BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, terdapat ratusan industri yang harus selalu dilakukan pengambilan contoh secara berkala. Apabila terdapat industri yang nakal dalam membuang limbah pada situasi aman atau di malam hari, petugas akan kesulitan dalam memantau terus menerus selama 24 jam. Untuk mengatasi kekurangan tenaga lapangan dalam pemantauan dan mendeteksi secara cepat adanya pencemaran limbah industri, diperlukan suatu sistem pemantauan yang kontinyu dan efisien untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Pemantauan kualitas air di Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) di industri dan perkantoran yang saat ini dilakukan secara berkala oleh instansi terkait masih tergolong pemantauan secara manual dan pengelolaan datanya masih tradisional. Untuk manampilkan informasi hasil pemantauan kualitas air secara cepat, langsung dan terintegrasi, maka dibutuhkan suatu sistem Database yang dapat menyimpan data pemantauan kualitas air dari beberapa IPAL secara online dan real-time.
1.2.
Tinjauan Pustaka
Database (Basis Data) merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya untuk kebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu proses perancangan database merupakan bagian dari siklus hidup pengembangan database (Database System Development Lifecycle) yang mendukungnya. Rincian tahapan Database System Develompent Lifecycle menurut Connolly dan Begg (2005), adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Database (Database Planning)
Perencanaan Database adalah aktivitas manajemen yang mengatur atau merencanakan bagaimana tahapan-tahapan dalam siklus hidup Database dapat diterapkan seefektif mungkin. Ada 3 (tiga) masalah pokok yang harus diperhatikan dalam merumuskan strategi sistem informasi, yaitu: Petunjuk Operasional
1
Database ONLIMO
Mengidentifikasikan rencana dan tujuan pembuatan software dengan menentukan sistem informasi mana yang diperlukan.
Mengevaluasi sistem informasi yang ada untuk melihat kelebihan dan kekurangannya.
Penilaian mengenai peluang IT yang mungkin menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Gambar 2.1. Tahapan Database System Development Lifecycle Petunjuk Operasional
2
Database ONLIMO
2. Definisi Sistem Database (System Definition)
Aktivitas
utama
dalam
pendefinisian
sistem
Database
adalah
mendeskripsikan ruang lingkup dari aplikasi Database yang akan dibuat termasuk pengguna dan tempat aplikasi diterapkan. Sebelum mencoba untuk merancang suatu aplikasi Database, sangat penting untuk menidentifikasikan batasan-batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan bagian sistem informasi yang lain dalam suatu perusahaan. Penting juga untuk mengikutsertakan di dalam batasan-batasan sistem yang telah dibuat, tidak hanya untuk aplikasi dan pemakai saat ini saja, tetapi juga bisa digunakan di masa yang akan datang.
3. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirements Collection and Analysis)
Analisa dan pengumpulan kebutuhan adalah proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan mendukung aplikasi Database dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna dapa sistem baru. Untuk melaksanakan proses itu digunakan teknik yang disebut dengan fact finding techniques. Terdapat 5(lima) fact finding techniques yang umum digunakan:
Mengevaluasi dokumen-dokumen yang ada,
Wawancara,
Melakukan observasi jalannya kegiatan kerja pada perusahaan,
Penelitian, dan
Kuisioner.
4. Perancangan Database (Database Design)
Perancangan Database adalah proses membuat sebuah perancangan untuk sebuah Database yang mendukung kegiatan operasional dan tujuan dari suatu perusahaan. Proses ini dibagi manjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:
Desain konseptual Database
Petunjuk Operasional
3
Database ONLIMO
Proses membangun model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise, terbebas dari semua pertimbangan fisik.
Desain logikal Database Proses membangun model informasi yang digunakan dalam sebuah enterprise yang didasarkan oleh data model spesifik, dan terbebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya.
Desain fisikal Database Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi Database dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap integrity constraints yang saling berhubungan dan juga pengukuran keamanan (security).
5. Pemilihan DBMS (DataBase Management System Selection)
Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang sesuai dengan aplikasi Database. Berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam memilih DBMS:
Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.
Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut
Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membual laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.
