BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Lalat rumah (Musca domestica) merupakan salah satu spesies serangga yang banyak terdapat di seluruh dunia. Sekitar 95% dari berbagai jenis lalat yang dijumpai di sekitar rumah dan kandang adalah lalat jenis ini. Di bidang kesehatan, lalat rumah (Musca domestica) dianggap sebagai serangga pengganggu karena merupakan vektor mekanis beberapa penyakit pada manusia dan hewan. Selain itu, lalat juga mengganggu dari segi kebersihan dan ketenangan (Moreira et al., 2004). Lalat rumah (Musca domestica) menyebarkan organisme yang bersifat patogen terhadap manusia yang berjumlah kurang lebih 100 jenis. Agen penyakit ditularkan dari mulut melalui vomit drops, feses dan bagian tubuh lainnya yang terkontaminasi kemudian dipindahkan pada makanan manusia atau pakan hewan/ternak (Sigit, 2006). Beberapa penyakit gastrointestinal yang ditularkan lalat rumah (Musca domestica) pada manusia yaitu kolera, disentri, tifoid, dan enteritis (Sigit, 2006). Pada tahun 2009, 45 negara melaporkan 221.226 kasus kolera pada WHO, ini mengalami peningkatan 16% dibandingkan tahun 2008 dengan 190.130 kasus (WHO, 2008a). WHO memperkirakan pada tahun 2004 terdapat 21 juta kasus tifoid dan 216.000 sampai 600.000 kematian setiap tahunnya, dengan anak-anak usia sekolah atau yang lebih muda yang paling banyak terkena. Benua Asia memiliki angka kejadian kasus demam tifoid
1
2
tertinggi di dunia, dengan 274 kasus setiap 100.000 penduduk. Perkiraan angka CFR dari penyakit berkisar antara 1-4% (WHO, 2008b). Salah satu cara pengendalian populasi lalat adalah dengan cara kimia yaitu dengan menggunakan insektisida. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga (Wudianto, 2010). Pengendalian populasi lalat dengan menggunakan insektisida dapat memberikan angka knockdown dan kematian yang cepat (Depkes, 2012). Metode semprot (space spraying) adalah salah satu cara aplikasi insektisida. Aplikasi insektisida dengan metode semprot (space spraying) merupakan metode siap pakai yang paling diminati di lingkungan rumah tangga (Depkes, 2012). Insektisida yang baik memiliki beberapa syarat, yaitu daya bunuh serangga dalam jumlah besar dan cepat (memiliki skor insektisida 5 atau quick knockdown effect), aman untuk manusia dan makhluk lainnya, susunan kimia stabil tidak mudah terbakar, penggunaan mudah, murah, mudah didapatkan, tidak berwarna dan tidak berbau merangsang (Palumbo, 2011). Knockdown time dapat diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk menjatuhkan lalat. Lalat yang sudah mengalami knockdown biasanya jatuh dalam posisi terlentang dan tidak dapat berdiri dan terbang lagi (Torr, 2012). Knockdown time 50 (KT50) adalah waktu yang dibutuhkan untuk menjatuhkan setengah (50%) dari jumlah populasi lalat. KT50 merupakan metode baru untuk mengevaluasi potensi insektisida. KT50 mudah diimplementasikan, yaitu dengan cara menghitung jumlah lalat yang jatuh dalam waktu 60 menit dengan interval 5 menit dan mengevaluasi kematian setelah 24 jam pengamatan (Skovmand, 2008). Variasi yang ditemukan di dalam penghitungan KT50 juga sangat kecil pada tiap
3
repetisi (Yates et. al., 2005). Dinyatakan quick knockdown effect jika memiliki skor insektisida 5, bila dalam waktu kurang dari 5 menit dapat menjatuhkan setengah dari populasi lalat (Palumbo, 2011). Penggunaan insektisida kimia sintetis yang tidak sesuai tidak hanya dapat memicu terjadinya kasus keracunan makanan, tetapi juga dapat meningkatkan isu resistensi pada 50 tahun terakhir. Resistensi serangga merupakan fenomena global yang berdampak pada negara maju dan negara berkembang. Tingkat resistensi serangga terhadap insektisida bertambah seiring dengan munculnya dan penggunaan berbagai jenis insektisida kimia sintetis dalam tahun-tahun berikutnya (Tabashnik, 2011). Pada tahun 1948 dilaporkan bahwa terjadi resistensi DDT pada nyamuk dan lalat. Sebagian besar dari peningkatan resistensi insektisida kimia sintetis disebabkan oleh aksi manusia dalam penggunaan insektisida kimia sintetis tanpa didukung oleh pengetahuan yang mendalam tentang sifat dasar insektisida kimia sintetis (Untung, 2004). Insektisida kimia sintetis mengandung senyawa kimia yang persisten dimana senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi, merusak ekosistem alami, dan memasuki rantai makanan manusia (Rustamiaji, 2008). Walaupun kontrol menggunakan insektisida kimia sintetis dapat memberikan angka knockdown dan kematian yang cepat, isu resistensi, dampak negatif terhadap lingkungan, dan berbagai efek samping terhadap manusia akan membuat fungsinya berkurang dalam waktu dekat. Salah satu alternatif ramah lingkungan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memanfaatkan insektisida kimia alami. Ada beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida kimia alami, salah satunya adalah biji jintan
4
hitam (Nigella sativa L.). Kandungan kimia biji jintan hitam (Nigella sativa L.) terdiri atas asam amino, protein, karbohidrat, minyak atsiri, alkaloid, saponin, dan berbagai kandungan lain (Indah, 2009). Biji jintan hitam (Nigella sativa L.) diketahui memiliki kadungan fenol (Sosiawan, 2012). Menurut penelitian Shariff, fenol memiliki efek yang luas, salah satunya yaitu efek antiparasit (Ma dan Kinner, 2002; Shariff, 2011). Selain itu, Biji jintan hitam (Nigella sativa L.) juga mengandung senyawa p-cymene (60,2%), limonene (1,3%), carvacrol (3%), dan citronellol yang diprediksikan dapat memberikan efek knockdown terhadap lalat rumah (Musca domestica) (Wajs, 2008; Datta, 2012). Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.), yang bertujuan untuk menentukan potensi dari ekstrak biji jintan hitam sebagai insektisida kimia alami terhadap lalat rumah (Musca domestica). 1.2 Rumusan Masalah Apakah ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dengan metode semprot memiliki efek quick knockdown terhadap lalat rumah (Musca domestica)? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dengan metode semprot memiliki efek quick knockdown terhadap lalat rumah (Musca domestica).
5
1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui konsentrasi efektif ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dengan metode semprot terhadap lalat rumah (Musca domestica). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memperkaya informasi dan edukasi terhadap masyarakat tentang penggunaan biji jintan hitam (Nigella sativa L.) sebagai insektisida kimia alami terhadap lalat rumah (Musca domestica). 2. Membantu mengurangi resiko penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat rumah (Musca domestica). 3. Menambah informasi untuk penelitian selanjutnya tentang penggunaan ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L.) sebagai insektisida kimia alami.