BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam diberbagai aspek pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, informasi dan sebagainya dilakukan dengan menyadari bahwa seiring dengan perkembangan zaman maka seluruh sektor kehidupan semakin kompleks untuk dijalani, sehingga semakin hari manusia dituntut untuk dapat dengan terampil menjawab setiap tantangan yang ada untuk dapat bertahan dan tetap mampu menjalankan siklus kehidupan. Saat ini dunia industri merupakan bidang yang paling dinamis, responsif dan gencar dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut. Sehingga segala upaya yang dilakukan merupakan suatu bentuk usaha bersaing antar perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan itu sendiri. Untuk itu, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki strategi yang baik dalam menjalankan usahanya. Setiap strategi yang tercipta tidak dapat lepas dari sumber daya manusia sebagai motor penggerak sebuah perusahaan. Menyadari hal tersebut, penulis berusaha untuk merancang sistem yang diharapkan dapat membantu kinerja SDM pada PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills khususnya pada
2 departemen Flour Silo Bulk and Packing dengan mempelajari dan mengalami secara real masalah yang dihadapi di perusahaan tersebut. Sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis (program ganda, teknik industri dan sitem informasi) dan pemahaman serta keterbatasan penulis maka penulis memilih Quality Control sebagai tema utama skripsi. Namum demikian, penulis tidak menutup mata untuk masukan – masukan informasi yang membangun dari pihak dosen pembimbing maupun PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills sendiri, sehingga penulis dapat memperoleh pemahaman yang lebih berguna yang dapat membantu dalam mengatasi masalah yang terjadi di PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills khususnya pada departemen Flour Silo Bulk and Packing. Setelah hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak – pihak terkait khususnya karyawan pada bagian Flour Silo Bulk and Packing PT. ISM Bogasari Flour Mills, penulis menemukan bahwa perusahaan memiliki permasalahan di bidang kualitas (quality control) yaitu: gagal jahit dalam penjahitan kemasan tepung berupa karung. Dan setelah melakukan project selection maka penulis memilih satu masalah dari beberapa permasalahan yang ada yaitu pada no.3 karung terjahit tidak sempurna sebagai bahan perancangan kualitas dengan metode Six Sigma.
3 1.2.
Ruang Lingkup Ruang lingkup yang menjadi fokus penulis dalam melaksanakan perancangan sistem di PT.Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills: 9 Profil singkat perusahaan serta proses produksi secara umum yang berlangsung di lapangan. 9 Alur produksi yang cukup spesifik pada departemen Flour Silo Bulk dan Packaging (FSBP), serta kendala kualitas yang terjadi berupa gagal jahit pada kemasan karung 25 kg untuk produk tepung. 9 Data yang digunakan untuk pengolahan adalah data perusahaan yang diambil pada bulan Mei – juli 2007. 9 Analisa pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : •
Mengetahui pengendalian kualitas (Quality Control) pada proses pengemasan di PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills khususnya pada departemen Flour Silo Bulk and Packing.
•
Mengidentifikasikan penyebab dominan kecacatan dengan menggunakan metode Six Sigma untuk menuju tingkat kegagalan nol (Zero Defect).
•
Merancang sistem aplikasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu pada proses pengemasan di PT. Indofood Sukses Makmur
4 Bogasari Flour Mills khususnya pada departemen Flour Silo Bulk and Packing.
1.3.2. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : •
Bagi Akademisi Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman berkaitan dengan hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan peningkatan dan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma Quality Control.
•
Bagi Perusahaan Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan dengan dibuatnya sistem “Bogasari Performance Management System V1.00” sebagai alat pertimbangan untuk lebih meningkatkan pengendalian kualitas pada proses produksi, khususnya pada proses pengemasan.
1.4.
Metodologi Metodologi yang digunakan penulis dalam merancang sistem di PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills, ini antara lain: 1. Studi Kepustakaan Penulis menggunakan literatur bahan kuliah dan sumber-sumber informasi baik dari buku maupun online (internet) sebagai penuntun dalam
5 mempelajari sistem dan proses produksi serta analisa permasalahan yang terjadi di perusahaan.
2. Studi Lapangan Penulis bersentuhan langsung dengan kegiatan lapangan yaitu melalui : •
Pengamatan lapangan Penulis terjun langsung ke lapangan untuk memiliki gambaran nyata mengenai alur proses proses produksi. Dengan demikian penulis memiliki pemahaman yang lebih mendalam atas data yang diperoleh serta faktorfaktor yang mempengaruhinya.
•
Wawancara Penulis memperoleh data serta berbagai informasi penunjang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak terkait yang mendukung analisa pengendalian kualitas tersebut.
