BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM – 1300 M; tahun 1300 – 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama.
Bila
dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua
yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 : 57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana didefinisikan
sebagai
sistem
informasi akuntansi diharapkan dapat
informasi
yang
bisa
mengukur
dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang. Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan kas (Sutapa, Rusdi, dan Kiryanto, 2001 : 200). Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksitransaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagimana struktur modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang atau peraturan (statutory). Selain itu, informasi akuntansi yang seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Philip (1977) mengungkapkan banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan (William et.al, 1989; Knutson dan Henry, 1985; Nair dan Rittenberg, 1983; Wishon, 1985; Murray et al, 1983). Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan
yang
memiliki
keunggulan
kompetitif
yang
akan
mampu
memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik. Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri menengah, maka melalui penelitian ini ingin mengetahui
pengaruh pengetahuan akuntansi, sakala usaha,
pengalaman usaha dan jenis
usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah. Dalam penelitian ini ketidakpastian lingkungan diposisikan sebagai moderating variable yang merupakan variabel yang dapat memoderasi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh pengetahuan akuntansi, sakala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi karena variabel ini diduga mempunyai potensi yang cukup kuat mempengaruhi pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari informasi akuntansi statutori, anggaran dan informasi akuntansi tambahan. Penelitian ini dilakukan pada Industri Menengah Kabupaten Sidoarjo. Dipilihnya lokasi ini karena Kabupaten Sidoarjo mempunyai potensi besar dalam perkembangan industri di Jawa Timur, yang dianggap cocok dalam penelitian ini. Perkembangan Industri Besar dan Menengah di Jawa Timur (Tabel 1.1.): Tabel 1.1. Perkembangan Industri Besar dan Menengah di Jawa Timur Tahun 2001 – 2004 No
Klasifikasi
2001
2002
2003
2004
1
Jumlah Perusahaan (unit)
13.971
14.257
14.400
14.602
2
Nilai Investasi (milyar Rp)
10.630
10.789
10.894
11.590
3
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
896.027
924.250
938.552
962.250
4
Nilai Produksi (milyar Rp)
8.773
9.130
9.315
9.889
Sumber : Disperindag Propinsi Jawa Timur
Perkembangan industri besar dan menengah di Kabupaten Sidoarjo (Tabel 1.2.) Tabel 1.2. Perkembangan Industri Besar dan Menengah di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2001 – 2005 No
Klasifikasi
2001
1
Jumlah Perusahaan (unit)
2
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
2002
2003
2004
2005
351
383
398
396
446
47.787
49.125
53.048
51.752
55.635
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo, 2006.
Perkembangan jumlah sektor perdagangan yang mendaftar menurut bentuk usaha di Kabupaten Sidoarjo (Tabel 1.3):
Tabel 1.3. Jumlah Perusahaan Yang Mendaftar Dirinci Menurut Bentuk Usaha di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2001 – 2005 No
Bentuk Usaha
1
PT (Perseroan Terbatas)
2
Koperasi
3
CV (Persekutuan Komanditer)
4
Firma
5
PO (Perorangan)
6
BUL (Badan Usaha Lain)
2001
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo, 2006.
2002
2003
2004
2005
49
178
103
113
241
9
36
8
-
-
64
213
138
110
522
-
-
-
-
-
121
486
173
116
665
-
-
-
-
-
Penelitian tentang pengaruh pengetahuan akuntansi dan pengalaman usaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi dengan variabel pemoderasi
ketidakpastian lingkungan ini dilakukan pada manajer atau pemilik industri menengah Kabupaten Sidoarjo.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Apakah pengetahuan akuntansi, skala usaha,
pengalaman usaha dan jenis
usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi? 2. Apakah ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh pengetahuan akuntansi, skala usaha,
pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diajukan, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah. 2.
Untuk
mengetahui
ketidakpastian
pengetahuan akuntansi, skala usaha,
lingkungan
memoderasi
pengaruh
pengalaman usaha dan jenis usaha
terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1.
Pengembangan Teori Sebagai sumbangan pemikiran bagi disiplin ilmu akuntansi khususnya informasi akuntansi yang relevan bagi manajer usaha kecil dan menengah.
2.
Perusahaan yang Diteliti Sebagai bahan informasi di dalam pengambilan keputusan bagi manajer atau pemilik usaha, bahwa ada pengaruh pengetahuan akuntansi, skala usaha,
pengalaman usaha dan jenis usaha terhadap penggunaan
informasi akuntansi. 3.
Pihak Lain Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang meneliti hal yang sama, serta mendorong dilakukannya penelitian-penelitian tentang informasi akuntansi yang relevan bagi industri menengah di masa yang akan datang. Semakin banyak penelitian di bidang ini diharapkan hasil dan temuan-temuan penelitian tersebut dapat digeneralisasi, dan riset bidang akuntansi khususnya informasi akuntansi.