ANALISIS PERILAKU DINAMIK PADA SEL T CDπ+ DAN SEL T CDπ+ TERHADAP INFEKSI MIKOBAKTERIUM TUBERKULOSIS Alfi Nur Rochmatin, Usman pagalay Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail:
[email protected] ABSTRAK Model matematika pada infeksi mikobakterium tuberkulosis yang berbentuk sistem persamaan diferensial nonlinear orde satu. Penelitian ini telah mengkonstruksi model matematika pada interaksi makrofag, sel T CD4+ dan sel T CD8+ dengan pengaruh usia. Solusi numerik pada model matematika ini dengan menggunakan ODE 45 berbantuan matlab. Analisis kestabilan diamati melalui titik tetap dengan mencari matriks jacobian dan nilai eigen dari titik tetap tersebut, maka dapat diperoleh bahwa semua titik tetap tersebut tidak stabil. Berdasarkan analisis perilaku dinamik pada sel T CD4+ dan sel T CD8+ pada usia muda dan usia tua maka akan diperoleh bahwa sel T CD4+ dan sel T CD8+ lebih banyak mempengaruhi populasi bakteri mikobakterium tuberkulosis dari pada saat usia muda. Kata kunci: Perilaku Dinamik, Analisis Kestabilan, Mikobakterium Tuberkulosis, Sel T πππ+ dan Sel T πππ+ ABSTRACT Mathematics model to mycobacterium tuberculosis infections which in from sistem of non linear differential equation first order. In this Research a mathematical model of interactions of macrophages, πΆπ·4+ T cells and πΆπ·8+ T cells with influence of age has been to construct. Numerical solution of this mathematical model is using ODE 45 assisted MATLAB. Stability analysis refer to fixed point by finding the Jacobian matrix and the eigenvalues of the fixed point, then it can be obtained that all the fixed points are unstable. Based on the analysis of dynamic behavior of the πΆπ·4+ T cells and πΆπ·8+ T cells in old age we obtain that πΆπ·4+ T cells and πΆπ·8+ T cells affect population of micobacterium tuberculosis bacteria move than it does at young age. Keywords: Dynamic Behavior, Stabillity Analysis, Mycobacterium Tuberculosis, T cells πΆπ·4+ and T cells πΆπ·8+
PENDAHULUAN
TEORI DASAR
Model matematika pada infeksi mikobakterium tuberkulosis ini, menggunakan 7 persamaan yaitu berupa persamaan diferensial biasa linier dan non linier. Dan menganalisis perilaku model matematika pada infeksi mikobakterium tuberkulosis, penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana model matematika yang dituangkan dalam suatu sistem persamaan matematika tersebut, menggambarkan interaksi pada semua variabel.
1. Titik Tetap
Dalam pembahasan ini penulis mengkhususkan pembahasan pada perilaku dinamik terhadap infeksi mikobakterium tuberkulosis dengan pengaruh usia yang melibatkan populasi sel T CD4+ dan sel T CD8+ . Dalam model ini konsentrasi sitokin diabaikan karena tidak berpengaruh nyata dan juga sitokin bisa diproduksi oleh makrofag dan limfosit T. Namun kendala utamanya adalah kemungkinan terjadinya ketidakstabilan.
Misal diferensial
diberikan
sistem
ππ4 = π4Μ = π(π4 ) ππ‘
(1)
Titik tetap merupakan titik gerak dari vektor keadaan konstan. Atau dengan kata lain, titik tetap merupakan solusi yang tetap konstan walaupun waktu berganti. Maka titik tetap dari ππ persamaan (1) didapat jika ππ‘4 = 0. Adapun istilah lain dari titik tetap adalah titik equilibrium, titik stasioner, fixed point, atau singularity. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh, yaitu: Misal π (π4 ) = π4 2 β π4 β 6, maka untuk mencari titik tetapnya yaitu dengan cara π(π4 ) = 0 atau menyamadengankan nol pada turunan pertamanya, sehingga diperoleh: π (π4 ) = π4 2 β π4 β 6 = 0
72
persamaan
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦ (π4 β 3)(π₯ + 2) = 0 sehingga diperoleh titik tetap yaitu: π4 = 3 atau π4 = β2 [1]. 2. Kestabilan Titik Tetap Penentuan kestabilan titik tetap dapat diperoleh dengan melihat nilai-nilai eigennya, yaitu ππ , π = 1,2,3, β¦ , π yang diperoleh dari persamaan karakteristik dari π΄, yaitu (π΄ β ππΌ ) = 0. Secara umum kestabilan titik tetap mempunyai tiga perilaku sebagai berikut: 1.
2.
3.
Stabil yaitu suatu titik kestabilan π₯ β stabil jika setiap nilai eigen real adalah negatif (π, < 0, π = 1,2, β¦ , π). Tidak stabil yaitu suatu titik kestabilan π₯ β tidak stabil jika setiap nilai eigen real adalah positif (ππ > 0, untuk setiap π). Pelana (Saddle) yaitu suatu titik kestabilan π₯ β adalah pelana jika perkalian dua nilai eigen real adalah negatif (ππ ππ < 0, untuk setiap π dan π sembarang) [2].