1.5.
Definisi Operasional Perusahaan
1.5.1. Sejarah Operasional Perusahaan Pada tanggal 7 Agustus 1970, secara seksama didirikanlah sebuah perusahaan dengan nama PT. Bogasari Flour Mills oleh Sudono Salim, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto & Ibrahim Risjad dengan basis pabrik produksi tepung terigu. Pabrik pertamanya didirikan di wilayah Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 29 November 1971 yang ditandai dengan berlangsungnya proses penggilingan gandum untuk pertama kali. Dan dengan semangat yang tinggi
6 untuk melebarkan sayapnya, maka di Surabaya dengan resmi sebuah pabrik baru mulai dioperasikan secara komersial pada tanggal 10 Juli 1972. Seiring dengan perkembangannya, PT. Bogasari Flour Mills berusaha untuk menjawab pemenuhan kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang ada. Untuk itu pada tahun 1977 Divisi Tekstil yang memproduksi kantong terigu mulai beroperasi guna menyuplai kebutuhan kemasan produk yang ada. Selain itu juga, pada tahun yang sama Divisi Maritim lahir untuk menjamin pengadaan dan pengangkutan gandum. Sukses dengan produk dalam bentuk tepung, PT. Bogasari Flour Mills merambah usahanya dengan menghasilkan produk baru dengan bahan dasar tepung terigu yaitu berupa spagetti dan makaroni melalui pendirian Pabrik Pasta pada Desember 1991. Kemudian setahun kemudian tepatnya 28 Juli 1992, perusahaan tersebut diakuisisi dan disebut sebagai PT. Indocement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills Division. Lalu 30 Juni 1995 kembali diakuisisi dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur Bogasari Flour Mills. Pada November 1996, PT Bogasari Flour Mills mempengaruhi sertifikat ISO 9002 sebagai pengakuan atas mutu dan pada 2002 PT Bogasari Flour Mills mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard analysis and Critical Control Point). Pada 3 Maret 2003 didirikan Bogasari Internasional (BSI) di kawasan industri Tuas Avenue, Singapura yang menjadi pabrik peracikan tepung.
7
Gambar 1.1 Sertifikasi ISO 14001 : 2004
•
Tahun 1996 (Oktober)
Æ ISO 9002
•
Tahun 2002
Æ ISO 9001
•
Tahun 2002 (Januari)
Æ HACCP
•
Audit SNI setiap tahun
•
Lain-lain : SMK3, OHSAS 18001, ISO 14001, SJH
Gambar 1.2 Co-branding Manufactures Bogasari
8 1.5.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi dan Misi dari PT Bogasari Flour Mills sebagai berikut : ¾ Visi Perusahaan ”Menjadi industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait yang bertaraf dunia”. ¾ Misi Perusahaan 1. Memproduksi, mendistribusikan dan menjual pangan, bahan pangan serta pakan yang bermutu dan bernilai tambah berbasis pertanian guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para pemegang saham. 2. Menyediakan / menjual produk dan jasa terkait, antara lain : kemasan, angkutan serta penyimpanan dan pengemasan biji – bijian (grain terminal). 3. Memperkuat daya saing dengan cara menerapkan yang cepat, melakukan diversifikasi produk dan jasa, serta mengembangkan sumber daya manusia seutuhnya.
9 1.5.3. Nilai – Nilai Falsafah PT Bogasari Flour Mills Ada Lima nilai – nilai falsafah PT Bogasari Flour Mills yang disebut dengan ”Panca Bhakti Bogasari”, yaitu : 1. Integritas Setiap insan Bogasari menjalankan pekerjaannya dengan itikad baik, tulus, jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian kepada pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para pemegang saham. 2. Keunggulan Setiap insan Bogasari selalu memberikan yang terbaik kepada pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para pemegang saham. 3. Kepedulian Bogasari merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat banyak. Oleh karena itu, setiap insan Bogasari senantiasa memperhatikan kepentingan pelanggan, mitra usaha, masyarakat, karyawan dan para pemegang saham. 4. Kebersamaan Manusia saling membutuhkan untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh bersama. Dalam berinteraksi terhadap sesama, setiap insan Bogasari menjunjung tinggi harkat dan martabat, kesetiakawanan dan bergotong royong. 5. Keterbukaan Setiap insan Bogasari senantiasa membangun komunikasi dua arah dan selalu berpikir positif dalam memberikan dan menerima setiap informasi, saran kritik demi kebaikan dan kemajuan bersama.
