BAB II TINJAUAN UMUM SEJARAH, JENIS DAN RAMALAN GOLONGAN DARAH 2.1.
Sejarah dan Perkembangan Golongan Darah Meskipun penemuan golongan darah secara medis baru ditemukan sekitar
tahun 1900-an, namun evolusi golongan darah sudah terjadi berjuta tahun yang lalu dan masih akan terus berkembang hingga masa yang akan datang. Golongan darah yang kita ketahui saat ini adalah O, A, B, dan AB. Menurut sejarahnya, golongan darah tertua dari keempat golongan darah tersebut adalah golongan O (old). Golongan darah ini diperkirakan ditemukan sekitar 40.000 tahun SM di Afrika. Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian bahwa nenek moyang seluruh penduduk dunia tinggal di Afrika dan hanya bergolongan darah O (Roesma, 2009:14). Mereka dapat membuat senjata dan peralatan untuk berburu, tak mengherankan apabila makanan pokoknya adalah daging hasil buruan. Semakin bertambahnya populasi, perjuangan untuk bertahan hidup pun semakin ketat, sehingga terjadilah persaingan di antara mereka dalam mencari makan. Para manusia purba ini kemudian mengembara menuju Eropa dan Asia guna mencari tempat baru untuk berburu. Di daerah baru ini, mereka mendapatkan lahan yang subur dan iklim yang lebih sejuk. Hal ini menimbulkan perubahan dalam hal sumber makanan dan juga struktur anatomi tubuh. Mereka yang pada awalnya mempunyai struktur tulang sangat kuat dan rambut keriting, menjadi mempunyai tulang yang lebih halus dan rambut yang lebih lurus. Pola makan pun berubah, mereka yang awalnya pemakan daging menjadi pemakan tumbuh-
15
tumbuhan. Akibatnya, lahirlah golongan darah A (agrarian). Golongan darah ini lahir sekitar 25.000-15.000 SM di daerah Asia dan Timur Tengah. Pada zaman ini manusia telah mengenal bercocok tanam dan beternak. Mereka juga memulai hidup bergotong-royong, sehingga tidak ada lagi kompetisi di antara mereka untuk mendapatkan makanan. Golongan darah B (balance) muncul sekitar 15.000-10.000 SM di daerah pegunungan Himalaya, yang sekarang berada di daerah antara India dan Pakistan. Golongan darah B muncul dikarenakan perubahan iklim di lingkungan tempat tinggal mereka. Keadaan lingkungan baru tersebut membuat mereka menciptakan sistem irigrasi pertanian, perternakan dan teknik bercocok tanam yang lebih modern. Sementara itu, dalam perkembangannya, penggabungan antara golongan darah A dan B melahirkan golongan darah baru yaitu AB (modern). Golongan darah ini hanya berkisar kurang dari 5% dari populasi dunia (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:16). Dengan menyebarnya manusia ke seluruh pelosok dunia, berkembanglah berbagai bangsa dengan kulit, rambut, postur tubuh, bahkan kultur berbeda, namun bersaudara karena persamaan dalam golongan darahnya. Golongan darah O sebagai golongan darah nenek moyang masih merupakan golongan darah yang bertahan dan tertinggi jumlahnya. Sekitar tahun 1900-an ilmuwan asal Austria, Karl Landsteiner menemukan sistem penggolongan darah O, A, B, dan AB. Sistem penggolongan darah yang selama ini dilakukan didasarkan pada jenis protein penggumpalan darah. Dengan sistem ini, akan diketahui apakah seseorang bergolongan darah O, A, B, atau AB.
16
Berkembangnya ilmu pengetahuan, diketahui pula bahwa komponen darah rupanya tidak hanya tersusun oleh protein-protein tersebut. Hal ini kemudian melahirkan sebuah sistem penggolongan darah baru, yang dikenal dengan istilah rhesus. Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan 32 jenis komponen darah. Dari sistem ini, kemudian muncul golongan lain seperti A positif (A+) atau O negatif (O-). Rhesus digunakan untuk menentukan kecocokan darah pada saat transfusi darah dimana orang yang memiliki golongan darah yang sama belum tentu bisa menjadi pendonor apabila memiki rhesus yang berbeda. Pada tabel berikut ini adalah golongan darah yang cocok untuk saling bertransfusi.
Cocok Dengan Golongan Darah
O-
O+
B-
B+
A-
A+
AB-
AB+
AB+
AB-
A+
A-
B+
B-
O+
O-
Keterangan: () Cocok, () Tidak Cocok (Sumber: Zizousari dan Yuna Chan, 2014:20-21)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orang dengan golongan AB+ dapat menerima darah dari setiap orang, sedangkan orang dengan O- hanya dapat menerima darah dari kelompok mereka sendiri.
17
Sedangkan dari penyebarannya, golongan darah bisa menentukan suku atau ras dari si pemilik golongan darah. Biasanya pada suatu populasi (suku atau ras) ada salah satu golongan darah yang dominan jumlahnya meskipun di populasi tersebut terdapat keempat jenis golongan darah.
