BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan perusahaan terus dilakukan, baik oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil, untuk bisa bertahan dalam persaingan.
Untuk
melakukan
pengembangan
tersebut,
perusahaan
membutuhkan sumber pendanaan yang cukup. Upaya tersebut menjadi permasalahan tersendiri bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya. Perusahaan harus dapat menentukan kebijakan pendanaan yang tepat demi memenuhi kebutuhan investasi perusahaan. Kebijakan pendanaan yang digunakan perusahaan untuk membiayai investasi berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan (Gitman, 2009:546). Menurut Ross et al. (2012:3), struktur modal adalah bauran antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Ada dua macam tipe modal menurut Gitman (2009:561), yaitu modal hutang (debt capital) dan modal sendiri (equity capital). Modal sendiri terdiri dari saham preferen, saham biasa, serta laba ditahan. Dalam
1
kaitannya dengan struktur modal, jenis modal hutang yang diperhitungkan hanya hutang jangka panjang. Sumber dana yang digunakan pada hakekatnya merupakan komposisi dana atau struktur modal perusahaan. Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan merupakan bahasan utama dari keputusan struktur modal perusahaan. Menurut Gitman (2009:572), komposisi yang optimal dari hutang dan ekuitas dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital) sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Biaya modal merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana guna membiayai investasinya. Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang harus diperoleh perusahaan atas investasinya untuk menjaga nilai pasar dari sahamnya (Gitman, 2009:504). Apabila suatu perusahaan bermaksud untuk melakukan kombinasi atas struktur modal yang ada, maka biaya modal dari struktur modal tersebut dihitung dengan menggunakan tingkat biaya rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital), dengan mengalikan biaya modal dari masing-masing bentuk pendanaan dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan (Gitman, 2009:517). Struktur modal yang optimal berdampak pada weighted average cost of capital yang seminimum mungkin (Ross et al., 2012:549) Kecenderungan perusahaan yang semakin banyak menggunakan hutang, tanpa disadari secara berangsur-angsur, akan menimbulkan kewajiban yang semakin berat bagi perusahaan saat harus melunasi hutang tersebut. Tidak jarang perusahaan-perusahaan yang akhirnya tidak mampu memenuhi
2
kewajiban tersebut dan bahkan dinyatakan pailit (Berk dan DeMarzo, 2009:520). Pedoman umum bagi perusahaan adalah mencari sumber dana tanpa meningkatkan risiko atau menurunkan fleksibilitas perusahaan. Pada kenyataaannya, komposisi yang optimal tersebut dapat dicari secara trial and error berdasarkan pengalaman. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade-off antara risiko dan tingkat pengembalian (Berk dan DeMarzo, 2009:431). Penambahan hutang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat membesarnya
hutang
cenderung
menurunkan
harga
saham,
tetapi
meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Dalam penetapan struktur modal, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen. Menurut Gitman (2009:639), profitabilitas adalah hubungan antara revenue dan cost yang dihasilkan dari aktivitas yang menggunakan aset perusahaan, baik aset tetap maupun aset lancar. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan perusahaan dengan pendanaan internal. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM), yaitu
3
menghitung persentase sales setelah dikurangi seluruh cost dan expense, termasuk bunga, dividen, dan pajak, dibagi dengan sales yang telah dikurangi dengan discount, allowance, dan return (Gitman, 2009:67). Rasio ini telah digunakan dalam penelitian Firnanti (2011:125). Hasil penelitian Nurrohim (2008) dan Walmiaty (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal, tetapi hasil penelitian Kesuma (2009) dan Indrajaya dkk. (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Profitabilitas dinyatakan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal oleh Seftianne dan Handayani (2011) serta Wijayati dan Janie (2012). Struktur aset suatu perusahaan ditentukan oleh perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Struktur aset berhubungan dengan jumlah aset perusahaan yang dapat dijadikan jaminan. Semakin tinggi struktur aset maka semakin tinggi struktur modalnya, berarti aset tetap yang dapat dijadikan jaminan hutang oleh perusahaan tersebut semakin besar. Struktur aset dalam penelitian ini diukur berdasarkan proporsi aset tetap dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Husnan, 2002). Rasio ini telah digunakan dalam penelitian Kartika (2009:115). Struktur aset dinyatakan terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap struktur modal oleh Mas’ud (2008) serta Joni dan Lina (2010), tetapi dinyatakan berpengaruh negatif oleh Seftianne dan Handayani (2011) serta Wijayati dan Janie (2012). Struktur aset dinyatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal oleh Nurrohim (2008).