10
1.5.4. Struktur Organisasi PT Bogasari Flour Mills Pemegang perusahaan tertinggi dipegang oleh Kepala Deputi OPU yang bertanggung jawab terhadap kebijakan perusahaan secara keseluruhan, dimana dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh senior vice president yang memiliki tanggung jawab berbeda untuk setiap tugas yang dibebankan. a. Senior Vice President bidang Commercial, yang membawahi : Vice President Marketing 9 Manager Product Group 9 Manager SME Relation 9 Manger Marketing Service Quality Vice President International Trade and Industrial Sales 9 Manager Flour Export and Grains Trading 9 Manager By Product Sales 9 Manager Industrial Sales Vice President Customer Relations 9 Manager CR Religion I 9 Manager CR Religion II 9 Manager CR Religion III 9 Manager CR Religion IV 9 Manager CR Religion V 9 Manager Consumer Product Vice President Commercial Service 9 Manager Commercial Support
11 9 Manager Storage and Logistic 9 Manager Transportation
b. Senior Vice President bidang Human Resource, yang membawahi : Vice President HR Management and Administration 9 Manager Personnel Administration 9 Manager General Affairs 9 Manager Security, Safety and Fire Brigade Vice President People and Organization Division 9 Manager Organization Development 9 Manager Training Management 9 Manager People Development 9 Manager Milling Training Center
c.
Senior Vice President bidang Finance, yang membawahi : Vice President Comptroller 9 Manager Management Accounting and Budget 9 Manager Financial Accounting 9 Manager Business System Control Vice President Treasurer 9 Manager Tresury Operations 9 Manager Purchasing 9 Manager Tax, Contract and Licenses Vice President Information Technology
12 9 Manager Sistem Development 9 Manager Information Technology Operations 9 Manager Database and Security
d. Senior Vice President bidang Manufacture, yang membawahi : Vice President Operation 9 Manager Milling 9 Manager Flour Silo and Bulk Packing 9 Manager Blending Silo Bulk Packing 9 Manager Silo Vice President Technical Support 9 Manager Maintenance 9 Manager Production Facility 9 Manager Automation 9 Manager material Store Vice President Quality and Production Planning and Division 9 Manager Production Planning and Inventory Control 9 Manager Product Development 9 Manager Quality Assurance / Quality Control 9 Manager Raw Material Logistics
13
Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT ISM Bogasari Flour Mills
14 1.5.5. Profil Umum PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta
Gambar 1.4 PT. ISM Bogasari Flour Mills Jakarta
Nama Perusahaan
: PT. Indofood Sukses Makmur Bogasar Flour Mills
Bidang Usaha
: Pengolahan gandum menjadi tepung terigu dan produk sampingannya
Lokasi Pabrik
: Jalan Raya Cilincing No. 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14110
Luas Wilayah
: 291,316 sqm
Telepon
: 021-43920061
1.5.6. Profil Khusus Divisi FSBP PT. ISM Bogasari Flour Mills FSBP (Flour Silo Bulk and Packing) merupakan salah satu divisi di Bogasari yang tak kalah penting. Setelah melalui berbagai macam proses pengolahan pada akhirnya tepung akan sampai ke divisi ini. Selain sebagai tempat penampungan tepung, FSBP juga berfungsi sebagai tempat pengemasan hingga menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
15 1.5.6.1. Struktur Organisasi Divisi FSBP Departemen FSBP sendiri memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Gambar 1.5 Struktur Organisasi Departemen FSBP
Secara singkat, struktur diatas menggambarkan bahwa departemen FSBP terbagi menjadi 2 subdepartemen yang masing-masingnya mengurusi penyimpanan dan pengemasan baik produk berupa tepung maupun berupa by-product. Volume kemasan tepung terigu yang tersedia di FSBP sendiri ialah 25 kg, 200 kg dalam bentuk karung PP (Poly Propilen) dan bulk (curah) berupa truk dengan wadah muatan berbentuk kapsul dengan kapasitas 20-25 Mton. Sedangkan pemenuhan kebutuhan produk dalam bentuk consumer pack sendiri dilakukan oleh sebuah departemen terpisah yaitu BSBP (Blending Silo Bulk and Packing) yang menangani penyimpanan tepung sementara serta blending tepung spesial untuk pengemasan berukuran 0,5 kg, 1 kg, 2 kg dan packing export.
16 Awalnya kedua departemen tersebut merupakan satu kesatuan departemen yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pengemasan produk akhir, namun karena perusahaan semakin berkembang maka tanggung jawab divisi FSBP semakin besar sehingga untuk menjaga agar setiap proses terpantau dengan baik maka perusahaan melakukan pemecahan divisi dengan demikian tanggung jawab yang ada dapat lebih fokus realisasinya. Karena pembatasan ruang lingkup yang telah dilakukan sebelumnya maka kedepannya penulis hanya akan membahas produk tepung terigu pada divisi FSBP saja.
