BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data Sumber data dan informasi untuk medukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh
dari sumber-sumber sebagai berikut: 1.
Literatur, media massa cetak, dan website Sumber yang pertama diperoleh melalui pencarian buku, catatan, artikel baik di Koran majalah, maupun website yang berhubungan dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai Ice Cream serta fakta dibaliknya dan sejarah berdirinya La Reassa Ice Cream serta berbagai hasil produknya.
2.
Wawancara wawancara dilakukan dengan berbagai sumber sesuai keterkaitannya dengan materi yang diangkat. Salah satunya adalah wawancara dengan pemilik perusahaan yaitu Ibu Yoko Sulistio. Selain itu terdapat beberapa pihak yang ikut membantu seperti Chrys Siddha Malilang sebagai penulis dari buku Srikandi – Kesatria Putri Yang Perkasa.
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan pengolahan data yang melaui tahap analisa. Pada Tahap pengolahan data ini akan di pilih data-data yang berkaitan dan
18
mendukung proyek Tugas Akhir ini untuk mengambil keputusan selanjutnya yang akan menjadi dasar dalam berbagai tahap kedepannya. Hasil dari pencarian data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Usaha Rumahan Menurut Ajen Dianawati dalam bukunya yang berjudul “Peluang Usaha Rumahan yang Menguntungkan”, usaha rumahan merupakan bisnis yang dijalankan dari rumah. Bisa jadi sebgian atau seluruh kegiatannya dilakukan di luar rumah, tetapi pusat dari kegiatan itu tetap dijalankan dari rumah.
Usaha rumahan dapat dijadikan sebagai usaha sambilan yang bisa menambah pemasukan dari pekerjaan utama. Namun, tak jarang pula usaha ini dijadikan sebagai pekerjaan utama dan dikelola secara serius, usaha rumaha pun bisa berkembang menjadi sebuah industri yang tidak hanya menambah pemasukan keluarga, tetapi menghidupi orang banyak, seperti contoh para karyawannya.
2.1.2 Pengertian, Sejarah, dan Klasifikasi Es Krim Prof.DR. Made Astawan sebagai Ahli Teknologi Pangan dan Gizi dari Departemen Kesehatan Repbulik Indonesia menjelaskan bahwa Es Krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Es Krim merupakan suatu hidangan yang berbentuk emulsi air dalam minyak. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak, gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan es krim terdiri dari pencampuran bahan, pasteurisasi, aging di dalam refrigerator, pembekuan sekaligus
19
pengadukan di dalam votator, dan terakhir adalah pengerasan. Hal ini dijelaskannya dalam artikelnya yang berjudul “Penjinak Virus di dalam Es Krim”.
Asal usul es krim dijelaskan oleh Helga dan Ratna dalam artikelnya yang berjudul “Ambiguous Ice Cream” pada majalah Plaza, dimulai sejarahnya semenjak zaman Romawi oleh kaisar Nero. Namun jika dilihat lebih jauh lagi, es krim sebenarnya sudah dinikmati orang dari zaman China kuno, yaitu pertama kali ditemukan pada zaman kerajaan Tan dari Dinasti Shang pada abad ke-6. Bahan awalnya berupa salju, fermented buffalo, susu kambing dan beras. Bahannya itu tidak jauh berbeda dengan bahan es krim yang ditemukan di Romawi. Lalu Marco Polo yang berjasa memperkenalkannya ke daratan Eropa setelah melihat cara pembuatannya di daratan Asia.
Kemudian disebutkan pula oleh Harian Umum Pelita (Persatuan Umat dan Kesatuan Bangsa) dalam artikel “Es Krim dinikmati Sejak Zaman China Kuno” bahwa hidangan ini menjadi semakin populer dan berkembang berkat didirikannya pabrik es krim pertama di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat oleh Jacob Fussell. Semuanya berawal ketika bisnis produk olahan susu milik Fussell mengalami kelebihan krim, sedangkan ia tidak menemukan cara pemecahannya. Selanjutnya dia mencoba membuat es dari krim tersebut, yang kemudian berhasil dan menjadi bisnis utamanya.
Dijelaskan pula oleh Helga dan Ratna, bahwa ada berbagai jenis es krim, kita mengenal sorbetto, gelato dan snow ice. Sorbetto atau shorbet adalah sejenis ice cream yang tidak banyak mengandung lemak susu. Lain lagi dengan gelato yang dikenal juga
20
dengan istilah Italian Ice Cream. Gelato tidak menggunakan dairy product sebagai bahan dasar dan lebih banyak menggunakan buah-buahan sebagai aroma. Sedangkan untuk snow ice merupakan sejenis es yang diserut lagi sampai halus sehingga teksturnya pun jauh lebih lembut dari es krim. Snow ice juga tidak menggunakan bahan starch (sejenis tepung kanji) sehingga tidak menimbulkan rasa haus, tapi sebaliknya malah justru menyegarkan.
Gambar 2.1
2.1.3 Sejarah La Reassa Ice Cream La Reassa ice cream mulai berdiri sejak tahun 1988 yang dirintis oleh Yoko Sulistio dan Liliani. Sebagai teman seiman dan 1 gereja, mereka memilih nama La Reassa yang mereka peroleh dari buku nama-nama orang yaitu Raisa yang memiliki arti ambisius, cantik, pintar, menarik, dan kuat. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer kata Raisa sendiri itu memiliki arti pemimpin.
Menurut Yoko arti kata Raisa itu sendiri tercermin pada tokoh Srikandi dalam pewayangan, seorang ksatria pemanah yang tidak hanya unik karena perilakunya yang tidak mau disamakan dengan wanita pada umumnya, Srikandi terlahir sebagai seorang
21
yang lebih aktif dan tomboi namun dibalik semua itu ia tetaplah wanita yang cantik, pintar dan ulet hanya saja melalui caranya sendiri.
Gambar 2.2
Usaha rumahan ini bermula di kawasan perumahan kedoya yang hanya merupakan usaha catering pesta menerima pesanan berupa kue-kue mini yang dijual per paket. Kemudian pada tahun 1991 akhirnya beralih untuk lebih fokus dan konsentrasi memproduksi es krim dengan permainan pada bentuknya yang unik serta cantik.
Pusat pemasaran usaha ini berada di perumahan Kedoya dengan beberapa cabang di sekitar Jakarta untuk membantu proses pesan antar. Di bagian pusat mereka memiliki 8 orang anggota di bagian produksi, 2 orang untuk customer service, serta 5 orang untuk bagian pengantar. Beberapa cabangnya antara lain berada di Taman Radio Dalam VII/II
22
di Jakarta Selatan, lalu Pulomas III F/4 di Jakarta Timur dan yang terakhir berada di Tangerang tepatnya di jalan Gunung Rinjani 2 No.22, Bumi Serpong Damai Sektor 4.
Gambar 2.3
Yoko dan Liliani sangat menyadari akan besarnya peran dari bentuk-bentuk es krim yang unik untuk menarik minat para konsumennya selain dari resep es krim yang orisinil dan eksklusif. La Reassa dalam 20 tahun terakhir ini merupakan pelopor pembuat es krim dengan bentuk mini. Lalu sekitar 5 tahun belakangan, usaha lain mengikuti langkah yang diambil Yoko dan Liliani dalam memproduksi es krim mini. Karena eksklusifnya inilah maka dikenakan minimal order untuk pemesanan ditambah dengan ongkos kirim yang bergantung dari jauh dekatnya lokasi. Tapi apabila pembeli mengambilnya di tempat maka akan mendapat potongan sebesar 5%.
23
Dinamika persaingan dengan kompetitor dianggapnya tidak mempengaruhi kelas La Reassa Ice Cream sebagai pelopor produsen es krim mini. La Reassa telah memiliki kelas tersendiri dan tidak dapat disusul karena perbedaan “jam terbang” mereka setelah 2 tahun, sedangkan untuk produsen es krim yang baru-baru ini lebih banyak menggunakan bahan jadi yang jauh lebih mudah pembuatannya. Untuk Itu La Reassa dinilai eksklusif bagi para konsumennya.
Keunggulan inovasi dari hasil pemikiran Yoko Sulistio dan Liliani adalah bentuk potongan es krim kecil yang disiram cokelat lalu dihias pada bagian atasnya. Untuk produk unggulannya ini mereka menyebutnya Dainty ice cream, Praline ice cream , dan es puter yang merupakan produk pertama mereka membuka usaha ini sejak 20 tahun yang lalu. Produk kue-kue kecil terdahulunya merupakan pencetus ide lahirnya Dainty Ice Cream. Jika produk sebelumnya adalah kue maka kali ini ditampilkan dalam bentuk es krim. Es puternya pun memiliki keunikan karena dalam 1 cup yang berbentuk lonjong terdapat 2 macam rasa yang berbeda.
Arti dari Dainty adalah kecil dan mungil namun cantik, lucu dan lezat itulah sebuah nama yang merupakan hadiah dari dosen mereka. Sedangkan untuk Praline artinya cokelat mini yang bentuknya bermacam-macam dengan kualitas cokelat Belgium yang diisi dengan es krim di dalamnya. berbagai macam isi dan bentuk. Kreatifitas mereka tidak hanya sebatas itu saja, nama-nama untuk es krim lainnya mereka namakan sendiri sesuai dengan isi dan bentuknya. Seiring berjalannya waktu La Reassa terus menciptakan variasi seperti low calery ice cream, diabetic ice cream, es puter, crunchy
24
ice cream sampai yoghurt ice cream yang segar hal ini menimbang banyaknya pendapat bahwa banyak makan es krim itu membuat gemuk.
