BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan strategi dan cara supaya dapat bertahan dalam persaingan. Akan tetapi, akhir – akhir ini banyak kebijakan pemerintah yang menyebabkan industri susah berkembang, bahkan ada yang sampai tutup. Kebijakan – kebijakan pemerintah seperti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) telah mengakibatkan suatu iklim yang kurang kondusif bagi pertumbuhan industri, termasuk industri garmen. Hal ini menyebabkan ongkos produksi yang harus ditanggung perusahaan semakin besar. Salah satu strategi yang sering ditempuh perusahaan dalam menyikapi kebijakan tersebut adalah dengan menaikkan harga jual produknya. Hal ini merupakan alternatif solusi yang ditempuh perusahaan untuk menutupi kenaikan ongkos produksi yang harus ditanggungnya. Padahal biaya produksi tidak hanya ditentukan oleh kenaikan biaya TDL dan BBM. Pada umumnya, perusahaan tidak menyadari adanya pengeluaran untuk biaya – biaya lain yang tidak kelihatan yang juga turut menyebabkan kenaikan biaya produksi, seperti biaya simpan, biaya material handling dan sebagainya.
2
Dalam hal ini, perusahaan terutama yang bergerak di bidang manufaktur menghadapi suatu dilema. Kenaikan harga produksi tentu saja akan diikuti dengan kenaikan harga jual. Hal ini jelas akan menyebabkan keberatan di pihak konsumen, sehingga tidak tertutup kemungkinan konsumen akan beralih ke produk sejenis, tetapi dengan harga yang lebih murah. Sebenarnya untuk menutupi biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi masih ada cara lain yang dapat ditempuh perusahaaan selain dengan menaikkan harga produksi, salah satunya yaitu dengan meminimasi biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari perpindahan material selama kegiatan produksi yang dikenal dengan biaya material handling. Biaya yang diakibatkan oleh kegiatan material handling tersebut diperkirakan mencapai 15% sampai 70% dari total biaya produksi. Dengan perencanaan fasilitas yang efektif dapat mengurangi biaya material handling sekitar 10% sampai 30%. Oleh sebab itu, penyusunan tata letak yang baik merupakan suatu hal yang penting dan harus dilakukan secara cermat, karena selain dapat meminimasi biaya material handling juga dapat meningkatkan produktivitas.
3
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah PT. Aneka Medium Garment merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garmen, dalam hal ini pembuatan celana jeans. Dalam menjalankan usahanya, PT. Aneka Medium Garment memproduksi terutama sesuai dengan pesanan (make to order), akan tetapi kadangkala produksi yang dilakukan juga sebagai persediaan (make to stock). Dalam mendukung kegiatan produksinya, perusahaan menyusun fasilitasnya bedasarkan fungsi atau macam proses (Process Layout). Hal ini terlihat dari penyusunan mesin yang mempunyai sifat yang sama dikelompokkan dalam satu departemen. Pemilihan ini sesuai dengan volume produksi perusahaan yang kecil dan berdasarkan pesanan. Selain itu mesin yang digunakan juga bersifat general purpose. Akan tetapi dengan pemilihan layout seperti ini menyebabkan adanya aktivitas pemindahan bahan (material handling) yang cukup tinggi. Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi pun lebih lama. Aktivitas pemindahan bahan yang cukup tinggi juga disebabkan oleh penyusunan tata letak yang tidak optimal. Salah satu yang dapat dilihat adalah letak kantor yang berada di depan lantai produksi. Padahal ada bahan baku yang perlu diambil dari kantor, seperti misalnya benang, zipper, dan sebagainya. Selain itu, gang yang terlalu kecil serta barang setengah jadi yang berserakan di lantai menyebabkan proses pemindahan bahan antar departemen menjadi lama. Hal
4
ini disebabkan banyaknya mesin yang digunakan harus disesuaikan dengan lahan yang ada. Sedangkan penambahan mesin tidak selalu disertai dengan penambahan lahan. Oleh karena itu, rumusan permasalahan yang dipilih untuk skripsi ini adalah bagaimana merancang tata letak (lay-out) yang baik, yang dapat meminimasi biaya material handling sehingga dengan demikian dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan serta menunjang kelancaran proses produksi
1.3 Ruang Lingkup Perancangan tata letak dalam suatu pabrik umumnya sangat luas, mencakup tata letak lantai produksi, tata letak kantor, tata letak bagian receiving, dan tata letak bagian shipping. Oleh sebab itu, agar tujuannya lebih terarah dan tidak menyimpang maka dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut : 1. Perencanaan layout hanya dibuat untuk lantai produksi, meliputi gudang bahan baku, gudang barang jadi, dan kantor. 2. Pergerakan material hanya difokuskan pada proses produksi yang dilakukan di dalam perusahaan. 3. Luas tiap departemen diperoleh dari hasil pengukuran secara langsung di pabrik dan bersifat tetap. 4. Jumlah aliran material berdasarkan pada kegiatan produksi yang berlangsung dari tanggal 13 Desember 2005 hingga 20 Desember 2005. 5. Tidak menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah tata letak.
5
6. Layout yang ditampilkan merupakan Block Layout. 7. Layout yang diusulkan hanya berupa layout yang lebih baik, bukan yang terbaik. 8. Jarak yang dihitung merupakan jarak rectiliear berdasarkan titik pusat departemen. Jadi tidak memperhatikan tempat penerimaan dan pengeluaran material antar departemen. 9. Layout yang diusulkan hanya memperhatikan luas departemen yang ada, jadi tidak mengatur tata letak mesinnya. 10. Metode CRAFT dibatasi hingga 6 (enam) iterasi, CORELAP dan ALDEP masing-masing sebanyak 1 (satu) iterasi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1.
Menganalisis tata letak lantai produksi saat ini dalam hal biaya material handling-nya
2.
Menentukan metode terbaik dalam penentuan layout lantai produksi.
3.
Mengurangi total biaya material handling layout lantai produksi.
4.
Mengurangi atau mempersingkat jarak yang ditempuh material.
6
Sedangkan manfaat skripsi ini adalah : 1.
Bagi penulis, penelitian ini akan memberikan suatu gambaran serta pengalaman bagaimana penyusunan dan penerapan lay-out yang baik serta dapat diterapkan secara langsung di pabrik.
2.
Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi ataupun masukan bagi pemilik untuk menambah informasi, terutama mengenai adanya pengeluran biaya yang tidak disadari.
3.
Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pembanding dan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan
1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Profil Perusahaan PT Aneka Medium Garment adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri garmen. Perusahaan ini memproduksi celana jeans dengan merk “Alexxus”. Pada waktu didirikan hingga saat ini, sebagai kegiatan produksinya dan perkantorannya, PT Aneka Medim Garment berlokasi di Jalan Nusa Indah No. 86-87, kawasan Kapuk Raya, Jakarta Barat 11720. Dalam menjalankan usahanya, PT Aneka Medium Garment menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan di Bandung maupun Solo dalam hal pengadaan bahan baku. Di samping itu, dalam hal pengadaan aksesoris
7
pendukung lainnya, PT Aneka Medium Garment mendatangkannya dari Medan dan luar negeri.
1.5.2
Struktur Organisasi
PT Aneka Medium Garment memiliki struktur organisasi dengan hierarki yang sederhana. Hal ini dikarenakan PT Aneka Medium Garment merupakan industri yang berskala menengah sehingga sistem manajemen yang digunakan bersifat close management. Artinya, sistem manajemen dimana seluruh kebijakan yang diambil sepenuhnya merupakan keputusan pimpinan ( komisaris dan/atau direktur ) secara langsung tanpa melibatkan kepala-kepala bagian maupun staf yang ada dibawahnya. PT Aneka
Medium Garment dipimpin oleh seorang direktur yang
membawahi empat manajer. Setiap manajer bertanggungjawab langsung terhadap direktur. Manajer tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan, melainkan harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada direktur. Struktur organisasi PT Aneka Medium Garment dapat digambarkan dalam gambar 1.1 dimana dapat dilihat secara jelas wewenang dari atasan langsung turun ke bawahan, sedangkan tanggungjawab dari bawahan ke atasan.
8
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Aneka Medium Garment
9
1.5.3
Proses Produksi
Dalam menjalankan proses produksinya, PT. Aneka Medium Garment memerlukan bahan baku, tenaga kerja dan juga mesin-mesin. Bahan baku utama berupa kain denim (Indigo). Selain itu, aksesoris pendukungnya antara lain berupa kancing, plat besi, plat kulit, gantungan kunci, handtag, dan polybag. Kegiatan produksi PT. Aneka Medium Garment dapat diuraikan sebagai berikut : •
Pemotongan (Cutting) Proses produksi celana jeans ini dimulai dari bagian cutting. Bagian ini mengambil bahan baku kain denim dari gudang bahan. Setelah bahan dihamparkan untuk disusun menjadi satu bed (kain siap pakai) sesuai dengan kebutuhan, maka lembaran kertas-kertas berupa pola yang telah dirancang diletakkan pada bagian teratas dari susunan bahan tersebut. Setelah pola yang diinginkan selesai digambar di atas bahan, maka bahan tersebut akan dipotong dengan menggunakan mesin potong.