1.5.6.2. Job Descriptions Sub Divisi FSBP Sesuai dengan pembagian tanggung jawab pada struktur organisasi diatas, berikut ialah Job Description dari Departemen FSBP: 9 Kepala Departemen FSBP : Memimpin, mengarahkan, merencanakan, mengorganisasi dan mengendalikan seluruh aktivitas di Departemen FSBP dengan mengelola sumber daya secara efektif dan efisien. 9 Folur Silo : Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan operasional flour silo sesuai dengan standar kualitas perusahaan untuk menjamin terlaksanaya flexible manufacturing, flour blending system dan silo management yang efektif. 9 Flour
Packing
:
Merencanakan,
mengarahkan,
mengkoordinasikan,
mengendalikan seluruh aktivitas pengemasan tepung sesuai dengan RTP (Rencana Target Produksi) atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan serta efisiensi biaya.
17 9 Flour
Bulk
Packing
&
Jumbo
:
Merencanakan,
mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh aktifitas loading flour bulk dan jumbo sesuai dengan RTP atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan serta efisiensi biaya. 9 By Product Packing : Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh aktivitas pengemasan by product sesuai dengan RTP atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan dan efisiensi biaya.
1.5.6.3. Jam Kerja dan Shift ∅ Bagian Office : Senin-Jumat : 08.00 − 17.00 WIB ∅ Bagian Pabrik : Senin-Sabtu : Shift Segitiga Biru Æ 08.00 − 16.00 WIB Shift Kunci Biru
Æ 16.00 − 24.00 WIB
Shift Cakra Kembar Æ 24.00 − 08.00 WIB Ketiga shift pada bagian pabrik tersebut mengalami sistem rolling tiap minggunya.
1.5.7. Five Force Porter PT Bogasari Flour Mills 1.5.7.1. Persaingan dalam Industri PT Bogasari Flour Mills merupakan pabrik penghasil tepung yang pertama dan terbesar di Indonesia, hal ini menggambarkan bahwapersaingan antar industri
18 PT Bogasari Flour Mills dalam industri penghasil tepung bukanlah merupakan hal yang sulit dikarenakan pesaing yang berproduksi dalam bidang industri ini masih berada dibawah kekuatan PT Bogasari Flour Mills. Sedikit sekali perusahaan dan pabrik lain yang sanggup untuk menyaingi kemampuan PT Bogasari Flour Mills yang memiliki kapsitas produksi sebesar 3,6 ton pertahunnya. Selain memiliki pabrik yang besar, PT Bogasari Flour Mills juga memiliki tempat penyimpanan bahan baku utamanya yaitu gandum, serta memiliki darmaga yang modern dan terpadu di Jakarta dan Surabaya. Selain memproduksi tepung , PT Bogasari Flour Mills juaga memiliki divisi-divisi lain, yaitu : ¾ Divisi pasta yang menghasilkan pasta untuk pasar ekspor. ¾ Divisi kemasan yang memproduksi kebutuhan kantong terigu. ¾ Divisi maritim untuk pengoperasian pelayaran antar pulau. PT Bogasari Flour Mills juaga memiliki pabrik peracikan tepung terigu (mixing plant) di Singapura dengan nama Bogasari International yang berada di kawasan industri Tuas Avenue yang berkapasitas produksi 12 ton perjam tepung yang dicampur dengan bahan seperti gula, ragi, essence. Beberapa perusahaan sebagai pesaing PT Bogasari Flour Mills dalam industri tepung adalah : ¾ Tepung Terigu •
PT Eastern Pearl Flour Mills dengan merk dagang Gunung dan Kompas.
¾ Tepung Tapioka •
PT Budi Acid Jaya TBK dengan merk dagang Rose Brand dan Gunung Agung.
19 ¾ Tepung Beras •
PT Wira Aksara dengan merk dagang Wayang.
•
PT Budi Makmur Perkasa dengan merk dagang Rose Brand.
¾ Sagu Tani •
Ud Puri Pangan Sejahtera dengan merk dagang Alini.
¾ Sagu Aren •
PT Wira Aksara dengan merk dagang Wayang.
1.5.7.2. Kekuatan Tawar Menawar Suplier PT Bogasari Flour Mills menggunakan jenis gandum triticum aestivum dan triticum dulum, nama jenis gandum berbeda-beda berdasarkan karakteristik dan asal tempat tumbuhnya. Untuk bahan baku gandum, PT Bogasari Flour Mills mengimpor dari berbagai negara penghasuil gandum, antara lain : ¾ Australia •
Jenis hard wheat, nama gandum : Australian Prime Hard, Australian Durum.
