BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang (Erfandi, 2008). Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Pelayanan Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,
keluarga,
tokoh masyarakat
dan
organisasi
sosial dalam
penyelenggaraannya (Erfandi, 2008). Pelayanan Posyandu Lansia ini berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia
1 Universitas Sumatera Utara
2
tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut Meja I : sebagai tempat pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan, Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini, sedangkan pada Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi (Erfandi, 2008). Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundangundangan, yang diantaranya seperti tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Penbentukan Posyandu, disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena ini berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut (Badan Informasi Daerah Pemkot Jogja, 2007). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2008, jumlah lansia yang dibina sebesar 24.659 atau 30% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 820.990 jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
3
kesehatan lansia di puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan kosneling, arisan atau pengajian dan kunjungan rumah atau home care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu lansia yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2%. Berdasarkan data Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam, jumlah lansia di kelurahan Pasar Teluk Dalam berjumlah 108 orang dan posyandu lansia telah dibentuk sebanyak 2 posyandu tetapi jumlah kunjungan lansia yang berkunjung di posyandu yang telah di bentuk yaitu berkisar sebanyak 50 orang pada tahun 2010 Sedangkan jumlah lansia yang berkunjung pada tahun 2011 bulan juni berkisar sebanyak 30 orang dan itu hanya 1 posyandu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kunjungan ke posyandu lansia masih sangat rendah berdasarkan jumlah kunjungan lansia ke posyandu, jumlah lansia yang dibina masih kurang dari target pencapaian cakupan pelayanan kesehatan lansia pada tahun 2010 berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 40%. Dalam kenyataannya, kegiatan posyandu lansia yang diselenggarakan oleh Puskesmas Pus Teluk Dalam kurang popular bila dibandingkan dengan posyandu untuk balita. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya kunjungan lansia di Puskesmas yang telah ditunjuk sebagai pelaksana dari posyandu lansia dan hasil dari 10 lansia yang diwawancarai oleh peneliti menemukan bahwa 7 orang diantaranya mengatakan tidak tahu apa itu posyandu lansia dan 3 orang lainnya mengetahui keberadaan posyandu lansia. Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan posyandu lansia, Nurhayati
(2007)
di
puskesmas
Helvetia
Medan
menunjukkan
bahwa
Universitas Sumatera Utara
4
pemanfaatan posyandu lansia dalam satu tahun terakhir yang terbanyak yaitu 7 kali sebanyak 62 orang dan paling sedikit memanfaatkan < 5 kali yaitu sebanyak 15 orang (12,5%) artinya bahwa masyarakat yang mempunyai keluarga lansia menunjukkan bahwa kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu lansia sangat rendah, dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu pun juga sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan lansia itu sendiri bahkan keluarga serta masyarakat belum memahami dan mengetahui akan adanya kegiatan posyandu lansia serta tujuan dari kegiatan tersebut. Karena kegiatan promosi posyandu lansia di masyarakat masih sebatas informasi dari orang ke orang yang sudah pernah memanfaatkan kegiatan posyandu lansia ataupun
informasi
yang didapat
saat
mengunjungi
puskesmas
sebagai
penyelenggara kegiatan posyandu lansia. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap lansia tentang pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan.
1.2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan ?
Universitas Sumatera Utara
5
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengetahuan Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. b. Untuk mengetahui Sikap Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi petugas puskesmas dan kader kesehatan dalam meninggkatkan kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia 1.4.2. Masyarakat dan Lansia Sebagai bahan masukan bagi masyarakat, anggota keluarga dan bagi lansia tersebut untuk lebih memperhatikan kesehatan lansia dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di setiap tempat pelayanan kesehatan yaitu bentuk pelayanan posyandu lansia. 1.4.3. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan mata kuliah keperawatan komunitas sehingga pendidikan dapat
Universitas Sumatera Utara
6
mempersiapkan mahasiswa keperawatan untuk dapat memberikan pelayanan dan perawatan kepada lansia di masyarakat. 1.4.4. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumber data bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang terkait tentang program pelayanan posyandu lansia.
Universitas Sumatera Utara