Bab 2 Kajian Pustaka
2.1
Penelitian Sebelumnya (State if the Art) Penelitian sebelumnya bertujuan untuk memperlihatkan persamaan dan perbedaan yang ada didalam penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu dua jurnal internasional, satu jurnal nasional dan dua skripsi penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No 1.
Peneliti Hsin Chang;
Judul &Tahun
Metodologi
Penelitian
Penelitian Metode yang
“The study reveals
digunakan dalam
that the relationship
Environment
penelitian ini
between trust and
Cues On
adalah non-
perceived risk is
Purchase
recursive model
reciprocal. Practical
Intention : Trust
dan analisis
implications - Online
And Perceived
empiris.
retailers should
Hsin The Impact Of Su Online Store
Wen Chen
Hasil Penelitian
Risk As A
focus their
Mediator.
marketing strategies
(2008)
more on establishing the brand of the web site rather than improving the functionality of the web site. Originality/value”.
9
10 Persamaan dan Perbedaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh situs online terhadap minat beli konsumen sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh event terhadap minat beli. Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah terdapat persamaan pada variabel Y yang diteliti, yaitu minat beli dan menggunakan teknik uji validasi. Metode yang digunakan pun berbeda. Penelitian ini menggunakan non-recursive model sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan metode regresi linier.
No 2.
Peneliti
Judul &Tahun
Metodologi
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Lee,
Exploring
Penelitian ini
“The twelve-factor
Donghun;
Factors that
adalah penelitian
ATM model fit the
Train, Galen Affect Purchase
kuantitatif,
data from collegiate
T; Lee,
Intention of
menggunakan
athletic events well,
Cindy;
Athletic Team
SPSS untuk
explaining the
Schoenstedt, Merchandise.
multivariate
various impact
Linda J
normality dan
factors that lead to
linear dan
purchase intention of
menggunakan
athletic team
metode analisis
merchandise among
SEM (Structural
sports consumers”.
(2013)
Equation Modeling)
Persamaan dan Perbedaan Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan convenience sample dari 80 mahasiswa di kelas olahraga, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Penelitian ini melakukan pengujian normalitas
11 dan reliabilitas, sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah discriminant validity, sedangkan pengujian hipotesis yang dilakukan peneliti adalah uji validitas dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Uji signifikan merupakan cara pengujian hipotesis yang dilakukan didalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
No 3.
Peneliti
Judul &Tahun
Metodologi
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Cynthia
Peran Penjual
Menggunakan
Hasil dari penelitian
Leona;
Perantara
metode penelitian
ini menunjukan
Retno
Terhadap Minat
kuantitatif,
bahwa channel
Dewanti;
Beli Pembalut
melakukan
memiliki pengaruh
Andreas
Wanita Merek
pengujian validitas
baik secara langsung
Chang
Bagus Nina.
dan reliabilitas.
maupun tidak
(2014)
Teknik
langsung terhadap
pengumpulan data
minat pembelian
menggunakan
melalui brand image
kuesioner dan
sebagai mediasi.
analisis data yang digunakan adalah uji korelasi dan Path Analysis.
Persamaan dan Perbedaan Adanya perbedaan pada variabel X yang digunakan, yaitu dalam penelitian ini varibel X adalah penjual perantara, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti, variabel X
adalah event. Sedangkan pada variabel Y yang digunakan
terdapat persamaan yaitu minat beli. Penelitian ini merupakan penelitian dengan deskriptif dengan menggunakan survei, sama seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perhitungan penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teknik
12 sampling jenuh. Sumber data primer dalam penelitian yang dilakukan peneliti dan penelitian ini sama-sama bersumber dari kuesioner.
No 4.
Peneliti
Judul &Tahun
Metodologi
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Juwita
Pengaruh Event
Metode penelitian
•
Nirmalasari
April Mop
yang digunakan
hubungan antara
Competition
dalam penelitian
variabel event (X)
Bersama Gank
ini adalah metode
dengan variabel
LU Terhadap
kuantitatif,
kepuasan
Kepuasan
melakukan uji
pengunjung (Y).
Pengunjung
keabsahan data
Dan hubungan
Event Di Sentra
yaitu uji validitas
antara variabel (X)
Grosir Cikarang
dan reliabilitas, uji
dan variabel (Y)
Mall Periode 14
normalitas serta
adalah cukup.
April 2013
menggunakan
•
(Studi Kasus PT
teknis analisis
pengaruh antara
Sentra Grosir
korelasi dan
Event April Mop
Cikarang).
regresi liner
Competition
(2013)
sederhana.
terhadap Kepuasan
Terdapat
Ada
Pengunjung Event. Faktor yang paling memengaruhi dalam kepuasan pengunjung adalah faktor media promosi, keamanan dan rangkaian acara.
13 Persamaan dan Perbedaan Terdapat kesamaan pada variabel X dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu event. Namun
jenis event yang diteliti berbeda.
Penelitian ini meneliti event competition sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah event customer gathering. Sedangkan pada varibel Y terdapat perbedaan, yaitu pada penelitian ini variabel Y adalah kepuasan pengunjung event sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti, variabel Y adalah minat beli. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu mencari hubungan dan pengaruh antara event April Mop dengan kepuasan pengunjung event. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, rumusan masalah penelitian yaitu hanya mencari pengaruh event Customer Gathering terhadap minat beli pada produk Reksa Dana. Kuesioner merupakan sumber data primer yang sama-sama digunakan dalam penelitian ini. Terdapat persamaan dalam jenis skala yang digunakan untuk instrumen kuesioner dalam penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sama-sama menggunakan skala likert. Penelitian ini menggunakan teknik sampling Non Probabilitas yaitu Available Sampling / Convenience Sampling dengan menggunakan rumus Yamane untuk menentukan jumlah sampel. Sedangkan penelitan yang dilakukan peneliti menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu semua populasi digunakan sebagai sampel. Adanya kesamaan pada indikator yang digunakan untuk mengukur variabel event pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu menggunakan indikator yang diturunkan dari teori dimensi event menurut Natoradjo (2011).
14
No 5.
Peneliti
Judul &Tahun
Metodologi
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Andi Aji
Pengaruh Event
Metode yang
Event marketing
Saronto
Marketing
digunakan adalah
memiliki pengaruh
Cornetto
metode penelitian
yang sangat kuat
Summer Festival
kuantitatif,
terhadap minat beli
Terhadap Minat
melakukan uji
dan event marketing
Beli Cornetto.
validitas dan
memiliki hubungan
(2013)
reliabilitas.
terhadap minat beli
Instrumen
sebesari 56% dan
penelitian
sisanya sebesar 44%
menggunakan
dipengaruhi faktor
kuesioner dan
lain.
dianalisis dengan menggunakan linear regression.
Persamaan dan Perbedaan Variabel X sama, hanya saja berbeda pada jenis event yang diteliti. Jenis event pada penelitian ini adalah event marketing sedangkan jenis event pada penelitian yang dilakukan peneliti adalah event customer gathering. Variabel Y pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti juga memiliki kesamaan, yaitu minat beli. Hanya saja terdapat perbedaan pada jenis produk yang diteliti. Produk pada penelitian ini adalah Cornetto sedangkan produk pada penelitian yang dilakukan peneliti adalah produk investasi Reksa Dana. Jenis penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti memiliki kesamaan, yaitu penelitian eksplanatif. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Snow Ball Sampling dengan cara mencari responden via media online, sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan inferensial, sedangkan analisis data kuantitatif dalam penelitian ini hanya menggunakan statistik inferensial parametris.
