BAB 2 DATA & ANALIS A
2.1 Sejarah Peribahasa
Peribahasa (dalam bahasa inggris, proverb) adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah, perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup ataupun aturan tingkah laku dengan makna yang luas, mengandungi kebenaran, sedap didengar dan bijak perkataannya. Dalam ungkapan lain, Carvantes (novelis, penyair dan dramatis Spanyol) mendefinisikan peribahasa sebagai kalimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang; Bertrand Russell (filsuf dan ahli matematika ternama Britania Raya) mendefinisikannya sebagai kebijaksanaan orang banyak, tetapi kecerdasan seseorang. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpama. Pada masa dulu, peribahasa merupakan cara yang digunakan sebagai jalan untuk memudahkan mereka yang ingin memberikan nasihat, teguran atau sindiran sehingga pihak yang dinasihatinya bisa menangkap apa yang ditujukan padanya dengan mudah.
Keindahan peribahasa merupakan cara dari peribahasa tersebut digunakan. Tetapi pada masa kini, pelbagai peribahasa dipaksakan kepada pelajar-pelajar untuk dihafalkan sehingga kurang berkesan bagi mereka. Peribahasa di tiap negara memiliki nama yang berbeda-beda. Di Indonesia disebut Peribahasa, di negara-negara barat disebut Proverb, di Cina disebut Yànyŭ dan di Jepang disebut Kotowaza.
2.2 Sumber Data Sumber utama Penulis dapatkan dari: •
Buku berjudul Kamus Peribahasa Indonesia oleh Dra. Ratna Pratiwi dan Seysar Inggar Tofani.
•
Baru setelah memilih peribahasa-peribahasa yang diperlukan, Penulis akan meminta klarifikasi arti peribahasa-peribahasa tersebut kepada Bapak Bambang Sudarmaji Constantinus, Drs..
•
Selain itu, Penulis juga akan melakukan pemeriksaan silang dengan websitewebsite yang menyajikan peribahasa, salah satunya Wikiquote.
•
Universal Principles of Design: 100 ways to enhance usability, influence perception, increase appeal, make better design decisions, and teach through design oleh W. Lidwell, K. Holden dan J. Butler, sebagai referensi untuk mendapatkan teori desain yang diperlukan.
•
Desain Komunikasi Visual Terpadu oleh Yongky Safanayong, juga sebagai referensi untuk mendapatkan teori desain yang diperlukan.
•
Spirit of the Wild oleh Steve Bloom, sebagai referensi fotografi.
•
Type Style Finder oleh Samara, sebagai referensi pencarian jenis font yang sesuai.
•
Mind Grenades, sebagai referensi untuk penyusunan layout.
•
Layout, Dasar dan Penerapannya oleh Surianto Rustan, S. Sn., sebagai referensi untuk penyusunan layout.
•
Experimental Format 2: Books, Brochures and Catalog oleh Roger FawcettTang, sebagai referensi binding buku yang menarik dan unik.
2.3 Produk Penulis ingin membuat publikasi tentang visualisasi peribahasa ke dalam fotografi. M edia yang Penulis gunakan meliputi: 1. Buku, dengan susunan: Cover Halaman pembuka Biografi Penulis Definisi Peribahasa Indonesia 15 Peribahasa beserta visualisasinya beserta 3 halaman divider Daftar foto Back cover 2. Selipan buku, 3. Pin, 4. Pembatas Binder Note, 5. Giant banner.
2.4 Target Audience Geografis: Ditujukan kepada mereka yang berada di Indonesia, terutama kota-kota besar dengan tingkat aktivitas yang cukup padat.
Demografis: Target Primer: Umur : 19 – 24 tahun Kelas : B ke atas Jenis Kelamin : Pria dan wanita Tingkat Pendidikan : SM A – S1
Psikologis: Attitude
: M enyukai ”hunting” fotografi, berpikiran maju dan modern.
Behavior
: Workaholic dan pecinta fotografi.
Lifestyle
: M emiliki hobi fotografi, suka hang-out bersama teman sekomunitas.
2.5 Hasil Survey Berupa Kuisioner Kuisioner dibagikan kepada responden yang memiliki umur berkisar antara 19-24 tahun, pria dan wanita.
1. Apakah Anda setuju bahwa peribahasa Indonesia adalah salah satu keunikan Bahasa Indonesia? o
Ya
Æ 98 % (98 responden)
o
Tidak
Æ 2 % (2 responden)
2. M enurut Anda, populerkah peribahasa Indonesia sekarang ini? o
Ya
Æ 26 % (26 responden)
o
Tidak
Æ 74 % (74 responden)
3. Kira-kira berapa banyak peribahasa yang Anda ingat sekarang? o
Kurang dari 3
Æ 13 % (13 responden)
o
3-8
Æ 67 % (67 responden)
o
Lebih dari 8
Æ 20 % (20 responden)
4. Dari pilihan di bawah ini, pilihan mana yang akan membuat Anda tertarik dengan peribahasa? (pilihan boleh lebih dari 1) o
Dikemas dalam bentuk fotografi
Æ 45 responden
o
Dirangkai menjadi sebuah cerita
Æ 41 responden
o
Dijadikan kalimat motivasi dan inspirasi
Æ 54 responden
o
Jawaban lain
Æ dimasukan dalam iklan, 1 responden Æ dimasukan dalam buku permainan, 1 responden Æ dijadikan humor, 3 responden Æ disatukan dengan ilustrasi, 1 responden
5. Anda akan lebih mudah memahami dan mengingat sebuah peribahasa apabila disajikan dalam bentuk: o
Visual
Æ 20 % (20 responden)
o
Teks
Æ 8 % (8 responden)
o
Kombinasi keduanya
Æ 72 % (72 responden)
6. Apakah Anda akan tertarik apabila poin 3 dan 4 disajikan kedalam bentuk buku? o
Ya
Æ 84 % (84 responden)
o
Tidak
Æ 14 % (14 responden)
2.6 Analisa Partner-preposisi Strength +
Peribahasa adalah salah satu keunikan Bahasa Indonesia sehingga patut dipopulerkan.
+ M emiliki makna-makna yang motivatif. +
Objek yang dipakai dalam peribahasa beragam.
Weakness -
Beberapa peribahasa terkesan kuno.
-
Terkadang pemilihan kosakatanya adalah kosakata yang memiliki arti yang cukup sulit dimengerti secara cepat.
-
Biasanya peribahasa dikemas dalam kamus, buku heavy text atau buku pelajaran.
Opportunities +
Penyajian Peribahasa Indonesia dalam bentuk fotografi belum ada.
+
Di negara berkembang, media cetak lebih berpeluang dibandingkan dengan media non-cetak seperti media online.
Treat -
M emiliki saingan “eye catching” saat di display di rak karena jumlah jenis buku yang sangat banyak.
-
Orang-orang berpikiran bahwa peribahasa itu tidak menarik.
2.7 Data Penyelenggara Buku ini akan diterbitkan melalui penerbit buku: PT. Gramedia Pustaka Utama Jl. Palmerah Barat 33-37, Lt. 2-3, Jakarta 10270
Latar belakang penyelenggara: Penerbit Gramedia mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya M arga T. sedangkan untuk buku non-fiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain.
Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta masyarakat Indonesia”, Gramedia Pustaka Utama berusaha keras untuk menjadi agen pembaruan bagi bangsa ini dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir. M elalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka Utama akhirnya mengkonsentrasikan diri untuk menggarap dua bidang utama, yakni fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja, dewasa. Bidang non-fiksi dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb. Karena misi dan visi itu pula, Gramedia berusaha memilih penulis-penulis yang berkualitas. Di deretan fiksi kita mengenal nama-nama yang memiliki reputasi internasional seperti: John Grisham (penulis Legal Thriller), Sidney Sheldon, A gatha Christie, Danielle Steel, Sir Arthur Conan Doyle, dll.; dan lima penulis wanita paling top di Indonesia: M arga T., M ira W, M aria A. Sardjono, V. Lestari, dan S. M ara Gd. Di deretan non-fiksi untuk penulis lokal ada Hermawan Kartajaya, Kwik Kian Gie, Rhenald Kasali, Husein Umar, Vincent Gaspers, Andreas Harefa, Anand Krishna, Hembing W., Nila Chandra, M arry Winata, Rudy Choirudin, dll.; dan untuk penulis asing (terjemahan) ada: Jack Canfield & M ark Victor Hansen (Seri Chicken Soup for the Soul), John Gray, Daniel Goleman, John P. Kotter, Joe Girard, Andrew Weil, dll.