BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada semakin penting mengingat perkembangan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu dan teknologi, dan perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat (Soejitno, 2002). Peran penting dari rumah sakit salah satunya adalah penyelenggaraan pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan tersebut harus mampu memberikan pelayanan keperawatan bermutu dan profesional yang sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan serta melalui penerapan kemajuan ilmu, teknologi, sesuai dengan standar, nilai-nilai moral dan etika profesi keperawatan (Nursalam, 2001). Tuntutan dan kebutuhan pelayanan keperawatan bermutu dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh oleh rumah sakit. Perlu dilakukan pengelolaan secara profesional gar perawat dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada individu, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2001). Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab dari tenaga perawat. Tugas umum perawat adalah memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang terdiri dari melakukan pengkajian proses keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
menegakkan diagnosa keperawatan aktual dan dignosa keperawatan resiko, perencanaan proses keperawatan, implementasi proses keperawatan, evaluasi, dan melakukan pencacatan dokumen keperawatan pada status pasien. Selain itu pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Soeroso, 2002, Nursalam, 2001). Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan sebagaimana tercantum dalam standar operational procedure (SOP). Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi masyarakat (Soeroso, 2002). Evaluasi hasil kerja perawat tesebut tercermin dari cakupan pelayanan keperawatan sesuai SOP baik secara berkala maupun tahunan, sehingga prestasi kerja sangat tergantung pada penerapan SOP pelayanan keperawatan. Menurut Peratuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2004, bahwa standar praktek keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk perawat memberikan perawatan
Universitas Sumatera Utara
dan sebagai kriteria untuk evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi nosomokial dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang optimal tidak akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mark dan Wan (2003), bahwa pelaksanaan praktik keperawatan profesional rumah sakit sangat berdampak terhadap peningkatan kepuasan dalam bekerja dan penurunan angka kematian, berkurangnya ketegangan emosi, amanya lingkungan kerja dan menurunnya angka cidera karena jarum suntik. Fenomena yang terjadi terkait dengan pelaksanaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang masih banyak ditemukan di Sumatera Utara adalah sering ditemukan perawat yang menghabiskan waktunya untuk melakukan pekerjaan di luar keperawatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya dan kondisi ini berdampak pada tidak tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan pelayanan keperawatan secara berkesinambungan dan komprehensif bagi pasien maupun keluarganya. Kepatuhan perawat dalam penerapan SOP pelayanan keperawatan sebagai ukuran keberhasilan pelayanan keperawatan dan merupakan salah satu sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia. Selain itu menjadi bagian dari kecakapan yang diperoleh perawat yang berhubungan dengan pendidikan yang dimilikinya dan dipergunakan untuk tugasnya pada waktu yang tepat sesuai dengan ilmu yang pernah diperolehnya (Hasibuan, 2001). Penerapan SOP pelayanan keperawatan pada prinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku individu dalam bekerja sesuai tugas-tugasnya dalam organisasi, dan biasanya berkaitan dengan kepatuhan. Menurut Sarwono (2004) bahwa patuh
Universitas Sumatera Utara
(compliance) adalah taat atau tidak taat terhadap perintah atau ketentuan yang berlaku, dan merupakan titik awal dari perubahan sikap dan perilaku individu. Hasil akhir dari kepatuhan penerapan SOP pelayanan keperawatan adalah kinerja atau hasil kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Keberhasilan pelaksanaan pelayanan keperawatan memberikan kontribusi terhadap cakupan pelayanan keperawatan secara keseluruhan, dan konsekuensi positifnya adalah meningkatnya kinerja rumah sakit. Menurut Rogers dalam Marriner (2001), bahwa praktek keperawatan profesional bersifat kreatif, imajinatif, dan efisien dalam melayani konsumen kesehatan yang bersumber dari pengambilan keputusan dengan pendekatan ilmiah dan kejujuran profesional. Menurut Gillies (1996) setiap institusi pelayanan kesehatan memiliki budaya organisasi yang berbeda pada masing-masing institusi hal ini bersumber dari nilai-nilai tertentu dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang menentukan persepsi dan perilaku karyawan atau perawat. Menurut Denison (2000) terdapat empat karakteristik budaya organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap penampilan atau kinerja organisasi yaitu keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi. Menurut Gibson (1987) dalam Illyas (2002) bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu (1) Faktor individu terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan sosio-demografis. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan
Universitas Sumatera Utara
kinerja individu, (2) faktor psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis, dan (3) faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Salah satu unsur penting diperhatikan dari aspek organisasi adalah budaya organisasi. Menutu Robbin (2006), budaya organisasi mempunyai peran penting dalam mempengaruhi setiap saat menjalankan aktivitas dan dapat dibedakan melalui sistem yang dianut oleh anggota organisasi dalam hal ini rumah sakit. Menurut Mangkunegara (2000), budaya organisasi adalah seperangkat sikap, nilai, norma, keyakinan dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok orang yang dikembangkan dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya untuk membina hubungan dan mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal, sehingga secara akumulatif berfungsi untuk mempertahankan eksistensi diri dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan kinerja invividu dalam organisasi. Kinerja rumah sakit di Propinsi Sumatera Utara masih rendah dilihat dari angka rata-rata pemanfaatan tempat tidur, lama rawatan dan status rawatan. Di Propinsi Sumatera Utara saat ini memiliki 157 buah rumah sakit, terdiri atas 57 rumah sakit pemerintah, 100 rumah sakit swasta. Berdasarkan dari jenisnya rumah sakit di Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 23 rumah sakit khusus, dan 134 rumah sakit umum. Berdasarkan laporan indikator kinerja RS, diketahui rata-rata tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) terendah di Indonesia, yaitu 36% dengan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
lama perawatan (LOS) 5,4 hari. Tingkat pencarian pelayanan masyarakat ke fasilitas rumah sakit hanya 0,7% untuk rumah sakit pemerintah dan 0,9% untuk rumah sakit swasta. Salah satu faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap kinerja rumah sakit adalah kinerja perawat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan SOP (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008). Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati yang berdiri sejak tahun 2001 merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ikut berperan dalam upaya pembangunan
kesehatan
di
Kota
Medan
juga
mempunyai
permasalahan-
permasalahan hasil kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Hal ini terwujud dari indikator kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Berdasarkan data kunjungan RSU Mitra Sejati (2009), diketahui bahwa angka BOR rumah sakit sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu 87,2% dari 120 bed yang tersedia, artinya bahwa secara umum minat masyarakat untuk berobat ke RSU Mitra Sejati tergolong tinggi, namun meskipun demikian permasalahan internal RSU Mitra Sejati juga berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan keperawatan. Budaya organisasi secara filosofi muncul dari keseluruhan penjabaran visi dan misi serta motto suatu organisasi termasuk rumah sakit. Visi RSU Mitra Sejati adalah menjadi salah satu pusat rujukan pelayanan kesehatan terpercaya dengan fasilitas yang lengkap yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, dan kemudian dijabarkan dalam misinya yaitu mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan
Universitas Sumatera Utara
membantu pemerintah dalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (RSU Mitra Sejati, 2009). Komitmen meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional di dasari oleh motto RSU Mitra Sejati yaitu Mitra Anda Menuju Hidup Sehat. Motto tersebut dijadikan sebagai filosofi budaya organisasi yang diimplementasikan dalam perwujudkan budaya kerja perawat dan para medis lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Aplikasi dari konsep Denison (2000) yaitu keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi rumah sakit mengacu pada filosofi visi dan misi serta motto RSU Mitra Sejati dalam memberikan pelayanan keperawatan, artinya perawat harus mau dan mampu menyesuaikan keseluruhan tindakan asuhan keperawatan dengan kebutuhan dan komitmen bersama dalam memberikan pelayanan keperawatan, dan konsisten. Berdasarkan hasil survai awal di RSU Mitra Sejati Januari (2009), bahwa masih terdapat permasalahan dalam pelayanann asuhan keperawatan di RSU Mitra Sejati