15 Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel event (X) pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti berbeda. Penelitian ini menggunakan indikator yang diturunkan dari dimensi event involvement (Anne Martensen & Lars Gronholdt, 2008), brand involvement (Zaichkowzky,1994) dan brand event fit (Anne Martensen & Lars Gronholdt, 2008). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan indikator yang diturunkan dari teori dimensi event menurut Natoradjo (2011). Dimensi event menurut Natoradjo lebih cocok digunakan untuk mengukur variabel event pada jenis event seperti customer gathering, karena penelitian yang dilakukan peneliti tidak memiliki pembahasan mengenai dampak keterlibatan brand dan event terhadap minat beli produk yang ingin diteliti. Adanya kesamaan pada indikator yang digunakan untuk mengukur variabel minat beli (Y) pada penelitian ini dan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu menggunakan indikator minat beli menurut Natoradjo (2011).
16 2.2
Landasan Teori
2.2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak, yaitu seseorang berperilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu berjenjang. Artinya, seseorang baru memenuhi kebutuhan kedua setelah kebutuhan pertamanya terpenuhi. Dasar teori kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut: a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. b. Suatu kebutuhan yang terpuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum pernah terpenuhi yang akan menjadi motivator. c. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang. (Sangadji dan Sopiah:2013)
2.2.2 K o
Self Actualization
m u
Esteem Needs (self-esteem)
n i
Social Needs (sense of belonging, love)
k a s
Safety Needs (security, protection) Physiological Needs (hunger, thrist)
i a.
P e n
gertian Komunikasi
Gambar 4.1
Sumber: (Sa
17 Menurut Effendy (dalam Ruliana, 2014) “Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication yang berasal dari kata Latin, communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna”. Lebih lanjut Ruliana menjelaskan bahwa secara sederhana komunikasi terjadi ketika ada kesamaan pesan baik verbal dan nonverbal yang terjadi antara komunikator dan komunikan. Joseph DeVito (dalam Ruliana, 2014) mengemukakan bahwa: “Komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (feedback) yang dipengaruhi oleh lingkungan (konteks) di mana komunikasi itu terjadi.” Lebih lanjut Ruliana menjelaskan unsur-unsur yang ada pada saat berlangsungnya proses komunikasi, yaitu: a.
Pembicara – Penerima Didalam setiap proses komunikasi pasti melibatkan pembicara (sumber) dan penerima (pendengar). Pembicara dan penerima pesan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b. Encoding – Decoding Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan sedangkan tindakan menerima pesan (mendengarkan atau membaca) disebut decoding. c. Kompetensi Komunikasi Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
d. Pesan dan Saluran Pesan komunikasi dapat disampaikan secara verbal (lisan atau tulisan) dan nonverbal. Saluran merupakan media yang dilalui
18 pesan, baik media cetak atau elektronik dan secara langsung yaitu tatap muka. e. Umpan Balik dan Umpan Maju Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Sedangkan umpan maju (feedforward) adalah informasi tentang pesan yang akan disampaikan. f. Gangguan (Noise) Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan
sehingga
menghalangi penerima
dalam
menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. g. Efek Komunikasi Efek atau dampak dalam komunikasi dapat terjadi secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, emosi dan perasaan) dan behavioral atau psikomotorik. h. Lingkungan (Contex) Ruang dimana komunikasi berlangsung disebut konteks atau lingkungan fisik. Lingkungan fisik ini apa pun bentuknya, mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan. b.
Tataran Komunikasi Penggolongan komunikasi atau disebut sebagai tataran komunikasi
(Daryanto : 2011) terdiri atas: 1. Komunikasi Intrapribadi Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau yang sering disebut sebagai komunikasi dengan diri sendiri. 2. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan atau satu komunikator dengan dua komunikan. Lebih dari tiga orang biasanya dianggap komunikas kelompok. 3. Komunikasi Kelompok
19 Apabila jumlah komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak ditentukan secara sistematis, tetapi bergantung pada ikatan emosional antar anggotanya. 4. Komunikasi Publik Komunikasi publik disebut juga komunikasi kelompok besar karena melibatkan komunikan khalayak yang relatif besar sehingga sulit saling mengenal secara dalam satu per satu. Komunikan berkumpul dalam waktu dan tempat yang sama. 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi di dalam organisasi ataupun antar organisasi, baik bersifat formal maupun informal. 6. Komunikasi Massa Komunikasi massa melibatkan komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Oleh sebab itu pesan disebarkan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio atau televisi. c.
Hambatan Komunikasi R. Kreitner (dalam Ruslan, 2012) menerangkan empat macam
hambatan yang dapat mengganggu sistem komunikasi yaitu: 1.
Hambatan dalam proses penyampaian (process barriers) Hambatan dari komunikator (sender barrier) yang kesulitan dalam menyampaikan pesan-pesannya, tidak menguasai materi pesan dan belum memiliki kemampuan yang handal sebagai komunikator. Hambatan juga berasal dari penerima pesan (reciever barrier) yang sulit memahami
pesan dengan baik karena rendahnya tingkat
penguasaan bahasa, pendidikan, intelektual dan sebagainya. Kegagalan komunikasi dapat pula terja karena faktor-faktor ; feed back-nya, medium barrier (media atau alat yang digunakan kurang
20 tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara tepat). 2.
Hambatan secara fisik (physical barriers) Pendengaran yang kurang tajam dan gangguan pada sistem pengeras suara (sound systems) dapat membuat pesan tidak secara efektif sampai kepada komunikan.
3.
Hambatan semantik (semantik barriers) Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima tentang satu bahasa atau lambang.
4.
Hambatan psiko-sosial (psychosocial barriers) Hambatan adanya perbedaan yang cukup besar dalam aspek kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, persepsi dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan, kebutuhan serta harapan-harapan dari kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
Hambatan yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan komunikasi atau sering disebut dengan “misscommunication”. Kegagalan komunikasi sering terjadi karena beberapa faktor, yaitu: 1.
Pengorganisasian informasi, ide, pesan dan waktu kurang memadai.
2.
Kurangnya kerja sama diantara unsur-unsur yang terlibat.
3.
Membiarkan terjadinya penyampainan pesan yang kurang jelas.
4.
Keberadaan tempat yang kurang nyaman.
5.
Kemungkinan salah media yang dipilih di dalam interaksi yang dilaksanakan.
6.
Kurangnya persiapan komunikator.
7.
Hambatan kesiapan yang dimiliki oleh penerima/pemberi pesan.
8.
Hambatan emosional komunikator dan komunikan.
9.
Kesalahpahaman berkomunikasi yang disebabkan beberapa hal seperti pengiriman pesan, penyampaian pesan dan penafsiran pesan. (Daryanto, 2011)
d.