Gol. Darah
Kaukasoid
AfrikaAmerika
Hispanik
Asia
O+
37%
47%
53%
39%
O-
8%
4%
4%
1%
A+
33%
24%
29%
27%
A-
7%
2%
2%
0.50%
B+
9%
18%
9%
25%
B-
2%
1%
1%
0.40%
AB+
3%
4%
2%
7%
AB-
1%
0.30%
0.20%
0.10%
(Sumber: http://www.bloodcenters.org/blood-donation/blood-types-and-the-population/)
Dari tabel di atas dapat diketahui penyebaran dominan dari masing-masing golongan darah. Pada ras Kaukasoid yang dikenal juga “Bangsa Kulit Putih” merupakan pribumi dari dataran Eropa yang menyebar juga di Australia, Selandia Baru, Amerika, Afrika Utara, Pakistan, Timur Tengah dan India Utara adalah populasi yang memilki dominan golongan darah O dan A, sedangkan golongan darah B dan AB hanya ada sebagian kecil saja pada ras tersebut. Ras Afrika-Amerika yang merupakan “Bangsa Kulit Hitam” adalah pribumi Afrika yang migrasi ke dataran Amerika dominan memiliki golongan darah O, hal ini juga sesuai dengan sejarah lahirnya golongan darah O yang diperkirakan berasal dari dataran Afrika, seperempat populasi ras ini bergolongan
18
darah A. Golongan darah B sedikit lebih banyak diikuti golongan darah AB dengan jumlah terkecil. Ras Hispanik adalah berasal dari bangsa Spanyol, dikenal juga sebagai “Bangsa Latin”. Ras ini mendiami sebagian kecil wilayah di Amerika dan Eropa lebih dari separuh populasinya bergolongan darah O. Sebagian besar sisa populasinya bergolongan darah A diikuti sebagian kecil populasi bergolongan darah B dan AB. Ras Asia yang merupakan bangsa baru di peradaban, memiliki presentase yang tinggi juga pada golongan darah O, namun hasilnya tidak begitu mencolok dengan golongan darah A dan B, hanya golongan darah AB yang memiliki presentase terkecil. Dibandingkan ras-ras lainnya, populasi golongan darah AB di ras Asia merupakan jumlah tertinggi. 2.2.
Jenis-jenis Golongan Darah Adanya pembagian golongan darah menjadi empat (4) kelompok yaitu O,
A, B, dan AB membuat setiap golongan darah memilki karakteristiknya masingmasing. Setiap golongan darah dianggap memiliki kelebihan dan kekurangan baik itu dari segi kesehatan maupun psikologis. Hal ini dikarenakan komponen penyusun dari masing-masing darah memilki perbedaan sehingga hal yang dianggap cocok dengan golongan darah O belum tentu cocok dengan golongan darah A. Dalam bidang kesehatan, seorang ahli gizi dari Stamford, Connecticut, Amerika Serikat bernama Dr. Peter J. D’Adamo memperkenalkan hasil dari risetnya mengenai diet makanan sehat berdasarkan masing-masing golongan darah melalui bukunya bejudul “Eat Right for Your Type”. Buku tersebut menjadi
19
best seller dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu dari bidang psikologis, tidak sedikit peneliti yang melakukan riset terhadap karakter yang dapat ditentukan melalui golongan darah, misalnya seorang jurnalis asal Jepang bernama Masahiko Nomi yang meneliti dan membuat buku mengenai karakter dan golongan darah. Setelah Masahiko Nomi meninggal, anaknya Toshitaka Nomi pun meneruskan penelitian ayahnya dan turut menerbitkan buku mengenai golongan darah. Salah satu buku yang sangat fenomenal yang dibuat oleh Nomi adalah buku yang berjudul “Touch My Heart”, buku ini membahas mengenai karakter anak terbentuk dari golongan darahnya sehingga ada perlakuan yang berbeda dalam mendidik masing-masing anak menurut dengan golongan darahnya, buku ini pun juga diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi refrensi baru bagi dunia psikologis. 2.2.1. Golongan Darah O Dalam hal golongan darah tipe O, memori genetik yang berlaku bagi semua tipe darah ini adalah memiliki ciri kekuatan, daya tahan tubuh kuat, mandiri, berani, intuitif, dan cenderung optimistis, serta extrovert. Golongan darah O zaman dulu mempunyai dorongan kuat untuk bertahan hidup dan percaya diri. Di antara sekian banyak golongan darah O, ada yang mewarisi sifat kepemimpinan dari pemimpin generasi nenek moyangnya yaitu keinginan untuk berhasil, kuat, yakin dan berkuasa (powerful), logis strategik, inovatif, mempunyai pengikut, optimis serta segar bugar, sehat fisik dan mental. Golongan darah O memiliki kekebalan yang kuat dan mampu menghilangkan pengaruh negatif stres dengan olahraga berat (Roesma, 2009:56-57).
20
Di bidang kesehatan, golongan darah O dikenal memilki asam lambung yang tinggi, penyakit yang sering diderita oleh orang yang bergolongan darah O pada umumnya adalah maag, stroke, penyakit jantung, peningkatan berat badan dan alergi. Oleh karena itu orang bergolongan darah O disarankan mengonsumsi makanan yang tinggi protein dan rendah karbohidrat (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:76). Hal ini yang menyebabkan banyaknya menu yang terbuat dari olahan daging di wilayah Amerika ataupun Afrika dimana mayoritas penduduknya memilki golongan darah O. Selain itu banyak riset yang menyatakan bahwa jumlah penderita obesitas tertinggi terdapat di wilayah Amerika. Orang bergolongan darah O sangat baik melatih fisik secara maksimal bahkan berolahraga berat. Jika tidak berolahraga, maka berat badannya bertambah dengan cepat, cenderung kegemukan dan berakibat depresi. Olahraga menjadi kebutuhan pokok baginya karena olahraga sangat berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh pada orang bergolongan darah O. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga keras seperti lari, aerobik, karate, atau silat. Karakter seseorang juga bisa dilihat melalui golongan darahnya. Berikut ini adalah karakter yang dimiliki dari orang bergolongan darah O. 1.
Dengan kepribadiannya, dia (orang bergolongan darah O) memilki ekspresi diri yang berlebihan.
2.
Kalau sudah menentukan sebuah sasaran, dia akan bergerak maju ke arahnya.
3.
Orientasinya kuat terhadap otoritas.
21
4.
Orangnya terbuka dan ceria, memilki cara berpikir logis yang sangat jelas, sedikit straight to the point (langsung ke inti permasalahan), kadang-kadang bersikap sederhana.
5.
Memilki dua sisi, yaitu berpikir berdasarkan realita dan romantis.
6.
Keinginan yang kuat untuk bebas, sangat bersemangat dalam kehidupan.
7.
Emosinya besifat stabil, sederhana sehingga apa yang telah terjadi tidak pernah meningglakn efek yang lama.
8.
Menjunjung tinggi norma-norma kehidupan.
9.
Mengharapkan
untuk
dapat
memiliki
hubungan
berdasarkan
kepercayaan yang kuat. 10. Terhadap teman baru bersikap sangat peduli dan perhatian. 11. Terhadap orang yang tidak dikenal akan sangat berhati-hati. 12. Sangat suka mengajar/memberitahu orang lain namun tidak menyukai apabila mereka diajar/diberi tahu orang lain (Nomi, 2009:40-41) Orang bergolongan darah O juga dikenal sebagai tipe yang bersikap ekstrim, baik pada saat melakukan tindakan positif maupun tindakan negatif. Misalnya, apabila mereka (orang bergolongan darah O) hendak melakukan sebuah tindakan kejahatan, mereka akan melakukannya secara fokus dan tuntas, hal ini dibuktikan dengan adanya kasus kejahatan ekstrim di Jepang yang dilakukan oleh seorang wanita bergolongan darah O bernama Ono Etsuo dari tahun 1968 sampai 1974 di Chiba, Saitama, Tokyo. Dia melakukan tindakan penipuan, perampokan dan pembunuhan berantai dengan cara membakar korban-korbannya. Beritanya bahkan menjadi headline hampir seluruh surat kabar pada tahun 1979. Selain itu,
22
ada beberapa tindak kejahatan ekstrim lainnya yang terjadi di Jepang dan pelakunya merupakan orang bergolongan darah O. Namun bagi mereka yang merupakan orang baik-baik, biasanya mereka akan sangat malu apabila melakukan hal yang dianggap tidak pantas ataupun negatif. Orang bergolongan darah O yang memiki cita-cita dan tujuan hidup akan bergerak maju ke arah depan (ambisius), namun bagi mereka yang merasa tujuannya mustahil untuk dicapai, mereka akan menurunkan standar tujuannya dan apabila gagal, mereka cenderung menjadi depresi. Hal inilah yang membuat orang bergolongan darah O memiliki sisi ganda (double feature), yaitu romantisme dan realisme yang menjadi semboyan hidup mereka. Romantisme adalah punya impian, sedangkan realisme adalah sifat yang selalu penuh perhitungan. Kedua aspek yang sangat kontradiksi ini berada dalam satu tubuh dan pada umumnya orang bergolongan darah O ingin dilihat dari kedua-duanya. Pada dasarnya orang bergolongan darah O memiliki karakter dasar yang sama yaitu double feature, namun akan terlihat berbeda tergantung dari sisi mana yang lebih dominan dari masing-masing individu orang bergolongan darah O. Hal ini yang membuat orang golongan darah O terlihat sama (dikarenakan populasi mereka terbanyak di dunia), namun berbeda setelah diamati lebih dalam. 2.2.2. Golongan Darah A Perubahan ke golongan darah tipe A terjadi karena manusia harus beradaptasi pada penduduk yang padat. Akibatnnya stres lebih mudah terjadi dengan eratnya hubungan antar manusia. Golongan darah A yang memiliki sifat toleran, sensitif, dan sangat kooperatif (team work) serta mempunyai bakat untuk
23
mengutarakan pendapatnya dengan jelas, yang dikemukakan sebagai “narrative intelligence”. Orang bergolongan darah A dapat mengontrol diri (self control) dan pintar (smart) dalam menghadapi kehidupan yang kompleks (Roesma, 2009:119120). Karena golongan darah A merupakan komunitas agrarian dilihat dari sejarah lahirnya golongan darah A, maka di bidang kesehatan orang bergolongan darah A dianjurkan mengkonsumsi banyak sayur-sayuran. Golongan darah A dilarang mengkonsumsi daging dan produk turunannya disebabkan karena kekebalan tubuh dan asam lambung orang bergolongan A rendah. Masalah medis yang biasa diderita oleh orang bergolongan darah A adalah kanker, jantung, komplikasi hati dan empedu, diabetes mellitus, anemia dan depresi (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:72). Menu makanan yang memilki jumlah sayur-sayuran yang banyak pada saat dihidangkan terlihat pada kuliner di daerah dataran Eropa dan sebagian wilayah Asia Timur (Jepang, Korea). Kebanyakan kuliner pada wilayah tersebut
lebih
banyak
menggunakan
sayur-sayuran
dan
hanya
sedikit
mengkonsumsi daging. Kelemahan orang bergolongan darah A adalah jika cemas, stres, dipendamnya sendiri. Jika stres melampaui ambang batas, akan menumpuk dalam dirinya, dan suatu waktu meledak. Secara genetik, di setiap golongan darah sudah terdapat cara meniadakan efek negatif stres. Pada orang bergolongan darah A, mereka meniadakan efek negatif stres ini dengan cara merasionalkannya secara intelektual misalnya dengan melakukan yoga, meditasi, atau taichi (fokus dan relaksasi).
24
Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A. 1.
Luar dan dalam, dua sifat karakter saling bertolak belakang yang dimiliki oleh orang bergolongan darah A.
2.
Mengharapkan perubahan dari keadaan yang sekarang, menginginkan kehidupan yang stabil dan damai.
3.
Sangat perhatian dengan sekitar bahkan hal-hal yang kecil sekalipun.
4.
Mempunyai tingkat kerjasama yang tinggi, tidak akan mengganggu kenyamanan kelompok.
5.
Menghargai metode maupun hal-hal yang bersifat ritual, menganggap penting prinsip, dan senantiasa ingin berjalan sesuai dengan alur/plot yang sudah umum.
6.
Senantiasa berasosiasi dengan sikap konvensional, namun tidak mudah membuka hati.
7.
Berusaha terus-menerus, dapat menahan rasa sakit secara jasmaniah.
8.
Selalu melakukan segala sesuatu dengan sangat teliti, sangat berhatihati, perfeksionis.
9.
Mengontrol ekspresi dirinya, namun di dalamnya ada suatu keinginan membara.
10. Akan memberikan yang terbaik dan juga mendedikasikan dirinya pada orang-orang yang bisa mengerti, dan juga menganggap penting akan dirinya. 11. Pesismis terhadap masa depan (Nomi, 2009:46-47) Secara umum, orang bergolongan darah A terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah kelompok yang memilki tata krama. Tipe kedua adalah kelompok 25
yang agresif, yang ucapan maupun tindakannya berani, keras kepala, sedikit kurang bersahabat. Orang-orang bergolongan darah A yang sudah matang dalam sebuah organisasi, rata-rata adalah pelajar yang cerdas (honor student). Kemudian, karena tingkat kerjasamanya yang baik, mereka benar-benar menjunjung tinggi hukum di dalam kelompok dan juga urutan tinggi rendahnya posisi atau rangking. Cara hidup seperti ini benar-benar memerlukan kontrol yang sangat ketat. Mereka inilah merupakan orang-orang Stoicism (tenang, sabar dan tabah). Masahiko Nomi, jurnalis asal Jepang yang menerbitkan banyak buku mengenai riset golongan darah, dalam salah satu bukunya mengatakan bahwa di Amerika Utara ada sebuah kelompok agama yang memiliki peraturan yang benarbenar ketat. Di dalam kelompok agama tersebut, orang yang bergolongan darah A berkisar 60-70% atau lebih dari separuhnya (Nomi, 2009:48). Hal ini seperti orang bergolongan darah A yang Stoicism ini berkumpul karena menginginkan kedisiplinan atau diasingkan dari golongan darah lainnya, mengingat kecilnya presentase jumlah orang bergolongan darah di Amerika. Selain itu, orang bergolongan darah yang memendam perasaannya sendiri, baik itu perasaan senang ataupun menyakitkan, membuat orang lain di sekitarnya sulit memprediksi apa yang disembunyikan dari orang bergolongan darah A ini. Orang bergolongan darah A yang juga mempunyai prinsip yang sangat kuat dan selalu bertindak sesuai prosedur membuat mereka terlihat benar-benar loyal, inilah sisi positif mereka. Namun, karena prinsip mereka yang teguh dan sulit untuk goyah, terkadang sulit untuk bersikap fleksibel atau terlalu serius yang terkadang berdampak negatif bagi orang bergolongan darah A ataupun orang yang berurusan dengan orang bergolongan darah A. 26
2.2.3. Golongan Darah B Secara biologis orang bergolongan darah B lebih fleksibel dari orang bergolongan darah O, A, ataupun AB. Golongan darah B memiliki elemen syaraf mental dan sensitifitas dari golongan darah A dan bereaksi secara fisik dan agresif dari golongan darah O. Respon orang bergolongan darah B terhadap stres adalah keseimbangan antara sifat yang diperoleh dari golongan darah O dan A (Roesma, 2009:147). Dari sisi kesehatan, golongan darah B memiliki menu makanan yang lebih variatif dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan darah B dapat mengkonsumsi segala jenis makanan laut, dianjurkan pula mengkonsumsi daging kambing, produk turunan sapi (susu dan keju), gandum, kacang-kacangan, teh hijau dan berbagai jenis buah maupun sayur. Sedangkan masalah medis yang biasa dijumpai oleh orang bergolongan darah B adalah masalah sistem syaraf atau kram, sakit kepala, pikun, parkinson dan diabetes mellitus (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:74). Makanan golongan darah B yang variatif dilatarbelakangi pula dari sejarah munculnya golongan darah B yang harus membuat pertanian dan perternakan untuk dapat bertahan hidup. Mayoritas golongan darah B tersebar disekitar Asia Selatan (India, Afghanistan, Pakistan), Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Kamboja), Timur Tengah (Iran, Irak) dan Cina. Pada kebanyakan penduduk
di
wilayah-wilayah
tersebut
merupakan
pengkonsumsi
hasil
perternakan (susu dan keju) dan hasil pertanian (gandum dan kacang-kacangan) terbanyak.
27
Untuk mengurangi masalah dalam sistem syaraf pada golongan darah B, dianjurkan untuk mengkonsumsi buah-buahan, misalnya semangka. Sedangkan olahraga yang dianggap cocok dengan orang bergolongan darah B adalah renang, tenis dan jalan kaki. Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah B. 1.
Tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, bersikap semaunya sendiri (my pace).
2.
Mengharapkan banyak kebebasan.
3.
Sangat tidak menyukai regulasi maupun ikatan.
4.
Tidak terlalu menganggap peraturan dan metode, tidak terpaku pada bentuk-bentuk adat sehingga membuat mereka terlihat seperti orangorang yang tidak konvensional.
5.
Tidak menyukai bentuk salam yang hanya basa-basi, terkadang terlihat kurang ramah, namun terkadang terlihat sangat ramah.
6.
Cepat dalam mengambil keputusan, memilki pemikiran yang fleksibel.
7.
Mempunyai banyak ide, mudah tertarik terhadap hal baru.
8.
Hanya bergerak terhadap apa yang menjadi minatnya.
9.
Dalam segala hal kurang memberikan perbedaan.
10. Memiliki sifak kemanusiaan yang melimpah. 11. Memiliki gejolak emosi yang berlimpah, tempramental. 12. Optimis terhadap masa depan (Nomi, 2009:57-58) Orang bergolongan darah B, baik itu yang bersikap ramah ataupun yang sikapnya tenang tapi kurang bersahabat, adalah orang-orang yang berciri hidup
28
bebas. Meskipun mereka terlihat tidak memilki beban dan cepat beradaptasi dengan wilayah baru, tapi mereka adalah termasuk orang-orang yang lambat dalam bersosialisasi dengan orang lain, namun ada sebagian orang bergolongan darah B yang sangat ramah sehingga mudah berteman dengan orang baru. Orang bergolongan darah B dikenal juga sebagai individu yang tidak mau menyimpan terlalu banyak di dalam pikirannya, sehingga mereka cenderung mengutarakan hal apa pun yang dirasa mengganggu baik itu hal positif ataupun hal negatif. Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang salah paham dan menjadi tersinggung kepada orang bergolongan darah B karena dianggap tidak peka dengan situasi. Namun, hal yang paling tidak disukai dari orang dari golongan darah B adalah sikapnya yang semaunya sendiri. Mendiang seorang penyanyi, Michael Jackson yang dikenal sebagai The King of Pop memilki golongan darah B, semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang nyentrik dan semaunya sendiri, dia juga dianggap terlalu khawatir terhadap sesuatu, mudah teralihkan perhatiannya dan sinis. Meskipun Michael Jackson terlihat hanya berbuat semaunya, namun ada sisi kemanusiaan yang tinggi yang dimilikinya. Michael Jackson mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan sosial, dia bahkan mengasuh beberapa anak dan merawatnya. Namun adapula hal yang dianggap negatif bagi kebanyakan orang, misalnya pada saat dia berbagi makanan langsung dari wadah yang sama dengan simpanse peliharaannya, operasi plastik yang dilakukannya hingga tidak terhitung jumlahnya, dan beberapa hal lainnya yang tidak konvensional. Meskipun orang bergolongan darah B dapat mengatur emosinya, pada umumnya mereka bersifat tempramental dan juga merupakan orang-orang yang
29
suka berstrategi. Orang bergolongan darah B juga lebih menggunakan logikanya dibandingkan perasaannya. Apabila ada orang bergolongan darah B yang cenderung menuju ke arah kriminal, maka mereka adalah golongan orang yang memilki kejahatan terencana dan lebih menonjol dibandingkan golongan darah lainnya. Hal inilah yang menjadikan orang golongan darah B dianggap buruk. 2.2.4. Golongan Darah AB Golongan darah AB merupakan golongan darah terakhir yang telah beradaptasi terhadap lingkungan yang lebih modern. Kombinasi tipe A dan B menyebabkan golongan darah AB lebih spiritual yang dapat memeluk segala bentuk kehidupan. Jika golongan darah O dan B memilki sistem kekebalan yang sangat kuat, maka sebaliknya golongan darah AB sistem kekebalannya rapuh (Roesma, 2009:165). Terbentuknya golongan darah AB yang merupakan perpaduan antara golongan darah A dan B, maka dari segi kesehatan, golongan darah AB memilki asam lambung yang rendah seperti golongan darah A, sehingga golongan darah AB cocok dengan pola makan vegetarian, namun membutuhkan protein hewani seperti golongan darah B. Kecocokan pola makanan AB tidak bisa ditentukan karena masing-masing individu memilki karateristiknya sendiri. Masalah medis golongan darah AB juga perpaduan dari masalah medis yang sering dialami oleh golongan darah A dan B seperti kanker, jantung, anemia, depresi, masalah sistem syaraf, parkinson, alzheimer, komplikasi hati dan empedu (Zizousari dan Yuna Chan, 2014:79). Jumlah golongan darah AB yang hanya sekitar 5% di seluruh dunia membuat mereka tidak dominan di wilayah manapun, namun dari segi
30
jumlah, golongan darah AB terlihat sedikit lebih banyak di sekitar wilayah Asia dibandingkan jumlah golongan darah AB di wilayah-wilayah lainnya. Hal ini disebabkan karena golongan darah B yang menjadi salah satu pembentuk dari golongan darah AB lebih dominan tersebar di wilayah Asia. Golongan darah AB yang sering rentan depresi dianjurkan untuk melakukan olahraga pagi, tetapi mereka juga dapat mengatasi stres mereka secara spiritual. Mereka juga diajurkan mengonsumsi produk olahan susu setelah berolahraga. Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang bergolongan darah AB. 1.
Sangat rasional, mendambakan kehidupan dimana mereka bisa berguna bagi masyarakat.
2.
Melihat sesuatu secara objektif, bersikap kritis, unggul dalam hal analisis, dan dianggap cocok sebagai komentator.
3.
Bersikap biasa saja terhadap keinginannya.
4.
Menghidari dan tidak suka terlibat pertengakaran, menyukai kedamain.
5.
Bijak, membeci orang yang munafik atau bermuka dua.
6.
Mampu hidup rukun, bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitar.
7.
Bersikap adil dengan pasangan, memperlakukan dengan lembut, senantiasa memberikan sedikit jarak.
8.
Tidak bisa menolak pada saat dimintai tolong oleh orang lain.
31
9.
Suka berimajinasi, memilki hobi yang bersifat fantasi (Nomi, 2009:67-68)
Orang bergolongan darah AB terlihat mempunyai dua kepribadian. Pada satu sisi orang bergolongan darah AB memiliki perasaan yang sensitif dan lembut. Individu ini tidak akan bertingkah laku kasar meskipun mereka diperlakukan secara kasar. Mereka dikenal dengan pribadi yang perhatian dan peduli terhadap perasaan orang lain, serta senang membantu orang lain tanpa pamrih saat dimintai bantuan oleh orang lain, sehingga mereka populer dengan kebaikan hatinya. Di sisi lain, orang golongan darah AB terlihat bersikap keras dengan diri sendiri maupun dengan orang-orang di sekitarnya., karena mereka memang dikarunia keterampilan dalam pengendalian diri yang baik. Akibatnya, orang bergolongan darah AB dinilai sebagai individu yang dingin dan tidak peduli pada urusan di luar urusannya sendiri jika tidak ada orang lain yang meminta bantuannya secara langsung. Golongan darah AB cenderung memilki pemikiran yang kritis, rasional dan mendalam saat menghadapi suatu masalah. Akibatnya individu ini membutuhkan waktu untuk menyendiri dalam memikirkan masalah yang dihadapi. Golongan darah AB juga dianggap kelompok yang paling berpikir sehat (rasional) diantara golongan darah lainnya. Mereka hidup dengan pandangan mereka yang objektif, sehingga hal ini membuat kebanyakan dari orang bergolongan darah AB enggan melakukan tindakan kejahatan. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Nomi (2009:70), pada saat melakukan penelitian di rumah tahanan daerah Nigata, tahanan yang bergolongan darah AB sedikit sekali jumlahnya. Jumlah ini sudah melalui tahap perhitungan dengan jumlah total golongan darah AB di seluruh Jepang, kemudian dibandingkan jumlah
32
