BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi kondisi yang demikian, maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu mengelola perusahaan agar tetap dalam kondisi kuat dari sisi keuangan (Munawir, 2002). Perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu: 1). memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu ditagih kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern; 2). memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal yaitu kewajiban keuangan terhadap pihak intern; 3). membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan; 4). memelihara tingkat kredit yang menguntungkan (Munawir, 2002:71). Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh bagian keuangan untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan yang dapat mengganggu dan membuat terhentinya aktivitas perusahaan pada masa-masa berikutnya (Muktiadji, Nusa:2008). Likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 2008:25) .
1
2
Ketidakmampuan
perusahaan
membayar
kewajibannya
terutama
kewajiban jangka pendeknya (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor, pertama bisa dikarenakan perusahaan tidak memiliki dana sama sekali dan yang kedua bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun pada saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya (Kasmir, 2012:128). Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan, masalah likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar (Wild john, 2005). Masalah likuiditas yang lebih parah akan menyebabkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang mengakibatkan pada penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, dan yang lebih buruk akan mengarah
pada
kebangkrutan.
Ketidakmampuan
perusahaan
membayar
kewajibannya terutama utang jangka pendek (Lisa dan Jogi, 2013). Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan (Kim et al, 1998). Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi
3
manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik (Helfert, 1996). Tingkat likuiditas suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya, karena tingkat likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemungkinan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dalam pengukuran tingkat likuiditas suatu perusahaan diperlukan norma-norma untuk mengukur keadaan tingkat likuiditas tersebut (Supiandi, 2012). Ukuran likuiditas perusahaan
hingga saat ini masih sering digunakan
adalah current ratio dan quick ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities), sedangkan quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar. Aktiva lancar pada umumnya berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan, sedangkan utang lancar pada umumnya berupa utang dagang, short-term notes payable, pajak yang ditangguhkan dan biaya-biaya yang ditangguhkan (Brigham and Daves, 2004). Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yaitu : 1). ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal; 2). ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan; 3). ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Sawir, 2004).
4
Dalam setiap perusahaan membutuhkan dana atau modal kerja yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan untuk mengadakan pengembangan usahanya (Muktiadji Nusa, 2007). Modal kerja sangat penting sebagai motor penggerak didalam sistem keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya modal kerja dalam perusahaan, manajemen keuangan harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (Muktiadji Nusa, 2007). Dalam menganalisis rasio keuangan dapat dilakukan perhitunganperhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas suatu perusahaan untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan dimasa yang akan datang (Muktiadji Nusa, 2008). Laporan arus kas salah satu bagian laporan keuangan yang harus dibuat perusahaan. Selain itu, laporan arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menjadi tiga kegiatan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan (Hayati Nurul, 2011). Anggaran kas sangat penting untuk mengatur suatu perusahaan sehingga tidak mengalami masalah likuiditas, idle capacity atau over liquid, dan keadaaan negatif lainnya (Sofyan Syafri Harahap, 2001:175). Masalah likuiditas pada perusahaan INDF yaitu bahwa INDF telah menjual anak perusahaan untuk membayar hutang dan modal. Tak hanya rajin
5
akuisisi perusahaan, grup Salim giat lepas anak usaha. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjual dua anak usaha. Mereka adalah PT Nissin mas dan China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC).INDF melepas 11,72 juta saham atau 49% saham Nissinmas kepada Nissin Foods Holdings Co. Ltd. Kinerja operasional Nissinmas mengalami kerugian karena banyaknya produk kompetitor di pasar. Dari transaksi pelepasan saham Nissinmas INDF meraih dana US$ 5,4 juta. INDF akan menggunakan dana itu untuk mendukung kinerja operasional. Untuk hasil dana divestasi saham China Minzhong, INDF akan menggunakan untuk membayar utang jangka pendeknya. "Seluruh dana yang diperoleh dari transaksi penjualan saham CMFC untuk melunasi sebagian utang bank yang digunakan untuk membiayai akuisisi CMFC". INDF meraih pinjaman US$ 360 juta untuk mencaplok CMFC. INDF mengurangi kepemilikan saham di CMFC dari 82,88% menjadi 29,94%. INDF melepas saham CMFC pada China Minzhong Holding Limited seharga US$ 1,2 per saham. Total saham yang dilepas INDF 347 juta saham setara dengan 52,94%. Sehingga total INDF meraih dana senilai S$ 416,4 juta setara US$ 313,97 juta pasca melepas saham CMFC (www.kontan.co.id, 2015). Perusahaan perlu untuk menguasakan dan menjaga keseimbangan dalam mengatur siklus perputaran modal kerja, karena didalam pengelolaan modal kerja itu sendiri ada beberapa kontradiksi yang dialami perusahaan yaitu antara modal kerja yang menitikberatkan pada usaha untuk menjaga likuiditas (Muktiadji Nusa, 2007).