Komunikasi Yang Efektif
21 Komunikasi dianggap efektif apabila menghasilkan lima hal, yaitu: 1.
Informasi yang menghasilkan pengertian. Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh sumber pesan.
2.
Informasi yang menghasilkan kesenangan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan memberntuk pengertian. Ada komunikasi yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan yang membuat hubungan menjadi hangat, akrab dan menyenangkan.
3.
Informasi yang memengaruhi sikap Komunikasi ini disebut juga dengan komunikasi persuasi.
4.
Menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan orang menjadi agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab sosial.
5.
Menghasilkan tindakan nyata Keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. (Daryanto, 2011)
2.2.3 Komunikasi Organisasi a.
Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi menurut West & Turner (2008) yaitu
“mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas. Jenis komunkasi ini sangat bervariasi akrena komunikasi organisasi juga meliputi komunikasi interpersonal (percakapan antara atasan dan bawahan), kesempatan berbicara di depan publik (presentasi yang dilakukan oleh para eksekutif dalam perusahaan), kelompok kecil (kelompok kerja yang mempersiapkan laporan), dan komunikasi dengan menggunakan media (memo internal, e-mail dan konferensi jarak jauh). R. Wayne Pace dan Don F. Faules (dalam Ruliana 2014) mengemukakan
definisi
fungsional
komunikasi
organisasi
sebagai
22 pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komuniasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Lebih lanjut lagi Liliweri (dalam Ruliana, 2014) menjelaskan bahwa ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu: 1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat 2. Membagi informasi 3. Menyatakan perasaan dan emosi 4. Melakukan koordinasi
Liliweri juga menjelaskan ada dua fungsi komunikasi organisasi yaitu: 1. Fungsi Umum a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan. b. Komunikasi berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, dan fakta. c. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan. d. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan bawahan, dan besaran kekuasaan, bagaimana memanfaatkan sumber daya manusia, mengalokasikan manusia, mesin, metode dan teknik dalam organisasi. 2. Fungsi Khusus a. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu – isu organisasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan terntentu. b. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antar sesama bagi peningkatan produk organisasi. c. Membuat
para
karyawan
memiliki
kemampuan
untuk
menangani dan mengambil keputusan-keputusan dalam suasa yang ambigu dan tidak pasti. b.
Dimensi-Dimensi Komunikasi Organisasi
23
Efendy (dalam Ruliana, 2014) mengatakan bahwa kehidupan organisasi terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal. 1.
Komunikasi Organisasi Internal Komunikasi internal didefinisikan sebagai “pertukaran gagasan di
antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi guna terwujudnya tujuan perusahaan dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan itu berlangsung secara horizontal dan vertikal di dalam perusahan yang menyebabkan pekerjaan (operasi dan manajemen) berlangsung. Komunikasi organisasi internal terdiri dari tiga bentuk komunikasi, yaitu: a.
Komunikasi Vertikal Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang berlangsung dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication) atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
b. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah tindakan komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara. c.
Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal lintas-saluran adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan karyawan seksi lain.
2. Komunikasi Organisasi Eksternal Komunikasi organisasi eksternal adalah semua cara yang dilakukan oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan khalayak yang dijadikan
24 sasaran organisasi. Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organsisasi. Komunikasi
organisasi
eksternal
terdiri
atas
dua
bentuk
komunikasi, yaitu: a.
Komunikasi dari Organisasi ke Khalayak Komunikasi dari organisasi ke khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakuka sedemikian rupa sehingga khalayak
memiliki
keterlibatan,
sehingga
menciptakan
komunikasi yang sifatnya dua arah. b.
Komunikasi dari Khalayak ke Organisasi Komunikasi dari khalayak ke organisasi merupakan feedback atau umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yanng disebarkan ke khalayak menimbulkan efek yang sifatnya kontraversial, maka hal ini disebut opini publik.
2.2.4 Public Relations a.
Pengertian Public Relations Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom (2011) dalam
bukunya Effective Public Relations menulis salah satu definisi PR, yaitu: “Public relations is the management function which evaluate public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plans and executes a program of action to earn public understanding an acceptances.” (Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap individu, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik)
Pengertian Public Relations menurut The British Institute of Public Relations dalam Ruslan (2012), berbunyi: a. “Public relations activity is management of communications between an organization and its public.” (Aktivitas public relations adalah pengelolaan komunikasi antara organisasi dan publiknya)
25 b. “Public relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public.” (Praktik public relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya) Secara sederhana Ardianto (2009) menjelaskan bahwa public relations adalah sub bidang dari ilmu komunikasi dan komunikasi merupakan backbone (tulang punggung) dari kegiatan public relations. Public relations juga merupakan “jembatan” antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama untuk mencapai mutual understanding antara perusahaan dengan publiknya. Public relations selalu menghubungkan organisasi dengan publik, baik dengan publik internal maupun eksternal organisasi.
b.
Fungsi Public Relations Cutlip, Center dan Cantefield dalam Ruslan (2012) menjelaskan ciri-ciri
fungsi Humas dalam manajemen organisasi adalah sebagai berikut: a. Menunjang
kegiatan
manajemen
dalam
pencapaian
tujuan
organisasi, menciptakan citra dan kepercayaan. b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik c. Menciptakan
komunikasi
dua
arah
timbal
balik,
yaitu
menyebarluaskan informasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani keinginan publiknya dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi demi tercapainya tujuan kebaikan bersama.
Lebih lanjut Ruslan menjelaskan bahwa fungsi public relations dalam special event yaitu: a. Untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja yang dirancang dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan kehumasan. b. Sebagai media komunikasi dan publikasi sehingga media massa atau target audiens
memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian
26 dan dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan/lembaga atau produk yang diwakilinya. c.
Peranan Public Relations Peranan public relations dalam suatu organisasi menurut Dozier dan
Broom (dalam Ruslan, 2012) dapat dibagi dalam empat kategori: 1. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Praktisi public relations dapat membantu mencari solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan antara perusahaan dengan publiknya. 2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) Praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak perusahaan untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik dan sebaliknya. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Praktisi public relations berperan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang tengah dihadapi. 4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Praktisi public relations berperan sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization.
d.
Praktik Public Relations di Berbagai Sektor Ardianto (2009) menjelaskan bahwa praktik Public Relations telah
memasuki bermacam-macam sektor dan mulai dari sektor sosial, bisnis dan industri, pendidikan, kesehatan, politik, pemerintahan, dan sebagainya. Praktik public relations ini memunculkan berbagai macam-macam PR, antara lain: 1. Public Relations Pemerintahan 2. Public Relations Industri dan Bisnis 3. Public Relations Sosial
27 4. Public Relations Penegak Hukum 5. Public Relations Organisasi Keagamaan 6. Public Relations Profesi 7. Public Relations Internasional (Diadaptasi oleh Ardianto dari Kusumastuti) Sedangkan bidang utama pekerjaan public relations officer yang bekerja disektor bisnis suatu perusahaan memiliki bidang utama pekerjaan sebagai berikut : 1.
Reputasi-proteksi dan peningkatan
2.
Layanan informasi
3.
Publisitas produk
4.
Hubungan investor
5.
Hubungan keuangan
6.
Hubungan komunitas (Communicaty Relations)
7.
Hubungan karyawan
8.
Penyelenggaraan acara istimewa
9.
Urusan pemerintahan
10. Manajemen isu R. Howard Chase, seorang konsultan yang mengkhususkan diri dalam manajemen isu, mengatakan bahwa ada lima langkah dalam proses manajemen isu, yakni (a) mengidentifikasi isu, (b) menganalisis isu, (c) memastikan pilihan terbuka bagi perusahaan, (d) memulai rencana tindakan, dan (e) mengevaluasi hasil.
e.
Publik dalam Public Relations Istilah publik dalam public relations berarti khalayak sasaran dari setiap
kegiatan public relations. Publik dapat disebut juga sebagai stakeholder, yakni sekumpulan orang atau pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Unsur-unsur stakeholder antara lain sebagai berikut: 1. Pemegang saham 2. Karyawan dan manajemen
28 3. Keluarga karyawan 4. Kreditor 5. Konsumen 6. Pemasok 7. Komunitas 8. Pemerintah (Aridanto, 2009) f.
Bauran Public Relations (Public Relations Mix) Bauran public relations yang dikembangkan oleh Thomas L. Harris dan
Philip Kotler (dalam Ardianto, 2009) dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut: 1. Publications (publikasi dan publisitas) 2. Events (penyususan program acara) 3. News (menciptakan berita) 4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas) 5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra) 6. Lobbying and negotiating (pendekatan dan bernegosiasi) 7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial)
2.2.5 Event Penyelenggaraan special events oleh Humas merupakan cara untuk menarik perhatian media dan publik terhadap perusahaan atau produk tertentu. Di lain hal, kegiatan special events dari Humas tersebut diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak
lain
yang
terlibat,
baik
untuk
meningkatkan
pengetahuan
29 (knowledge), pengenalan (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure) dan menarik simpati atau empati. Sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan cimage positif dari masyarakat atau publik. (Ruslan, 2012 ) a.
Pengertian Event Pengertian dari special events menurut kalangan pakar komunikasi/PR
dikutip dari Macnamara, yaitu antara lain yang dihimpun dari berbagai sumber, dalam (Ruslan, 2012) : “Special event adalah sebuah event yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien, perusahaan atau produk anda. Event tersebut juga dapat didisain untuk mentrasnferkan pesan spesifik tentang perusahaan anda contohnya, fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan anda memberikan kesempatan yang sama kepada semua pekerja, perusahaan tersebut merupakan tempat yang tepat untuk bekerja, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, merupakan tetangga yang baik, memberikan tempat kepada kemajuan wanita, memproduksi produk berkualitas nomor satu atau perusahaan tersebut merupakan pembayar pajak yang patuh. Sebuah special events dapat juga berupa peluncuran produk atau publisitas produk.” Lebih lanjut Ruslan (2012) menjelaskan arti special event menurut istilahnya antara lain sebagai berikut: 1.
Special, atau spesial berarti sesuatu yang “istimewa”, pengecualian (khas) dan tidak umum.
2. Event, suatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang terjadi secara internal, lokal maupun nasional dan bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (event) secara internasional. Definisi events menurut ahli, diantaranya Shone dan Parry (dalam Noor, 2009) : “Special event are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart form the normal activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or challenge the experience of group of people.” (Special event merupakan peristiwa yang timbul dari acara non rutin yang memiliki kesenangan, kebudayaan, tujuan personal atau organisasi yang terpisah dari aktivitas normal kehidupan sehari-hari
30 yang bertujuan untuk mencerahkan, merayakan, menghibur dan menantang pengalaman sekelompok orang) Definisi events menurut kalangan pakar komunikasi/Humas (dalam Ardianto, 2009) : “A special events is an event of which usually produce to gain favorable attention in media for your client, your company or your product. It may also be designed to convey a specific message about your company: for example the fact of your company provides equal employment opportunity, is a good place to work, is a sociality responsible corporate citizen, is good neighbour, is interested in progress for women, manufactures fine products, or is a substansial taxprayer in community. A special event might also be product launch or a product publicity event.” (Special event adalah sebuah event yang seringkali diciptakan untuk mendapatkan perhatian yang menguntungkan dari media bagi klien, perusahaan dan produknya. Event juga didesain untuk menyampaikan pesan khusus tentang perusahaan: contohnya seperti pesan bahwa perusahaan menyediakan kesempatan yang sama bagi setiap karyawan, perusahaan merupakan tempat yang baik untuk bekerja, perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial bagi masyarakat dan lingkungan, memberikan perhatian bagi kemajuan perempuan, menghasilkan produk yang baik atau memenuhi wajib pajak. Special event juga dapat berupa peluncuran produk atau event untuk mempublikasikan produk) b.
Kategori/Jenis Event Berdasarkan konsep event dari Shone dan Parry (dalam Noor, 2009), maka
event terbagi kedalam empat kategori atau unsur, yaitu: 1.
Leisure Event Pada saat ini, leisure event yang berkembang banyak berdasarkan pada kegiatan keolahragaan yang memiliki unsur pertandingan dan mendatangkan banyak pengunjung.
2.
Personal Event Personal event merupakan segala bentuk kegiatan yang melibatkan anggota keluarga atau teman, seperti pesta ulang tahun, pernikahan dan perayaan – perayaan pribadi lainnya.
3.
Cultural Event Cultural event selalu identik dengan tradisi dan upacara adat yang memiliki nilai sosial yang tinggi dalam tatanan masyarakat, sehingga penyelenggaraannya saat ini menjadi sangat penting
4.
Organizational Event
31 Organizational event merupakan kegiatan besar yang dilakukan di suatu organisasi tertentu. Pada kategori ini, bentuk event yang diselenggarakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
Leisure Events (lesure, sport, recreation)
Personal Events (wedding, birthday, anniversaries)
Special Events
Cultural Events (ceremonial, sacred,herritage, art, folklore)
Organizational Events (commercial, political, cheritable, sales)
Gambar 2.1 Kategori Event Sumber : Shone dan Parry (dalam Noor, 2009)
Sedangkan Ruslan dalam buku berjudul Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (2012) menjelaskan event yang dikenal dalam aktivitas kehumasan, yaitu: 1.
Calender of Event Calender of event, yaitu acara rutin yang dilaksanakan secara periodik dan berulang-ulang (rutin) diselenggarakan sepanjang tahun kalender.
32 2.
Momentum Event Acara khusus yang dilaksanakan pada momen-momen tertentu di luar acara rutin.
3.
Special Event Secara umum terdapat tiga jenis kegiatan special event dalam Humas, yaitu: a. acara peresmian b. acara peringatan tertentu c. acara komersial (new product launching) atau non komersial (sosial community relations).
Berdasarkan ukuran dan skala maka event terbagi atas kategori: a.
Mega event merujuk pada kriteria diikuti pengunjung internasional, regional, jumlah pengunjung lebih dari 1 juta orang, investasi dan keuntungan
yang lebih besar, berdampak besar pada ekonomi
masyarakat dan diliput oleh media secara luas. b. Medium event merujuk pada kegiatan event menengah yang diikuti antara 100 ribu orang – 1 juta orang dan berdampak secara nasional. c.