perhitungan golongan darah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai akurasi yang tinggi, mengingat jumlah golongan darah AB yang minoritas. Golongan darah AB yang melakukan tindakan kejahatan atau negatif biasanya melakukannya tanpa sengaja atau tanpa disadari oleh mereka, namun sebagian kecil dari mereka memang melakukan tindakan negatif secara sengaja karena untuk kepentingannya sendiri. Hal inilah yang cukup membingungkan dari orang bergolongan darah AB yang membuat mereka terkadang mendapat respon negatif dari orang di sekitarnya. 2.3. Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Ramalan Golongan Darah Menurut Kementerian Pendidikan Jepang, penganut Shinto mencapai 107 juta orang dan Buddha sekitar 89 juta orang dan agama lainnya sekitar 10 juta orang. Hal yang mengejutkan adalah total seluruh penganut agama di Jepang berkisar 290 juta orang, atau dua kali lipat total penduduk Jepang yang hanya 127 juta orang. Hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat Jepang adalah Politheis atau menganut lebih dari satu aliran kepercayaan/agama, sehingga mereka dilahirkan dan hidup hingga dewasa sebagai penganut Shinto, kemudian sebagian diantaranya menikah dengan menggunakan upacara secara Kristen, dan meninggal menggunakan upacara pemakaman agama Buddha. Menurut Haryanti (2013:163), di luar agama tradisional tersebut (Shinto dan Buddha), saat ini banyak orang Jepang
beralih
ke
berbagai
gerakan
keagamaan
populer,
yang
biasa
dikelompokkan dengan nama “Agama-agama Baru” (shinshūkyō). Masyarakat Jepang merasa bahwa agama yang selama ini mereka anut (Shinto, Buddha, Kristen) hanya mengajarkan masalah adat kebiasaan daripada
33
keyakinan yang penuh arti. Maka untuk mencari kebutuhan tersebut mereka melihat di “tempat lain” dan berujung kepada suatu konsep kepercayaan rakyat (minkan shinkō) yang bersifat takhayul (Reischauer, 1988:213-214). Banyak masyarakat Jepang yang menaruh perhatian serius terhadap halhal seperti hari keberuntungan, hari kesialan, astrologi, dan juga mempercayai ramalan. Hal tersebut dikarenakan tipikal masyarakat Jepang lebih mementingkan sesuatu yang mendukung kebutuhan dalam lingkungan sosial dibandingkan hubungan langsung dengan Tuhan. Dari sekian banyak jenis ramalan, ramalan golongan darah adalah salah satu ramalan yang paling populer di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea). Ramalan golongan darah mulai berkembang pada sekitar Perang Dunia II, pada saat itu Takeji Furukawa, seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan membuat penelitan mengenai golongan darah yang dapat membaca karakteristik pemiliknya. Setelah menerbitkan hasil penelitiannya, masyarakat Jepang mulai terpengaruh dan percaya terhadap penelitiannya. Meskipun hasil penelitian tersebut sempat kehilangan kepopulerannya, karena dianggap hasil riset tersebut meragukan, namun seorang jurnalis bernama Masahiko Nomi kembali mengangkat topik mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sekitar tahun 1970-an, dan menerbitkan beberapa buku best seller mengenai berbagai hal mengenai golongan darah. Kini, kategorisasi kepribadian berdasarkan golongan darah sudah cukup mengakar di kebudayaan Jepang. Bahkan, masyarakat Jepang sudah punya istilah sendiri untuk hal ini, yaitu ketsuekigata (golongan darah). Survey pada tahun
34
2008 menunjukkan 75% masyarakat Jepang mempercayai konsep ini. Walaupun sekarang sudah banyak pengembangannya pada detil interaksi kehidupan seharihari, sebagai gambaran, berikut deskripsi umum kepribadian berdasarkan golongan darah yang banyak dipercaya orang Jepang. 1. Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang) Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi. Golongan darah O adalah pemimpin yang alami dan selalu berusaha menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat kompetitif dan pekerja keras. 2. Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi Jepang) Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu berusaha untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun gologan darah A bisa mudah stres dan mencemaskan banyak hal, golongan darah A akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai selama situasi krisis. 3. Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Pemberontak (20% populasi Jepang) Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan (dianggap kurang cocok kerja di perusahaan, lebih baik kerja sendiri sebagai pedagang). Punya semangat dan fokus yang tinggi, golongan darah B sangat ambisius yang punya impian besar. Meskipun mereka bisa kasar, 35
keras kepala, dan sulit untuk bergaul, golongan darah B selalu menjadi dirinya sendiri tidak peduli apa yang dikatakan dunia. 4. Golongan Darah AB: Seniman Sensitif (10% populasi Jepang) Golongan darah AB dianggap memiliki karakter yang unik. Mereka terkenal dengan kepribadian gandanya, terkadang malu-malu, supel, rasional, irasional, tenang, dan tak terarah. Golongan darah AB adalah bola energi yang tak terduga kepribadiannya. (https://www.zenius.net/blog /8786/golongan-darah-sifat-kepribadian) Golongan darah telah memasuki berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Jepang, dari urusan karir hingga asmara. Pada tahun 1990 di Harian Asahi, surat kabar nasional Jepang, Mitsubishi Electronics mengumumkan bahwa tim mereka seluruhnya terdiri dari tipe pekerja AB yang telah dipilih karena "kemampuan mereka untuk membuat rencana." Tidak sedikit perusahaan di Jepang yang menanyakan golongan darah pada saat wawancara dengan calon karyawan. Dalam percintaan, banyak biro jodoh yang menawarkan jasa perhitungan kecocokan dengan pasangan berdasarkan golongan darah. Tanpa jasa biro jodoh pun, kaum muda di Jepang juga saling bertukar informasi golongan darah mereka pada kencan pertama. Karena pentingnya untuk mengenali karakter orang lain, masyarakat Jepang sering terkejut jika bertemu warga negara asing yang berlibur atau bekerja di Jepang tidak mengetahui golongan darahnya sendiri ketika ditanya. Golongan darah bisa juga dikatakan bisnis yang laku di Jepang. Pada tahun 2008, empat dari buku top best seller di Jepang adalah buku pedoman
36
kepribadian berdasarkan golongan darah. Topik ini juga sering terlihat di berbagai manga atau anime Jepang, siaran televisi sebagai ramalan di pagi hari, artikel khusus di majalah, buku diet, bahkan dalam beberapa kasus, ada kelas-kelas TK di Jepang kadang dibagi berdasarkan golongan darah sehingga diharapkan teknik pengajaran dan didikan anak dapat disesuaikan dengan kepribadian individunya. Selain itu, muncul pula produk-produk yang berhubungan dengan golongan darah di pasaran, untuk makanan misalnya, teh diet, vitamin, snack, kopi, dan coklat. Produk makanan tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan gizi dari masingmasing golongan darah. Selain itu, ada juga produk kosmetik seperti garam mandi, body cream, dan lotion yang kandungannya juga dibuat sesuai dengan golongan darah. Hal yang lebh menarik lagi, di pasaran Jepang juga muncul bulu mata palsu untuk wanita yang dikhususkan menarik perhatian pria bergolongan darah A. Pria golongan darah A yang menjadi incaran banyak wanita di Jepang sehingga membuat produk bulu mata palsu tersebut akhirnya diciptakan dan dipasarkan. Pada tahun 2006, surat kabar New York Times melaporkan keanehan, hampir semua pemain bisbol Amerika kelahiran Jepang (kecuali untuk Ichiro Suzuki) bergolongan darah O. Budaya Jepang melihat kelompok golongan darah O sebagai tipe "pejuang/samurai pemberani". Mereka percaya apabila ada atlet yang tidak bergolongan darah O, akan sulit “menjual” pemain itu ke penggemar. Tim softball perempuan yang memenangkan emas untuk Jepang di Olimpiade Beijing tahun 2008 juga dilaporkan menggunakan golongan darah untuk menyesuaikan pelatihan untuk setiap pemain. Kepercayaan golongan darah ini bahkan mempengaruhi politik. Salah satu mantan perdana menteri Jepang, Taro Aso, menganggap cukup penting untuk 37
mengungkapkan di profil resminya bahwa dia bergolongan darah A, sementara saingan oposisinya, Ichiro Ozawa, bergolongan darah B. Pada tahun 2011, seorang menteri di Jepang, Ryu Matsumoto, dipaksa mengundurkan diri, ketika pernyataan keras dan kasarnya kepada pejabat lokal ditayangkan di televisi nasional. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyalahkan sikapnya yang emosional itu pada kenyataan bahwa ia bergolongan darah B. Selain itu, ada banyak laporan bahwa penggunaan golongan darah telah mengakibatkan kasus intimidasi, bullying pada orang dengan golongan darah AB (kelompok minoritas 10% di Jepang) di lingkungan SMA, hilangnya kesempatan berkarir, hingga berakhirnya hubungan asmara yang bahagia hanya karena masalah golongan darah. Kebiasaan orang Jepang mempercayai ramalan golongan darah dan menerapknnya dalam kehidupan bermasyarakat bukannya tanpa alasan, karena ramalan itu sendiri merupakan salah satu bentuk ajaran dari agama Shinto ataupun Shinshūkyō (agama-agama baru). Selain itu, masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang homogen yang artinya mereka menjunjung tinggi persamaan. Masyarakat homogen adalah masyarakat yang memilki kesamaan SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan). Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Jepang senang mengkategorikan sesuatu berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Meskipun persamaan merupakan hal yang dijunjung tinggi di negara ini, tetapi mereka senang mencari perbedaan kecil diantara persamaan itu untuk mengenali seseorang. Terkadang hal tersebut bisa memancing rasisme terhadap golongan minoritas. Maka dari itu di Jepang dikenal dengan istilah burahara yang artinya pelecehan atau diskrimasi yang disebabkan karena golongan darah.
38