4
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata tingkat aset (Seftianne dan Handayani, 2011:44). Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang menunjukkan kekuatan finansial perusahaan. Ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan pinjaman yang lebih besar untuk membiaya investasi dan kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan logaritma natural dari total asset (Krishnan dan Moyer, 1996). Rasio ini telah digunakan dalam penelitian Kartika (2009:115). Penelitian Indrajaya dkk. (2011) serta Wijayati dan Janie (2012) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, tetapi hasil penelitian Hadianto (2008) dan Kusumaningrum (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan dinyatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal oleh Firnanti (2011) serta Steven dan Lina (2011). Kebijakan dividen adalah rencana perusahaan yang akan dijalankan pada saat perusahaan mengambil keputusan berkaitan dengan dividen (Gitman, 2009:607). Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen suatu perusahaan berpengaruh terhadap struktur modalnya. Pembayaran dividen menyebabkan dana internal perusahaan terpakai sehingga dibutuhkan dana eksternal.
5
Perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang lebih tinggi akan menyebabkan perusahaan membutuhkan tambahan dana yang lebih banyak untuk membiayai kegiatan investasinya. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio (DPR), yaitu memproporsikan dividend per share dengan earning per share (Gitman, 2009:611). Rasio ini telah digunakan dalam penelitian Steven dan Lina (2011:175). Hasil penelitian Walmiaty (2008) serta Steven dan Lina (2011) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, tetapi penelitian Joni dan Lina (2010) serta Yeniatie dan Destriana (2010) menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang direplikasi tersebut antara lain: 1. Penelitian ini mengganti variabel independen risiko bisnis yang digunakan oleh Kartika (2009) dengan variabel kebijakan dividen, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 2. Variabel profitabilitas yang digunakan Kartika (2009) diproksikan dengan menggunakan Return On Asset (ROA), sedangkan penelitian ini menggunakan Net Profit Margin (NPM). 3. Kartika (2009) melakukan penelitian untuk sektor manufaktur di BEI, sedangkan penelitian ini untuk sektor industri barang konsumsi di BEI;
6
4. Kartika (2009) melakukan penelitian untuk periode 2004-2006, sedangkan penelitian ini untuk periode 2009-2011. Keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang. Atas dasar perbedaan dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya dan perlunya perluasan penelitian yang didukung oleh teori yang mendasari, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, serta Kebijakan Dividen terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Periode 2009 2011)”.
1.2. Pembatasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 – 2011 yang menerbitkan laporan keuangan tahunan, mempunyai laba positif dan melakukan pembayaran dividen dalam bentuk dividen kas secara berturut-turut dari tahun 2009 sampai 2011. 2. Variabel dependen struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan perbandingan antara Long-Term Liabilities dengan Total Shareholder’s Equity yang dimiliki perusahaan.
7
3. Variabel independen profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan rasio Net Profit Margin (NPM), yaitu net income dibagi dengan net sales. 4. Variabel independen struktur aset dalam penelitian ini diukur dengan Fixed Assets Ratio (FAR), yaitu fixed assets dibagi total assets. 5. Variabel independen ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total assets. 6. Variabel independen kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR), yaitu dividend per share dibagi earning per share.
1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap struktur modal? 2. Apakah struktur aset yang diproksikan dengan Fixed Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur modal? 3. Apakah ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Total Assets berpengaruh signifikan terhadap struktur modal? 4. Apakah kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur modal?
8
5. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin, struktur aset yang diproksikan dengan Fixed Asset Ratio, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Total Assets, dan kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal?
1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini: 1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin terhadap struktur modal. 2. Untuk menganalisis pengaruh struktur aset yang diproksikan dengan Fixed Asset Ratio terhadap struktur modal. 3. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Total Assets terhadap struktur modal. 4. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio terhadap struktur modal. 5. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan Net Profit Margin, struktur aset yang diproksikan dengan Fixed Asset Ratio, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Total Assets, dan kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio secara simultan terhadap struktur modal.
9
1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Manajer Perusahaan Penelitian ini dapat berguna bagi manajer perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai struktur modal perusahaan yang optimal dengan memperhatikan faktorfaktor antara lain profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Dengan demikian, tujuan
pihak
manajemen
perusahaan
untuk
memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham (pemilik) dapat tercapai.
2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang berasal dari laporan keuangan yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan, serta kebijakan dividen.
10
3. Bagi Akademisi Penelitian ini berguna untuk pengembangan teori mengenai akuntansi keuangan, khususnya struktur modal, sekaligus sebagai tambahan referensi bukti empiris bagi mahasiswa/i dan dosen, serta dapat dijadikan acuan oleh peneliti selanjutnya dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.
1.6. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TELAAH LITERATUR Bab kedua terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan yang mendasari pembahasan secara detail. Bab ini juga menguraikan penelitianpenelitian terdahulu, model penelitian, serta perumusan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ketiga menguraikan metode penelitian yang terdiri atas gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data yang digunakan.
11
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab keempat menguraikan hasil dari penelitian, dari tahap analisis, desain, hasil pengujian dan implementasinya. Dalam bab ini dikemukakan argumen peneliti atas pokok bahasan dari obyek penelitian serta temuan hubungan antara variabel-variabel penelitian. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima terdiri dari simpulan yang berisi jawaban atas batasan masalah serta tujuan penelitian yang dikemukakan pada pendahuluan. Pada bab ini juga terdapat keterbatasan penelitian serta saran yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini.
12