BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Bank
2.1.1
PengertianBank Lembaga keuangan bank sangat penting peranannya dalam pembangunan
ekonomi suatu negara.Hal ini disebabkan karena lembaga keuangan bank mempunyai fungsi yang sangat mendukung terhadap pembangunan ekonomi suatu negara.
MenurutUndang-undangRlnomor10tahun1998tanggal10november
1998tentangperbankan,yangdimaksud
denganbankadalah"badan
yangmenghimpundanadarimasyarakatdalambentuk menyalurkannyakepadamasyarakatdalambentukkredit
usaha simpanandan
danataubentuk-bentuk
lainnyadalamrangkameningkatkantaraf hidup rakyatbanyak". Menurut Kasmir (2010:25) mengatakan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Menurut Taswan (2010) mendefinisikan bank sebagai sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan, dan simpanan lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga untuk menghimpun dana masyarakat yang memiliki kelebihan dana, menyalurkan dana untuk masyarakat yang membutuhkan dan memberikan jasa kepada bank lainnya untuk mendapatkan profit demi meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.1.2
Jenis-JenisBank Sejak diberlakukannya Undang- undang No.10 tahun 1998, jenis bank
dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
7
8 1. Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha bank umum meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu b. Memberikan kredit c. Menerbitkan surat pengakuan hutang d. Membeli, menjamin, atau menjual : surat-surat wesel, surat pengakuan hutang, sertifikat Bank Indonesia, obligasi e. Memindahkan uang, menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga dan lain sebagainya 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvesional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha bank perkreditan rakyat meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito
berjangka,
tabungan,
dan
bentuk
lain
yang
dipersamakan dengan itu b. Memberikan kredit c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan kepada bank lain.
9 2.1.3
Fungsi Bank Menurut Julius (2011:135) fungsi bank adalah sebagai berikut: 1. Agent of Trust Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari masing- masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan. Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah keamanan dana masyarkat yang ada disetiap bank sebaliknya bank dalam kedudukannya sebaliknya kreditur yaitu pihak yang memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atau pihak borrower, dalam menjalankan aktivitas kredit sebagai core business nya harus merasa yakin dan percaya terhadap calon penerima kredit atau debitur. 2. Agent of Development Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi, dalam kegiatan ekonomi kita ketahui bahwa kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Kegiatan produksi dilakukan dilakukan untuk menambah nilai guna barang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia, kegiatan distribusi berkaitan dengan kegiatan menyalurkan barang yang telah diproduksi dari produsen kepada konsumen dengan menggunakan saluran-saluran distribusi yang tersedia sedangkan kegiatan konsumsi adalah tindakan untuk mengurangi nilai guna dari suatu barang 3. Agent of Services Indutri perbankan adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan maupun jasa nonkeuangan. Sebagai bank, disamping memberikan pelayanan jasa keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengamanan (safety box), jasa penagihan atau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami perubahan dengan namacity clearing. Dengan pemahanan ini
10 dapat diketahui bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata-mata, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya.
2.1.4
Produk Perbankan Adapun produk-produk perbankan menurut Bank Indonesia adalah : 1. Deposito Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir.Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).Deposito dapat dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. 2. Deposito Berjangka Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu.Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan.Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya
sesuai
dengan
yang
berlaku
di
masing-masing
bank.Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai
(pemindahbukuan).Kepada
setiap
deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.Pencairan depositosebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda. 3. Sertifikat Deposito Sertifikat Deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk Sertifikat, tanpa mencantumkan
nama
pemilik
deposito.Sertifikat
Deposito
dapat
diperjualbelikan kepada pihak lain.Pembayaran bunga Sertifikat Deposito dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. 4. Rekening Giro atau Current Account Salah satu produk perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun badan usaha dalam Rupiah maupun mata uang asing yang
11 penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan menggunakan warkat Cek dan Bilyet Giro. Semua warga negara Indonesia dan warga negara asing serta Badan usaha dan Institusi lain yang sah menurut hukum yang berlaku dapat membuka rekening Giro. 5. Tabungan Simpanan uang di Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku tabungan yang berisi informasi seluruh transaksi yang Anda lakukan dan kartu ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN). Adapun keuntungan menabung di bank antara lain: a. Aman. Uang disimpan dengan aman di bank, tidak mudah di curi maupun tercecer. b. Terjamin. Tabungan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan yang ada. c. Berkembang.
