BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, semakin meningkat pula frekuensi kegiatan
bisnis yang terjadi di berbagai negara. Perlu diragukan jika ada seseorang yang berpendapat bahwa mereka sama sekali belum pernah berurusan dengan pajak. Karena tanpa disadari hampir setiap transaksi yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari berkaitan dengan pajak. Pajak dinilai mampu meningkatkan perekonomian negara dengan memenuhi pembiayaan kebutuhan dan belanja negara. Pemungutan pajak yang efisien dan efektif juga membantu pemerintahan untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan-kebijakannya dalam bidang sosial dan ekonomi, misalnya dengan pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap barang mewah dan minuman keras serta menjaga stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara mengatur peredaran uang di masyarakat. Melalui pajak, negara dapat melakukan pembangunan
nasional
demi
membuka
kesempatan
kerja
dengan
tujuan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Tentu saja tiap negara punya hukumnya sendiri-sendiri dalam mengelola pajak di negera mereka. Dari perbedaan-perbedaan inilah muncul berbagai macam permasalahan dalam perpajakan internasional. Seperti adanya negara-negara yang mempunyai tarif pajak jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tarif pajak negara lainnya, yang membuat banyak pengusaha selalu mencari cara untuk menghindari pajak atas penghasilan mereka lewat negara-negara ini. Di samping itu, terjadinya dua kali pemajakan atau biasa dikenal pajak berganda juga sering terjadi karena setiap negara, dilihat dari hukum pajak domestiknyanya, merasa sama-sama berhak untuk memungut pajak atas penghasilan yang sama. Satu negara akan memungut pajak dari subjek pajak yang memperoleh penghasilan di dalam negaranya, satu sisi negara lain akan ikut memungut pajak atas penghasilan tersebut dikarenakan subjek pajak merupakan resident atau penduduk negara tersebut. Kejadian seperti ini, selain merugikan subjek pajak juga merugikan kegiatan internasional karena dapat menghambat sumber daya yang dibutuhkan dalam bidang investasi, perdagangan, produksi dan distribusi misalnya.
1
2 Oleh karena itulah dibuat yang namanya Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang melibatkan antara dua negara yang mempunyai kerjasama atau lebih. Di Indonesia, P3B diatur dalam Pasal 32A Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 dan telah diupdate hingga yang terakhir berlaku adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008. Melalui P3B inilah segala bentuk benturan hukum pajak dengan negara lainnya diselesaikan, dengan cara lebih menerapkan apa yang telah disepakati di dalam P3B dibandingkan menerapkan hukum pajak domestik. Indonesia saat ini memiliki 65 P3B yang berlaku efektif dengan negara lainnya. Salah satunya adalah Korea Selatan (Republic of Korea) yang telah aktif berlaku mulai 1 Januari 1990. Korea merupakan salah satu negara yang akhir-akhir ini nilai investasinya di Indonesia mulai berkembang pesat. Sepanjang periode 2010 – Maret 2015, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia mencapai 7,46 miliar dolar AS dan menempati peringkat empat negara dengan investasi terbesar di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat. Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia menjelaskan Investasi Korea di Indonesia terus membaik sejak tahun 2008 meskipun terdapat tantangan ekonomi global. Beliau meyakini bahwa investasi dari Korea akan berlanjut sehinggan dapat meningkatkan pengembangan ekonomi di Indonesia. Hal ini ditingkatkan melalui posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di wilayah ini dan menjadi pintu gerbang pasar ASEAN yang lebih luas. Berdasarkan hal inilah, peneliti tertarik untuk membahas perpajakan yang ditimbulkan dari investasi ini melalu tax treaty antara Indonesia dan Korea Selatan. Sehingga peneliti memutuskan untuk membuat skripsi dengan judul “ANALISA PENGARUH PENERAPAN TAX TREATY INDONESIA – KOREA SELATAN TERHADAP INVESTASI MODAL DI INDONESIA PERIODE TAHUN 20102014.” 1.2.
Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam suatu skripsi perlu diberikan
pembatasan agar tetap fokus terhadap topik utama dari penelitian dan tidak melebar atau terlalu banyak membahas masalah lain walaupun itu berkaitan dengan topik utama. Hal ini diperlukan agar tujuan dari pembahasan ini akan lebih teratur dan lebih jelas.
