BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih
atau limfosit. Sel tersebut adalah bagian terpenting dari sistem kekebalan tubuh, Sel ini juga disebut sel T helper yang merupakan titik pusat system pertahanan tubuh. Jika virus HIV membunuh sel CD4 sampai terdapat kurang dari 200 sel CD4 per mikroliter darah, maka kekebalan seluler akan hilang. Infeksi ini awalnya asimtomatik, tanpa diimbangi upaya intervensi maka dari waktu kewaktu jumlah sel CD4 akan semakin rendah, sehingga membuka peluang infeksi sekunder dan muncul manifestasi klinis AIDS hingga sepsis.8 Seseorang yang tidak terinfeksi HIV biasanya memiliki sel CD4 antara 950 dan 1700 sel/mm3.19 Acquired Immune Deficiency Syndrome ( AIDS ) ialah kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang merusak system kekebalan tubuh manusia, sehingga apabila seseorang didiagnosa menderita AIDS maka sistem kekebalan tubuh mereka terlalu lemah untuk melawan infeksi sehingga mereka akan mudah terkena berbagai penyakit menular.1,3,9 AIDS dapat didiagnosis ketika jumlah sel sistem kekebalan (sel CD4) dalam darah orang HIV positif di bawah tingkat tertentu.5,8 HIV dapat mencapai sirkulasi sistemik secara langsung dengan di perantarai benda tajam yang mampu menembus dinding pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak intak. Setelah berada dalam sirkulasi sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat di
Universitas Sumatera Utara
deteksi di dalam darah. Masa inkubasi HIV berkisar antara 6 minggu sampai 6 tahun atau lebih.1,8,9 Virus biasanya masuk tubuh dengan menginfeksi sel langerhans di mukosa rectum ataupun vagina, kemudian bergerak dan bereplikasi di Kelenjar Getah Bening (KGB) setempat. Kemudian virus di sebarkan melalui viremia yang disertai sindrom dini akut berupa panas, mialgia dan atralgia. Virus menginfeksi sel CD4, makrofag dan sel dendritik dalam darah dan organ limfoid. Proporsi orang yang terinfeksi HIV, tetapi tidak mendapat pengobatan anti-HIV dan akhirnya akan berkembang menjadi AIDS diperkirakan mencapai lebih dari 90 %. Karena tidak adanya pengobatan anti-HIV yang efektif, “case fatality rate” dari AIDS menjadi sangat tinggi, kebanyakan penderita di negara berkembang (80 - 90%) mati dalam 3 – 5 tahun sesudah didiagnosa terkena AIDS.23 Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam banyak negara diseluruh dunia . Pada tahun 2007 United Nations Program on HIV / AIDS ( UNAIDS )
memperkirakan bahwa lebih dari 30.000.000 orang di
seluruh dunia yang hidup dengan infeksi HIV,
Kasus baru terinfeksi HIV
sebanyak 2.500.000 orang dan kematian AIDS sebanyak 2.100.000 orang. Pada setiap hari seluruh dunia 6800 orang memperoleh HIV dan 5700 orang meninggal karena AIDS.10 Di Indonesia sendiri, jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat. Jumlah kasus AIDS selama tahun 2011 (1 April s.d. 30 Juni 2011) sebanyak
Universitas Sumatera Utara
2352 kasus. Secara kumulatif kasus AIDS 1 April 1987 hingga 30 Juni 2011, adalah: 26.483 orang, dengan jumlah kematian 5.056 orang.6 Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) tahun 2010 merekomendasikan pedoman pemberian antiretroviral awal untuk semua pasien dengan jumlah CD4 ≤ 350 sel/mm 3, dimana sebelumnya
pedoman WHO tahun 2006,
merekomendasikan mulai pengobatan dengan jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm.3,10,11 Meskipun tidak ada obat untuk AIDS, infeksi HIV dapat dicegah, dan mereka yang hidup dengan HIV dapat menggunakan obat antiretroviral untuk menunda awal terjadinya AIDS. Obat antiretroviral menjaga jumlah HIV dalam tubuh pada tingkat yang rendah, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan bekerja secara efektif. Sehingga Obat antiretroviral memungkinkan banyak orang dengan HIV-positif untuk dapat hidup panjang dan sehat.10 Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretroviral yang sangat aktif (highly active antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV. Di Indonesia secara nasional telah memulai terapi antiretroviral pada tahun 2004.49 Madec Y et all (2007) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa sel CD4 meningkat setelah pemberian HAART rata-rata mencapai 130 sel/µl dalam 6 bulan dan mencapai rata-rata 189 sel/µl dalam 12 bulan.46
Demikian pula
Stephen D L et all (2006) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa pada 0 - 16 minggu pertama pemberian HAART terjadi peningkatan sel CD4 yang cepat (sebelum HAART, jumlah CD4: 97 sel/ µL, setelah 16 minggu HAART menjadi : 199 sel/ µL ) dengan rata-rata 25,5 cel/µL/bulan48. Brechtl J R, et all, (2001),
Universitas Sumatera Utara
pada penelitiannya di Terence Cardinal Cooke Health Care Center, New York, dimana pada pasien HIV yang mendapat HAART dan di follow up setelah 3 bulan menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel CD4 ( sebelum HAART, CD4 :66 sel/ µL, setelah 3 bulan mendapat HAART, CD4: 132 sel/ µL).15 Song R et all. (2007), dalam penelitiannya di General Hospital Mombasa,Kenya mendapatkan adanya peningkatan secara signifikan dari sel CD4 setelah pemberian HAART setelah 3 bulan ( sebelum HAART ,CD4: 182.3 sel/µL dan setelah 3 bulan HAART, CD4: 187 sel/ µL) dengan nilai P < .0001.14 Okuliez J F et all (2009) dalam penelitiannya menunjukkan hal yang menarik bahwasanya dijumpai adanya hitung sel CD4 yang menurun ( sebelum HAART,jumlah CD4: 59 sel µL ,dan setelah 6 bulan mendapat HAART, jumlah CD4 :50 sel µL
22
. Demikian pula Piketty C et all (1997) pada penelitiannya
menemukan beberapa pasien dengan hitung sel CD4 yang menurun ( sebelum HAART, jumlah CD4: 162 sel/µL,dan setelah 3 bulan HAART, jumlah CD4: 150 se/µL).47 1.2.
PERUMUSAN MASALAH Dengan keterangan diatas maka dapat disimpulkan perumusan masalah
sbb : Bagaimana pengaruh obat HAART selama 3 bulan pada jumlah sel CD4 penderita HIV/AIDS di RSUP H.Adam Malik Medan. 1.3.
HIPOTESA PENELITIAN Ada peningkatan jumlah sel CD4 pada penderita
HIV/AIDS setelah
mendapat obat HAART selama 3 bulan.
Universitas Sumatera Utara
1.4.
TUJUAN PENELITIAN
1.4.1. TUJUAN UMUM Untuk mengetahui peningkatan jumlah sel CD4
pada penderita
HIV/AIDS setelah mendapat obat HAART selama 3 bulan. 1.4.2. TUJUAN KHUSUS Untuk melihat karakteristik penderita HIV/AIDS 1.5.
MANFAAT PENELITIAN Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan tentang jumlah
sel CD4 pada penderita HIV/AIDS setelah mendapat obat HAART selama 3 bulan, dan kaitannya dengan respon imun, sehingga bisa mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal dan diharapkan dapat memprediksi prognosa penyakit.
Universitas Sumatera Utara