•
Penjahitan (Sewing) Potongan-potongan bahan yang diterima oleh pengawas bagian penjahitan kemudian dibagi-bagikan kepada para penjahit untuk dijahit. Pada bagian penjahitan ini, terdapat pula kegiatan mengobras, menjahit, memasang resleting, saten serta komponen bahan jahitan lainnya sehingga membentuk pakaian jadi dalam bentuk celana.
10
•
Penyelesaian (Finishing) Pada proses finishing, yang merupakan kegiatan terakhir dari proses produksi, dilakukan kegiatan sebagai berikut : a. Pemasangan kancing, plat besi dan aksesoris pendukung lainnya. b. Pembersihan benang-benang jahitan dan obrasan yang tertinggal. c. Pemeriksaan oleh bagian quality control, baik bentuk maupun jahitannya. d. Penyeterikaan celana dan kemudian dilipat. e. Pemasangan handtag dan gantungan kunci. f. Memasukkan celana ke dalam polybag (kantong plastik bening). g. Pengepakan (packing) Denah kerja (Terminal Chart) dari PT. Aneka Medium Garment dapat
digambarkan sebagai berikut :
11
Keterangan : Proses kerja yang dilakukan di dalam PT. Aneka Medium Garment Proses kerja yang dilakukan di luar PT. Aneka Medium Garment
Gambar 1.2 Denah kerja PT. Aneka Medium Garment
12
1.5.4
Tata Letak Pabrik
Perencanaan tata letak pabrik merupakan sesuatu yang sangat penting. Kerena sebuah perusahaan biasanya harus berjalan dengan layout dalam waktu yang lama, setiap kesalahan dalam penentuan layout ini akan menimbulkan biaya yang tinggi. Tata letak yang baik memungkinkan perpindahan yang efektif dan efisien dari orang maupun bahan dalam proses produksi di dalam perusahaan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimasi. PT. Aneka Medium Garment pada awalnya memiliki tata letak yang cukup baik dengan pemanfaatan lahan atau luas pabrik dengan optimal. Akan tetapi karena adanya peningkatan kapasitas produksi yang diiringi dengan pembelian mesin-mesin baru, menyebabkan penurunan efisiensi dan efektifitas dalam tata letak pabrik. Di sisi lain, luas bangungan tidak dapat diperluas lagi. Meskipun demikian, dengan keadaan tata letak yang sekarang ini, PT. Aneka Medium Garment tetap dapat menyelenggarakan proses produksinya dengan lancar dan stabil, serta permintaan pelanggan senantiasa dapat dipenuhi.
1.5.4.1 Tata Letak Lantai Produksi PT. Aneka Medium Garment dalam menjalankan kegiatan proses produksinya menerapkan layout fungsional / layout proses, dimana mesin-mesin yang melaksanakan pekerjaan yang sama dikelompokkan dalam suatu bagian atau departemen yang sama. Misalnya : mesin jahit diletakkan dalam suatu bagian yang sama di departemen sewing
13
1.5.4.2 Tata Letak Kantor PT. Aneka Medium Garment memiliki ruangan kantor yang terletak berdekatan dengan lantai produksi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengawasan terhadap proses produksi serta memudahkan koordinasi antara bagian lantai produksi dengan bagian-bagian yang terkait lainnya. Koordinasi yang dimaksudkan adalah misalnya apabila di bagian finishing kekurangan aksesoris, maka dapat langsung memintanya di kantor.
1.5.4.3
Tata Letak Bagian Receiving
Penurunan bahan baku dari mobil yang mengangkut bahan baku dilakukan di samping area produksii. Kemudian bahan baku tersebut dibawa dan disusun di bagian gudang bahan baku.
1.5.4.4 Tata Letak Bagian Shipping Proses shipping dilakukan di area parkir di depan area produksi. Pemilihan lokasi ini disebabkan karena area tersebut dekat dengan gudang barang jadi. Dengan demikian, proses pemindahan produk tidak perlu memakan waktu yang lama, sehingga proses distribusi juga dapat segera dilakukan.