pertama kali ditemukan pada tanggal 24 Maret1882 oleh Robert Koch. Bakteri ini juga disebut Baksil Koch [3]. Setiap tahunnya TB menyebabkan kematian 3 juta penduduk dunia dan diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB, yang dapat berkembang menjadi penyakit TB di masa mendatang. Selain itu jumlah kematian dan infeksi TB yang sangat besar, pertambahan kasus baru TB amat signifikan, mencapat sembilan juta kasus baru setiap tahun. Penyebaran penyakit TB adalah melalui udara terkontaminasi Mycobacterium Tuberculosis yang terhirup kemudian masuk ke dalam paru-paru, menyerang dinding saluran pernafasan dengan membentuk rongga yang berisi nanah dan bakteri TB. Apabila penderita TB batuk atau bersin akan ikut mengeluarkan bakteri TB ke udara. Apabila terhirup oleh orang yang rentan penyakit TB, orang tersebut akan dapat terinfeksi bakteri TB [5]. 5. Pembentukan Model
3. Sel T πππ+ dan Sel T πππ+ Sel T CD4+ memainkan 2 peran utama di dalam infeksi Mikobakterium Tuberkulosis. Pertama adalah dalam produksi sitokin dalam memerintahkan respon yang diperantarai oleh sel, kedua adalah mengeliminasi makrofag yang sudah terinfeksi melalui apoptosis (Pagalay, 2009:48). Berdasarkan fungsinya Sel T CD4+ dibedakan menjadi 2 sub populasi yaitu sel Th1 dan Th2. Baik Th1 dan Th2 berpengaruh terhadap manifestasi infeksi oleh BI [3]. Sel T CD8+ dapat juga menghancurkan sel yang terinfeksi bakteri intraselular. Sel T CD8+ mengenal komples antigen MHC-I yang dipresentasikan APC. Molekul MHC-I ditemukan pada semua sel tubuh yang bernukleus. Fungsi utama sel CD8+ yaitu dapat menyingkirkan sel terinfeksi virus, menghancurkan sel ganas dan sel histoin kompatibel yang menimbulkan penolakan pada transplantasi [4]. 4. Mikobakterium Tuberkulosis Mikobakterium Tuberkulosis merupakan bakteri yang dapat menyebabkan TB. Bakteri Mikobakterium Tuberkulosis memiliki panjang sekitar 1 β 4 mikron dan lebar sekitar 0,2 β 0,8 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid. Mikobakterium Tuberkulosis adalah bakteri yang berbentuk batang dan bersifat tahan asam. Bakteri ini Cauchy-ISSN: 2086-0382
Identifikasi dimulai dengan menganalisis pembentukan model pada populasi bakteri pada makrofag yang terinfeksi. Diasumsikan bahwa Bakteri intraseluler tumbuh pada laju maksimal πΌπΌ . Bakteri ini tumbuh dengan berkurangnya persamaan Hill, yaitu pada koefisien Hill dan πππΌ . πππΌ merupakan jumlah bakteri pada bakteri intraseluler yang sudah mencapai kapasitas maksimum π dalam makrofag yang terinfeksi. Makrofag inilah yang akan meledak dan melepaskan bakteri. Sehingga diperoleh pertumbuhannya yaitu: πΌπΌ π΅πΌ (1 β
π΅πΌ2
π΅πΌ2 ) + (πππΌ )2
(2)
Ketika bakteri ekstraseluler masuk dan makrofag gagal untuk membunuh bakteri, maka makrofag resting akan menjadi terinfeksi oleh bakteri ekstraseluler. Jumlah bakteri pada makrofag yang terinfeksi akan tergantung pada populasi bakteri ekstraseluler yang menginfeksi makrofag resting. Sehingga diperoleh perkembangannya yaitu: π1 π3 ππ
π΅πΈ π΅πΈ + π1
(3)
Dinamika bakteri pada makrofag yang terinfeksi dipengaruhi oleh pembebasan bakteri akibat lisis (pecah) dari makrofag terinfeksi. Makrofag inilah yang meledak dan mengakibatkan kerugian pada bakteri pada makrofag yang terinfeksi. Dimana bakteri ini akan dilepaskan
73
Alfi Nur Rohmatin, Usman Pagalay pada bakteri ekstraseluler. Sehingga diperoleh perkembangan meledaknya makrofag terinfeksi yaitu: π2 πππΌ
π΅πΌ2 π΅πΌ2 + (πππΌ )2
(4)
Bakteri intraseluler selain dipengaruhi oleh pembebasan bakteri akibat lisis (pecah) dari makrofag terinfeksi, pembebasan bakteri intraseluler dengan laju π3 , perkembangannya yaitu: π1 π3 π΅πΌ
(5)
Bakteri intraseluler juga dipengaruhi oleh pembebasan bakteri intraseluler dengan laju π4 , perkembangannya yaitu: π2 π4 π΅π΄
(6)
(2) β (6) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi bakteri intraseluler yaitu sebagai berikut: ππ΅πΌ π΅πΌ2 = πΌπΌ π΅πΌ (1 β 2 ) ππ‘ π΅πΌ + (πππΌ )2 π΅πΈ +π3 ππ
π΅πΈ + π1 π΅2πΌ β π2 πππΌ 2 π΅πΌ + (πππΌ )2 βπ1 π3 π΅πΌ + π2 π4 π΅π΄
(7)
(8)
(9)
Pertumbuhan bakteri di dalam makrofag teraktivasi juga dipengaruhi adanya pertambahan bakteri pada makrofag yang terinfeksi dengan laju π3 , perkembangannya yaitu: π1 π3 π΅πΌ
(10)
Akan tetapi, bakteri ini akan hilang karena kematian makrofag aktif secara alami. π2 πππ΄ π΅π΄
Berkurangnya makrofag resting juga mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri ekstraseluler. Makrofag ini akan menjadi terinfeksi oleh bakteri ketika bakteri ekstraseluler masuk dan makrofag gagal untuk membunuhnya. Sehingga diperoleh perkembangannya yaitu: π1 π3 ππ
π΅πΈ π΅πΈ + π1
(14)
Kebalikan dari Bakteri intraseluler, dinamika bakteri ekstraseluler dipengaruhi oleh bakteri yang pecah dari makrofag yang terinfeksi. Dimana makrofag akan meledak yang mengakibatkan bertambahnya bakteri ekstraseluler. Diperoleh perkembangan meledaknya makrofag yang terinfeksi yaitu: π΅πΌ2
π΅πΌ2 + (πππΌ )2
π5 ππ΄ π΅πΈ
(15)
(16
Selain itu, bakteri ekstraseluler juga tumbuh disebabkan oleh kematian dari bakteri aktif dengan pertumbuhannya adalah (17) π2 πππ΄ π΅π΄ (13) β (17) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi bakteri ekstraseluler yaitu sebagai berikut: ππ΅πΈ π΅πΈ = πΌπΈ π΅πΈ β π1 π3 ππ
ππ‘ π΅πΈ + π1 π΅πΌ2 (18) + π2 πππΌ 2 π΅πΌ + (πππΌ )2 βπ5 ππ΄ π΅πΈ + π2 πππ΄ π΅π΄ Populasi makrofag terinfeksi berasal dari makrofag resting yang terinfeksi oleh bakteri ekstraseluler, bakteri ini akan masuk ke dalam tubuh dan berkembangbiak. Sehingga diperoleh pertumbuhannya yaitu:
(11)
(8) β (11) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi bakteri di dalam makrofag teraktivasi yaitu sebagai berikut: 74
(13)
πΌπΈ π΅πΈ
Pengambilan bakteri ekstraseluler oleh makrofag teraktivasi menyebabkan berkurangnya bakteri dengan laju π5 , perkembangannya yaitu:
Bakteri ini akan berkurang karena mengalami deaktivasi (penurunan kemampuan untuk aktif kembali) makrofag teraktifasi dengan laju π4 , perkembangannya yaitu: π2 π4 π΅π΄
(12)
Bakteri intraseluler tumbuh pada laju maksimal πΌπΈ . Sehinggal diperoleh pertumbuhannya yaitu:
π2 πππΌ
Bakteri di dalam makrofag teraktivasi tumbuh pada laju maksimal πΌπ΄ . Sehingga diperoleh pertumbuhannya yaitu: πΌπ΄ π΅π΄
ππ΅π΄ = πΌπ΄ π΅π΄ β π2 π4 π΅π΄ + π1 π3 π΅πΌ ππ‘ β π2 πππ΄ π΅π΄
π1 ππ
π΅πΈ π΅πΈ + π1
(19)
Bakteri yang masuk akan terus menerus berkembangbiak di dalam makrofag, ketika jumlah bakteri mencapai kapasitas maksimal π, Volume 3 No. 2 Mei 2014
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦
makrofag yang terinfeksi ini akan meledak karena adanya peningkatan jumlah bakteri dengan perkembangannya yaitu: π2 ππΌ
π΅πΌ2 π΅πΌ2 + (πππΌ )2
(20)
Makrofag yang terinfeksi akan menjadi makrofag aktif yang terinfeksi dengan laju π3 , perkembangannya yaitu: π3 ππΌ
(21)
Makrofag ini juga akan mengalami deaktivasi makrofag aktif dengan laju π4 , perkembangannya yaitu: π4 ππ΄
(22)
Dan makrofag akan mengalami kematian secara alami pada laju πππΌ , πππΌ ππΌ
(23)
(19) β (23) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi makrofag terinfeksi yaitu sebagai berikut: πππΌ π΅πΈ = π1 ππ
ππ‘ π΅πΈ + π1 π΅2πΌ βπ2 ππΌ 2 β π3 ππΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 +π4 ππ΄ β πππΌ ππ΄
(24)
Untuk populasi makrofag teraktivasi, kegagalan deaktivasi makrofag aktif dengan laju π4 , perkembangannya yaitu: π4 ππ΄
(25)
Makrofag teraktivasi juga berasal dari makrofag yang terinfeksi dengan laju π3 , perkembangannya yaitu: π3 ππΌ
(27)
Selain itu, pada populasi makrofag teraktivasi dapat diperoleh dari makrofag resting yang terinfeksi oleh bakteri ekstraseluler yang datang dengan laju π6 , perkembangannya yaitu: π6 ππ
π΅πΈ π΅πΈ + π5
(28)
(25) β (28) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi makrofag teraktivasi yaitu sebagai berikut: Cauchy-ISSN: 2086-0382
(29)
Dinamika populasi sel T CD4+ tergantung pada aktivasi makrofag pada MHC-II dengan fungsi ππ§ yang bergantung pada waktu, perkembangannya yaitu ππ§ ππ΄
(30)
Selain itu, dinamika sel T CD4+ juga tergantung pada poliferasi sel T dengan laju π13 , perkembangannya yaitu π13 π4
(31)
Dan dihambat oleh kematian sel T CD4+ sendiri secara alami pada laju ππ4 , yaitu: π π4 π4
(32)
(30) β (32) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi sel T CD4+ yaitu sebagai berikut: ππ4 = ππ§ ππ΄ + π13 π4 β π π4 π4 ππ‘
(33)
Dan yang terakhir adalah dinamika populasi sel T CD8+ tergantung dari makrofag aktif dan makroag yang terinfeksi pada MHC-I dengan fungsi ππ§ yang bergantung pada waktu, perkembangannya yaitu: ππ₯ (ππ΄ + ππΌ )
(34) +
Selain itu, dinamika sel T CD8 juga tergantung pada poliferasi sel T dengan laju π14 , perkembangannya yaitu π14 π8
(35)
Dan dihambat oleh kematian sel T CD8+ sendiri secara alami pada laju ππ4 , yaitu: π π8 π8
(26)
Dan makrofag akan mengalami kematian secara alami pada laju πππ΄ , perkembangannya yaitu: πππ΄ ππ΄
πππ΄ = βπ4 ππ΄ + π3 ππΌ β πππ΄ ππ΄ ππ‘ π΅πΈ +π6 ππ
π΅πΈ + π5
(36)
(34) β (36) maka Dari persamaan persamaan model untuk dinamika populasi sel T CD8+ yaitu sebagai berikut (Friedman, 2008:3-5): ππ8 = ππ₯ (ππ΄ + ππΌ ) + π14 π8 β π π8 π8 ππ‘
(37)
PEMBAHASAN 1. Identifikasi Model Matematika Berikut ini merupakan gambar skema perubahan dan interaksi setiap populasi sel pada model matematika, yaitu:
75
Alfi Nur Rohmatin, Usman Pagalay Berikut ini merupakan gambaran singkat tentang bakteri, makrofag,dan populasi sel T yang telah disajikan pada gambar (1) Makrofag didefinisikan menjadi tiga subpopulasi yaitu: makrofag resting (ππ
), makrofag terinfeksi (ππΌ ) dan makrofag teraktivasi (ππ΄ ). Dan juga populasi sel T hanya meliputi populasi sel T CD4+ (π4 ) dan sel T CD8+ (π8 ).
makrofag teraktivasi terinfeksi (ππΌ ).
(ππ΄ )
dan
makrofag
Populasi bakteri dibagi menurut tempat tinggal mereka yaitu: bakteri intraseluler (π΅πΌ ), bakteri di dalam makrofag teraktivasi (π΅π΄ ) dan bakteri ekstraselular (π΅πΈ ). bakteri di dalam makrofag teraktivasi (π΅π΄ ) berada di dalam makrofag yang teraktivasi (ππ΄ ) dan tumbuh dengan laju πΌπ΄ . Bakteri intraseluler (π΅πΌ ) berada di dalam makrofag yang terinfeksi (ππΌ ) dan tumbuh dengan laju πΌπΌ . Sedangkan bakteri ekstraselular (π΅πΈ ) berada diluar makrofag dengan laju tumbuh πΌπΈ . 2. Interpretasi Model Matematika Berikut ini merupakan interpretasi pada persamaan model interaksi bakteri intraseluler (π΅πΌ ), bakteri di dalam makrofag teraktivasi (π΅π΄ ), bakteri ekstraselular (π΅πΈ ), makrofag terinfeksi (ππΌ ), makrofag teraktivasi (ππ΄ ), sel T CD4+ (π4 ) dan sel T CD8+ (π8 ) ditulis sebagai berikut: ππ΅πΌ π΅πΌ2 = πΌπΌ π΅πΌ (1 β 2 ) ππ‘ π΅πΌ + (πππΌ )2 π΅πΈ +π1 π3ππ
π΅πΈ + π1 π΅2πΌ βπ2 πππΌ 2 π΅πΌ + (πππΌ )2 βπ1 π3 π΅πΌ + π2 π4 π΅π΄
Gambar (1). Skema Perubahan dan Interaksi Setiap Populasi pada Model Sebuah makrofag resting (ππ
) menjadi teraktivasi oleh sejumlah bakteri kecil dengan laju π6 . Makrofag teraktivasi (ππ΄ ) mampu mengendalikan pertumbuhan mikobakteri dan penyajian antigen ke sel T CD8+ (π8 ) melalui MHC-I dengan laju aktivasi ππ₯ (π‘). Sedangkan penyajian antigen ke sel T CD4+ (π4 ) melalui MHCII dengan laju aktivasi ππ§ (π‘). Sebuah makrofag resting (ππ
) menjadi makrofag terinfeksi (ππΌ ) apabila terinfeksi akibat sejumlah bakteri kecil dengan laju π1 . Dan sebuah makrofag terinfeksi (ππΌ ) gagal mengontrol pertumbuhan mikobakteri dan dapat meledak jika melebihi kapasitas N maksimal, sedangkan untuk penyajian antigen ke sel T CD8+ (π8 ) melalui MHC-I dengan laju aktivasi ππ₯ (π‘). Makrofag terinfeksi (ππΌ ) dan makrofag teraktivasi (ππ΄ ) juga akan mengalami kematian secara alami pada laju masing-masing πππΌ dan πππ΄ . Jumlah makrofag resting (ππ
) tetap tidak berubah selama perkembangan penyakit, yaitu ketika beberapa makrofag resting (ππ
) menjadi 76
(36)
Perubahan populasi bakteri intraseluler yang bergantung waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan bakteri pada laju maksimal πΌπΌ kemudian dikurangi dengan persamaan Hill yang bergantung pada daya ledakan bakteri π dalam makrofag terinfeksi, bertambahnya makrofag resting yang berubah menjadi terinfeksi dengan laju π1 , pembebasan bakteri intraseluler akibat lisis (pecah) dari makrofag yang terinfeksi dengan laju π2 yang bergantung pada daya ledak bakteri π dan pembebasan bakteri intraseluler dengan laju π3 serta deaktivasi makrofag aktif dengan laju π4 . ππ΅π΄ = πΌπ΄ π΅π΄ β π2 π4 π΅π΄ + π1 π3 π΅πΌ ππ‘ βπ2 πππ΄ π΅π΄
(37)
Perubahan populasi bakteri di dalam makrofag teraktivasi yang bergantung pada waktu itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan bakteri pada laju maksimal πΌπ΄ dikurangi dengan deaktivasi makrofag teraktifasi dengan laju π4 , bertambahnya bakteri pada makrofag yang terinfeksi dengan laju π3 . ππ΅πΈ π΅πΈ = πΌπΈ π΅πΈ β π1 π3 ππ
ππ‘ π΅πΈ + π1
(38)
Volume 3 No. 2 Mei 2014
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦
+π2 πππΌ
π΅πΌ2
π΅πΌ2 β π5 ππ΄ π΅πΈ + (πππΌ )2
pada MHC-I dengan laju ππ₯ dan penambahan poliferasi sel T dengan laju π14 dan sel T CD8+ rusak pada rata-rata π π8 .
+π2 πππ΄ π΅π΄ Perubahan bakteri ekstraseluler yang bergantung pada waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pertumbuhan bakteri pada laju maksimal πΌπΈ yang diambil oleh makrofag resting yang berubah menjadi terinfeksi dengan laju π1 , bertambahnya bakteri pada makrofag yang terinfeksi yang pecah dari makrofag yang terinfeksi dengan laju π2 yang bergantung pada daya ledak π, pengambilan bakteri oleh makrofag teraktivasi pada laju π5 . πππΌ π΅πΈ = π1 ππ
ππ‘ π΅πΈ + π1 π΅2πΌ βπ2 ππΌ 2 β π3 ππΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 +π4 ππ΄ β πππΌ ππ΄
(39)
(40)
Pertumbuhan populasi makrofag teraktivasi yang bergantung waktu itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kegagalan deaktivasi makrofag aktif dengan laju π4 , bertambahnya aktivasi makrofag yang terinfeksi dengan laju π3 , kematian makrofar teraktivasi pada laju πππ΄ , dan penambahan aktivasi makrofag resting oleh bakteri ekstraseluler yang datang dengan laju π6 . ππ4 = ππ§ ππ΄ + π13 π4 β π π4 π4 ππ‘
(41)
Perubahan populasi sel T CD4+ yang bergantung pada waktu dipengaruhi oleh makrofag teraktivasi pada MHC-II dengan laju ππ§ dan penambahan poliferasi sel T dengan laju π13 dan sel T CD4+ rusak pada rata-rata π π4 . ππ8 = ππ₯ (ππ΄ + ππΌ ) + π14 π8 β π π8 π8 ππ‘
(42)
Perubahan populasi sel T CD8+ yang bergantung pada waktu dipengaruhi oleh makrofag teraktivasi dan makrofag terinfeksi Cauchy-ISSN: 2086-0382
Tabel 1. Nilai Awal
π΅πΌ π΅π΄ π΅πΈ
Nilai Muda 36.000 1000 1000
Tua 4000 9000 1000
ππΌ
1800
200
ππ΄ π4 π8
200 200.000 80.000
1800 100.000 80.000
Variabel
Tabel 2. Nilai Parameter
Perubahan populasi makrofag terinfeksi yang bergantung pada waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: makrofag resting yang terinfeksi dengan laju π1 dikurangi dengan ledakan makrofag yang terinfeksi dengan laju π2 dan aktivasi makrofag yang terinfeksi dengan laju π3 , deaktivasi makrofag aktif dengan laju π4 , dan kematian makrofag yang terinfeksi dengan laju πππΌ . πππ΄ = βπ4 ππ΄ + π3 ππΌ β πππ΄ ππ΄ ππ‘ π΅πΈ +π6 ππ
π΅πΈ + π5
3. Nilai Parameter Model
Nam a πΌπΌ πΌπΈ πΌπ΄ π1 π2 π3 π4 π5 π6 π13 π14 π1 π5 ππ
π π1 π2 π3 πππ΄ πππΌ π π4 π π8 ππ§ ππ₯
Nilai Muda 0.5 0 0 0.4 0.81139 0.023415 0.28876 0.000081301 0.077068 0.1638 0.01638 1000.000 100.000 500.000 25 20 5 10 0.015 0.2 0.33 0.33 0.010532 0.005266
Tua 0.5 0 0 0.4 0.81139 0.025440 0.61707 0.000081301 0.13539 0.14789 0.01413 1000.000 100.000 500.000 25 20 5 10 0.015 0.2 0.33 0.33 0.010532 0.0022854
4. Titik Tetap dari Model Interaksi antara infeksi mikobakterium tuberkulosis dengan sel imun ditunjukkan dalam model yang berbentuk sistem persamaan diferensial berikut: ππ΅πΌ π΅πΌ2 = πΌπΌ π΅πΌ (1 β 2 ) ππ‘ π΅πΌ + (πππΌ )2 π΅πΈ +π1 π3 ππ
π΅πΈ + π1
(43)
77
Alfi Nur Rohmatin, Usman Pagalay
βπ2 πππΌ
π΅2πΌ β π1 π 3 π΅πΌ π΅2πΌ + (πππΌ )2
+π2 π4 π΅π΄ ππ΅π΄ = πΌπ΄ π΅π΄ β π2 π4 π΅π΄ + π1 π3 π΅πΌ ππ‘ βπ2 πππ΄ π΅π΄ ππ΅πΈ π΅πΈ = πΌπΈ π΅πΈ β π1 π3 ππ
ππ‘ π΅πΈ + π1 π΅πΌ2 +π2 πππΌ 2 π΅πΌ + (πππΌ )2 βπ5 ππ΄ π΅πΈ + π2 πππ΄ π΅π΄ πππΌ π΅πΈ π΅πΌ2 = π1 ππ
β π2 ππΌ 2 ππ‘ π΅πΈ + π1 π΅πΌ + (πππΌ )2 βπ3 ππΌ + π4 ππ΄ β πππΌ ππ΄ πππ΄ = βπ4 ππ΄ + π3 ππΌ β πππ΄ ππ΄ ππ‘ π΅πΈ +π6 ππ
π΅πΈ + π5 ππ4 = ππ§ ππ΄ + π13 π4 β π π4 π4 ππ‘ ππ8 = ππ₯ (ππ΄ + ππΌ ) + π14 π8 β π π8 π8 ππ‘ Terdapat 2 macam titik tetap, yaitu titik tetap bebas penyakit dan titik tetap dengan terinfeksi penyakit.
titik tetap pertama dari sistem persamaan terhadap usia muda tersebut menjadi: πΈ1(ππ’ππ) = (π΅πΌ β , π΅π΄ β , π΅πΈ β , ππΌ β , ππ΄ β , π4 β , π8 β ) = (0,0,0,0,0, 0,0) dan titik tetap pertama dari sistem persamaan terhadap usia tua tersebut menjadi: πΈ1(π‘π’π) = (π΅πΌ β , π΅π΄ β , π΅πΈ β , ππΌ β , ππ΄ β , π4 β , π8 β ) = (0,0,0,0,0, 0,0) 6. Titik Tetap Kedua (Titik Tetap dengan Terinfeksi Penyakit) Pada titik tetap kedua, makrofag menjadi terinfeksi secara kronik, dan makrofag resting berubah menjadi teraktivasi. Titik tetap ini mewakili dua kemungkinan dari penyakit tersebut, yakni penyakit laten dan penyakit primer. Terjadinya infeksi secara laten, bergantung pada parameter-parameternya dan ketika parameter-parameternya bervariasi maka penyakit primerpun terjadi. Makrofag yang terinfeksi secara kronik, meledak melepaskan bakteri intraseluler ke lingkungan ekstraseluler, sehingga terjadi pengerahan sel T CD4+ dan sel T CD8+ ke tempat yang terjadi infeksi.
5. Titik Tetap Pertama (Titik Tetap Bebas Penyakit)
Dengan menggunakan MAPLE maka akan diperoleh nilai titik tetap kedua dari sistem persamaan terhadap usia muda yaitu:
Pada kasus ini, merupakan kasus titik tetap bebas penyakit yang menyatakan bahwa dalam keadaan seimbang pada saat belum ada infeksi. Dengan kata lain tidak ada bakteri yang disajikan. Akibatnya tidak ada bakteri intraseluler, bakteri di dalam makrofag teraktivasi, bakteri ekstraseluler, makrofag terinfeksi, maupun makrofag teraktivasi.
πΈ2(ππ’ππ) = π΅πΌ β = 2,914438433 Γ 107 ; π΅π΄ β = 8,986249133 Γ 106 ; π΅πΈ β = 1,327579621 Γ 105 ; ππΌ β = 3,250903282 Γ 105 ; ππ΄ β = 97414,38980; π4 β = 6173,094785; π8 β = 7094,285585
Secara analitik untuk mencari titik tetap yang pertama, yaitu
Sedangkan diperoleh nilai titik tetap kedua dari sistem persamaan terhadap usia tua, yaitu:
β
Karena π΅πΌ β = 0, π΅π΄ β = 0, π΅πΈ = 0, ππΌ β = 0, ππ΄ β = 0 maka ππ§ ππ΄ + π13 π4 β π π4 π4 = 0 ππ§ (0) + π13 π4 β π π4 π4 = 0 π13 π4 β π π4 π4 = 0 π4 (π13 β π π4 ) = 0 π4 β = 0 ππ₯ (ππ΄ + ππΌ ) + π14 π8 β π π8 π8 = 0 ππ₯ (0 + 0) + π14 π8 β π π8 π8 = 0 π14 π8 β π π8 π8 = 0 π8 (π14 β π π8 ) = 0 π8 β = 0 Pada titik tetap bebas penyakit (titik tetap pertama), populasi dari semua spesies yang tercakup pada interaksi sistem imun diperoleh 78
πΈ2(π‘π’π) = π΅πΌ β = 9,246406350 Γ 107 ; π΅π΄ β = 1,488623586 Γ 107 ; π΅πΈ β = 2,591041477 Γ 105 ; ππΌ β = 8,567107395 Γ 105 ; ππ΄ β = 1,117576282 Γ 105 ; π4 β = 6463,298775; π8 β = 7007,115609 7. Kestabilan Titik Tetap Untuk melihat kestabilan dari sistem (43) dapat dilihat dari akar-akar persamaan karakteristik (nilai eigen π matriks Jacobian). Akan ditinjau dua kasus yaitu kestabilan pada titik tetap bebas penyakit dan kestabilan pada titik tetap dengan terinfeksi penyakit. Matrik Jacobian
Volume 3 No. 2 Mei 2014
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦
untuk π΅πΌ , π΅π΄ , π΅πΈ , ππΌ , ππ΄ , π4 , dan π8 yaitu sebagai berikut: ο© οΆf 1 οͺ οΆB οͺ I οͺ οΆf 2 οͺ οΆB I οͺ οΆf οͺ 3 οͺ οΆB I οͺ οΆf J ο½οͺ 4 οͺ οΆB I οͺ οΆf 5 οͺ οΆB οͺ I οͺ οΆf 6 οͺ οΆB I οͺ οΆf οͺ 7 οͺο« οΆB I
οΆf 1 οΆB E οΆf 2 οΆB E οΆf 3 οΆB E οΆf 4 οΆB E οΆf 5 οΆB E οΆf 6 οΆB E οΆf 7 οΆB E
οΆf 1 οΆB E οΆf 2 οΆB E οΆf 3 οΆB E οΆf 4 οΆB E οΆf 5 οΆB E οΆf 6 οΆB E οΆf 7 οΆB E
οΆf 1 οΆM I οΆf 2 οΆM I οΆf 3 οΆM I οΆf 4 οΆM I οΆf 5 οΆM I οΆf 6 οΆM I οΆf 7 οΆM I
οΆf 1 οΆM A οΆf 2 οΆM A οΆf 3 οΆM A οΆf 4 οΆM A οΆf 5 οΆM A οΆf 6 οΆM A οΆf 7 οΆM A
οΆf 1 οΆT4 οΆf 2 οΆT4 οΆf 3 οΆT4 οΆf 4 οΆT4 οΆf 5 οΆT4 οΆf 6 οΆT4 οΆf 7 οΆT4
οΆf 1 οΉ οΆT8 οΊ οΊ οΆf 2 οΊ οΆT8 οΊ οΆf 3 οΊ οΊ οΆT8 οΊ οΆf 4 οΊ οΊ οΆT8 οΊ οΆf 5 οΊ οΆBI οΊ οΆf 6 οΊ οΊ οΆT8 οΊ οΆf 7 οΊ οΊ οΆT8 οΊο»
1) Matriks Jacobian pada baris pertama ππ1 π΅πΌ2 = πΌπΌ (1 β 2 )+ ππ΅πΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 πΌπΌ π΅πΌ (β
2π΅πΌ 2π΅πΌ3 ) + π΅πΌ2 + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 ππΌ 2 )2
2.
3.
πΌ
2π2 πππΌ π΅πΌ 2π2 πππΌ π΅πΌ 3 β 2 + π΅πΌ + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 ππΌ 2 )2
πΌ
ππ4 =0 ππ΅π΄ ππ4 π1 ππ
π1 ππ
π΅πΈ = β = πΌ13 ππ΅πΈ π΅πΈ + π1 (π΅πΈ + π1 )2 ππ4 π2 π΅πΌ2 2π2 ππΌ 2 π΅πΌ 2 π 2 =β 2 + πππΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 π 2 )2
πΌ
ππ1 = π2 π4 = πΌ2 ; ππ΅π΄ ππ1 π1 π3 ππ
π1 π3 ππ
π΅πΈ = β = πΌ3 ππ΅πΈ π΅πΈ + π1 (π΅πΈ + π1 )2 ππ1 2ππΌ π΅πΌ 3 π 2 ππΌ π2 ππ΅πΌ 2 = β 2 2 πππΌ (π΅2 + π 2 ππΌ 2 ) π΅πΌ + (πππΌ )2 +
1.
