BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini perkembangan transportasi udara mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai penerbangan baik yang berasal dari dalam negeri (45 maskapai) maupun luar negeri, selain itu juga jumlah pengguna jasa transportasi udara semakin meningkat setiap tahunnya. Saat ini kecelakaan pesawat terbang masih banyak terjadi. Pada tahun 2006, Indonesia tercatat sebagai negara yang mengalami kecelakaan pesawat kormersial tertinggi di Asia. Rasio kecelakaan pesawat skala berat sampai ringan di Indonesia mencapai 21 kali per tahun dari total frekuensi keberangkatan pesawat 323.400 kali. Di awal tahun 2007, dalam waktu kurang dari tiga bulan, tercatat telah terjadi lebih dari 23 kali insiden maupun kecelakaan pesawat di Indonesia. Sebagian besar dari insiden maupun kecelakaan yang dialami oleh maskapai Indonesia dikarenakan umur pesawat yang sudah cukup tua. Dan hampir 60% dari insiden kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ban pesawat. Ini disebabkan karena sebagian besar bahkan hampir seluruh maskapai penerbangan di Indonesia menggunakan ban vulkanisir (ban bekas) diluar batas yang ditentukan. Direktorat Jendral Perhubungan Udara Indonesia berusaha memperketat pengawasan terhadap ban pesawat terbang dengan mengeluarkan “Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara” nomor AU/1353/DSKU/02/2006 yang berlaku 16 Maret 2006, yang berisi tentang pembatasan penggunaan ban vulkanisir.
Selain penggunaan ban vulkanisir, terdapat kendala lain yang menjadi dasar masalah yang akan dibahas dalam penelitian penulis, yaitu tidak diketahuinya secara pasti reliabilitas atau umur hidup dari komponen pesawat terbang khususnya ban pesawat. Karena tidak diketahuinya umur hidup ban pesawat tersebut maka penggunaan ban pesawat menjadi tidak terkendali dan pada umumnya penggunaannya diluar batas yang ditentukan. Oleh karena itu, tindakan penggantian ban pesawat dilakukan secara tidak teratur. Hal inilah yang menjadi salah satu titik awal terjadinya kecelakaan pesawat. Untuk menanggapi masalah tersebut dan untuk meningkatkan keselamatan pesawat maka penulis melakukan uji reliabilitas dengan preventive maintenance terhadap komponen pesawat terbang khususnya pada bagian ban pesawat. Hal ini diperlukan agar dapat diketahui dengan pasti sampai kapan komponen ban pesawat dapat digunakan, kapan tindakan perawatan perlu dilakukan, dan kapan waktu yang tepat untuk mengganti komponen dengan yang baru. Dengan uji reliabilitas ini diharapkan insiden kecelakaan yang dialami oleh pesawat terbang Indonesia dapat berkurang cukup tajam.
1.2
Perumusan Masalah Roda pesawat terbang merupakan salah satu komponen pesawat yang sangat
penting dalam proses landing maupun take off. Dengan tidak berfungsinya roda pesawat dengan baik maka sudah dapat dipastikan akan terjadi kecelakaan pesawat yang dapat merenggut banyak korban jiwa. Oleh karena itu penulis ingin meneliti berapa lama waktu hidup atau waktu penggunaan ban pesawat yang tepat berdasarkan rentang waktu setiap pergantian ban ?, apakah dengan melakukan preventive maintenance reliabilitas 2
ban pesawat dapat meningkat, kapan waktu yang tepat untuk melakukan mainteance dan menganti ban pesawat yang baru ?, agar ban pesawat dapat berfungsi dengan baik dan keselamatan penumpang dapat terjamin.
1.3
Ruang Lingkup Untuk memaksimalkan dan memfokuskan pengujian waktu hidup ban pesawat,
maka penulis akan membatasi ruang lingkup masalah terhadap hal-hal berikut ini: a. Objek penelitian yang diambil adalah PT. Garuda Maintenance Facilities AeroAsia; b. Uji yang digunakan adalah Uji Reliabilitas; c. Distribusi yang digunakan adalah Distribusi Weibull; d. Estimasi parameter Weibull dengan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE); e. Maximum Likelihood Estimation (MLE) menggunakan metode iterasi Newton Rhapson; f. Uji validitas model distribusi Weibull dengan menggunakan Mann`s Test; g. Keseluruhan data diambil melalui data historis PT. GMF AeroAsia, mengenai waktu penggantian ban pesawat; h. Pesawat yang akan diteliti adalah tipe Boeing seri 737 – 300 milik Garuda Indonesia, sebanyak tiga buah; i. Ban pesawat dibagi menjadi dua Front Wheel dan empat Main Wheel; j. Dalam 1 hari setiap pesawat rata-rata melakukan 6 cycle penerbangan (6 kali landing dan 6 kali take off); k. Rata-rata lama penerbangan yang dilakukan 1 sampai 2 jam; 3
l. Keadaan landasan pesawat dianggap sama tingkat kekasarannya; m. Pengembangan
sistem
informasi
sampai
tahap
pemrograman
dengan
menggunakan database tidak dilakukan secara menyeluruh. Pemrograman hanya dilakukan pada informasi-informasi yang dianggap penting, yang berhubungan dengan pembahasan masalah.
1.4
Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan Pemecahan Masalah Tujuan umum : a. Sebagai masukan bagi seluruh maskapai penerbangan Indonesia untuk meningkatkan keselamatan penumpang pesawat terbang; b. Merancang sebuah sistem informasi untuk membantu pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan perawatan berkaitan dengan kehandalan (reliability) ban. Tujuan khusus : a. Melakukan analisis kehandalan (reliability) ban yang berpengaruh terhadap proses penerbangan; b. Membuat jadwal perawatan untuk setiap ban; c. Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menganti ban pesawat.
1.4.2 Manfaat Pemecahan Masalah a. Bagi PT. GMF AeroAsia 1) Sebagai masukan untuk mengetahui berapa lama waktu hidup / waktu penggunaan ban pesawat terbang yang tepat; 4
2) Memberikan informasi mengenai jadwal perawatan sehingga sistem perawatan dapat tersusun rapih dan teratur; 3) Sebagai masukan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengganti ban baru; 4) Sistem informasi dapat memberikan kemudahan bagi pihak perusahaan dalam mengorganisasikan data, proses serta hal-hal yang terkait serta pengambilan keputusan yang lebih cepat.
b. Bagi Maskapai Penerbangan 1) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pesawat; 2) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna jasa transportasi udara akan keselamatan pesawat yang digunakannya.
c. Bagi penulis 1) Memperkaya pengetahuan tentang uji reliabilitas; 2) Memperkaya pengetahuan tentang pemrograman; 3) Mengaplikasikan ilmu-ilmu statistik yang diperoleh saat masa studi; 4) Mengaplikasikan ilmu-ilmu pemrograman yang diperoleh saat masa studi.
5
1.5
Metodologi Penulis menggunakan dua metode yaitu: a. Studi kepustakaan Proses pengumpulan data dengan mencari dan membaca buku, dan sumber yang tersedia di perpustakaan, atau dapat juga berupa informasi yang berkaitan dengan objek penelitian. b. Metode Perancangan Penulis merancang suatu program aplikasi yang digunakan untuk mencari reliabilitas ban pesawat terbang, membuat jadwal perawatan ban dan memberikan solusi waktu yang tepat untuk mengganti ban.
1.6
Sistematika Penulisan Penulisan terdiri dari lima bab. Bab I berisi gambaran permasalahan yang
diambil oleh penulis, batasan-batasan yang dipakai, tujuan umum, tujuan khusus, dan manfaat dalam berbagai bidang, serta metode studi pustaka dan perancangan program yang dipakai oleh penulis. Bab kedua menjabarkan semua teori-teori dan kerangka pemikiran yang relevan dengan permasalahan, baik dari sisi statistika maupun perancangan programnya. Bab ini akan dilanjutkan pada bab ketiga yang berisi gambaran objek, teknik analisis reliabilitas dan analisis program yang digunakan untuk perancangan program. Bab keempat membahas hasil dan pembahasan analisis reliabilitas yang dibuat dengan data yang sudah ditetapkan, dilanjutkan dengan pembahasan program yang telah dirancang. 6
Bab terakhir berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan pembahasan hasil yang didapat pada bab sebelumnya secara kualitatif. Sedangkan saran lebih ditujukan untuk perbaikan di masa yang akan datang terkait topik yang dibahas.
7