BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Tarigan (1993: 88), bahwa pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya satu kesatuan, merupakan catur tunggal. Keterampilan menulis sesuai dengan urutan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan paling sulit untuk dikuasai dibandingkan dengan keterampilan yang lain. Nurgiyantoro (2001: 296) mengemukakan bahwa “dibanding tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli bahasa yang bersangkutan sekalipun”. Hal ini disebabkan keterampilan menulis menuntut penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Tarigan (1994: 1), keterampilan menulis tidak bisa dilepaskan dari aspek-aspek lainnya seperti menyimak, berbicara, dan membaca. Dengan demikian, keempat aspek ini perlu
mendapat perhatian sepenuhnya dalam pengajaran bahasa Indonesia, demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia. Meskipun keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit dan kompleks, tetapi keterampilan menulis ini sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa. Kemampuan menulis bagi siswa merupakan sarana yang membantu mereka dalam mengkaji berbagai peristiwa kehidupan secara akurat, teliti dan seksama. Saat ini banyak pihak yang menilai bahwa pembelajaran menulis di sekolah-sekolah belum mencapai hasil yang memuaskan seperti dari segi kemampuan siswa dalam minat baca dan keterampilan menulis. Sebagian besar kekurangberhasilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena masih sulitnya menggunakan bahasa Indonesia secara aktif dan produktif terutama dalam kegiatan menulis (Suryanto, dkk dalam Aminuddin 2006: 3). Permasalahan ini merupakan sebuah tantangan bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik, yang mampu merangsang memotivasi dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam keterampilan menulis. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dalam menulis tentunya dibutuhkan kesabaran, keuletan dan kejelian. Guru harus mampu mencari alternatif pembelajaran dalam memilih dan menentukan teknik atau media yang sesuai sebagai alat bantu mengajar sekaligus sebagai alat yang dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Sudjana (2002: 2) menyebutkan bahwa dengan media atau alat peraga, minat dan perhatian siswa dapat ditingkatkan. Media pengajaran dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Ada berbagai macam media yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengajar, yaitu: ( a ) Media grafis, ( b ) media visual, ( c ), media audio, ( d ) media audio visual, ( e ) media tiga dimensi, dan ( f ) media alam sekitar. Salah satu bagian dari media pembelajaran visual adalah photo story. Realitas gambar dalam photo story akan dapat ditampilkan sesuai dengan realitas yang ada. Selain itu, photo story merupakan salah satu cara untuk mengemas dan menyajikan media foto yang disusun sehingga foto-foto tersebut mampu “bercerita” dengan menambahkan teks atau tulisan beberapa kalimat sebagai informasi berkenaan dengan isi gambar. Foto yang digunakan harus memenuhi kriteria yaitu kesesuaian dengan tema dan alur cerita. Teks atau kalimat yang menyertai gambar foto bisa berupa informasi atau dialog-dialog dari tokoh-tokoh yang ada dalam gambar. Salah satu keunggulan dari photo story adalah memiliki karakteristik yang lebih “hidup”, media ini dikemas dalam bentuk foto yang disertai cerita sehingga mampu menarik perhatian dan membangkitkan minat siswa untuk memahami arti foto tersebut terutama bagi kepentingan pengajaran. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan media Photo story dalam pembelajaran menulis teks berita. Menulis teks berita merupakan salah salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum SMP kelas VIII semester 2. Menulis teks berita tidaklah
mudah, diperlukan adanya keterampilan, pengetahuan dan latihan yang terus menerus. Anshori dan Kurniawan (2005: 95) mengatakan menjadi penulis berita yang berhasil itu memerlukan proses, waktu, menghendaki kedisiplinan, ketekunan, dan keuletan. Supaya memudahkan dan membangkitkan minat siswa dalam menulis teks berita, maka penulis memilih photo story sebagai media pembelajaran. Penelitian dengan menggunakan photo Story pernah dilakukan oleh Egi Wikanda, dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Program Interaktif Model Simulasi Berbentuk Photo Story dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial”. Penelitian hampir serupa juga pernah dilakukan oleh Riki Hermawan, dalam skripsinya yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Photo Story dalam Pembelajaran Pendiikan Agama Islam (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa di Lingkungan SDN Sukasirna Kelas 3 Sumedang”. Kedua Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa program interaktif model simulasi berbentuk photo story dan penggunaan media Photo Story dalam pembelajaran PAI efektif digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini, pembelajaran menulis teks berita di tingkat SMP masih kurang, siswa lebih sering menulis puisi dan cerpen dibandingkan dengan menulis teks berita. Hal tersebut bisa terlihat dari lebih banyaknya materi mengenai puisi dan cerpen dibandingkan dengan menulis teks berita, sehingga siswa kurang “akrab” dengan menulis teks berita. Persoalan tersebut mendorong penulis untuk merumuskan penelitian dengan judul “Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Media Photo Story pada Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008”
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam panelitian ini adalah sebagai berikut. 1)
Pembelajaran menulis belum terlaksana dengan baik di sekolah.
2)
Kurang adanya variasi yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran menulis.
3)
Siswa kesulitan menuangkan ide dalam bentuk tulisan, termasuk menulis teks berita.
4)
Berbagai media dapat digunakan oleh guru agar pembelajaran menulis teks berita berhasil secara optimal.
5)
Photo story dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis teks berita. Deskripsi singkat dalam photo story memudahkan siswa untuk mentransformasikan foto tersebut ke dalam bentuk teks berita.
1.3. Pembatasan Masalah Karena luasnya ruang lingkup yang tergambar pada latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan media photo story.
1.4. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media photo story? 2) Bagaimanakah kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media photo story? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan media photo story?
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sebelum menggunakan media photo story. 2) Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sesudah menggunakan media photo story.
3) Perbedaan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung dalam sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media photo story.
1.5.2 Manfaat Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan baik oleh seseorang maupun kelompok tidak lepas dari keinginan untuk mendapatkan manfaat yang berguna sehingga kegiatan yang dilakukannya bukanlah pekerjaan sia-sia. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam memilih media pembelajaran yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya dalam keterampilan menulis teks berita. 2) Bagi Siswa Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan gagasannya melalui tulisan yang berbentuk teks berita. 3) Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat bagi penulis karena dapat mengembangkan wawasan
dan
pengalaman
dalam
bidang
penelitian
serta
mengimplementasikan penggunaan media photo story dalam pembelajaran menulis teks berita.
1.6. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1.6.1 Anggapan Dasar Penelitian bertolak pada anggapan dasar berikut. 1) Menulis teks berita merupakan suatu kompetensi yang harus diajarkan kepada siswa kelas VIII. 2) Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan dapat meningkatkan kreativitas, motivasi, dan hasil belajar siswa. 3) Photo story merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita.
1.6.2 Hipotesis Rumusan jawaban sementara dalam penelitian ini adalah: Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMPN 29 Bandung sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan media photo story.
1.7 Definisi Operasional 1) Pembelajaran menulis adalah suatu proses belajar menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. 2) Teks berita adalah tulisan atau laporan mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang hangat dan aktual.
3) Photo story adalah bagian dari media pembelajaran visual yang merupakan salah satu cara untuk mengemas dan menyajikan media foto yang disusun sehingga foto-foto tersebut mampu bercerita dengan menambahkan teks atau tulisan beberapa kalimat sebagai informasi berkenaan dengan isi gambar.