Untuk resepnya sendiri, keduanya belajar dari berbagai ahli disamping mengikuti berbagai seminar. Juga menyesuaikan dengan cita rasa Indonesia. Selain itu berbagai saran juga diperoleh dari teman mereka yang mempelajari food technology. Semua produk La Reassa menggunakan bahan yang alami terutama dari buah-buahan, produknya tidak menggunakan essence, karena meraka sangat mementingkan kesehatan bagi konsumennya. Mereka juga produksi sendiri produk yang lokasi pembuatanya tidak jauh dari tokonya di Kedoya. Melalui beberapa tahap yaitu proses pemasakan adonan, aging (adonan dibiarkan semalam dengan suhu tertentu), kemudian churn yaitu proses dalam mesin es krim, setelah itu adonan baru siap dicetak dengan bentuk sesuai kebutuhan.
Dibalik itu semua, Yoko Sulistio dan Liliani mendirikan La Reassa ice cream ini memiliki filosofi tersendiri yaitu ingin memperlihatkan kepada semua orang bahwa wanita itu mampu produktif dalam menghasilkan sesuatu dan tidak kalah dengan pria salah satunya yaitu melalui kreasi dan inovasi es krimnya. Maka terciptalah visi misi yang melekat pada La Reassa yaitu menjangkau untuk memperkenalkan produknya pada generasi muda dan memberikan contoh serta panutan kepada generasi yang lebih muda dari mereka terutama perempuan bahwa siapa saja dapat bekerja, tanpa memandang usia. Filosofi ini juga dapat dilihat dari keseluruhan pekerja di La Reassa yang merupakan perempuan, kecuali untuk pesan antar adalah pekerja pria. Maka untuk mendukung visi ini mereka berencana untuk membuka cabang dan berinovasi dengan
25
bentuk-bentuk yang lebih modern. Tapi disamping itu mereka mengakui kurangnya media promosi yang telah berjalan selama ini, sejauh ini hanya proses promosi yang paling efektif hanya dari mulut ke mulut, jadi belum menggapai kalangan muda untuk mengetahui produk ini.
2.1.4 Fakta Dibalik Es Krim Ada berbagai macam fakta yang menyelimuti es krim. Salah satunya dijelaskan oleh Prof.DR. Made Astawan dari pihak Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa es krim merupakan makanan dengan kandungan gizi yang tinggi, karena bahan dasar pembuatannya. Seperti contoh kandungan molekul yang banyak terdapat dalam susu, selain air dan lemak molekul tersebut mencakup kandungan berbagai vitamin, karbohidrat, enzim, serta protein yang mampu meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Banyak pula mitos mengenai es krim, seperti contoh disebutkan di Harian Umum Pelita es krim merupakan penyebab kegemukan. Faktanya kegemukan diakibatkan lemak yang berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan yang kurang baik dan faktor keturunan. Sementara kontribusi lemak yang terkandung dalam es krim sangatlah kecil. Mitos kedua yang salah adalah, es krim sebagai penyebab batuk dan pilek, faktanya penyebab utamanya adalah virus dan allergen pada anak-anak yang mempunyai sifat alergi bawaan.
2.2
Khalayak Sasaran yang menjadi target audience dari La Reassa Ice Cream :
26
2.2.1 Sasaran Primer Geografis
: wilayah Jakarta, termasuk sekitar Tangerang dan Bekasi
Demografis
: wanita dewasa dengan usia mapan yaitu 30-45 Golongan ekonomi dan kelas sosial menengah atas.
Psikografis
:
wanita
dewasa
yang
sudah
berkeluarga
dan
sangat
memperhatikan kesehatan dan nutrisi bagi keluarganya. Karena itu ibu merupakan pembuat keputusan untuk segala pemilihan makanan untuk konsumsi bagi keluarganya. Sering mengadakan acara kumpul keluarga, baik itu keluarga kecil maupun besar. Walaupun sebagai wanita karier, tetap up to date dan tidak ketinggalan zaman.
2.2.2 Sasaran Sekunder Geografis
: wilayah Jakarta, termasuk sekitar Tangerang dan Bekasi
Demografis
: keluarga Golongan ekonomi dan kelas sosial menengah atas.
Psikografis
: mereka yang lebih memprioritaskan waktu keluarga dan kebersamaannya, serta ingin selalu menciptakan suasana yang mendukung di keluarganya. Diharapkan dengan adanya es krim ini yang akan menjadi media atau sarana pelengkap di setiap pertemuan keluarga dan pemersatu setiap aggota keluarga baik tua dan muda.
27
2.3
Kompetitor Pesca Ice Cream and Chocolate Berawal akan kecintaan keluarga Yani pada es krim akhirnya ia membuka usaha
rumahan dengan nama Pesca Ice Cream yang kemudian menjadi salah satu produsan es krim dan cokelat yang telah berdiri sejak 13 tahun yang lalu. Berlokasi di jalan Akasia II Komplek Taman Kedoya Baru BI B-3 / 18. Berawal dengan 5 orang karyawan Pesca Ice Cream merupakan homemade Italian ice cream / gelato yang mempersembahkan es krim dengan cita rasa kelembutan dan tanpa bahan kimia. Pesca Ice cream and Chocolate juga menyediakan jasa pesan antar. Pesca Ice Cream sangat kompetitif dalam dalam usahanya, bahkan berani menerima pesanan untuk diantar pada hari yang sama.
Gambar 2.4
Menjadi salah satu kompetitor terbesar selain karena jenis usahanya yang serupa juga karena letaknya yang sangat dekat dengan La Reassa Ice Cream. Kemasannya yang lebih elegan serta dekorasi dan pemilihan warna klasik pada produknya menjadi daya
28
tarik sendiri memberikan kesan mewah pada brand ini serta penggunaan elemen grafisnya yang cukup konsisten sangat mendukung brand ini. Peluang bisnis eskrim ini tidak disia-siakan oleh Yani, ia juga membuka cabangnya di Bandung.
Es Krim Baltic Salah satu produsen es krim dengan sistem pesan antar ini memulai usahanya sejak tahun 1939 di Jalan Kramat Raya. Awalnya bernama Istana Es
Krim
yang
kemudian
berubah
menjadi es krim Baltic peralihan sistem yang menjadi pesan antar dikarenakan adanya pelebaran jalan. Namun es krim Baltic tetap bertahan dengan keaslian dan
alaminya
sejak
dahulu
kala
didirikan oleh Mulya Santosa hingga sekarang ini anaknya yang melanjutkan Gambar 2.5
usaha tersebut.
Kendati mengalami perubahan dalam penyajiannya, es krim Baltic tetap memakai resep tempo dulu. Inilah yang membedakannya dengan produsen es krim lainnya. Es krim Baltic memposisikan dirinya sebagai es krim tempo dulu dengan resep asli tempo dulu milik pendirinya.
29
Pengirimiman menggunakan kendaraan roda dua, baik melalui pusat maupun cabangnya. Produk-produknya sangat beragam seperti ice stick, ice cup, tart ice cream, mini, ice tart, ice cream dan ice puter. Es krim Baltic juga menerima pesanan-pesanan khusus seperti pada acara pesta.
2.4
Format Produk La Reassa menyediakan berbagai jenis es krim, antara lain:
Gambar 2.6
- Cheese Chocolate Crunchies
- Shocking Chocolate Nut
- Shy Fruities
- Dark Kiwi
- Secret Love
- Tiramisu
- Deep Purple
- Avocado Sweet Coco 30
2.5
- Es Puter
- Praline
- Fancy Ice Cream
- Dainty
- Ice Cream Cup
- Mini me
Analisa Strength (kekuatan) -
La Reassa telah merintis sejak 20 tahun yang lalu yaitu sejak tahun 1988
-
Produk La Reassa fokus pada berbagai produk pada ice cream dengan bahan alami
-
Perintis bentuk es krim mini
-
Pekerjanya wanita-wanita yang mandiri
-
Sistem pesan antar menjadi kemudahan tersendiri untuk mendapatkan produk es krim ini.
-
Filosofi brand sangatlah unik selain artinya adalah sebagai pemimpin, menurut Yoko Sulistio, La Reassa tercermin dalam diri tokoh Srikandi
Weakness (kelemahan) -
Lebih kepada usaha rumahan yang kegiatannya banyak diluar tempat usaha
-
Lebih banyak untuk pesan antar
-
Promosi hanya melalui brosur, web dan dari mulut ke mulut
-
Telah mengalami 3 kali pergantian logo tapi hanya mengikuti perkembangan zaman, tanpa melihat filosofi dari La Reassa sendiri
-
Letak tempat usaha yang kurang strategis berada di daerah sekitar perumahan
31
Opportunity (kesempatan) -
Wisata kuliner untuk makanan pelengkap saat ini banyak digemari, terutama jenis makanan yang cukup praktis seperti es krim
-
Kehidupan sosial ekonomi di kota Jakarta sangat cocok sebagai target usaha
-
Cocok dengan iklim di Indonesia yang tropis
Threat (ancaman) -
Banyak bermunculan usaha serupa dan sangat dekat letak tempat usahanya
-
Kebanyakan target audience lebih suka menikmai es krim ketika sedang berkumpul di pusat swalayan, bukan untuk pesan antar
32