Bank
akan
memberikan
bunga
yang
dihitung
berdasarkan saldo tabungan. d. Praktis. Terdapat kemudahan layanan perbankan elektronik 24 jam per hari antara lain ATM, SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking, Phone Banking dan Call Center. e. Hemat. Kalau terbiasa menabung, Anda dapat menyisihkan uang dan terhindar dari kebiasaan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Selain produk simpanan dan investasi, menurut Bank Indonesia produk lain perbankan adalah kredit. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada sub bab berikut.
2.2
Kredit Kredit merupakan salah satu kegiatan bank yang diutamakan.Peranan bank
sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank, oleh karena itu kredit harus dilakukan sebaik–baiknya agar tidak terjadi kredit macet.
2.2.1
Pengertian Kredit Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang diterjemahkan
sebagai kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya. Kredit dan kepercayaan
12 adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Karena tidak akan mungkin adanya pemberian pinjaman tanpa adanya bangunan kepercayaan disana. Pengertian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 yaitu : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan menurut Supramono (2009:152), kata ‘kredit” berasal dari bahasa Romawi yaitu Credere yang artinya “percaya”. Dengan kata lain kredit dapat dikatakan sebagai kepercayaan yang diberikan oleh debitur (orang yang meminjamkan uang) kepada kreditur (orang yang memberikan pinjaman uang) untuk memberikan sejumlah pinjaman uang dan waktu pengembalian hutang pada waktu yang telah ditentukan. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah pemberian dana yang dilakukan oleh pihak kreditur kepada pihak debitur atas dasar perjanjian yang telah disepakati dan pihak penerima kredit akan mengembalikan pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dengan pemberian bunga
2.2.2
Unsur Kredit Adapun unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit
menurut Irham Fahmi (2008:7)adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Kepercayaan sesuatu yang paling utama dari unsur kredit karena tanpa rasa saling percaya antara kreditur dan debitur akan sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik. 2. Waktu Waktu adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak analis keuangan khususnya oleh analis kredit. 3. Resiko Resiko disini yang paling dikaji adalah pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak kembali atau timbulnya kredit macet.
13 4. Prestasi Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditor diberikan kepada debitor. 5. Adanya Kreditor Pihak yang memiliki uang, barang atau jasa untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk bunga sebagai balas jasa. 6. Adanya Debitur Pihak yang memerlukan uang, barang, atau jasa dan berkomitimen untuk mampu mengembalikannya tepat sesuai waktu yang disepakati serta bersedia menanggung berbagai risiko jika melakukan keterlambatan sesuai dengan ketentuan administrasi yang tertera dalam kesepakatan perjanjian.
2.2.3
Fungsi Kredit Adapun fungsi kredit perbankan dalam aktivitas perekonomian suatu negara
menurut Irham Fahmi (2008:49) adalah : 1. Untuk berusaha memposisikan uang sebagai alat pertukaran yang efektif 2. Sebagai penyalur dana dan pembina bagi dunia usaha 3. Sebagai pengawas moneter 4. Sebagai bagian untuk menghindari pemusatan financial 5. Untuk menciptakan suatu pemerataan pendapatan 6. Untuk meningkatkan aktivitas penggunaan barang dan jasa
2.2.4
Jenis – Jenis Kredit Menurut Ismail (2010:100) jenis-jenis kredit antara lain : 1. Kredit dilihat dari cara penarikannya a. Kredit Sekaligus (aflopend credit) Kredit yang dicairkan sekaligus sesuai dengan praforn kredit yang disetujui b. Kredit Bertahap Kredit yang pencairannya tidak sekaligus akan tetapi dilakukan secara bertahap 2,3,4 kali pencairan dalam masa kredit. Cocok untuk investasi pembangunan.