yang diindikasikan masih terdapat pasien yang pulang atas permintaan sendiri, dilihat dari status pasien ternyata belum memenuhi syarat untuk pulang, karena kondisi belum membaik. Selain itu adanya pengaduan keluarga pasien atas sikap perawat yang tidak segera melayani pasien, akibat banyaknya pasien lain yang membutuhkan perawatan, serta masih adanya perawat yang bertukar shift kerja dengan perawat lain dengan alasan tertentu, sehingga kebutuhan perawat tidak terpenuhi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan laporan pelayanan keperawatan RSU Mitra Sejati (2009), diketahui bahwa penerapan standar asuhan keperawatan seperti penggunaan instrumen pengkajian keperawatan masih rendah yaitu 31,24% pengkajian data keperawatan sebesar 31,24%, diagnosa keperawatan sebesar 45,8%, perencanaan keperawatan sebesar 17,3%, implementasi keperawatan sebesar 39,6%, dan evaluasi keperawatan sebesar 19,5% dibandingkan standar yang direkomendasikan Depkes RI yaitu 80%-100%. Instrumen standar pengkajian keperawatan ini berkaitan dengan pengumpulan data, identifikasi awal status kesehtaan klien, respon psikologis dan risiko lainnya sebelum diberikan intervensi pelayanan keperawatan, dan indkator paling penting adalah masih rendah cakupan implementasi keperawatan, yaitu pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP dan pencatatan seluruh asuhan keperawatan. Keadaan ini memberikan fenomena bahwa aplikasi dari penjabaran budaya organisasi yang didasari visi dan misi yaitu (1) mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya, dan (2) membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat serta motto RSU Mitra Sejati yaitu mitra anda menuju hidup sehat masih belum sesuai dengan arah dan tujuan organisasi khususnya dalam pelayanan keperawatan secara komprehensif termasuk dalam penerapan SOP keperawatan, sehingga berdampak terhadap kinerja perawat dan mutu pelayanan keperawatan Menurut Kotler (1992) dalam Tika (2006), bahwa budaya organisasi yang kuat berkaitan dengan kinerja yang unggul, karena melibatkan struktur dan kontrol
Universitas Sumatera Utara
yang dibutuhkan untuk meningkatkan komitmen, loyalitas, motivasi, dan inovasi yang memberikan dampak positif terhadap kinerja. Penelitian Mila (2009) di RSD Raden Mattaher Jambi, bahwa penyesuaian diri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan merupakan variabel paling berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana. Penyesuaian yang kuat akan memberikan dampak terhadap perilaku perawat dalam melakukan pekerjaanya terutama beradaptasi terhadap nilai-nilai dan aturan organisasi yang berfokus terhadap kepuasan pasien. Permasalahan budaya organisasi setiap organisasi bervariatif termasuk di RSU Mitra Sejati, karena perbedaan karakteristik rumah sakit dan faktor individu dalam organisasi. Hal ini tercermin dari hasil kerja perawat dan tenaga medis lainnya di RSU Mitra Sejati yang terwujud dari evaluasi hasil kerja dan kesesuainnya dengan SOP masing-masing tenaga kesehatan yang ada. Budaya organisasi dan aplikasi SOP diduga berkaitan dengan kinerja perawat di RS Mitra Sejati, sehingga pendekatan organisasional dan sumber daya manusia dinilai sangat penting dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian tentang pengaruh budaya organisasi meliputi keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi serta penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati menjadi sangat penting dilakukan mengingat pelaksanaan pelayanan keperawatan merupakan kebutuhan yang sanga penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, dan dapat dijadikan informasi untuk merumuskan
Universitas Sumatera Utara
kebijakan peningkatan kualitas pelayanan pelayanan keperawatan di RSU Mitra Sejati di masa akan datang.
1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) dan penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) dan penerapan SOP pelayanan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010.
1.4. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010. 2. Ada pengaruh penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan bagi manajemen RSU Mitra Sejati dalam menciptakan budaya organisasi yang kompetetif, informatif dan berbasis sumber daya manusia dalam rangka menciptakan kinerja rumah sakit yang optimal dan berbasis kepuasan klien. 2. Memberikan masukan bagi manajemen RSU Mitra Sejati dalam mengambil kebijakan peningkatan kedisiplinan perawat dalam menerapkan SOP pelayanan keperawatan secara profesional dan komprehensif. 3. Memberikan masukan kepada perawat dalam meningkatkan motivasi, dan budaya kerja yang baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada masing-masing unit di RSU Mitra Sejati Medan. 4. Menjadi referensi pada penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara