BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru maupun keluarga yang mendampinginya selama perawatan. Keluarga sering
merasa cemas dengan perkembangan
anaknya, pengobatan, peraturan dan keadaan di rumah sakit, serta biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak berlangsung pada anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampinginya selama perawatan. Anak akan semakin stres dan hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres terjadi penekanan sistem imun. Pasien anak yang teraupetik dan sikap perawat yang penuh perhatian akan mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005)
Menurut Steven (2000), orang biasanya dirawat inap di rumah sakit bila dia perlu pelayanan dari institusi secara total dalam waktu lama. Termasuk dalam institusi ini adalah rumah perawatan, rumah sakit, perawatan psikiatri, penjara dan lain sebagainya. Institusi secara total dapat dikenal dari beberapa faktor
Universitas Sumatera Utara
sebagai berikut: pasien menghabiskan sebagian besar waktunya dalam institusi, ada batas
yang jelas antara pasien-pasien dan pengelola, ada garis hirarki antara pengelola dan pasien dan ada kesempatan sedikit dari pasien untuk menjalankan inisiatif sendiri.
Krisis penyakit
dan hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi
setiap anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung pada keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hampir semua orang tua berespons terhadap penyakit dan hospitalisasi anak mereka dengan reaksi yang luar biasa konsisten. Pada awalnya orang tua dapat bereaksi tidak percaya, marah atau merasa bersalah, takut, cemas, dan frustasi (Wong, 2008)
Menurut Supartini (2004) hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang menimbulkan trauma baik pada anak maupun orang tua sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit. Oleh Karena itu, betapa pentingnya perawat memahami konsep hospitalisasi dan dampaknya pada anak dan orang tua sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan. Supartini juga mengatakan bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di rumah sakit, walaupun beberapa orang tua juga dilaporkan tidak mengalaminya karena perawatan anak dirasakan dapat
Universitas Sumatera Utara
mengatasi permasalahannya. Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di rumah sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial keluarga, kerabat bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya.
Populasi anak yang dirawat di rumah sakit, mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Persentase anak yang dirawat di rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik (Wong, 2001).
Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan pada 29 Maret 2010 di RB4 RSUP H. Adam Malik medan, melalui observasi dan wawancara dengan 10 orang tua yang mempunyai anak yang dirawat inap sudah dirawat lebih dari 1 minggu dengan penyakit yang berbeda, 7 dari 10 orang mengatakan cemas karena anaknya sakit. Hal ini disebabkan oleh karena biaya rumah sakit, prosedur pengobatan yang dilakukan kepada anaknya, lingkungan yang baru selama anak dirawat inap dan mereka juga mengatakan bahwa mereka belum pernah mendapatkan orientasi rumah sakit selama anak mereka dirawat inap di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektifitasi orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap di rumah sakit.
2. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.
3.
Pertanyaan Penelitian 1. Adakah perbedaan tingkat kecemasan (sebelum dan setelah) dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi? 2. Adakah perbedaan tingkat kecemasan (sebelum dan setelah) yang tidak dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok kontrol? 3. Adakah perbedaan tingkat kecemasan yang dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol? 4. Adakah perbedaan tingkat kecemasan yang tidak dilakukan orientasi rumah sakit pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol?
4.
Hipotesis
Ada pengaruh orientasi rumah sakit terhadap kecemasan orang tua karena anaknya menjalani rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan .
Universitas Sumatera Utara
5.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasanya karena anak mengalami rawat inap.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden terhadap efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak mengalami rawat inap 2. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok intervensi sebelum dilakukan orientasi rumah sakit 3. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok intervensi setelah dilakukan orientasi rumah sakit 4. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan orientasi rumah sakit 5. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok intervensi stelah dilakukan orientasi rumah sakit 7. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok kontrol setelah dilakukan orientasi rumah sakit 8. Untuk membandingkan efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
6.
Manfaat Penelitian
6.1 Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.
6.2 Bagi pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit maupun klinik dalam memberikan orientasi ruangan rumah sakit kepada
orang tua untuk mengurangi
kecemasan karena anak dirawat inap.
Universitas Sumatera Utara
6.3 Bagi penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang efektifitas orientasi rumah sakit pada orang tua terhadap kecemasan karena anak dirawat inap.
Universitas Sumatera Utara