Mini event merujuk kepada kegiatan yang diikuti oleh kurang dari 100.000 orang pengunjung dan bersifat lokal. (Abdullah, 2009)
Tinggi
Skala dampak event (pengunjung, media, infrastruktur, biaya, keuntungan)
33
Rendah Mini
Mega - Event
Medium
Gambar 2.1 Ukuran dan Skala Terhadap Tinggi – Rendahnya Dampak Event Sumber: Abdullah, 2009
Cabang spesialisasi event menurut Goldblatt (dalam Natoradjo, 20011) yaitu: a. Civic Events : acara pada hari-hari besar nasional dan perayaanperayaan masyarakat. b. Exposition : semacam pameran perdagangan
(trade show) yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. c. Fair and Festival : pekan raya dan festival seperti World Fair, Jakarta Fair. d. Hallmark Events : acara yang diadakan secara berkala, misalnya World Cup, Olimpiade. e. Hospitality : acara penerimaan tamu/ramah tamah. f. Meeting and Conference : konvensi, rapat atau seminar yang dapat memberikan kesempatan untuk memperluas jaringan. g. Retail Event : acara yang berhubungan dengan bidang pemasaran dan perdagangan
eceran
(periklanan,
peluncuran
produk,
promosi
penjualan). h. Social Life-Cycle Event : acara yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat misalnya pernikahan, pesta keluarga dan ulang tahun. i. Sport Event : acara olahraga seperti Liga Djarum, Pekan Olahraga Nasional. j. Tourism : tur dan rekreasi, pertunjukan kesenian dan kerajinan, festival musik.
34
c.
Jenis – Jenis Venue Event Venue merupakan tempat untuk melaksanakan suatu event yang
diperlengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung. Venue yang digunakan untuk suatu pelaksanaan event dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dengan kebutuhan dan konsep event. Menurut Abdulah dalam buku Manajemen Konferensi dan Event (2009), venue dapat terdiri atas berbagai pilihan jenis, seperti:
1. Convention/Conference Center Convention/conference
center
merupakan
tempat
khusus
penyelenggaraan konferensi dan event. Fasilitas yang diberikan tidak hanya berupa ruangan, tetapi juga pusat konvensi dapat menyiapkan detail teknik dan staf profesional untuk membantu pelaksanaan konferensi dan event. 2. Hotel Pada umumnya hotel selalu menyediakan tempat untuk pertemuan dengan kapasitas sekitar 300 hingga 500 orang. Beberapa alasan yang menyebabkan hotel menjadi pilihan yang digemari untuk melaksanakan suatu event yaitu: a. Keamanan lebih terjamin karena delegasi tidak perlu menggunakan transportasi tertentu ke venue (delegasi bertempat tinggal di hotel yang sama dengan venue event). b. Mudah dan akurat dalam melakukan reservasi, kebutuhan ruang bisa dilakukan on time, efisien dalam menghubungkan kebutuhan lain seperti konsumsi, pengaturan ruangan dan lainnya. c. Hotel memiliki staf yang dapat membantu kebutuhan para delegasi setiap saat. 3. Resor Resor mirip seperti hotel, memiliki ruangan khusus untuk event. Namun keunggulan resor yaitu memiliki program lain di lokasi seperti program olah raga bersama, golf dan lainnya. 4. Universitas
35 Hampir semua universitas memiliki aula untuk pelaksanaan event yang memadai, dekat dengan dunia akademik dan bahkan memiliki laboratorium atau yang sejenisnya untuk pelaksanaan workshop atau pelatihan. 5. Gedung Perkantoran Pemerintah/Swasta Gedung perkantoran pun memiliki ruangan untuk suatu event, bahkan ruangan tersebut disewakan ke publik sebagai pemasukan tambahan atau pembiayaan pemeliharaan gedung tersebut. Akan tetapi penyewaan gedung terbatas hanya untuk waktu tertentu, misalnya usai jam kerja kantor. 6. Kapal Pesiar Pilihan venue di kapal pesiar merupakan pilihan yang tepat untuk pertemuan yang terbatas, bersifat sangat rahasia atau terbuka. Hanya saja perlu mengantisipasi banyak hal dan membuat perencanaan yang matang agar kebutuhan delegasi/peserta terpenuhi, sebab tidak semua hal tersedia di kapal. Lebih lanjut lagi Abdulah menjelaskan agar venue yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik, perlu sekali untuk mendapatkan informasi dan inspeksi venue, dengan mempertimbangkan syarat venue sebagai berikut : a. Bagaimana ukuran venue? b. Bagaimana jenis ruangan, kapasitas, dan layout masing – masing ruangan? c. Bagaimana dengan halaman parkirnya? d. Bagaimana pengamanannya? e. Bagaimana pelayanan peralatan audio visual? f. Bagaimana kedekatannya dengan hotel, shopping center? g. Bagaimana pelayanan bahasa, pelayanan mata uang asing? h. Bagaimana harganya dibanding dengan venue lain? d.
Karakteristik Event Event memiliki beberapa karakteristik karena setiap penyelenggaraan event
harus memiliki ciri tersendiri. Karakteristik tersebut adalah: 1. Keunikan
36 Kunci utama kesuksesan sebuah event yaitu adanya konsep/ide event yang unik dan berbeda dengan event lainnya. Keunikan dapat berasal dari peserta, lingkungan, pengunjung dan beberapa hal lainnya. 2. Perishability Setiap event yang diselenggarakan tidak akan pernah sama, karena setiap event memiliki keunikan yang khas dan tidak dapat diulang persis sama dengan event terdahulu. Perishability juga berhubungan dengan penggunaan fasilitas untuk penyelenggaraan event.
3. Intangibility Setelah menghadiri event, yang diingat oleh pengunjung adalah pengalaman yang mereka dapatkan selama penyelenggaraan event. Pengalaman yang akan diingat oleh pengunjung merupakan hasil dari pengalaman intangible yang mengalami proses perubahan menjadi tangible. e.
Stakeholder Event Stakeholder event merupakan semua pihak yang memiliki kepentingan,
terlibat, memberikan dukungan, perhatian dan minat terhadap penyelenggaraan event. Suseno (dalam Natoradjo, 2011) mengelompokkan stakeholder event sebagai berikut: a. Penyelenggara acara atau penyandang dana : klien atau sponsor yang (perorangan atau instansi) yang mempunyai hajat dan dana untuk menyelenggarakan acara. b. Pelaksana acara : pihak yang melaksanakan dan mengelola acara. c. Peserta : perorangan atau instansi yang turut berperan dalam acara. d. Penonton atau publik : pengunjung (membayar atau gratis) yang menyaksikan acara. e. Penampil : presenter, pembicara, artis, atlet atau pelaku pendukung dan pengisi acara. f. Pemasok : mitra kerja pelaksana acara, yaitu penyedia barang atau jasa (fasilitas event, catering, desain, dekor, dll).
37 g. Pengamat : media, wartawan, politisi, pejabat dan semua pihak yang memberikan perhatian pada acara. f.