•
Jenis soft wheat, nama gandum : Australian Premium White, Australian Soft.
¾ Canada •
Jenis hard wheat, nama gandum : Canadian Western Red Spring, Canadian Western Amber Durum, Canadian Western Extra Strong, Canadian Western Red Winter.
20 •
Jenis soft wheat, nama gandum : Canadian Praire Spring, Canadian Western Soft White Spring.
¾ Argentina •
Jenis hard wheat, nama gandum : Hard Wheat Spring Wheat.
•
Jenis soft wheat, nama gandum : Argentina Wheat.
¾ USA •
Jenis hard wheat, nama gandum : Hard White Winter, Hard Spring, Hard White Spring.
•
Jenis hard wheat, nama gandum : Soft Red Winter, Soft Red Spring, Soft White Winter, Soft White Spring, Dark North Spring.
¾ Arab Saudi •
Jenis soft wheat, nama gandum : Saudi Arabian Wheat.
1.5.7.3. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen Konsumen besar PT Bogasari Flour Mills di Indonesia adalah perusahaan dan pabrik yang bergerak dibidang industri makanan dengan bahan dasar utama adalah tepung, selain itu PT Bogasari Flour Mills juga mengekspor tepung ke negara : ¾ Singapura dengan merk Orange Triangle, Brown Triagle, Red Triangle (high protein), Blue Triangle (medium protein), Green Triangle dan Pink Triangle (low protein). ¾ Malaysia dengan merek Yellow Kangoroo (medium protein).
21 ¾ Brunei dengan merk Golden Grest (high protein), Par Blue (medium proteinTaj Mahal (low protein). ¾ Jepang dengan merk Merit 11,12,13 dan Udon (low protein). Selain tepung oleh PT Bogasari Flour Mills menghasilkan pasta yang dikemas dengan merk “Bogasari” dan “ LaFonte” untuk konsumen indonesia dan pasta dengan private label seperti Tirreno untuk konsumen Australia dan Chewy untuk pasar di Hongkong.
1.5.7.4. Ancaman Barang Substitusi Walaupun produk utama PT Bogasari Flour Mills merupakan tepung yang menjadi kebutuhan makanan pokok memiliki banyak barang pengganti lain yang sejenis, namun pasar untuk kategori ini telah dipegang oleh PT Bogasari Flour Mills dimana produk tepung lain yang beredar di pasar merupakan home industry yang diproduksi terbatas. Produk pengganti lainnya seperti tepung beras, tepung kue, tepung jagung (meizena), tepung singkong (tapioca) dan sebagainya merupakan produk dengan skala kecil. PT Bogasari Flour Mills juga memproduksi berbagai macam jenis tepung dengan kriteria yang berbeda dari yang terendah hingga yang berkualitas tinggi dengan kegunaan maupun fungsi yang berbeda-beda.
1.5.7.5. Ancaman Pendatang baru Seperti telah diketahui bahwa PT Bogasari Flour Mills merupakan pabrik penghasil tepung terbesar maka ancaman pendatang baru yang bergerak dalam bidang ini dipastikan sedikit bahkan tidak ada karena kekuatan untuk bersaing dipasar yang telah dipegang oleh PT Bogasari Flour Mills bukanlah hal yang
22 mudah. Meskipun demikian kemungkinan akan hadirnya pesaing dari luar Indonesia, hal ini dapat diatasi dengan peningkatan kualitas mutu terus menerus yang menjadi kenyakinan pasar, serta komoditi impor memungkinkan harga yang lebih tinggi akan menjadi pertimbangan pesaing dari luar indonesia untuk menembus pasar yang telah ada.
1.5.8. Bahan Mentah dan Produk Hasil Olahan Bahan penyusun produk tepung terigu ialah gandum dengan berbagai jenisnya sesuai dengan kebutuhan kandungan zat yang diinginkan. Meskipun terkenal sebagai negara agraris, lahan di Indonesia kurang mendukung dalam
penyediaan gandum.
Dengan demikian Bogasari melakukan kerjasama dengan negara-negara penghasil gandum, yaitu:
Penghasil utama
: USA, Kanada, Australia, Argentina, European Union.
Penghasil lain
: Eropa Timur (Rusia, Kazakhstan, Polandia, Ukraina), Cina, India, Pakistan, Arab Saudi.
