BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dalam dunia usaha pada era globalisasi mengalami kemajuan yang pesat, sehingga akan muncul persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Kondisi tersebut menyebabkan banyak perusahaan harus pandai untuk menerapkan kiat-kiat khusus agar maju dan tetap baik sehingga kelangsungan hidup suatu perusahaan tetap bertahan dan mengalami peningkatan nilai perusahaan. Menurut Sulistyowati et al (2010) peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Melalui keuntungan yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain laba, tingkat kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi adanya sumber dana penanaman modal dari investor. Investor akan menilai dan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaan mana modal akan ditanamkan. Oleh karena itu investor memerlukan laporan keuangan guna untuk melihat perkembangan dan prospek keuntungan di masa mendatang. Tujuan investor menanamkan modalnya untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) yang salah satunya berupa pendapatan deviden. Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi supaya
1
2
tetap mempunyai keunggulan dan daya saing dalam upaya menghasilkan laba bersih secara optimal. Untuk mengelola laba yang diperoleh, perusahaan menetapkan kebijakan laba dengan dua komponen, yaitu dividen dan laba ditahan. Keputusan untuk membagi laba sebagai deviden atau menahannya untuk diinvestasikan kembali, merupakan keputusan yang masih mengundang kontroversi. Dividen merupakan penentuan pembagian laba yang dibayarkan kepada pemegang saham yang jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki. Sedangkan saldo laba (retained erning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan.
Apabila tidak diperhatikan
kemungkinan adanya dana dari luar, maka secara teoritis laba dibenarkan untuk diinvestasikan kembali apabila dapat dipergunakan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari biaya modal sendiri (Husnan, 2012: 309). Kebijakan deviden merupakan salah satu wewenang yang didelegasikan para pemegang saham kepada dewan direksi yang berupa masalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai bentuk laba ditahan guna untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka laba yang ditahan perusahaan akan berkurang dan akan mengurangi sumber dana internal perusahaan, namun di lain pihak hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan investor. Pemegang saham menunjuk manajer untuk mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan nilai
3
perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Dengan kewenangan yang dimiliki, manager bertindak bukan untuk kepentingan pemegang saham tetapi untuk kepentingan pribadinya sendiri. Hal itu tidak disukai oleh pemegang saham karena pengeluaran yang dilakukan oleh manajer akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan dan dividen yang akan diterima pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara investor dengan manajer sering disebut dengan agency problem. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan (agency problem) adalah meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Manajer yang memiliki saham perusahaan berarti manajer tersebut sekaligus adalah pemegang saham. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham , manajer akan bertindak secara hati – hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya (Dewi, 2008). Selain itu dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan. Hingga saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai kebijakan dividen dengan hasil yang beragam. Kebijakan pendanaan tidak terbukti berpengaruh terhadap kebijakan dividen (Lutfaniah, 2010; Hendardi, 2010; Lopolusi, 2013). Hasil penelitian tersebut berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara kebijakan pendanaan dengan kebijakan dividen.
4
Dalam hal kepemilikan manajerial Dewi (2010) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang teah dilakukan Putri dan Nasir (2006) namun berbeda dari hasil penelitian Hendardi (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Dewi (2010) menyatakan bahwa profitabiitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Lutfaniah, 2010; Santoso, 2011) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian dengan hasil yang berbeda juga ditemui dalam tingkat pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap kebijakan dividen. Lutfaniah (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen Sedangkan Sulistyowati et al (2010) menyatakan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut masih memiliki hasil yang tidak konsisten terhadap kebijakan dividen, sehingga perlu dilakukan penguijian ulang. Atas dasar itu penelitian ini dilakukan unuk mengetahui pengaruh dari kebijakan pendanaan, kepemilikan manajerial, profitabilitas dan growth terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kebijakan pendanaan berpengaruh terhadap kebijkan dividen? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 4. Apakah gowth berpengaruh terhadap kebijkan deviden?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan terhadap kebijakan dividen. 2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen. 3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk menganalisis pengaruh growth terhadap kebijkan deviden.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Kontribusi Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi oleh investor dalam melakukan investasi yang terkait dengan hasil investasi berupa dividen.
6
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pembayaran dividen yang akan dilakukan oleh perusahaan. 2. Kontribusi Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi tambahan pengetahuan, ilmu dan wawasan
mengenai
kebijakan
dividen
serta
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikaan bahan kajian dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebijkan dividen.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka perlu melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut selama periode 2008-2011 dan berdasar pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda.