BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa.1 Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Salah satu upaya kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular.2 Berbagai jenis penyakit menular tertentu telah dapat diatasi, akan tetapi di lain pihak timbul pula masalah baru yaitu meningkatnya penyakit tidak menular.3 Perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat karena semakin tinggi frekuensi kejadiannya pada masyarakat, keadaan ini terjadi di negara maju maupun negara ekonomi rendah-menengah.4 Menurut WHO (World Health Organization ), pada tahun 2008 terdapat 57 juta kematian di dunia, dimana Proportional Mortality Rate (PMR) penyakit tidak menular di dunia adalah sebesar 36 juta (63%).5 Balitbangkes (2008) melaporkan
bahwa PMR penyakit tidak menular di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 59,5%.6 Gagal ginjal kronis merupakan salah satu contoh penyakit tidak menular. Gagal ginjal kronis (GGK, penyakit ginjal tahap akhir, ESRD (End-Stage Renal Disease)) merupakan kerusakan fungsi ginjal yang progresif, yang berakhir fatal pada uremia (kelebihan urea dan sampah nitrogen lain di dalam darah) dan komplikasinya kecuali jika dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal.7
Universitas Sumatera Utara
Di dunia, sekitar 2.622.000 orang telah menjalani pengobatan End-Stage Renal Disease pada akhir tahun 2010. Dimana 2.029.000 orang (77%) diantaranya menjalani pengobatan dialisis dan 593.000 orang (23%) menjalani transplantasi ginjal.8 Laporan USRDS (The United States Renal Data System) tahun 2011 menunjukkan prevalens rate penderita End-Stage Renal Disease pada tahun 2009 di Amerika
Serikat
sebesar
1.811/1.000.000
penduduk,
di
Taiwan
sebesar
2.447/1.000.000 penduduk dan di Jepang sebesar 2.205/1.000.000 penduduk. Sedangkan insidens rate penderita End-Stage Renal Disease pada tahun 2009 di Amerika Serikat sebesar 371/1.000.000 penduduk, di Taiwan sebesar 347/1.000.000 penduduk, sedangkan di Jepang sebesar 287/1.000.000 penduduk.9 Gagal ginjal kronik merupkaan penyakit yang saat ini jumlahnya sangat meningkat, dari survei yang dilakukan oleh Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) pada tahun 2009, Prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 12,5%, yang berarti terdapat 18 juta orang dewasa di Indonesia menderita penyakit ginjal kronik.10 Dialisis sebagai pengobatan pengganti untuk gagal ginjal kronik dibagi atas dua yaitu dialisis peritoneal dan hemodialisis.11 Di Indonesia, prevalens rate penderita End-Stage Renal Disease yang menjalani hemodialisis pada tahun 2006 sebesar 23,4/1.000.000 penduduk.12 Penyakit gagal ginjal kronik dapat terjadi pada semua golongan umur termasuk anak-anak. Pada penelitian di 7 rumah sakit Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Indonesia pada tahun 1984-1988, didapatkan bahwa dari 2.889 anak yang
Universitas Sumatera Utara
dirawat dengan penyakit ginjal ada 2% yang menderita GGK. Di RSCM Jakarta antara tahun 1991-1995, dari 668 anak penderita penyakit ginjal yang dirawat inap terdapat 4.9% yang menderita GGK dan dari 865 penderita penyakit ginjal yang berobat jalan terdapat 2,6% yang menderita GGK.13 Hasil penelitian F. L. Ginting (2008), menunjukkan bahwa penderita GGK yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2004-2007 berjumlah 934 orang, dimana pada tahun 2004 terdapat 116 orang (12,5%), tahun 2005 terdapat 189 orang (20,2%), tahun 2006 terdapat 275 orang (29,4%) dan tahun 2007 terdapat 354 orang (37,9%).14 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Romauli (2009), menunjukkan bahwa penderita GGK yang dirawat inap di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2007-2008 berjumlah 148 orang, dimana pada tahun 2007 terdapat 80 orang (54,1%) dan tahun 2008 terdapat 68 orang (45,9%).15 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa penderita GGK yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan pada tahun 2011 berjumlah 201 orang, dari uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita GGK yang dirawat inap di RS Martha Friska Medan tahun 2011.
1.2. Perumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita gagal ginjal kronik yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2011. 1.3. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita gagal ginjal kronik yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2011. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk
mengetahui
distribusi
proporsi
penderita
GGK
berdasarkan
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal). b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan kadar ureum darah. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan kadar kreatinin darah. e. Untuk
mengetahui
distribusi
proporsi
penderita
GGK
berdasarkan
penatalaksanaan medis. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan sumber biaya. g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita GGK. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGK berdasarkan keadaan sewaktu pulang. i.
Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan kadar ureum darah.
Universitas Sumatera Utara
j.
Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan kadar kreatinin darah.
k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan umur. l.
Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis.
m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. n. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Martha Friska Medan tentang karakteristik penderita gagal ginjal kronik yang dirawat inap di rumah sakit tersebut sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehubungan dengan upaya penanggulangan terhadap penderita gagal ginjal kronik. 1.4.2. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dan merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di FKM USU. 1.4.3. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya tentang penyakit gagal ginjal kronik.
Universitas Sumatera Utara