BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perkembangan pengetahuan di bidang teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta munculnya pertumbuhan bisnis internasional. Laporan keuangan yang baik akan memberikan informasi dan kepercayaan kepada investor yang diperlukan untuk berinvestasi dalam pasar modal global. Menurut Accounting Principle Board (APB) Opinion No 16 mengatakan: “a businees combination occurs when or corporatian and one or more incorporated or incorporated business are brought together into one accounting entity. The sigle entity carries on the activities of the prefiously separate, independent interprises.” Dari pernyataan tersebut bahwa suatu kombinasi bisnis dapat terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan satu perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut meneruskan aktivitas-aktivitas perusahaan-perusahaan terdahulu yang semula terpisah (Darmadji dan Tan 2005:113). Menurut PSAK 22 revisi tahun 2010 transaksi kombinasi bisnis dapat terjadi ketika suatu entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis. Kombinasi bisnis dapat melibatkan 2 pihak antara entitas mengakuisisi dan entitas yang diakuisisi. Pihak pengakuisisi merupakan entitas yang memperoleh pengendalian atas entitas yang diakuisisi dalam
1
2
transaksi kombinasi bisnis. Penggabungan usaha dalam PSAK tahun 1994 didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi entitas ekonomi karena control atas aktiva atau asset dan operasi perusahaan lain, kombinasi bisnis terjadi dengan kepemilikan hak suara yang memberikan hak pengendalian (Karyawati, 2011:2). Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS). Kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan. Di tengah interaksi pelaku ekonomi global, penerapan IFRS juga akan memperbanyak peluang kepada para emiten untuk menarik investor global. Dengan standar akuntansi yang sama, investor asing juga akan lebih mudah untuk membandingkan perusahaan di Indonesia dengan perusahaan sejenis di negara-negara lain. Immanuella (2009) tujuan IFRS (International Financial Reporting Standars) untuk memastikan laporan keuangan intern perusahaan untuk periode-periode
yang dimasukan dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi yang berkualitas tinggi. Tahapan adopsi IFRS yang dilakukan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) menuju konvergensi IFRS 2012 yaitu: 1. Tahap pertama adalah adopsi pada tahun 2008-2010, yaitu adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku.
3
2. Tahap kedua adalah persiapan akhir pada tahun 2011, yaitu penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan, penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS. 3. Tahap ketiga adalah implementasi pada tahun 2012, yaitu penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap, evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif. Adanya
konvergensi
akan
memudahkan
akses
pendanaan
internasional menjadi lebih terbuka, karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Dengan mengadopsi IFRS berarti laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama. Hal ini akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang-cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda sehingga IFRS dapat meningkatkan kualitas pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi IFRS juga berarti meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi akuntansi, sehingga memudahkan proses akuisisi dan divestasi dan juga dengan mengadopsi IFRS kinerja perusahaan dapat diperbandingkan dengan pesaing lainnya secara global, apalagi dengan semakin meningkatnya persaingan global saat ini.
4
Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Dengan berkembangnya kegiatan ekonomi dan globalisasi menuntut adanya suatu standar akuntansi internasional yang dapat diterima dan dapat dipahani secara internasional, oleh karena itu munculnya suatu standar IFRS (Internatinal Financial Reporting Standars). Tujuan dengan adanya konvergensi IFRS agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat dibandingkan, sehingga mempermudah dalam melakukan analisis dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Penelitian Gamayuni (2009) tentang perkembangan standar akuntansi keuangan Indonesia menuju International Financial Reporting Standard darihasil penelitian Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global. Saat ini adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya harmonisasi, belum adopsi secara utuh. Namun Indonesia akan mengadopsi IFRS (International Financial Reporting Standars) pada tahun 2012. Adopsi IFRS ini wajib diterapkan bagi perusahaan publik yang bersifat multinasional, untuk perusahaan non publik yang bersifat lokal yang tidak wajib dilepaskan. Untuk mengadopsi IFRS secara penuh pada tahun 2012, tantangan terutama dihadapi oleh kalangan akademis dan perusahaan di Indonesia. Penelitian Immanuela (2009) tentang adopsi penuh dan harmonisasi standar akuntansi internasional dengan hasil penelitian Standar Akuntansi
5
Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk pengambilan keputusan. Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaanperusahaan listed di BEI menggunakan IFRS, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntansi Indonesia bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakanakan
menerapkan
standar
akuntansi
yang
mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS. Namun demikian sudah beberapa perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan IFRS. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan salah satu dari perusahaan yang terdaftar di BEI yang sudah mengadopsi IFRS. PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.
6
Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
TRANSAKSI
KOMBINASI
BISNIS
DENGAN
KONVERGENSI IFRS PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK PERIODE 2009-2011”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Transaksi Kombinasi Bisnis dengan konvergensi IFRS pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2009-2011?”
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui transaksi kombinasi bisnis dengan konvergensi IFRS pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk periode 2009-2011.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Sebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas dalam kombinasi bisnis dengan adanya konvergensi IFRS. 2. Bagi pemilik dana investasi (Investor) Dapat dijadikanpertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan investasinya pada perusahaan yang bersangkutan.
7
3. Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai kombinasi bisnis dengan konvergensi IFRS. 4. Bagi peneliti lain Sebagai tambahan informasi yang diharapkan dan digunakan sebagai bahan referensi dalam menambah wawasan pengetahuan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.
E. Sistematika Penulisan Agar dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan tujuan, maka penulisan penelitian ini terbagi dalam lima bab dengan garis besar isi sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi teori – teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Dalam bab ini juga dibahas tentang kombinasi bisnis, konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standars) dan selanjutnya penjabaran tinjauan pustaka.
8
BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV : PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan gambaran umum PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, kombinasi bisnis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan konvergensi IFRS (International Financial Reporting Standars). BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan penelitian serta keterbatasan penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan penelitian tersebut, disertakan saran untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.