14 c. Kredit Rekening Koran Kredit yang penyediaan dananya dilakukan melalui pemindahbukuan. Bank akan memindahkan kredit tersebut ke dalam rekening giro nasabah sedangkan penarikannya dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat pemindahbukuan lainnya. 2. Kredit dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang maksimal 1 (satu) tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja b. Kredit jangka menengah Merupakan kredit yang jangka waktu kreditnya antara 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun dan biasanya diberikan untuk keperluan modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumtif c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang jangka waktunya paling panjang yaitu lebih dari 3 (tiga) tahun.Kredit ini diberikan untuk kredit investasi seperti pembelian gedung. 3. Kredit dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan (secured loan) Merupakan kredit yang diberikan dengan jaminan.Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau barang tidak berwujud. b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan) Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan.Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan kreditur. 4. Kredit dilihat dari segi sektor usaha a. Sektor pertanian dan perkebunan Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor pertanian atau perkebunan rakyat. Jangka waktunya dapat jangka panjang dan pendek b. Sektor perternakan dan perikanan Merupakan kredit yang diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek seperti perternakan ayam dan untuk jangka waktu yang relative panjang seperti perternakan ayam dan kambing
15 c. Sektor industri Merupakan kredit untuk membiayai industri pengolahan dari bahan baku menjadi barang jadi baik industri kecil, menengah dan panjang d. Sektor pertambangan Merupakan kredit yang untuk usaha tambang dan biasanya dalam jangka waktu panjang seperti tambang emas, minyak bumi, gas alam dan sebagainya. e. Sektor jasa Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana seperti jasa pendidikan, rumah sakit dan jasa angkutan f. Sektor perdagangan Merupakan kredit yang diberikan untuk pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan g. Kredit perumahan Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai renovasi, pembangunan atau pembelian rumah 5. Kredit dilihat dari jumlahnya a. Kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan skala usaha
sangat kecil
b. Kredit usaha kecil dan menengah (UKM) Kredit yang diberikan kepada pengusaha dengan batasan antara Rp. 50.000.000,- dan tidak melebihi Rp. 350.000.000,c. Kredit korporasi Kredit dengan jumlah besar dan diperuntukan bagi debitur-debitur korporasi (perusahaan besar) 6. Kredit dilihat segi tujuan kredit a. Kredit konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. b. Kredit Investasi Merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk pengadaan barang-barang modal (aktiva tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.
16 c. Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha.Biasanya diberikan dalam jangka waktu satu tahun.
2.3
Analisis Kredit Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon
kredit secara mendalam tentang keadaan usaha suatu proyek pemohon kredit agar pelaksaan kredit yang akan dilakukan dapat berjalan denga lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.
2.3.1
Pengertian Analisis Kredit Analilsis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek,
baik keuangan maupun non keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) mengatakan bahwa analilsis kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai kredit bank cukup layak (feasible)
2.3.2
Prinsip – Prinsip Penilaian Kredit Menurut Dendawijaya (2009:88) dalam memutuskan pemberian kredit atau
melakukan pencairan dana melalui kredit adab beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Prinsip 6C a. Character (Karakteristik) Memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak debitur benar-benar dapat dipercaya.Keyakinan ini tercermin dari latar belakang debitur, baik latar belakang yang bersifat pribadi maupun latar
belakang
pekerjaan.Charactermerupakan
ukuran
menilai
“kemauan” nasabah dalam membayar kreditnya b. Capacity (Kemampuan) Kemampuan
calon
nasabah
dalam
membayar
kredit
yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta mencari laba, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit.
17 c. Capital (Modal) Merupakan analisis bank dengan
mengetahui sumber-sumber
pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Colleteral (Jaminan) Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan harus diteliti keabsahannya dan memiliki nilai yang lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan.Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. e. Condition of economy (Kondisi perekonomian) Menilai kredit hendaknya juga menilai kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang. Prospek usaha di masa mendatang pun perlu diperhitungkan karena memiliki kemungkinan berbeda dengan kondisi masa sekarang. f. Constraint (Kendala) Merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan. Menurut Dendawijaya (2009:88) dalam memutuskan pemberian kredit atau melakukan pencairan dana melalui kredit adab beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Prinsip 7P a. Personality Penilaian dari segi kepribadiannya atau tingakh lakunya sehari–hari atau masa lalunya. b. Party Mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan – golongan tertentu berdasarkan modal loyalitas serta karakternya. c. Perpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis yang diinginkan nasabah.
18 d. Prospect Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datnag apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunnyai prospek atau tidak. e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. g. Protection Merupakan ukuran bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. 2. Prinsip 3R a. Return (hasil yang dicapai) Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan dibitur setelah dibantu denga kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabila membeli kredit kepada pemohon. b. Repayment (pembayaran kembali) Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah kredit harus diangsur atau dicicil atau dilunasi sekaligus diakhir periode. c. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menaggung resiko) Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
2.4
Kredit Bermasalah Kredit bermasalah timbul karena adanya resiko kerugian dalam penyaluran
dana kredit yang mengalami kemacetan. Faktor resiko kerugian itu sendiri
19 diakibatkan dari nasabah yang sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu, atau nasabah yang tidak mampu membayar karena faktor ketidak sengajaan yang dialami nasabah.
2.4.1
Pengertian Kredit Bermasalah Menurut Ismail (2010:222) mengatakan bahwa kredit bermasalah adalah
semua kredit yang memiliki resiko tinggi karena debitur telah gagal atau menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Menurut Gatot, (2009:268) “Kredit bermasalah adalah kredit atau utang yang tidak dapat dilunasi oleh debitur karena suatu alesan sehingga bank selaku kreditur harus menyelesaikan masalahnya kepada pihak ketiga atau melakukan eksekusi barang jaminan Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) adalah debitur mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam melakukan pembayaran kepada bank sehingga debitur harus menyelesaikannya dengan cara eksekusi barang jaminan.
2.4.2
Penggolongan Kredit Bermasalah Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, berdasarkan kolektibilitasnya kredit dikelompokan sebagai berikut : 1. Kredit Lancar Kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu, pekembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan pesyaratan kredit. 2. Kredit dalam pehatian khusus Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan sampai 90 hari. 3. Kredit kurang lancar Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan melampaui 90 hari sampai 180 hari waktu yang disepakati.
20 4. Kredit diragukan Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan sampai telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu yang disepakati. 5. Kredit macet Kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan sampai telah melampaui 270 hari dari waktu yang disepakati.
Tabel 2.1Kolektibitas Kredit No
Day Past
Status
Due
1
0
2
1 – 90
3
Collectibillity
Loan Loss Provisiom
Lancar
1
1%
Dalam Perhatian Khusus
2
5%
91 – 120
Kurang Lancar
3
15%
4
121 – 180
Diragukan
4
50%
5
> 180
Macet
5
100%
2.4.3
Penyebab Kredit Bermasalah Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit bermasalah, menurut
Suparmono, et al. (2009:269) adalah sebagai berikut : 1. Faktor yang berasal dari debitur a. Debitur menyalahgunakan kredit Setiap kredit yang diperoleh debitur telah diperjanjikan dalam perjanjian kredit tentang pemakaian kreditnya. Akan tetapi dalam penggunaan dana pinjaman tersebut telah disalahgunakan oleh debitur. b. Debitur kurang mampu mengelola usahanya Debitur yang telah menerima fasilitas kredit, ternyata dalam praktek tidak dapat mengelola usaha yang dibiayai dengan kredit bank. c. Debitur beritikad tidak baik
21 Ada sebagian debitur yang mungkin jumlahnya tidak banyak yang sengaja dengan segala daya upaya mendapatkan kredit dari bank.Namun setelah kredit diperoleh digunakan begitu saja tanpa dapat dipertanggung jawabkan. 2. Faktor yang berasal dari Bank a. Kualitas pejabat bank Setiap
petugas
atau
pejabat
bank
maanpun
dituntut
untuk
melaksanakan pekerjaannya secara professional sehingga dapat tercipta pelayanan terhadap masyarakat yang memadai. b. Persaingan antar bank Jumlah bank makin hari jumlahnya makin banyak, hal ini merupakan hal yang wajar, dengan jumlah penduduk yang bertambah mempengaruhi jumlah kebutuhan terhadap bank bertambah pula. c. Hubungan intern bank Kredit
bermasalah
juga
dapat
terjadi
karena
bank
terlalu
memperhatikan hubungan ke dalam bank, penyaluran kredit tidak merata dan lebih cenderung diberikan kepada pengurus dan pengawas serta pegawai bank. d. Pengawasan bank Mulai dari proses pemberian kredit, terjadi perjanjian kredit, sampai dengan pelaksanaan perjanjian kredit selalu mendapatkan pengawasan dari bank.
2.4.4
Penanggulangan Kredit Bermasalah Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah, menurut Lukman
Dendawijaya
(2005:83)
pihak
bank
dapat
melakukan
beberapa
tindakan
penyelamatan yaitu : 1. Penjadwalan ulang (Rescheduling) Rescheduling adalah penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur, seperti halnya : a. Memperpanjang jangka waktu kredit, debitur diberikan keringanan dalam jangka waktu kredit dengan memperpanjang jangka waktunya. b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, dengan mengecilkan jumlah angsuran seiring dengan penambahan watu angsuran.
22 2. Persyaratan ulang (Reconditioning) Reconditioning adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit. 3. Penataan ulang (Restructuring) Restructuring adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. 4. Eksekusi barang jaminan Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan utang.
2.5
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor penyebab dari kredit macet perusahaan perbankan
telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian banyak ditemukan di Indonesia dan negara lain sebagian besar mengenai penyebab terjadinya kredit macet pada perbankan. Beberapa penelitian terdahulu ini digunakan sebagai sumber dari penelitian ini ataupun sebagai bahan pendukung untuk melengkapi penelitian ini. Dalam Jurnal berjudul “Analysis of Factors Contributing to Bad Debts In the city of Pontianak (Credit Assessment Kupeda At PT. Bank Main Branch West Kalimantan)”,Oktarizka,Puja.(2012)
membahas
faktor-faktor
penyebab
dari
terjadinya kredit macet pada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan simpulan dari faktor penyebab dari kredit macet baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Dalam Jurnal berjudul “Analisis Kebijakan Pemberian Kredit dan Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Loan To Deposit Ratio Pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk Cabang Rantau, Aceh Tamiang (Periode 20072011)”,Nurul Fitria dan Raina Linda Sari.(2012) membahas bagaimana menentukan kebijakan kredit yang diterapkan, dan juga mengetahui apakah kredit bermasalah secara
signifikan
mempengaruhi
rasio
loan
to
deposito.
Hipotesis dalam penelitian ini diduga kebijakan pinjaman yang baik didasarkan pada teori-teori kebijakan kredit dengan prinsip 5C, dan pengaruh signifikan pinjaman non-performing ke rasio pinjaman terhadap deposit.
23 Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan simpulan dari kebijakan pemberian kredit dengan menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian dalam kebijakan kredit adalah 5C prinsip terdiri dari: Karakter, Kapasitas, Capital, Collateral, Kondisi.
24