6
Kemampuan perusahaan dapat diukur dengan memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, kasus yang terjadi PT Sekar Bumi Tbk mencatatkan kembali sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/9). Emiten berkode saham SKBM ini akan melepas 851,39 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, Kamis (27/9), manajemen perseroan menyampaikan alasan relisting adalah karena perseroan telah memperbaiki kinerja dan kondisi keuangan perseroan meskipun masih hutang likuiditasnya belum terbayar. "Hingga saat ini Perseroan telah merestrukturisasi hutang-hutang sejak krisis 1998,". Salah satunya adalah dengan konversi hutang menjadi saham beberapa kreditur Perseroan di tahun 2005. Kemudian pada 2010 Perseroan melepas investasi anak perusahaan, PT Alam Sumber Lestari yang saat itu memberi dampak negatif kepada saldo ekuitas konsolidasi Perseroan (www.kontan.co.id, 2012). Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban financial. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin banyak uang yang menganggur berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over invesment dalam kas dan berarti pula kurang efektif dalam mengelola kas (Jumingan, 2008). Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi pada tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya, pada PT Siread Produce Tbk (SIPD) kemungkinan bakal merogoh kocek lebih dalam.
7
Pasalnya, jika tidak ada kesepakatan extension pelunasan utang maka emiten peternakan ayam ini wajib melunasi utang jangka pendek yang bakal jatuh tempo pada 24 Agustus mendatang. Mengacu pada laporan keuangan SIPD kuartal I 2013, Rabu (17/6), utang tersebut merupakan tagihan atas fasilitas kredit yang diberikan Bank BNI sejak enam tahun silam. Kredit ini memiliki tingkat suku bunga 10% per tahun. Terakhir, pada 25 Mei 2012, Bank BNI kembali menambah fasilitas kredit modal kerja senilai Rp 200 miliar kepada SIPD. Sementara hingga kuartal I 2013, manajemen telah menarik pinjamannya ini sebesar Rp 199,74 miliar karena SIPD tidak dapat melunasi hutangnya. Jadi, jika ditotal maka utang SIPD yang akan jatuh tempo pada 24 Agustus nanti senilai Rp 457,64 miliar. SIPD juga masih memiliki tagihan jangka pendek senilai Rp 150 miliar kepada Bank Mandiri. Tapi, tagihan ini baru akan jatuh tempo pada 27 September mendatang (www.kontan.co.id, 2013). Setiap perusahaan menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Laporan sumber dan penggunaan kas menunjukan darimana sumber kas diperoleh dan kemana kas tersebut dipergunakan. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan dan dana yang disimpan dibank dalam berbagai bentuk seperti deposito, dan rekening koran (Sawir, 2005). INAF Turun Peringkat akibat Kesulitan Lunasi MTN, pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Indofarma Tbk (INAF) dan medium term notes (MTN) I-2012 menjadi idBB dari sebelumnya idBB+. Peringkat perusahaan ini masih ditempatkan pada credit watch dengan implikasi negatif. Turunnnya peringkat ini diakibatkan Pefindo masih mengkhawatirkan
8
tekanan likuiditas INAF untuk membiayai kembali MTN-nya senilai Rp120 miliar yang akan jatuh tempo pada 20 Desember 2014 (economy.okezone.com, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Listi Aldiyanti (2006) meneliti faktorfaktor penentu likuiditas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2000-2004. Menyatakan bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, rasio utang tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi (2013) meneliti Analisa Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Industri Ritel yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012. Menyatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Sedangkan ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap likuiditas Penelitian yang dilakukan oleh Yoyon Supriyadi dan Fani Fazriani (2011) meneliti pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan PT Timah,Tbk dan PT Antam,Tbk. Menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (1998) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan Manufaktur di AS periode tahun 1975-1994. Menyatakan bahwa market to book value, spread antara suku bunga investasi dengan suku bunga bank sentral, rata-rata siklus kas, rasio utang, arus kas, dan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Nurul dan Cristhina (2011) meneliti pengaruh arus kas terhadap terhadap likuiditas pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI. Menyatakan bahwa arus kas berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan berbagai hasil penelitian dan fenomena, penulis tertarik untuk melakukan penelitian menyangkut ukuran perusahaan, modal kerja, dan arus kas yang dapat mempengaruhi likuiditas, dengan judul: “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MODAL KERJA, ARUS KAS TERHADAP LIKUIDITAS” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 2. Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas berpengaruh secara partial terhadap likuiditas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 3. Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data informasi yang berkaitan dengan Faktor yang mempengaruhi likuditas. Tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut untuk: 1. Mengetahui bagaimana ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas pada perusahaan Manufaktor Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 2. Mengetahui Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas berpengaruh secara partial terhadap likuiditas pada perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 3. Mengetahui Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan, modal kerja arus kas berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat diperolehnya informasi yang akurat dan relevan serta digunakan oleh berbagai pihak sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Arus Kas terhadap Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
11
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013, dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Pembaca Sebagai informasi yang berguna khususnya mengenai informasi yang berkaitan dengan akuntansi keuangan dan untuk menambah bahan referensi sehingga akan bermanfaat dalam peneltian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau referensi yang mungkin diperlukan untuk mendukung penelitiannya. 4. Bagi perusahaan Sebagai bahan masukan dalam menentukan ukuran perusahaan, modal kerja, arus kas terhadap likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, penulis memperoleh data melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id dan Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia di Jl. Veteran No.10 Bandung. Waktu penelitian dilakukan dari bulan November sampai dengan bulan April 2015.