Sponsorship Sponsorship merupakan sebuah transaksi komersial antara pihak pemberi
dan penerima dana. Pemberi dana mengharapkan balas jasa dari pihak penerima dana yang mendapatkan dana atau barang-barang untuk penyelenggaraan sebuah event. (Natoradjo, 2011) Lebih lanjut lagi Natoradjo menjelaskan bahwa tidak semua event memerlukan sponsor atau cocok untuk program sponsorship. Jenis event yang memerlukan sponsor yaitu: 1. Pekan raya, pameran dagang/industri 2. Festival, event seni dan budaya, event kemasyarakatan 3. Event olahraga 4. Program - program sekolah, wisuda, hari pendidikan 5. Konferensi, rapat, seminar 6. Hiburan, wisata, pertunjukan Ada empat tipe utama sponsor yang dijelaskan oleh Hoyle (dalam Natoradjo, 2011) : 1. Sponsor Utama (Title/Presenting Sponsor) Sponsor yang menanggung hampir seluruh biaya kegiatan event. 2. Sponsor Pendukung (Host/Supporting Sponsor) Sponsor yang menanggung bidang-bidang tertentu pada event, misalnya makan malam atau minuman selama event. 3. Sponsor Partisipasi (Tiered Sponsor) Sponsor yang memberikan dana sesuai dengan tingkat kemampuan dan partisipasinya pada event, misalnya hak untuk menjual produk pada sebuah stan, memasang iklan, dan lain-lain. 4. Sponsor Barter (In-Kind Sponsor) Sponsor yang menyediakan barang-barang dan jasa secara gratis untuk event yang dinilainya setara dengan manfaat yang diterima sponsor tersebut.
38 g.
Publikasi dan Promosi Special Event Kesuksesan event tidak terlepas dari pengaruh publikasi dan promosi yang
dilakukan. Publikasi dan promosi merupakan salah satu kegiatan yang paling penting dan tidak boleh dilupakan dalam mempersiapkan event. Eveline dalam bukunya Event Organizer Pameran (2005) membagi metode promosi dalam event pameran yaitu:
1.
Iklan Kegiatan periklanan dapat dilakukan melalu kegiatan below the line (billboard, spanduk, giant banner, katalog, brosur) atau above the line (media cetak, media elektronik seperti radio dan televisi).
2.
Sales Promotion Kegiatan sales promotion dapat berupa pemberian diskon khusus, entertainment/hiburan dan pameran.
3.
Public Relations Bentuk-bentuk kegiatan public relations adalah sebagai berikut: a. Press release dan konferensi pers Secara sengaja para wartawan dikumpulkan untuk mengikuti suatu pertemuan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada para wartawan,
sehingga
dengan
demikian
diharapkan
dapat
disebarluaskan kepada khalayak ramai melalui media massa mereka masing-masing. b. Donasi Memang agak jarang terjadi sebuah event mendapat donasi atau donatur. Lebih lanjut Eveline menjelaskan beberapa trik dalam melakukan publikasi dan promosi, diantaranya: a.
Membuat brosur untuk mencari peserta dan berisi detail event seperti tema, waktu, lokasi, denah, cara pembayaran, contact person dan sebagainya.
b.
Membuat brosur untuk informasi kepada khalayan ramai yang bersifat ajakan dan berisi keuntungan yang akan diperoleh.
39 c.
Membuat iklan di media massa cetak dan elektronik
d.
Untuk event berskala besar maka dapat mengadakan konferensi pers.
e.
Membuat undangan khusus kepada target audiens potensial.
f. Membuat direct mail. g.
Iklan lewat internet/website
h.
Poster event
i. Spanduk-spanduk promosi j. Stiker promosi k.
Souvenir promosi
l. Balon udara m. Billboard
h.
n.
Baliho (Billboard yang berada di pinggir jalan)
o.
Umbul-umbul
p.
Katalog event
q.
Promosi media lokal.
Dimensi Event Setiap event memiliki enam dimensi yang dapat dirasakan dan dialami oleh
sertiap pengunjung dan setiap dimensi memiliki komponen sendiri (Silvers dalam Natoradjo, 2011) : 1. Materi Pemasaran Materi pemasaran berisi tentang pesan yang hendak disampaikan oleh penyelenggara acara kepada calon pengunjung. Penyelenggara harus mampu membuat strategi yang dapat meyakinkan calon pengunjung bahwa harapan mereka dari acara tersebut dapat terpenuhi sehingga akhirnya calon pengunjung memutuskan untuk datang. Beberapa sarana komunikasi yang dapat digunakan yaitu pengumuman, brosur, iklan, PR, undangan atau cara promosi lainnya yang menarik perhatian. 2. Transportasi dan Penyambutan Tamu Penyelenggara harus mempersiapkan operasional penyelenggaraan dalam menyambut kedangan tamu seperti ruan resepsi, meja pendaftaran, papan petunjuk arah, fasilitas parkir, toilet dan fasilitas
40 transportasi serta akomodasi yang mungkin perlu disiapkan untuk memfasilitasi pengunjung. 3. Nuansa, Suasana dan Dekorasi Agar pengunjung mendapatkan kesan yang khusus dari acara yang diadakan, maka penyelenggara harus memperhitungkan lingkungan fisik yang diperlukan untuk menciptakan suasana acara secara menyeluruh, termasuk dekorasi, tema, lokasi, tempat, tata ruang, tata lampu, perabot serta pelaratan. 4. Hidangan Makanan, minuman dan cara pelayanan yang disediakan harus disesuaikan dengan jenis acara. 5. Hiburan/Kegiatan Penyelenggara harus dapat menempatkan hiburan atau kegiatan pendukung yang dapat memberikan nilai tambah bagi pengalaman pengunjung. 6. Amenities dan Souvenir Pengunjung dapat memperoleh kenangan yang kuat dari acara yang diikutinya melalui pemberian tanda terima kasih, cinderamata atau oleh-oleh atas partisipasinya, sertifikat, piagam, badge, t-shirt, hadian dan sebagainya.
i.
Proses Tahapan Event Apapun jenis event yang diadakan oleh suatu organisasi tentunya harus
melalui sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap agar dapat mencapai keberhasilan. Proses tersebut terdiri atas: a. Melakukan penelitan b. Membuat desain event
41 c. Merencanakan (planning) d. Mengkoordinasikan pelaksanaan event e. Melakukan penilaian/evaluasi (Goldblatt dan Silvers dalam Natoradjo, 2011) Lebih lanjut lagi Natoradjo menjelaskan bahwa public relations officer suatu perusahaan akan melewati sembilan tahap untuk menyelenggarakan suatu event program public relations perusahaan: 1. Perencanaan Event Setiap acara yang hendak diselenggarakan harus dikaji, diteliti dan direncanakan dengan saksama untuk dipresentasikan pada manajemen perusahaan. 2. Presentasi Rencana pada Manajemen Perusahaan Setiap hal yang telah direncakan pada tahap pertama selanjutnya dipresentasikan di hadapan manajemen perusahaan. 3. Persetujuan/Pengesahan Rencana Penyelenggaraan Event oleh Manajemen Tahap ini biasanya dilakukan bersamaan dengan nomor 2. 4. Penunjukan Staf Pembantu Pelaksana Tahap ini merupakan tahap pembentukan panitia pelaksana, termasuk staf pelaksana, koordinator dan relawan yang akan membantu pelaksanaan event. 5. Membuat Event Timeline Public relations officer bersama seluruh panitia pelaksana membuat sebuah timeline yang terperinci agar event dapat berjalan dengan lancar.
