1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tulang vertebra servikalis memiliki pengaruh dalam proses tumbuh kembang kraniofasial. Berdasarkan hal tersebut, memungkinkan tulang vertebra servikalis mempengaruhi kestabilan pertumbuhan mandibula maupun wajah seseorang. Analisa suatu maloklusi dalam perawatan ortodonti dilakukan dalam 3 arah yaitu sagital, vertikal dan transversal. Dimensi vertikal biasanya berkaitan dengan pengukuran tinggi wajah dan pola pertumbuhan mandibula dalam arah vertikal.1 Pemeriksaan terhadap pertumbuhan wajah dalam arah vertikal berperan dalam menegakkan diagnosis dan penyusunan rencana perawatan ortodonti. Tubuh manusia mengalami perubahan dimensi sepanjang hidup. Pertumbuhan wajah berkaitan erat dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan dan sangat cepat selama masa pubertas. Gambaran sefalometri menunjukkan bahwa laju pertumbuhan wajah tidak konstan selama periode pertumbuhan. Puncak pubertas pertumbuhan wajah memiliki variasi yang besar di antara pasien. Berbagai indikator untuk mengevaluasi pertumbuhan wajah pada pasien ortodonti antara lain kematangan somatik, seksual, skeletal, dan gigi.2 Salah satu indikator untuk mengevaluasi pertumbuhan wajah adalah dengan memperhatikan kematangan skeletal. Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
2
kematangan skeletal antara lain tinggi badan, pengukuran handwrist, perubahan suara, perkembangan gigi, perubahan seks sekunder, dan vertebra servikalis.3-6 Banyak laporan penelitian yang memperlihatkan vertebra servikalis dapat menjadi cara alternatif dalam menilai kematangan skeletal.7 Penelitian Paloma (2002) yang mengacu pada penelitian Lamparski, Hassel dan Farman memperlihatkan bahwa kematangan skeletal ditentukan oleh perkembangan vertebra servikalis. Penelitian ini menggunakan perubahan anatomi vertebra servikalis untuk menentukan kematangan tulang vertebra servikalis dengan melihat kecekungan dari batas bawah vertebra servikalis, tinggi vertebra servikalis, dan bentuk vertebra servikalis.8 Mito et al (2002) mengemukakan bahwa usia tulang vertebra servikalis adalah cara objektif untuk mengevaluasi kematangan skeletal dengan melihat perubahan kematangan pada tubuh vertebra servikalis ketiga dan keempat dari sefalogram lateral.9 Beberapa penelitian terdahulu menghubungkan pertumbuhan wajah dalam arah vertikal dengan vertebra sevikalis atau yang sering disebut juga denga istilah tulang leher. Laporan penelitian Bench mengemukakan bahwa pertumbuhan vertikal dari wajah setelah pubertas memiliki korelasi yang tinggi dengan pertumbuhan leher, sehingga pasien dengan wajah dolikosefali sering memiliki tulang vertebra servikalis yang lurus dan panjang.10 Penelitian Beni Solow dan Andrew Sandham (2002) mengenai postur kranio-servikal dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi dari struktur dentofasial. Tujuan penelitian tersebut adalah ingin melihat bagaimana hubungan postur kranio-servikal dalam mempengaruhi perkembangan dan fungsi dari struktur dentofasial. Hasilnya menunjukkan bahwa pada subjek dewasa yang memiliki sudut kranio-servikal yang kecil memperlihatkan tinggi wajah anterior yang
Universitas Sumatera Utara
3
kecil dan inklinasi mandibular plane kecil. Subjek yang memiliki sudut kranioservikal yang besa memperlihatkan tinggi wajah anterior yang besar dan inklinasi mandibular plane besar. Pada subjek anak-anak dan remaja, terdapat perbedaan postur kranio-servikal menghasilkan perbedaan tipe dari perkembangan wajah. Subjek yang memiliki sudut kranio-servikal yang kecil diikuti dengan pertumbuhan kedepan dari maksila dan mandibula. Sedangkan subjek yang memiliki sudut kranioservikal yang besar diikuti dengan perkembangan wajah vertikal, dapat terlihat perubahan posisi vertikal dari tulang hyoid.11 Penelitian Karlsen (2004) melihat hubungan antara perkembangan vertikal dari tulang vertebra servikalis dan pola pertumbuhan wajah dalam arah vertikal dari sefalogram lateral pada populasi Oslo Growth Material departemen Ortodonti, University of Oslo, Norwegia. Tujuan penelitiannya adalah ingin melihat hubungan perkembangan vertikal tulang vertebra servikalis terhadap pola wajah dalam arah vertikal. Rentang usia subjek penelitian berkisar 6 sampai 15 tahun yang dibagi dalam 2 kelompok dengan sudut MP-SN yang kecil (≤ 25°) dan anak-anak dengan sudut MP-SN yang besar (≥35°). Karlsen menggunakan garis referensi pada sefalometri untuk mengukur pertumbuhan wajah vertikal yaitu NGn (Tinggi Wajah Anterior Total), NSp (Tinggi Wajah Anterior Atas), SpGn (Tinggi Wajah Anterior Bawah), SGo (Tinggi Wajah Posterior Total), SPm (Tinggi Wajah Posterior Atas), PmGo (Tinggi Wajah Posterior Bawah) dan CdGo (Tinggi Ramus Mandibula). Karlsen menggunakan garis referensi pada sefalometri lateral untuk mengukur pertumbuhan vertebra servikalis dalam arah vertikal atau menggunakan variabel vertebra servikalis yaitu BaCV4 (total dimensi vertikal vertebra servikalis atas),
Universitas Sumatera Utara
4
SCV2 (posisi vertikal vertebra servikalis 2 relatif terhadap basis kranial), SCV3 (posisi vertikal vertebra servikalis 3 relatif terhadap basis kranial), SCV4 (posisi vertikal vertebra servikalis 4 relatif terhadap basis kranial). Hasilnya menunjukkan bahwa wajah yang panjang ditemukan pada orang yang memiliki leher pendek sedangkan wajah pendek ditemukan pada orang yang memiliki leher panjang.12 Berdasarkan hal diatas, terdapat perbedaan hasil penelitian Beni Solow dan Andrew Sandham, Bench dan Karlsen ditinjau dari segi usia. Mengingat faktor kematangan skeletal dapat mempengaruhi perkembangan maloklusi, maka perlu dilakukan penelitian awal terhadap subjek normal. Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat mengacu pada nilai normal. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan dimensi vertikal antara tulang vertebra servikalis dan pola wajah pada oklusi normal? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan dimensi vertikal antara tulang vertebra servikalis dan pola wajah pada oklusi normal. 1.4 Hipotesis Ada hubungan dimensi vertikal antara tulang vertebra servikalis dan pola wajah pada oklusi normal. 1.5 Manfaat Penelitian 1.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu parameter dalam
menegakkan diagnosa untuk menyusun rencana perawatan pada pasien ortodonti.
Universitas Sumatera Utara
5
2. Hasil penelitian merupakan penelitian pendahuluan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara