BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah plasma darah sedangkan 45% sisanya adalah sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan. (Syamsul Bakhri, Kalma, 1988). Sel darah merah atau eritrosit adalah, dilihat secara mikroskopik, merupakan piringan bikonkaf tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8 mikron, tebalnya 2 mikron pada perimeter sebelah luarnya dan berkurang menjadi 1 mikron atau kurang di tengah-tengahnya. Karena sel itu lunak dan lentur, maka dalam perjalanannya melalui mikro sirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh yang menentukan golongan seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut oksigen dan karbondioksida dan mempertahankan PH normal melalui serangkaian dasar intrasel. Molekul-molekul Hb terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globulin) dan empat gugus hem, masing-masing mengandung atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas dengan sempurna. Jumlah sel darah merah pada orang dewasa kira-kira
4
5
5.000.000 per milimeter kibik darah. Dan berumur 120 hari (Sylvia Anderson Price / Lorraine McCarty Wilson, 1984).
B. HEMOGLOBIN 1. Definisi Hemoglobin Hemoglobin adalah senyawa protein dengan Fe (besi) yang dinamakan konjugasi protein, sebagai intinya adalah Fe dengan rangka protoporfirin dan globin (tetra phyrin) dimana hemoglobin ini yang menyebabkan warna darah menjadi merah karena adanya senyawa Fe. (Syamsul Bakhri, Kalma, 1988). 2. Fungsi Hemoglobin Hemoglobin dalam darah mempunyai beberapa fungsi penting yaitu: a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh. b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan darah. Kekurangan darah ini dinamakan Anemia. Adanya kekurangan darah itu lebih tepat lagi bila selain kekurangan Hb juga disertai dengan jumlah eritrosit yang
6
berkurang serta nilai hemtokrit di bawah normal. (Syamsul Bakhri, Kalma, 1988). d. Sintesis Hemoglobin Setiap sel darah merah mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin dan setiap molekul hemoglobin orang dewasa normal mengandung Hb A yang terdiri atas empat rantai polipeptida α2β2. Selain itu di dalam darah orang dewasa normal juga berisi dua hemoglobin yaitu Hb F dan Hb A2 dalam jumlah yang kecil. Struktur Hb terdiri dari α2γ2, sedangkan struktur Hb A2 terdiri dari α2δ2 65% hemoglobin disintesis dalam eritoblast dan 35% pada stadium retikulosit. Sintesis hem banyak terjadi dalam mitokondria oleh sederetan reaksi biokimia. Mitokondria juga merupakan tempat utama sintesis portoprofirin ini kemudian bergabung dengan rantai globin α2β2 yang disintesis dari ribosom untuk membentuk molekul. (Syamsul Bakhri, Kalma, 1988).
C. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar hemoglobin, antara lain: 1. Cara Tallquist Cara ini menentukan kadar hemoglobin tidak teliti, kesalahannya antara 25-50%. Kita hanya mendapat kesan kadar hemoglobin saja. Kecuali bila tidak ada Hemoglobinimeter baru dapat dipakai. Sebagai
7
dasar diambil adalah 100% = 15,8 gram Hb per 100 ml darah. Tallquist menggunakan skala warna dalam suatu buku mulai dari merah muda (10%). Ada 10 macam skala warna dan tiap skala naiknya 10%. Ditengahtengahnya ada lowong tempat dimana darah dibandingkan secara langsung. 2. Cara Sahli Prinsip pemeriksaan Hb cara Sahli adalah Hemoglobin oleh asam Chlorida 0,1 N diubah menjadi asam hematin. Kemudian diencerkan dengan aquadest sampai warnanya sama dengan warna standar hemometer. Kadar Hb dibaca pada tabung Sahli. Walaupun cara ini tidak tepat 100% namun masih banyak digunakan terutama di puskesmaspuskesmas yang belum memiliki Photometer. Angka kesalahannya sekitar 10%. Kelemahan cara ini adalah berdasar kenyataan bahwa hematin-asam bukanlah merupakan larutan sejati dan alat hemoglobinometer itu sukar ditera (distandarkan). Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin, misalnya: karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfhemoglobin. (R Gandasoebrata, 1984). 3. Cara Kupersulf Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfusi darah. Kita tidak mendapat kadar hemoglobin dengan tepat, tetapi hanya kesan-kesan saja. Untuk pemeriksaan klinik tidak digunakan. Hasil dari metode ini adalah persen Hb.
8
4. Cara Photo-elektrik Kolorimeter Dengan cara ini kita mendapatkan kadar hemoglobin lebih teliti dari metode Sahli. Kesalahan hanya berkisar kira-kira 2%. Cara penetapan kadar hemoglobin dengan Photo-elektrik Kolorimeter antara lain: a. Cara Cyanmethemoglobin Hemoglobin dalam darah akan diubah menjadi Sianmethemoglobin (Hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Kadar hemoglobin diukur berdasarkan absorbansi larutan, lalu absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm. Cara ini sangat dianjutkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar Cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai kurang lebih 2%. b. Cara Oxyhemoglobin Cara ini lebih singkat dan sederhana. Kelemahan cara ini adalah tidak ada
larutan
standar
photokolorimeter
sulit
Oxyhemoglobin
yang
stabil
ditera.
tidak
larutan
Karena
sehingga standar
Oxyhemoglobin yang stabil, maka untuk menera Photokolorimeter dapat dipakai nilai hematokrit. Kadar Hb seseorang yang sehat dihitung dengan gram% sama dengan nilai hematokritnya. Misalnya nilai hematokrit 45% sesuai dengan kadar hb 15 gram/100 ml darah.
9
c. Cara Alkali Cara
ini
sebenarnya
menetapkan
Hb
carboxyhemoglobin,
methemoglobin, atau sulfhemoglobin. Cara ini kurang teliti bila dibandingkan dengan cara Cyanmet-Hb dan Oxy-Hb.
D. PEMANTAPAN MUTU Pemantapan mutu (Quality assurance) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini meliputi: pemantapan mutu internal, pemantapan mutu eksternal dan verifikasi. 1. Pemantapan Mutu Internal Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil yang tepat. Kegiatan ini dilakukan mulai dari pra analitik, analitik dan pasca analitik. Tujuan dari pemantapan mutu internal antara lain: a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan. b. Mempertinggi kesiagaan tenaga. c. Memastikan bahwa semua proses telah dilakukan dengan benar. d. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya. e. Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium.
10
Beberapa
kegiatan
pemantapan
mutu
internal
diantaranya:
persiapan pasien, pengambilan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas reagen dan uji ketepatan. Ketelitian dan ketepatan sangat dibutuhkan untuk menentukan diagnosis dan meramalkan prognosis. 2. Pemantapan Mutu Eksternal Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta dan internasional. Ada dua tingkatan pemantapan mutu laboratorium di Indonesia: a. Tingkat nasional/pusat, dengan peserta dari RS kelas A, B, C dan yang setaraf. Balai Laboratorium Kesehatan dan Laboratorium Kesehatan Swasta yang setaraf. Penyelenggara kegiatan ini adalah Pusat Laboratorium Kesehatan bekerja sama dengan organisasi profesi dan instansi lain. b. Tingkat propinsi/wilayah, pesertanya adalah RS kelas C, D dan yang setaraf dan laboratorium Puskesmas di propinsi/wilayah yang bersangkutan. Penyelenggaranya adalah Balai Laboratorium Kesehatan Propinsi. 3. Verifikasi Verifikasi merupakan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam melakukan pencegahan ulang setiap tindakan proses pemeriksaan. Adapun verifikasi yang dilakukan antara lain:
11
a. Tahap Pra-analitik, meliputi: formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan spesimen, penanganan spesimen, persiapan sampel untuk analisa. b. Tahap Analitik, meliputi: persiapan reagen, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan pemeriksaan. c. Tahap Pasca-analitik, meliputi: 1) Pembacaan hasil, apakah perhitungan, pengukuran identifikasi dan penilaian sudah benar. 2) Pelaporan hasil, apakah form bersih, tidak salah transkrip, tulisan sudah jelas, terdapat kecenderungan hasil pemeriksaan abnormal. (Good Laboratory Practice, 2002).
E. LARUTAN DRABKIN Larutan Drabkin terdiri dari: Natriumbikarbonat 1 gram, kaliumsianida 50 mg, kalium ferrisianida 200 mg, aquadest ad 1000 ml. Adakalanya ditambah sedikit detergent dalam larutan Drabkin supaya perubahan menjadi sianmethemoglobin berlangsung lebih sempurna dalam waktu singkat. Simpan reagen ini dalam botol coklat. Dan perbaharuilah setiap bulan. Meskipun larutan Drabkin berisi sianida, tetapi tidak dianggap racun dalam pengertian sehari-hari karena jumlahnya sangat kecil. (Gandasoebrata R., 1984).
12
F. PHOTOMETER SCREEN MASTER Screen master merupakan alat analisa filter fotometer yang digunakan di laboratorium klinik. Alat ini dilengkapi mikroprosesor, yang berfungsi untuk mengukur fotometri dan menghitung data-data yang berdasarkan parameter yang telah ditetapkan oleh operator. Kegunaan alat ini antara lain dapat menghitung: Absorbansi, Konsentrasi, Kinetika, Fixed-time. Ada 25 program yang dapat disimpan pada screen master. Instrumen ini mempunyai 10 bagian kotak dan silinder cell yang suhunya sudah ditentukan. Di setiap cell suhu dikontrol sebesar 37oC, dengan tidak memerlukan energi tambahan. Alat ini dilengkapi 32 karakter pada keyboardnya yang berfungsi untuk mengatur tampilan di layar. Pada monitor kita juga dapat melihat kondisi dan error dari alat. Pada program pengukuran yang telah dipilih hasil dari analisa bisa ditampilkan secara langsung. Photometer screen master ini dilengkapi dengan panjang gelombang 340, 405, 505, 546, 630 nm. (SEAC, manual alat photometer screen master)