3 Dari uraian yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang mendasari pada tema skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan berdasarkan tax treaty yang dimiliki kedua negara? 2. Bagaimana hasil penerapan tax treaty antara Indonesia dan Korea Selatan dalam kegiatan investasi modal? 3. Adakah pertentangan yang muncul dari adanya penerapan tax treaty Indonesia – Korea Selatan pada investasi modal terhadap peraturan perpajakan di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh tax treaty tersebut terhadap arus investasi modal yang masuk ke Indonesia? Pembahasan dalam penelitian ini, akan difokuskan terhadap penerapan pajak dalam tax treaty atas penghasilan dari investasi modal, seperti dividen, bunga, royalti, dan capital gain serta pengaruh dari penerapan tax treaty ini terhadap investasi di Indonesia. 1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan mengenai peraturan pajak domestik yang berlaku di masingmasing negara. 2. Menjelaskan penerapan pajak berdasarkan tax treaty Indonesia – Korea Selatan atas penghasilan dari investasi modal. 3. Mengetahui apakah terdapat dampak yang muncul dari penerapan tax treaty ini terhadap peraturan perpajakan di Indonesia. 4. Menjelaskan pengaruh yang terjadi terhadap arus investasi modal ke Indonesia dari adanya tax treaty Indonesia – Korea Selatan. Penulis berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan juga bagi pihak lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menggunakan skripsi ini. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat peraturan perpajakan menjadi lebih baik lagi.
4 2. Dapat dijadikan bahan dan acuan studi kasus bagi pembaca atau mahasiswa serta memberikan referensi bagi perpustakaan kampus. 3. Bagi masyarakat luas diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan referensi untuk yang belum atau kurang memahami dengan jelas tentang perpajakan internasional khususnya dalam bidang tax treaty. 1.4.
Ringkasan Metodologi Penelitian
1.4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-kualitatif. Karena bersifat deskriptif-kualitatif, maka masalah yang dibawa oleh peneliti ke dalam penelitian merupakan masalah tetap, tidak terlalu banyak berubah hanya disempurnakan saja. 1.4.2. Teknik pengumpulan Data Guna memperoleh data yang diperlukan selama penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penulis
menggunakan
metode
penelitian
ini
dikarenakan
penulis
membutuhkan data primer dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terkait. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penulis menggunakan metode penelitian ini agar dapat memperoleh data dari buku, jurnal, artikel atau majalah, serta internet yang berhubungan dengan masalah yang diangkat penulis. 1.4.3. Teknik Analisis Data Penulis menggunakan metode kualitatif untuk menyelesaikan penelitian ini, dengan mewawancarai pihak Direktorat Jenderal Pajak yang terkait dengan permasalahan pajak yang diteliti oleh penulis. Analisis data dan pengolahannya dilakukan dengan metode deskriptif analitis, yaitu dengan memaparkan data-data yang berhasil diperoleh penulis dan kemudian menganalisisnya. Dan dengan menggunakan metode skriptif analisis dengan berusaha memecahkan masalah yang ada dari data yang diperoleh dan dari rumusan masalah yang dibuat penulis.
5 1.5.
Sistematika Pembahasan Untuk memberikan penjelasan singkat mengenai keseluruhan isi skripsi,
maka penulis membagi skripsi ini ke dalam 5 bab. Dengan pembagian bab ini, diharapkan skripsi dapat lebih terarah dan tersusun sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun 5 bab tersebut ialah: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi ini untuk memudahkan pembaca menangkap secara singkat isi dari penelitian. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar perpajakan dalam negeri dan internasional yang menjadi dasar munculnya tax treaty, serta menjelaskan lebih detail jenis penghasilan modal kena pajak yang akan dibahas di penelitian ini. BAB 3 : OBJEK DAN METODA PENELITIAN Bab ini membahas tentang perpajakan dari negara yang menjadi objek penelitian, yaitu Indonesia dan Korea Selatan. Serta penjelasan mengenai desain penelitian yang akan digunakan peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, teknik pengambilan data, dan analisis data. BAB 4 : ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini merupakan isi utama dari penelitian ini, menjelaskan bagaimana menerapkan pajak dari tax treaty dan data yang didapat berdasarkan landasan teori yang ada dan hasil yang didapat dari penelitian ini. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan memaparkan kesimpulan yang ada dari keseluruhan permasalahan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang sekiranya bermanfaat bagi segala pihak yang terkait dengan penelitian ini.
6