6. Persiapan Fisik dan Set-Up Tahap ini disesuaikan dengan kebutuhan acara yang direncakan pada tahap nomor 2. Seluruh persiapan ditata dan disiapkan sesuai dengan jenis event. 7. Hari – H Susunan acara telah disiapkan ketika public relations officer membuat timeline.
42 8. Membongkar/Membenahi “Bekas Peta” Setelah event selesai, seluruh barang dan peralatan yang digunakan disusun dan dikembalikan pada tempatnya semula. 9. Evaluasi/Laporan Tahap terakhir yaitu melakukan evaluasi dan mencari tahu apakah event yang diselenggarakan telah memenuhi atau menghasilkan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dalam perencanaan awal. j.
Kunci Keberhasilan Event Hal-hal yang mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan special event
adalah: 1. Penyusunan jadwal ; mulai dari penyusunan jadwal persiapan, pelaksanaan , pemilihan tema , dukungan dana, fasilitas, personel dan kemudian evaluasinya. 2. Personel yang terkait ; bagaimana (How) kesiapan dari pengisi acara. Siapa (Who) pengunjung yang hadir, publik atau tamu yang hadir, yang disesuaikan dengan apa, mengapa dan bagaimana (What, Why & How) dari tujuan, maksud dan tema dari special event itu diselenggarakan. 3. Tujuan dari special events tersebut. (Ruslan 2012) k.
Tujuan Event Penyelenggara mengadakan event untuk berbagai tujuan, yaitu: 1. Meningkatkan pengenalan (awareness) dan pengetahuan (knowledge) terhadap lembaga/perusahaan dan produk. 2. Proses publikasi melalui komunikasi timbal balik, yang bertujuan untuk memperoleh publisitas yang positif. 3. Memperlihatkan itikad baik dari lembaga, yaitu produk yang diwakilinya, dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai publik sasarannya. 4. Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat. 5. Memperoleh rekanan atau pelanggan baru melalui acara special event yang dirancang secara menarik, informatif dan kreatif. (Ardianto, 2009)
43 l.
Peralatan Kebutuhan Event Pilihan peralatan yang digunakan dalam suatu event ditentukan oleh
kegunaan yang diberikan alat tersebut terhadap pencapaian tujuan pelaksanaan event. Oleh karena itu, penyelenggara event harus memutuskan peralatan yang akan digunakan dengan penuh pertimbangan. Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sebuah event (Natoradjo, 2011) : 1. Sound system dan audio-visual Peralatan ini memungkinkan peserta untuk mendengarkan dan melihat apa yang sedang disuguhkan dalam acara dengan baik. Sound system dan audio-visual digunakan sesuai dengan kebutuhan kesan yang hendak dicapai. 2. Tata lampu (Lighting) Tata lampu dan pengaturan alat-alat penerangan dapat memberikan pengaruh khusus terhadap pertunjukan dan acara. 3. Special effects Saat ini telah tersedia beragam peralatan yang dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai suasana, seperti kabut, hujan, halilintar dan sebagainya yang dapat mempengaruhi perasaan penonton atau menarik perhatian khalayak, seperti: hujan balon, blower dan dry ice, wind machine, fog machine, hologram, sinar laser dan mirror ball.
2.2.5 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut America Marketing Association atau disingkat AMA (dalam Peter dan Oslon, 2013) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai “dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan.” 1. Perilaku Konsumen Bersifat Dinamis
44 Perilaku konsumen bersifat dinamis karena pemikiran, perasaan dan tindakan konsumen, kelompok target konsumen, dan masyarakat luas berubah secara konstan. 2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran seseorang, perasaan, tindakan serta lingkungan. 3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antar manusia. Dengan kata lain, seseorang memberikan sesuatu yang bernilai kepada yang lainnya dan menerima sesuatu sebagai imbalannya. Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah (2013) perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perilaku konsumen adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok atau organisasi dan proses – proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian maupun penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul. 3. Perilaku konsumen adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, dan kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan paska pembelian yaitu perasaan puas atau tidak puas. Ada tiga variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: 1. Variabel Stimulus Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Seperti mereka dan jenis barang, iklan, penataan barang dan ruangan toko.
45 2. Variabel Respons Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu seabgai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya, keputusan pembelian dan perubahan sikap terahadap produk. 3. Variabel Intervening Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa. Peran variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.
Variabel Stimulus
Variabel Intervening
Variabel Respons
Gambar 2.2 Hubungan Antara Variabel Stimulus, Variabel Respons dan Variabel Intervening Sumber: Sunyoto, 2013
Menurut Sunyoto (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: a. Pengaruh Lingkungan Perilaku konsumen untuk melakukan pembelian dipengaruhi oleh lingkungan meliputi faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor pengaruh pribadi, faktor keluarga dan faktor situasi.
b. Perbedaan dan Pengaruh Individu Individu berbeda dalam cara-cara fundamental lain yang memengaruhi perilaku konsumen. Perbedaan dan pengaruh individu meliputi keterlibatan konsumen, pengetahuan konsumen, motivasi konsumen dan sikap konsumen. c. Proses Psikologi
46 Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. 2.2.5.1 Keputusan Pembelian Ada tiga faktor utama yang memengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian, yaitu: 1. Faktor Psikologis Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap dan kepercayaan. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap memengaruhi kepercayaan dan kepercayaan memengaruhi sikap. Kepribadian merupakan faktor psikologi yang memengaruhi perilaku konsumen.Termasuk dalam kepribadian adalah opini, minat dan prakarsa. 2. Pengaruh Faktor Situasional Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat belanja, waktu berbelanja, penggunaan produk dan kondisi saat pembelian. Keadaan sarana dan prasarana tempat belanja mencakup tempat parkir, gedung, eksterior dan interior toko, pendingin udara, penerangan dan sebagainya. Sedangkan waktu berbelanja tergantung bagi setiap orang. Kondisi saat pembelian produk meliputi sehat, senang, sedih, kecewa atau sakit hati. Kondisi konsumen saat melakukan pembelian akan memengaruhi pembuatan keputusan konsumen.
3. Pengaruh Faktor Sosial Faktor sosial mencakup undang-undang/peraturan yang berlaku, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial dan budaya. (Sangadji dan Sopiah, 2013)
Social Influences
Situational Influences
- Roles
- Physical and
- Familiy
- Social Surrounding
47 Psychological Influences - Perception - Motives - Learning - Attitudes - Personality
CONSUMER DECISION PROCESS
Gambar 2.3 Pengaruh Utama Dalam Perilaku Konsumen Sumber: McKechnie (dalam Sangadji dan Sopiah : 2013)
Menurut Kotler dan Amstrong (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013) menjelaskan bahwa proses yang digunakan untuk mengambil keputusan membeli terdiri atas lima tahap, yaitu : 1. Pengenalan Masalah Pengenalan masalah merupakan
tahap pertama dari proses
pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dnegan keadaan yang diinginkan.
48 2. Pencarian Informasi Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak lagi informasi. Konsumen kemungkinan besar akan melakukan pembelian apabila terdapat dorongan yang begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan. 3. Evaluasi Sebagai Alternatif. Pemasar perlu untuk mengetahui evaluasi berbagai alternatif, yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merekmerek alternatif dalam satu susunan pilihan. 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian konsumen adalah pembelian merek yang paling disukai. 5. Perilaku Pasca Pembelian Perilaku
pasca
pembelian
merupakan
tahap
dalam
proses
pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk merupakan faktor yang menentukan apakah pembeli puas atau tidak.
Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi berbagai alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian
49
Gambar 2.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Kotler dan Armstrong (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013) Lebih spesifik lagi, Sangadji dan Sopiah (2013) menjelaskan bahwa keputusan membeli akan diawali dengan langkah-langkah berikut: 1. Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dna keadaan yang sebenarnya terjadi. 2. Waktu Konsumen yang biasanya makan dipagi hari secara otomatis akan merasa lapar pada siang hari. Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifnya kebutuhan fisiologis seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seorang konsumen. 3. Perubahan situasi Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Pengeluaran konsumen yang masih lajang tentunya berbeda dengan konsumen yang sudah menikah. 4. Kepemilikan produk Kepemilikan sebuah produk sering kali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Seoang konsumen yang baru membeli mobil akan menyadari perlunya produk lain untuk memfasilitasi mobil barunya.
5. Konsumsi produk Habisnya persediaan suatu produk yang dimiliki oleh konsumen akan memicu konsumen untuk menyadari kebutuhannya dan segera membeli produk tersebut agar bisa tersedia untuk konsumsi berikutnya. 6. Perbedaan individu Kebutuhan untuk melakukan suatu pembelian produk berbeda tiap individu. Adanya yang melakukan pembelian karna produk yang
50 lama tidak berfungsi dengan baik, namun ada juga yang melakukan pembelian karena konsumen ingin selalu terlihat trendi. 7. Pengaruh pemasaran Produk baru muncul hampir setiap hari dan diiklankan atau dikomunikasikan
melalui
berbagai
media
oleh
perusahaan
pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan memengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya. 8. Pencarian informasi Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal). 9. Pencarian internal Konsumen akan mengingat kembali semua informasi yanga da di dalam ingatan (memori). Informasi yang dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya. 10. Pencarian eksternal Jika apa yang dicari oleh konsumen tidak terpenuhi pada tahap pencarian internal, maka konsumen akan berlanjut ke tahap pencarian
eksternal.
mengkombinasikan mendapatkan
Konsumen
pencarian
informasi
yang
internal
juga dan
meyakinkan
mungkin
akan
eksternal
untuk
tentang
produk
bersangkutan. Pencarian eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian, atau konsumsi pada lingkungan konsumen seperti teman, saudara atau tenaga penjual. Konsumen akan membaca kemasan, surat kabar, majalah, melihat dan mendengar berbagai iklan produk. Menurut Sunyoto (2013), terdapat tiga faktor yang memengaruhi pilihan konsumen, yaitu : 1. Konsumen individual
51 Konsumen individual merupakan konsumen yang memilih untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen seperti kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu. 2. Lingkungan yang memengaruhi konsumen Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya, seperti teman dan tetangga yang telah terlibih dahulu membeli. 3. Stimuli pemasaran atau strategi pemasaran Dalam hal ini pemasar berusaha memengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilik merek produk yang ditawarkan. 2.2.5.2 Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari bahasa Latin movore yang artinya “menggerakkan”. Motivasi adalah dorongan yang muncul dari dalam diri atau dari luar diri (lingkungan) yang menjadi faktor penggerak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Apabila dihubungkan dengan konsumen, motivasi bisa diartikan sebagai suatu dorongan yang menggerakkan konsumen untuk memutuskan bertindak ke arah pencapaian tujuan, yaitu memenuhi berbagai macam kebutuhan dan keinginan. (Sangadji dan Sopiah, 2013) Agar pemberian motivasi berjalan dengan lancar, proses motivasi yang jelas harus ada. Menurut Setiadi (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013), proses motivasi terdiri atas:
1. Tujuan Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, kemudia memotivasi konsumen ke arah itu. Begitu juga dari sudut konsumen, apabila konsumen memiliki kebutuhan maka perusahaan harus memotivasi konsumen untuk membeli produknya 2. Pemahaman kepentingan
52 Perusahaan harus bisa memahami keinginan konsumen, tidak hanya melihatnya dari kepentingan perusahaan semata. 3. Komunikasi efektif Komunikasi efektif berarti melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui promosi dan publisitas. 4. Integrasi tujuan Proses motivasi diperlukan untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahan adalah laba serta perluasan pasar, sedangkan tujuan individu adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Keduanya harus disatukan agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan. 5. Fasilitas Perusahaan
harus
memberi
fasilitas
agar
konsumen
mudah
mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. 2.2.5.3 Minat Beli Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) minat beli merupakan suatu ukuran kemungkinan konsumen untuk membeli produk dan apabila minat beli yang dimiliki konsumen semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen. Lebih lanjut lagi Schiffman dan Kanuk menjelaskan indikator-indikator minat beli adalah sebagai berikut:
1. Tertarik untuk mencari informasi tentang produk Konsumen yang menyadari akan kebutuhannya akan secara aktif melakukan pencarian informasi, baik secara internal maupun eksternal, tentang produk yang hendak dibeli. 2. Mempertimbangkan untuk membeli
53 Setelah konsumen memperoleh informasi yang cukup maka konsumen akan melakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan yang ada dan kemudian mempertimbangkan untuk melakukan pembelian terhadap produk. 3. Tertarik untuk mencoba Setelah konsumen melakukan evaluasi terhadap informasi-informasi terkait produk dan mempertimbangkan untuk membeli, maka konsumen akan menilai produk tersebut sehingga mengakitbatkan konsumen memiliki ketertarikan untuk mencoba produk. 4. Ingin mengetahui produk Ketertarikan untuk mencoba produk akan mendorong konsumen untuk memiliki keinginan mengetahui lebih dalam lagi tentang produk. Konsumen akan melihat produk sebagai atribut yang dapat memberikan manfaat untuk memuaskan kebutuhan. 5. Ingin memiliki produk Setelah konsumen menemukan produk yang dapat memberikan manfaat baginya, maka konsumen akan mengambil sikap atau terhadap produk dan memiliki niat untuk memiliki produk.
2.3
Kerangka Pemikiran
PENGARUH EVENT CUSTOMER GATHERING TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
keputusan
54
Event (Variabel X): Materi Pemasaran Transportasi dan Penyambutan Tamu - Nuansa, Suasana, Dekorasi - Hidangan - Hiburan/Kegiatan - Amenities dan Souvenir (Sumber: Schiffman dan Kanuk, 2008) -
Minat Beli (Variabel Y): Tertarik untuk mencari informasi tentang produk - Mempertimbangkan untuk membeli - Tertarik untuk mencoba - Ingin mengetahui produk - Ingin memiliki produk (Sumber: Silvers dalam Natoradjo, 2011) -
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran