step” untuk perpindahannya. Dalam form transaksi region akan tertera kuantitas yang tersedia pada bagian langkah “from”; masukkan kuantitas yang diinginkan untuk produksi. Move Transaction juga memungkinkan user untuk memasukkan kode alasan standard dan mereferensikan untuk setiap transaksi dan secara optional menempatkan scrap ke dalam scrap account, dengan menspesifikasikan sebuah nama lain dari account tersebut atau account ketika user memindahkan kuantitas ke langkah operasi internal scrap.
34
2.2.8
Intra-Operation Step M enurut Genald et all (2004, p574), intra-operation step adalah langkah operasi intra yang harus dilewati dalam suatu organisasi untuk melakukan produksi material sebagai realisasi job, sistem akan selalu menggunakan langkah “Queue” pada operasi pertama routing dan langkah “To Move” pada langkah terakhir, langkah yang lainnya adalah bersifat optional.
¾ Queue: Kuantitas pada langkah “Queue” dalam sebuah operasi tersedia pada operasinya, menunggu untuk dijalankan. M erealisasikan job atau jadwal yang telah dibuat sebelumnya untuk memasukkan job dan jadwal tersebut ke dalam tahap “Queue” pada operasi pertama di routing. ¾ Run: Langkah “Run” merepresentasikan kuantitas yang mana produksi telah dijalankan. ¾ To Move: Langkah ini mengindikasikan kuantitas yang telah berhasil diselesaikan dan siap untuk di pindahkan ke operasi selanjutnya atau kuantitas pada akhir job siap untuk di pindahkan sebagai stock.
35
Gambar 2.5 Intra-Operation Steps
2.2.9 ORACLE Inventory M enurut
website
(http://download.oracle.com/docs/cd/
B53825_04/current/html/docset.html), Oracle Inventory adalah sebuah fondasi dari Oracle Manufacturing Suite. Pada bagian inventory inilah sebuah
organisasi
menetapkan
sebuah
model
dari
perusahaan;
mendefinisikan item atau bagian-bagian yang perusahaan gunakan dalam manufaktur; dan me-maintain keseimbangan inventory secara terusmenerus melalui transaksi yang merefleksikan aktivitas sehari-hari; seperti penerimaan material, pengeluaran material, dan pergerakan
36
material. Oracle Inventory adalah pemilik dari master item, di mana sebuah oragisasi mendefinisikan item-item atau bagian-bagian yang digunakan dalam operasi organisasi. Setiap raw material, barang yang dibeli, produk yang diproduksi, dan barang jadi harus di identifikasikan melalui sebuah nomor item, kunci unik dalam Oracle Suite.
Gambar 2.6 Struktur Inventory Dalam Oracle
Oracle
Inventory
menyediakan
transaksi-transaksi
yang
diperlukan untuk menjaga kuantitas On-hand. Transaksi-transaksi ini mencatat sebagian besar pergerakan inventory (receipts, issues, dan perubahan menyediakan
lokasi);
Bagian
transaksi
Produksi
dan
Order
inventory yang terkait
Management
dengan
aktivitas
manufaktur dan pengiriman. Transaksi inventory memungkinkan sebuah organisasi menerima material dari proses pembelian, pengembalian
37
barang dari pelanggan atau pengiriman inter-organisasi. Oracle inventory juga memungkinkan untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat lain dan mencatat penyesuaian dari beberapa jenis. Pada kesimpulannya, Oracle Inventory menyediakan perencanaan inventory dasar, perencanaan minimal dan maksimal, perencanaan Reorder Point, dan kemampuan forecasting dasar.
Teori-teori yang berkaitan dengan Inventory seperti : 2.2.9.1 Inventory Organization M enurut
website
(http://download.oracle.com/docs/cd/
B53825_04/current/html/docset.html),
Inventory
Organization
adalah sebuah plant dimana barang diproduksi atau sebuah organisasi yang memiliki inventory pada lokasi yang spesifik. Offsite warehouse dan distribution center juga di desain sebagai inventory organisasi.
M enurut Genald et all (2004, p39), perusahaan mendefinisikan inventory organisasi dalam form organisasi dengan memasukkan klasifikasi organisasi inventory. Pengklasifikasian membutuhkan perusahaan untuk mendefinisikan parameter bervariasi yang berdampak pada bervariasi fungsi dalam sebuah organisasi antara
38
lain: Accounting, Costing, Material Management, Engineering, dan Manufacturing. Inventory organisasi dibagi menjadi bagian kecil ke dalam beberapa subinventory, sebuah kata yang unik dalam pergudangan kata Oracle.
Gambar 2.7 Inventory Organization Structure
2.2.9.2 Subinventory M enurut
website
(http://download.oracle.com/docs/cd/
B53825_04/current/html/docset.html), sebuah
subdivisi
dari
inventory
subinventory organisasi
adalah yang
39
merepresentasikan sebagai area fisikal atau sekelompok item logical, seperti tempat penyimpanan dan inventory barang rusak. Keseimbangan Inventory dilacak dari sini. Pemesanan data ditempatkan terkait dengan inventory pada level ini. Item dapat dibatasi untuk
memastikan subinventory tertentu.
Sebuah
subinventory dapat juga menjadi sebuah divisi dari sebuah warehouse yang memiliki inventory dengan planning dan karakteristik
reservasi yang
sama
seperti: staging
area,
manufacturing area, and distribution center.
M enurut
Genald
et
all
(2004,
p48),
subinventory
merepresentasikan sebuah subdivisi dari sebuah inventory organisasi. Subinventory digunakan untuk merepresentasikan suatu zona fisikal atau untuk mengidentifikasikan kepemilikan inventory. Satu perusahaan dapat menggunakan subinventory untuk melacak material-material dalam sebuah produksi line atau manufaktur konsumsi. Pada subinventory dapat mendefinisikan beberapa atribut item pada tingkat level subinventory tersebut. Sebuah Subinventory juga memspesifikasikan
karakteristik
tertentu mengenai kuantitas inventory yang tersimpan dan memastikan kuantitas tersebut apakah merupakan Nettable, reservable, atau termasuk keseimbangan Available to Promise (ATP).
40
2.2.9.3 Stock Locator M enurut Genald et all (2004, p52), Stock Locator merepresentasikan lokasi fisikal terkecil dalam aplikasi Oracle yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan perhitungan stock dan melacak material-material yang dikonsumsi perusahaan sebagai bahan baku. Stock Locator adalah sebuah kunci struktur tunggal dan dapat digunakan untuk menyimpan material. Tingkatan level terakhir dalam struktur enterprise inventory adalah locator; Locator M erepresentasikan sebagai sebuah lokasi fisikal di dalam sebuah subinventory.
2.2.10 Move Orders M enurut Genald et all (2004, p490), Move orders adalah sebuah mekanisme untuk melakukan permintaan, pengadaan, dan transfer material dalam sebuah organisasi. Move Orders juga memungkinkan perusahaan untuk melacak perpindahan material di dalam satu organisasi. Move orders memungkinkan manager atau perencana material untuk melakukan permintaan dan memiliki hak dalam hal memindahkan material di dalam sebuah gudang untuk tujuan seperti pengembalian material, penerimaan material, dan pengambilan material. Sebuah
41
organisasi dapat mengenerate Move Orders
secara manual ataupun
otomatis.
2.2.11 Rework Production M enurut Genald et all (2004, p612), pada proses manufaktur masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dan dikerjakan menjadi kesalahan dalam proses produksi. Terkadang sebuah organisasi dapat memperbaiki hasil masalah tersebut dengan melakukan rework terhadap produk yang cacat tersebut, tetapi terkadang juga produk harus dibuang. Jika sebuah organisasi menemukan cacat pada suatu produk selama proses produksi, user harus pertama memindahkan kuantitas yang sesuai pada langkah operasi internal reject. Rework dapat mengindikasikan bahwa kuantitas tidak memenuhi standard kualitas. Kuantitas dapat dilihat oleh aplikasi planning; asumsinya adalah bahwa produk reject akan diperbaiki. Produk defect dapat diperbaiki ketika job masih berada dalam proses beberapa pilihan : ¾
Pilih untuk menerima produk ke dalam stock, kemudian lakukan rework dengan Non-Standard Job.
42
¾
Tambahkan satu atau lebih langkah routing untuk mencatat aktivitas rework.
¾
Lakukan penambahan waktu lebih dan/ atau material terhadap job.
¾
Gunakan langkah “rework” dan memasukkannya kepada produk routing.
2.2.12 Scrap M enurut Genald et all (2004, p615), ketika ada produk yang salah diproduksikan, produk akan dilakukan proses pembuangan, user dapat pemrosesan assembly untuk scrap dengan memindahkannya kepada langkah operasi internal Scrap pada setiap operasi dalam routing, atau user
dapat
menyelesaikan
kuantitas
ke
dalam
inventory
dan
menggunakan transaksi miscellaneous issue untuk melakukan scrapping pada waktu berikutnya. Transaksi scrap akan mengurangi inventory pada biaya standard (atau rata-rata) dan menambahkan pada account scrap.
2.2.13 Lots M enurut Genald et all (2004, p493), lots merepresentasikan sebagai sebuah kelompok item on-hand yang secara umum memiliki karakter yang sama.
43
2.2.13.1
Lot Attributes M enurut Genald et all (2004, p493), lot attributes memungkinkan organisasi untuk mencatat informasi lot yang spesifik. Atribut telah diklasifikasikan ke dalam atribut tanggal, atribut karakter, dan atribut numerik.
2.2.13.2
Lot Splitting M enurut Genald et all (2004, p494), lot splitting memungkinkan sebuah organisasi untuk membagi menjadi dua kuantitas material yang diproduksi dalam sebuah single lots. Pembagian lot dapat juga dilakukan ketika porsi dari sebuah lots memiliki karakteristik yang berbeda. Pembagian lot dapat menjadi 2 tipe ; ¾ Pembagian lot secara full Dilakukan
untuk
membagi
kuantitas
lots
secara
keseluruhan ke dalam lots-lots kecil yang baru, dan mengosongkan lots induknya tanpa kuantitas. ¾ Pembagian lot secara parsial Dilakukan untuk membagi kuantitas lots secara parsial atau sebagian ke dalam lots-lots kecil yang baru, dan menyisakan kuantitas selanjutnya di lots induknya.
44
2.2.14 Manufacturing Execution M enurut Genald et all (2004, p497), Manufacturing Execution berurusan dengan aktivitas-aktivitas keseharian pada bagian Shop floormerealisasikan jobs, mengeluarkan material, melaporkan progress, dan meencatat completion hasil produksi. Manufacturing execution juga harus terkait dengan penanganan kegiatan-kegiatan perkecualian yang berbeda dari kegiatan keseharian seperti pembuangan material, penggantian bagian atau repair, dan rework. Proses ini juga mendukung aktivitas di seluruh metode manufaktur; discrete, repetitive, flow, dan semua strategi manufaktur.
M anufaktur
berdasarkan
pada
pesanan
yang telah
direncanakan secara tipikal dalam sebuah perusahaan dengan menerapkan strategi make-to-stock
dan
sering
digunakan
untuk
manufaktur
subassemblies dalam lingkungan make-to-order.
2.2.15 Fit/ Gap Analysis M enurut
website
(www.businessanalysistherealworld.com
/pdfs/Chapter21-Fit-GapAnalysis.pdf),
fit/
gap
adalah
sebuah
pembelajaran untuk mengidentifikasikan apakah fungsionalitas sistem menyesuaikan kebutuhan pengguna, dan jika beberapa gap diidentifikasi, mereka dicatat dalam format yang ditentukan. Laporan fit/ gap yang
45
dihasilkan secara khusus menggambarkan perbedaan. Proses fit/ gap mengevaluasi
kebutuhan
pengguna
untuk
proyek
dan
mengidentifikasikan beberapa gap dalam fungsionalitas sekarang dengan menggunakan fungsionalitas penuh yang disediakan modul-modul perangkat
lunak.
Alternatif
akan
disediakan
ketika gap
dalam
fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap akan disetujui dengan perubahan pada proses bisnis, custom report, atau customization perangkat lunak.
Fit/ gap analysis secara khusus akan meninjau : •
Setiap proses bisnis area fungsional.
•
Semua elemen data kunci yang butuh untuk diubah atau diciptakan.
•
M etode untuk menggunakan elemen pasti.
Tujuan Fit/ Gap Analysis yaitu : •
M emastikan bahwa perangkat lunak memenuhi semua kebutuhan proses bisnis sekarang.
•
M elayakkan dalam suatu prosedur pasti.
•
M enidentifikasi tampilan penting untuk menangkap.
•
M enidentifikasi permasalahan keperluan perubahan kebijakan.
46
1.
Ranking Requirement Requirement harus diidentifikasikan ke dalam tingkat prioritas mereka. Ini mengizinkan tim proyek dan sponsor tim untuk memastikan semua protes bisnis kritis yang diakomodasi selama implementasi sistem baru. M engizinkan tim proyek untuk berfokus pada area itu yang sangat penting untuk organisasi dan juga penting ketika fungsionalitas baru dapat menambah nilai ke bisnis sekarang untuk meningkatkan proses bisnis, merealisasikan efisiensi, atau meningkatkan pelaporan. Ranking setiap kebutuhan biasanya disediakan menggunakan dokumen kebutuhan proyek. Berikut mengidentifikasi kode-kode yang digunakan dalam kolom rank laporan analysis fit/ gap : H – High / Kebutuhan Penting, yaitu kebutuhan yang kritis, penting untuk operasi dan tanpa mereka organisasi tidak dapat berfungsi; mereka juga meliputi kebutuhan pelaporan eksternal dan internal. M – Medium / Kebutuhan Penambah Nilai, yaitu kebutuhan yang jika dipenuhi, akan meningkatkan proses bisnis secara signifikan, kebutuhan ini biasanya kurang kritis untuk bisnis organisasi, tetapi jika dipenuhi akan memberikan keuntungan biaya signifikan pada organisasi.
47
L – Low / Kebutuhan yang diinginkan, adalah kebutuhan yang baik untuk dimiliki dan hanya akan menambah nilai kecil ke proses bisnis dan mungkin dipertemukan melalui work around atau perubahan proses bisnis.
2.
Tingkat Kesesuaian Tahap selanjutnya tahap analisis adalah menentukan tingkat kesesuaian di antara kebutuhan pengguna dan perangkat lunak. Berikut ini akan diuraikan kode-kode yang digunakan dalam menentukan tingkat kesesuaian untuk analisis fit/ gap : F – Fit – artinya kebutuhan secara penuh dipenuhi oleh perangkat lunak. G – Gap – artinya perangkat lunak tidak memenuhi semua kebutuhan ini. Comment disediakan dan alternatif disarankan diidentifikasi dan rekomendasi dibuat; mungkin menghasilkan rekomendasi untuk kustomisasi dalam perangkat lunak. P – Partial – artinya perangkat lunak memiliki fungsionalitas yang memuaskan kebutuhan. Work around, custom report, atau customization akan, bagaimana pun juga, diidentifikasi ketika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.
48
3.
Gap Resolution Ketika gap diidentifikasi dalam analisis ini, maka akan menyediakan alternatif dan solusi yang direkomendasikan untuk memecahkan gap. Ada beberapa cara untuk memecahkan gap, seperti mengubah
proses
bisnis, merancang work-around,
mengkustomisasi perangkat lunak, atau interfacing dengan sistem lama. Titik kunci untuk mengerti adalah kustomisasi ke fungsionalitas
perangkat
lunak
yang
dihasilkan
akan
meningkatkan biaya implementasi proyek seimbang dampak negatif pada kemampuan untuk upgrade ke new release. Hasilnya, tim proyek seharusnya mengambil pendekatan berikut ketika mencari resolusi pendekatan gap potensial. Berikut adalah penjelasan berbagai pilihan untuk resolusi gap : •
Package Work-Around – pertama tim akan mengidentifikasi cara alternatif pencapaian kebutuhan dalam proses yang dihasilkan.
•
M embuat bisnis menyesuaikan package – jika package workaround tidak mungkin, tim seharusnya merekomendasikan perubah dan potensial proses bisnis untuk menyesuaikan proses dan mengeliminasi gap.
49
•
Customization sebagai usaha terakhir – seharusnya kustomisasi diperlukan, strategi yang dipilih untuk membangun fungsionalitas eksternal baru perangkat lunak dan menampilkan package daripada kustomisasi package-nya sendiri. Definisi kustomisasi perangkat lunak adalah sebagai berikut : Kustomisasi paket perangkat lunak dipertimbangkan menjadi beberapa perubahan aplikasi yang memerlukan intervensi oleh staf pengembangan, atau beberapa perubahan yang dapat berlawanan mempengaruhi kemampuan untuk upgrade ke release perangkat lunak masa depan. Sebagai contoh: •
Kreasi atau modifikasi menus, records, fields, atau peta proses bisnis.
•
Kreasi atau modifikasi proses perangkat lunak, application engines atau proses bahasa komputer.
•
Kreasi laporan baru atau modifikasi ke laporan yang dihasilkan atau perubahan untuk mengimplementasikan field tingkat keamanan.
2.2.16 Flow Chart 2.2.16.1
Definisi Flow Chart
50
M enurut
website
(sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/
Downloads/files/16512/Flowchart.pdf)
Flow
chart
adalah
penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flow chart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmensegmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif
lain
dalam pengoperasian. Flow chart
biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
2.2.16.2
Simbol-Simbol Flow Chart Flow Chart memiliki beberapa simbol sebagai berikut: Tabel 2.2 Simbol FlowChart
Simbol
Penjelasan Symbol Off-line Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang lain). Symbol Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama).
51
Symbol
Process
(Simbol
yang
menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer). Symbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang
tidak
dilakukan oleh komputer). Symbol Decision (Simbol untuk kondisi yang
akan
menghasilkan
beberapa
kemungkinan jawaban/aksi).
Symbol Predefined Process (Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage). Symbol
Terminal
(Simbol
untuk
permulaan atau akhir dari suatu program). Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam simbol ini akan disimpan).
52
Symbol Manual Input
(Simbol untuk
pemasukan data secara manual on-line keyboard). Symbol
punched
card
(Simbol yang
menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu). Symbol disk and on-line storage (Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk. Symbol display (Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya). Symbol
dokumen
(simbol
yang
menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas).
53
2.2.22 Report M enurut The Oxford English Dictionary, report adalah cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang lain yang diteliti secara khusus. Report juga merupakan pernyataan formal dari penelitian, tentang sesuatu hal yang memerlukan informasi yang pasti, dibuat oleh seseorang atau sebuah lembaga atau harus melakukannya. M enurut
website
(http://www.lintasberita.com/go/1279707),
laporan merupakan suatu bentuk penyampaian dan penyajian hasil kegiatan baik secara lisan maupun tulisan atau dokumen berupa faktafakta yang dimanfaatkan guna mengambil sebuah keputusan atau tindak lanjut bagi seseorang atau lembaga instansi tertentu.