2π2 π 3 ππΌ 2 π΅πΌ 2 2
(π΅πΌ2 + π 2 ππΌ 2 )
ππ1 =0 πππ΄ ππ1 =0 ππ4 ππ1 =0 ππ8 Matriks Jacobian pada baris kedua ππ2 = π1 π3 = πΌ5 ππ΅πΌ ππ2 = πΌπ΄ β π2 π4 β π2 πππ΄ = πΌ6 ππ΅π΄ ππ2 =0 ππ΅πΈ ππ2 =0 πππΌ ππ2 =0 πππ΄ ππ2 =0 ππ4
Cauchy-ISSN: 2086-0382
πΌ
= πΌ12
β ππΌ π3 = πΌ1
πΌ
ππ2 =0 ππ8 Matriks Jacobian pada baris ketiga ππ3 2π2 ππΌ π΅πΌ 2π2 πππΌ π΅πΌ 3 = 2 β = πΌ7 ππ΅πΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 ππΌ 2 )2 πΌ ππ3 = π2 κ©€ππ΄ = πΌ8 ππ΅π΄ ππ3 π1 π3 ππ
π1 π3 ππ
π΅πΈ = πΌπΈ β + β π5 ππ΄ = ππ΅πΈ π΅πΈ + π1 (π΅πΈ + π1 )2 = πΌ9 2 2 ππ3 π2 ππ΅πΌ 2π2 π 3 ππΌ 2 π΅πΌ = 2 β = πΌ10 πππΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 ππΌ 2 )2 πΌ ππ3 = βπ5 π΅πΈ = πΌ11 πππ΄ ππ3 =0 ππ4 ππ3 =0 ππ8 Matriks Jacobian pada baris keempat ππ4 2π2 ππΌ π΅πΌ 2π2 ππΌ π΅πΌ 3 =β 2 + ππ΅πΌ π΅πΌ + (πππΌ )2 (π΅2 + π 2 π 2 )2
πΌ
πΌ
β π3 = πΌ14
= πΌ4
4.
5.
ππ4 = π4 β πππΌ = πΌ15 πππ΄ ππ4 =0 ππ4 ππ4 =0 π 8 Matriks Jacobian pada baris kelima ππ5 =0 ππ΅πΌ ππ5 =0 ππ΅π΄ ππ5 π6 ππ
π6 ππ
π΅πΈ = β = πΌ16 ππ΅πΈ π΅πΈ + π5 (π΅πΈ + π5 )2 ππ5 = π3 = πΌ17 πππΌ ππ5 = βπ4 β πππ΄ = πΌ18 πππ΄ ππ5 =0 ππ4 ππ5 =0 ππ8 Matriks Jacobian pada baris keenam
79
Alfi Nur Rohmatin, Usman Pagalay ππ6 =0 ππ΅πΌ ππ6 =0 ππ΅π΄ ππ6 =0 ππ΅πΈ ππ6 =0 πππΌ ππ6 = ππ§ = πΌ19 πππ΄ ππ6 = π13 β π π4 = πΌ20 ππ4 ππ6 =0 ππ8 Matriks Jacobian pada baris ketujuh ππ6 =0 ππ΅πΌ ππ6 =0 ππ΅π΄ ππ6 =0 ππ΅πΈ ππ6 = ππ₯ = πΌ21 πππΌ ππ6 = ππ₯ = πΌ22 πππ΄ ππ6 =0 ππ4 ππ6 = π14 β π π8 = πΌ23 ππ8
6.
π½1(ππ’ππ)
πΌ1 πΌ5 0 = 0 0 0 [0
πΌ2 πΌ6 πΌ8 0 0 0 0
πΌ3 0 πΌ9 πΌ13 πΌ16 0 0
0 0 0 πΌ14 πΌ17 0 πΌ21
0 0 0 πΌ15 πΌ18 πΌ19 πΌ22
0 0 0 0 0 πΌ20 0
0 0 0 0 0 0 πΌ23 ]
jika nilai parameter pada tabel (2) di substitusikan pada matriks Jacobian di atas diperoleh:
π½1(ππ’ππ)
0,03 1,44 0,47 β1,52 0 0,07 0 = 0 0 0 0 0 [ 0 0
2,00 0 β2,00 β0,20 0,38 0 0
0 0 0 0,02 0,02 0 0,005
0 0 0 0 0 0 0,09 0 β0,30 0 0,01 β0,17 0,005 0
0 0 0 0 0 0 β0,31]
maka perhitungan nilai eigen untuk titik tetap pertama pada usia muda adalah sebagai berikut: det(ππΌ β π½1(ππ’ππ) ) = 0, π β 0,03 0,47 0 det 0 0 0 [ 0
1,4438 π + 1,52 0,07 0 0 0 0
2,00 0 π + 2,00 β0,20 0,38 0 0
0 0 0 π β 0,02 0,02 0 0,005
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,09 0 0 =0 π + 0,30 0 0 0,01 π + 0,17 0 0,005 0 π + 0,31]
Untuk mencari determinan dari matriks tersebut, penulis menggunakan bantuan progam Maple, maka diperoleh nilai eigen yaitu sebagai berikut: (π + 2,115885255)(π + 1,744601249) (π β 0,3733865037)(π + 0,3099935398) (π β 0,02964853979)(π β 0,1662) (π + 0,31362) = 0
Sehingga matriks Jacobian dari persmaan (3.8) dapat ditulis: πΌ1 πΌ2 πΌ3 πΌ4 0 0 0 πΌ5 πΌ6 0 0 0 0 0 πΌ7 πΌ8 πΌ9 πΌ10 πΌ11 0 0 0 π½ = πΌ12 0 πΌ13 πΌ14 πΌ15 0 0 0 πΌ16 πΌ17 πΌ18 0 0 0 0 0 0 πΌ19 πΌ20 0 [ 0 0 0 πΌ21 πΌ22 0 πΌ23 ]
Sehingga diperoleh nilai eigen sebagai berikut: π1 = β2,115885255, π2 = β1,744601249,
8. Kestabilan pada Titik Tetap Bebas Penyakit
Matriks Jacobian dari titik tetap pertama pada usia tua. Jika nilai parameter pada tabel (2) di substitusikan pada matriks Jacobian di atas diperoleh:
Matriks Jacobian dari titik tetap pertama pada usia muda πΈ1(ππ’ππ) = (π΅πΌ β , π΅π΄ β , π΅πΈ β , ππΌ β , ππ΄ β , π4 β , π8 β ) = (0,0,0,0,0, 0,0) maka diperoleh matriks jacobian dari titik tetap πΈ1(ππ’ππ) adalah:
π3 = 0,3733865037, π4 = β0,3099935398, π5 = 0,02964853979, π6 = 0,1662, π7 = 0,31362 karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu pada π3 , π5 , π6 dan π7 maka dapat dikatakan bahwa titik tetap yang pertama terhadap usia muda tidak stabil.
π½1(π‘π’π)
β0,008 3,08 2,00 0 0 0 0 0,509 β3,16 0 0 0 0 0 0 0,07 β2,00 0 0 0 0 = 0 0 0,20 0,02 0,41 0 0 0 0 0,6769 0,0254 β0,6320 0 0 0 0 0 0 0,0105 β0,1821 0 [ 0 0 0 0,002285 0,0023 0 β0,3159]
maka perhitungan nilai eigen untuk titik tetap pertama pada usia tua adalah sebagai berikut: det(ππΌ β π½1(π‘π’π) ) = 0,
80
Volume 3 No. 2 Mei 2014
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦ π + 0,008 3,08 0,509 π + 3,16 0 0,07 det 0 0 0 0 0 0 [ 0 0
2,00 0 π + 2,00 0,20000 0,6769 0 0
0 0 0 π β 0,02 0,0254 0 0,0023
0 0 0 0 0 0 0,42 0 π + 0,632 0 0,0105 π + 0,18 0,0023 0
0 0 0 0 =0 0 0 π + 0,31]
Untuk mencari determinan dari matriks tersebut, penulis menggunakan bantuan progam Maple, maka diperoleh nilai eigen yaitu sebagai berikut: (π + 3,609497480)(π + 1,980411714) (π β 0,4207592944)(π + 0,6478293115) (π β 0,0419931150)(π + 0,41707) (π β 0,63207) = 0 Sehingga π1 = β3,609497480, π2 = β1,980411714, π3 = 0,4207592944, π4 = β0,6478293115, π5 = 0,0419931150, π6 = 0,41707, π7 = β0,63207 karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu pada π3 , π5 , dan π6 maka dapat dikatakan bahwa titik tetap yang pertama terhadap usia tua tidak stabil. 9. Kestabilan pada titik tetap dengan terinfeksi penyakit Matriks Jacobian dari titik tetap kedua pada usia muda πΈ2(ππ’ππ) = π΅πΌ β = 2,914438433 Γ 107 ; π΅π΄ β = 8,986249133 Γ 106 ; π΅πΈ β = 1,327579621 Γ 105 ; ππΌ β = 3,250903282 Γ 105 ; ππ΄ β = 97414,38980; π4 β = 6173,094785; π8 β = 7094,285585 Maka diperoleh matriks jacobian dari titik tetap πΈ2(ππ’ππ) adalah:
π½2(ππ’ππ)
πΌ1 πΌ5 πΌ7 = πΌ12 0 0 [ 0
πΌ2 πΌ6 πΌ8 0 0 0 0
πΌ3 0 πΌ9 πΌ13 πΌ16 0 0
πΌ4 0 πΌ10 πΌ14 πΌ17 0 πΌ21
0 0 πΌ11 πΌ15 πΌ18 πΌ19 πΌ22
0 0 0 0 0 πΌ20 0
0 0 0 0 0 0 πΌ23 ]
Jika nilai parameter pada tabel (2) di substitusikan pada matriks Jacobian di atas diperoleh:
π½2(ππ’ππ)
β1,36 1,44 1,56 6996754,7 0 0 0 0,47 β1,52 0 0 0 0 0 0,003 0,07 β9,48 1,84 β10,8 0 0 = β0,0001 0 0,15 β0,88 0,09 0 0 0 0 0,07 0,02 β0,30 0 0 0 0 0 0 0,01 β0,17 0 [ 0 0 0 0,005 0,005 0 β0,31]
maka perhitungan nilai eigen untuk titik tetap kedua pada usia muda adalah sebagai berikut:
Cauchy-ISSN: 2086-0382
det(ππΌ β π½2(ππ’ππ) ) = 0, π + 1,36 1,44 0,47 π + 1,52 0,003 0,07 det β0,0001 0 0 0 0 0 [ 0 0
1,56 6996754,7 0 0 0 0 π + 9,48 1,84 β10,8 0,15 π + 0,88 0,09 0,07 0,02 π + 0,30 0 0 0,01 0 0,005 0,005
0 0 0 0 0 π + 0,17 0
0 0 0 0 =0 0 0 π + 0,31]
Untuk mencari determinan dari matriks tersebut, penulis menggunakan bantuan progam Maple, maka diperoleh nilai eigen yaitu sebagai berikut: (π + 15,21869890)(π + 0,2097069375) (π β 1,387438442) (π2 β 1,288908970π + 918,2471335) = 0 Sehingga π1 = β15,21869890, π2 = β0,2097069375, dan π2 β 1,288908970π + 918,2471335 karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu salah satunya adalah π3 maka dapat dikatakan bahwa titik tetap yang kedua terhadap usia muda tidak stabil. 2) Matriks Jacobian dari titik tetap kedua pada usia tua πΈ2(π‘π’π) = π΅πΌ β = 9,246406350 Γ 107 ; π΅π΄ β = 1,488623586 Γ 107 ; π΅πΈ β = 2,591041477 Γ 105 ; ππΌ β = 8,567107395 Γ 105 ; ππ΄ β = 1,117576282 Γ 105 ; π4 β = 6463,298775; π8 β = 7007,115609 Maka diperoleh matriks jacobian dari titik tetap πΈ2(π‘π’π) adalah:
π½2(ππ’ππ)
πΌ1 πΌ5 πΌ7 = πΌ12 0 0 [ 0
πΌ2 πΌ6 πΌ8 0 0 0 0
πΌ3 0 πΌ9 πΌ13 πΌ16 0 0
πΌ4 0 πΌ10 πΌ14 πΌ17 0 πΌ21
0 0 πΌ11 πΌ15 πΌ18 πΌ19 πΌ22
0 0 0 0 0 πΌ20 0
0 0 0 0 0 0 πΌ23 ]
Jika nilai parameter pada tabel (2) di substitusikan pada matriks Jacobian di atas diperoeh:
π½2(π‘π’π)
β1,43 3,08 1,26 19292037,7 0 0 0 0,508 β3,16 0 0 0 0 0 0,001 0,07 β10,3 1,89 β21,1 0 0 = β0,007 0 0,13 β0,09 0,42 0 0 0 0 0,05 0,02 β0,63 0 0 0 0 0 0 0,01 β0,18 0 [ 0 0 0 0,002 0,002 0 β0,31]
maka perhitungan nilai eigen untuk titik tetap kedua pada usia tua adalah sebagai berikut: det(ππΌ β π½2(π‘π’π) ) = 0, π + 1,43 3,08 0,508 π + 3,16 0,002 0,07 det β0,007 0 0 0 0 0 [ 0 0
1,26 0 π + 10,3 0,13 0,05 0 0
19292037,7 0 0 0 0 0 0 0 1,89 β21,1 0 0 π + 0,09 0,42 0 0 =0 0,02 π + 0,63 0 0 0 0,01 π + 0,18 0 0,002 0,002 0 π + 0,31]
81
Alfi Nur Rohmatin, Usman Pagalay Untuk mencari determinan dari matriks tersebut, penulis menggunakan bantuan progam Maple, maka diperoleh nilai eigen yaitu sebagai berikut: maka akan diperoleh: (π + 17,03285449)(π + 0,1137376750) (π β 0,7987421765) (π2 β 0,6790282736π + 1486,999279) = 0 Sehingga π1 = β17,03285449, π2 = β0,1137376750, π3 = 0,7987421765, dan π2 β 0,6790282736π + 1486,999279 karena terdapat nilai eigen yang akarakarnya bernilai positif, yaitu salah satunya adalah π3 maka dapat dikatakan bahwa titik tetap yang kedua terhadap usia tua tidak stabil. 10. Simulasi Numerik Model Matematika Pada bagian ini akan dibahas mengenai perilaku dinamik pada sel T CD4+ dan sel T CD8+ dengan menaikkan dan menurunkan nilai parameter π13 dan π14 . Selanjutnya hasil ini akan dibandingkan dengan grafik pada saat belum mengalami perubahan parameter. Penelitian ini dilakukan selama 60 hari dengan menggunakan bantuan program matlab. 5
Simulasi Sel T CD4+ Muda
x 10
2
k13=0.1638 k13=0.20 k13=0.020
Perubahan Sel T CD4+ Muda (sel/mililiter)
1.8 1.6
Gambar 2 menujukkkan perubahan populasi sel T CD4+ dengan nilai parameter k13 yang berbeda. Pada grafik (a) menunjukkan grafik sel T CD4+ pada usia muda, sedangkan pada grafik (b) menunjukkan grafik sel T CD4+ pada usia tua. Untuk grafik (a), ketika laju poliferasi sel T CD4+ meningkat (k13 = 0,1638 menjadi k13 = 0,20) secara otomatis populasi sel T CD4+ juga meningkat mencapai 4.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD4+ menurun (k13 = 0,1638 menjadi k13 = 0,020) secara otomatis populasi sel T CD4+ juga menurun mencapai 2.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30. Sedangkan untuk grafik (b), ketika laju poliferasi sel T CD4+ meningkat (k13 = 0,14789 menjadi k13 = 0,20) secara otomatis populasi sel T CD4+ juga meningkat mencapai 7.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD4+ menurun (k13 = 0,14789 menjadi k13 = 0,020) secara otomatis populasi sel T CD4+ juga menurun mencapai 3.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30. Gambar 3 menujukkkan perubahan populasi sel T CD8+ dengan nilai parameter k14 yang berbeda. Pada grafik (a) menunjukkan grafik sel T CD8+ pada usia muda, sedangkan pada grafik (b) menunjukkan grafik sel T CD8+ pada usia tua.
1.4
4
8
1.2 1
Perubahan Sel T CD8+ Muda (sel/mililiter)
0.6 0.4 0.2 0
10
20
30 waktu (hari)
40
50
60
(a) 4
Simulasi Sel T CD4+ Tua
x 10
10
k13=0.14789 k13=0.20 k13=0.020
9
Perubahan Sel T CD4+ Tua (sel/mililiter)
k14=0.01638 k14=0.020 k14=0.0020
7
0.8
0
Simulasi Sel T CD8+ Muda
x 10
8
5 4 3 2 1 0
7
0
10
20
30 waktu (hari)
40
50
60
(a)
6 5 4 3 2 1 0
6
0
10
20
30 waktu (hari)
40
50
60
(b) Gambar 2. Grafik Simulasi Populasi Sel T CD4+
82
Untuk grafik (a), ketika laju poliferasi sel T CD8+ meningkat (k14 = 0,01638 menjadi k14 = 0,020) secara otomatis populasi sel T CD8+ juga meningkat mencapai 3.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD8+ menurun (k14 = 0,01638 menjadi k13 = 0,0020) secara otomatis populasi sel T CD8+ juga menurun mencapai 2.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18.
Volume 3 No. 2 Mei 2014
Analisis Perilaku Dinamik Pada Sel T CD4+ dan Sel T CD8+ terhadap Infeksiβ¦
4
8
K14=0.01413 k14=0.020 k14=0.0020
7 Perubahan Sel T CD8+ Tua (sel/mililiter)
Dari analisis perilaku dinamik pada sel T CD4+ didapatkan bahwa ketika laju poliferasi sel T CD4+ meningkat secara otomatis populasi sel T CD4+ juga meningkat mencapai 4.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD4+ menurun (secara otomatis populasi sel T CD4+ juga menurun mencapai 2.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD4+ stabil pada hari ke 30.
Simulasi Sel T CD8+ Tua
x 10
6 5 4 3 2 1 0
0
10
20
30 waktu (hari)
40
50
60
(b) Gambar 3. Grafik Simulasi Populasi Sel T CD8+ Untuk grafik (b), ketika laju poliferasi sel T CD8+ meningkat (k14 = 0,01638 menjadi k14 = 0,020) secara otomatis populasi sel T CD8+ juga meningkat mencapai 3.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD8+ menurun (k14 = 0,01638 menjadi k14 = 0,0020) secara otomatis populasi sel T CD8+ juga menurun mencapai 2.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18.
Sedangkan Dari analisis perilaku dinamik pada sel T CD8+ didapatkan bahwa ketika laju poliferasi sel T CD8+ meningkat secara otomatis populasi sel T CD8+ juga meningkat mencapai 3.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18. Sedangkan ketika laju poliferasi sel T CD8+ menurun secara otomatis populasi sel T CD8+ juga menurun mencapai 2.000 sel/mililiter. Dan grafik sel T CD8+ stabil pada hari ke 18. Pembaca dapat menganalisis perilaku dinamik lain yang kestabilan pada titik tetap adalah stabil untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial biasa non linier dengan penyakit lain, misalnya penyakit kanker, tumor, DBD, dan lain sebagainya.
PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa analisis kestabilannya yaitu untuk titik tetap yang pertama terhadap usia muda dikatakan tidak stabil, karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu pada π3 , π5 , π6 dan π7 . Sedangkan untuk titik tetap yang pertama terhadap usia tua dikatakan tidak stabil juga, karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu pada π3 , π5 , dan π6 . Kemudian, untuk titik tetap yang kedua terhadap usia muda dikatakan tidak stabil juga, karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu salah satunya adalah π3 . Dan untuk titik tetap yang kedua terhadap usia tua dikatakan tidak stabil juga, karena terdapat nilai eigen yang akar-akarnya bernilai positif, yaitu salah satunya adalah π3 . Sedangkan kesimpulan dari perubahan populasi sel T CD4+ dan sel T CD8+ pada usia tua akan lebih cepat terinfeksi mikobakterium tuberkulosis dari pada saat usianya masih muda. Begitu juga dengan manusia saat usianya menginjak tua akan lebih rentan terhadap suatu penyakit, seperti halnya penyakit tuberkulosis.
Cauchy-ISSN: 2086-0382
BIBLIOGRAPHY [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
S. Wiggins, S. Wiggins, and M. Golubitsky, Introduction to applied nonlinear dynamical systems and chaos, vol. 2. Springer, 1990. N. Finizio and G. Ladas, βPersamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern,β Jakarta: Erlangga, 1988. A. Subagyo, T. Y. Aditama, D. K. Sutoyo, and L. G. Partakusuma, βPemeriksaan interferon-gamma dalam darah untuk deteksi infeksi tuberkulosis,β J. Tuberkulosis Indones., vol. 3, no. 2, pp. 6β 19, 2006. K. G. Baratawidjaja and I. Rengganis, βImunologi Dasar,β Edisi, vol. 7, pp. 76β77, 2006. L. Prihutami and S. Sutimin, βANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS.β Diponegoro University, 2009.
83