6. Perancangan Aplikasi (Application Design)
Perancangan aplikasi adalah merancang antar muka pemakai (user interface) dan program aplikasi, yang akan memproses Database. Dalam siklus hidup aplikasi Database, perancangan Database dan perancangan aplikasi adalah aktivitas yang dilakukan bersamaan. Dalam kasus sebenarnya, tidak mungkin untuk menyelesaikan perancangan aplikasi sebelum perancangan Database selesai. Dalam perancangan aplikasi, harus dipastikan semua pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan aplikasi Petunjuk Operasional
4
Database ONLIMO
program, mengakses Database dan merancang transaksi, yaitu cara akses ke Database dan perubahan terhadap isi Database (retrieve, update dan kegiatan keduanya). Artinya, bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan merancang antar muka pemakai yang tepat. Antar muka yang dirancang harus memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara user friendly. Kebanyakan antar muka pemakai yang diabaikan akan membuat masalah. Bagaimanapun antar muka harus diakui komponen penting dari sistem. Jika antar muka mudah dipelajari dan mudah digunakan, pemakai akan cenderung mendayagunakan informasi yang disajikan.
7. Pembuatan Model Kerja (Prototyping)
Aktivitas utama pembuatan model kerja adalah membangun suatu model kerja dari aplikasi Database. Tujuan mengembangkan suatu prototipe aplikasi Database adalah mengijinkan para pemakai untuk menggunakan prototipe guna menguji apakah fitur-fitur sistem bekerja dengan baik sesuai dengan spesifikasi pengguna dan jika memungkinkan memberikan perbaikan-perbaikan atau mungkin fitur-fitur baru untuk aplikasi Database. Dengan cara ini, dapat diperjelas kebutuhan pemakai dan pengembang sistem dalam mengevaluasi kelayakan perancangan sistem tertentu. Menurut Connolly dan Begg (2002, p292), ada dua strategi membuat prototipe yaitu requirements
prototyping
dan evolutionary prototyping.
Requirements prototyping digunakan untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi Database yang diusulkan dan ketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap, maka prototipe tersebut tidak digunakan lagi. Evolutionary prototyping digunakan untuk tujuan yang sama, perbedaannya adalah bahwa ketika kebutuhan sudah lengkap prototipe tidak dibuang tetapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi aplikasi Database tersebut.
8. Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan perwujudan fisik dari Database dan perancangan aplikasi. Tahap implementasi Database dan program aplikasi dilakukan setelah menyelesaikan tahap perancangan (dengan atau tanpa prototipe). Implementasi Database dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari Petunjuk Operasional
5
Database ONLIMO
DBMS yang telah dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur Database dan mengosongkan file yang terdapat di dalam Database tersebut. Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL). Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi Database, yang diterapkan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML). Transaksi Database juga dapat dibuat dalam bahasa pemrograman, seperti Visual Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal. Komponen lain dari perancangan aplikasi, seperti layar menu, format masukkan data dan laporan juga diterapkan. Pengendalian diimplementasikan.
keamanan Sebagian
dan dari
integritas
kendali
ini
untuk telah
aplikasi
diterapkan
juga dengan
menggunakan DDL, sebagai contoh, kegunaan yang disediakan DBMS atau kendali sistem operasi.
9. Data Conversion and Loading
Data conversion and loading adalah pemindahan data yang ada ke dalam Database yang baru dan mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam Database yang baru. Tahap ini dibutuhkan ketika sistem Database baru menggantikan sistem yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam Database baru. Biasanya membutuhkan spesifikasi dari sumber file dan sasaran Databasenya. Kegunaan ini memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru. Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
10. Pengujian (Testing)
Pengujian adalah suatu proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Dalam melakukan pengujian, para pemakai sistem yang baru harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi dan Database tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki suatu tes Petunjuk Operasional
6
Database ONLIMO
Database pada suatu separate system perangkat keras, tetapi ini sering tidak tersedia. Jika data riil diharapkan untuk digunakan, maka penting untuk memiliki backup. Setelah pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi dan Database ini telah siap digunakan.
11. Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)
Operational maintenance merupakan sebuah proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah proses instalasi, yang melibatkan aktivitas yang berikut: a. Mengawasi kinerja dari sistem. Jika kinerja jatuh di bawah suatu tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau reorganisasi Database mungkin diperlukan. b. Memelihara dan meningkatkan mutu aplikasi Database (ketika dibutuhkan). Kebutuhan baru disatukan ke dalam aplikasi Database dengan mengikuti langkah-langkah sebelumnya yan terdapat dalam siklus hidup Database. Ketika aplikasi Database sedang beroperasi, perlu dilakukan pengawasan secara dekat untuk memastikan bahwa kinerja sistem dalam tingkatan yang bisa diterima. Pengawasan proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu aplikasi Database tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan reorganisasi Database untuk mencukupi kebutuhan dari sistem. Hal ini memungkinkan Database Administrator (DBA) untuk terlihat dalam perencanaan kapasitas dan untuk mamberitahu staf senior siaga untuk melakukan penyesuaian rencana. Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.
Petunjuk Operasional
7
Database ONLIMO