Tiap-tiap negara menghasilkan jenis gandum yang berbeda sesuai dengan keadaan iklimnya. Beragamnya jenis gandum yang ada dapat dikelompokkan menjadi: 1. Hard Wheat -
Kulit berwarna “merah”
-
Bijinya keras
-
Daya serap air tinggi
2. Soft Wheat -
Kulit berwarna “putih”
23 -
Bijinya lunak
-
Daya serap air rendah
3. Durum Wheat -
Endosperm berwarna kuning
-
Bijinya keras
-
Kadar protein tinggi
-
Sebagai bahan baku pembuatan pasta
Gandum yang beragam ini kemudian diolah untuk mendapatkan tepung sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. Jenis tepung yang dihasilkan dari proses produksi gandum tersebut ialah: 1. Terigu protein tinggi ( High Protein Flour) mengandung protein minimal 12%, produk yang dihasilkan diantaranya: • Cakra Kembar Emas • Cakra Kembar • Fsa
Gambar 1.6 Produk Tepung Protein Tinggi
24 2. Terigu protein sedang (Medium Protein Flour) mengandung protein 10 – 11%, produk yang dihasilkan diantaranya: • Pena Kembar • Tajmahal • Kastil • Segitiga Biru • Piramida Gambar 1.7 Produk Tepung Protein Sedang
3. Terigu protein rendah (Low Protein Flour) mengandung protein 8 – 9%, produk yang dihasilkan diantaranya: • Kunci Mas • Kunci Biru • Lencana Merah
Gambar 1.8 Produk Tepung Protein Rendah
Produk serupa juga dihasilkan oleh pabrik Bogasari yang berlokasi di Surabaya. Tidak ada perbedaan yang mendasar, hanya sebatas penggantian nama brand yang disesuaikan dengan budaya setempat. Brand tersebut diantaranya :
25 •
Angsa Kembar
•
Semar
•
Gunung Bromo
•
Kendi
•
Kereta Kencana
•
Roda Biru
Gambar 1.9 Produk Tepung Bogasari Surabaya
Selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, Bogasari juga menghasilkan produk ekspor, antara lain: •
Orange Triangle
•
Yellow Triangle
•
Brown Triangle
•
Yellow Kangaroo
•
Red Triangle
•
Par Blue
•
Blue Triangle
•
Tajmahal
•
Green Triangle
•
Golden Crest
•
Pink Triangle
•
Merit 11,12,13 (udon)
Gambar 1.10 Produk Tepung Ekspor
26
Berikut hasil olahan lain gandum baik berupa variasi lain tepung maupun diversifikasi produk setengah jadi yang siap saji:
Gambar 1.11 Variasi Produk Bogasari
Pengolahan bulir gandum menjadi tepung terigu memberikan bahan-bahan sisa yaitu kulit (lapisan luar) gandum yang juga dimanfaatkan oleh Bogasari sebagai produk sampingan (by product) berupa : 9 Bran 9 Pollard 9 Pellet (bran + pollard) 9 IF (Industrial Flour) Gambar 1.12 Produk Sampingan Gandum
27 By product yang digunakan untuk pakan ternak sekaligus untuk industri lem tersebut tersedia dalam beberapa brand diantaranya Anggrek dan Angsa.
1.5.9. Alur Proses Produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills
Gambar 1.13 Proses Produksi PT. ISM Bogasari Flour Mills
Kegiatan produksi utama yang berlangsung pada PT ISM Bogasari Flour Mills berupa proses pengolahan gandum pilihan menjadi produk tepung terigu yang berkualitas tinggi. Secara garis besar, berikut penjelasan singkat mengenai alur proses produksi berdasarkan divisi-divisi yang ada di pabrik sesuai dengan deskripsi kerjanya: Î Jetty Berlokasi di pelabuhan Tanjung Priok, PT. ISM Bogasari Flour Mills menerima bahan baku produksi berupa gandum impor dari Jetty—pelabuhan tempat sandaran
28 kapal bermuatan gandum, tempat pengeluaran (unloading) gandum dari kapal untuk ditransfer ke gudang gandum (wheat silo) sekaligus tempat pengisian (loading) pellet ke kapal.
Gambar 1.14
Gambar 1.15
Kapal Jetty A
Kapal Jetty B
Ada 2 Jetty yaitu Jetty A dan Jetty B. Jetty A merupakan pelabuhan penerimaan gandum yang pertama berdiri. Kemudian untuk melayani kapasitas permintaan konsumen yang semakin bertambah yang mengakibatkan kebutuhan akan tempat yang lebih luas dan tidak dangkal sebagai tempat berlabuh kapal-kapal yang berukuran lebih besar dan berbobot lebih berat maka dibukalah Jetty B. Jetty A menyuplai gandum untuk silo A sedangkan jetty B dapat mensuplai gandum untuk silo A dan B, hal ini dikarenakan kapasitas Jetty A (± 30.000 ton) lebih kecil dari Jetty B (± 80.000 ton). Proses pembongkaran gandum dari palka kapal sampai penyimpanannya didalam wheat silo terdiri atas tiga tahap yaitu penyedotan biji gandum dari palka kapal, transfer gandum menuju wheat silo dan input gandum ke dalam wheat silo. Negara penyuplai gandum biasanya mencantumkan keterangan jenis dan kadar baik protein maupun moisture gandum yang dikirim. Namun pengujian kualitas tetap dilakukan oleh pihak QC sebelum gandum dikeluarkan dari kapal, hal ini untuk mencegah pengolahan gandum yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dimana
29 kadar moisture mungkin berubah akibat perjalanan yang jauh dan lama. Penyedotan gandum juga dilakukan jika cuaca cerah sehingga jika cuaca mendung maka aktivitas tersebut dihentikan guna menghindari gandum terkena air hujan yang dapat merusak kualitas gandum.
Î Wheat Silo Gandum yang berasal dari Jetty ditransfer ke wheat silo dengan berbagai fasilitas transportasi. Gandum yang dihisap sucker melalui pemampatan udara yang dilakukan oleh blower dari palka kapal kemudian masuk ke dalam filter yang memisahkan gandum dari udara hisapan. Gandum yang terpisah dari udara masuk kedalam airlock, lalu turun kebawah dengan menggunakan belt conveyor untuk mencegah terhisap kembali. Setelah itu gandum diangkat keatas dengan bucket elevator lalu melewati magnetic separator yang berguna untuk memisahkan gandum dari besi-besi (alat-alat panen, serpihan atau terkelupasnya part penyusun kapal dsb) yang mungkin terikut. Terbebas dari unsur besi, gandum dibawa oleh belt conveyor menuju hopper timbangan dengan kapasitas 4 ton. Lalu masuk kedalam rotary separator untuk memisahkan gandum dari kotoran seperti batu, kulit luar gandum, biji selain gandum dsb. Kemudian gandum ditransfer ke bagian top silo (atas silo) dengan bucket elevator, baru setelah itu gandum masuk ke dalam silo menggunakan chain conveyor sesudah slide gate dibuka dengan maksimal penyimpanan gandum ialah selama 3 bulan.
30
Gambar 1.16
Gambar 1.17
Wheat Silo A
Wheat Silo B
Bogasari memiliki dua jenis wheat silo yaitu A dan B. Meskipun memiliki perbedaan, keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu merupakan tempat penampungan gandum sementara yang berasal dari kapal sebelum mengalami proses pengolahan lebih lanjut. Berikut perbedaan antara wheat silo A dan wheat silo B:
Tabel 1.1 Tabel Perbedaan Wheat Silo A dan B
Komponen Penyusun
Wheat Silo A
Wheat Silo B
Semen / Beton
Baja
60
80
3.000 ton/unit
2.800 ton/unit
51/10
22/13,5
Manual, Semi-Automatic
Komputerisasi
Total Unit Daya Tampung Tinggi/Diameter (m) Sistem Operasi
FIFO (First In, First Out) LIFO (Last In, First Out)
Mekanisame karena ada caping (bentuk
karena tidak ada caping
Pengeluaran Gandum kerucut pintu keluar) Sumber : Operator Wheat Silo A dan B
31 Gandum yang berada dalam wheat silo juga mengalami pengujian kualitas oleh QC yaitu bilama pada sampel yang diuji terdapat kutu atau telur maka dengan segera dilakukan tindakan fumigasi. Dengan demikian berikut ialah fungsi dan tugas Wheat Silo Departement: •
Menyimpan gandum pada tempatnya
•
Mendata stok gandum (inventory) di silo, meliputi jumlah (mton), jenis gandum dan lokasi (nomor silo)
•
Up-date status inventory gandum secara berkala
•
Mentransfer gandum dari silo ke mill dengan TEPAT
•
Memastikan transfer berjalan dengan baik
•
Bertanggung jawab atas penanganan gandum di Raw Wheat Bin
•
Untuk masa depan fungsinya semakin berkembang ke arah blending/mixing gandum.
Î Mill Gandum dari wheat silo dikelurkan dengan membuka slide gate bagian bawah silo.Gandum tersebut dibawa dengan menggunakan belt conveyor, chain conveyor, bucket elevator, chain conveyor dan kembali diteruskan oleh bucket elevator untuk melewatkan gandum ke vibro separator guna pemisahan dengan offal.
32
Gambar 1.18 Gedung Mill
Sebelum mengalami pengolahan lebih lanjut, gandum yang sampai ke mill dikenai tindakan pembersihan (cleaning) yaitu: •
Precleaning Gandum yang sampai ke mill di masukkan ke RWB (Raw Wheat Bin) guna memisahkan gandum dari impurities baik berukuran besar dan kecil seperti batu berukuran besar, kayu, benda logam bahkan sandal dan sepatu boot untuk mencegah kerusakan mesin pengolahan berikutnya.
•
First Cleaning Gandum yang disimpan dalam RWB dikeluarkan melalui proses penakaran untuk memudahkan dalam melakukan pencampuran (gristing) gandum yang sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Kemudian gandum tersebut dibawa dengan menggunakan screw conveyor yang sekaligus berfungsi sebagai alat pencampur gandum sehingga campuran bersifat homogen. Lalu gandum
33 ditransfer lagi melalui bucket elevator untuk masuk kedalam magnet separator guna memisahkan gandum dengan logam yang bersifat magnetik. Kemudian masuk ke hopper lalu timbangan dan kembali dilakukan pengayakan oleh vibro separator, TRC (Tarrara Clasifier), dry stoner dst untuk menghasilkan gandum yang lebih murni dan tidak mengandung unsur-unsur lain. •
Dampening Dengan menggunakan bucket elevator, gandum dibawa menuju dampening unit. Proses yang terjadi ialah gandum mengalami proses pembasahan oleh air sesuai dengan kadar yang telah ditentukan. Lalu gandum didiamkan beberapa saat (wheat conditioning) sehingga air meresap. Hal ini bertujuan agar gandum menjadi cukup lembab sehingga memudahkan pengelupasan kulitnya guna mendapat endosperm murni.
•
Second Cleaning Gandum yang telah diconditioning diangkut dengan menggunakan bucket elevator untuk melalui proses cleaning dimana terjadi proses gesekan antara gandum dengan ayakan serta gesekan antara gandum dan pemukul (beater) yang berfungsi untuk memisahkan offal dan debu yang masih menempel pada gandum dengan menggunakan alat yang disebut tarrara.
Setelah itu gandum siap untuk digiling untuk mendapatkan tepung dengan ekstraksi tinggi dan kadar abu yang rendah sehingga menghasilkan tepung dengan kualitas tinggi. Secara umum urutan proses yang terjadi berikutnya ialah :
34
breaking process Æ memisahkan endosperm dari bran atau germ, terdiri dari 5 tingkat yaitu first, second, third, fourth dan fifth break.
pengayakan (shifting) Æ untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran. Produk yang yang telah diayak dan masih kasar akan digiling kembali sedangkan yang sudah halus akan dibawa ke purifier untuk dimurnikan.
purification Æ untuk memisahkan middling (partikel –partikel endosperm yang sudah agak halus) dan semolina (partikel – partikel endosperm yang masih besar dan kasar) dari bran supaya lebih bersih sehingga tepung dengan ekstraksi tinggi dapat lebih mudah dihasilkan.
sizing process Æ untuk memipihkan bran dan semolina agar bisa dipisahkan antara keduanya sehingga ekstraksi tepung pada tahap ini tidak terlalu banyak
reduction process Æ untuk mereduksi middling menjadi tepung yaitu terjadi proses pengecilan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung.
pemisahan tepung dari bran Æ untuk memisahkan endosperm yang masih melekat pada bran menjadi tepung dan middling.
35 Mill Departement sendiri terbagi menjadi Mill A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O. Î Pelletizing Plan
Gambar 1.19 Gedung Pelletizing Plant
Seluruh bran dan pollard sebagai sisa dari pengolahan gandum di mill ditampung untuk kemudian dijual atau diproses lebih lanjut menjadi pellet. Î Pellet Silo
Gambar 1.20 Gedung Pellet Silo
Pellet silo merupakan wadah penyimpanan pellet sebelum dikelurkan sesuai dengan pesanan pelanggan. Terdapat dua lokasi pellet silo yaitu pellet silo A yang terdiri
36 dari 45 unit dengan tinggi 42 meter dan pellet silo B yang terdiri dari 24 unit dengan tinggi 7 meter yang masing unitnya memiliki kapasitas 23 ton pellet. Î Flour Mixing Plant (Feeding After Mill)
Gambar 1.21 FAM
Merupakan tempat persinggahan sementara tepung untuk diberi perlakuan khusus yaitu berupa pencampuran tepung dengan beberapa zat tertentu untuk menghasilkan tepung khusus sesuai pesanan pelanggan. Î Consumer Packing
Gambar 1.22 Departemen Consumer Packing
Pecahan divisi FSBP yang khusus menjalankan kegiatan pengemasan tepung kemasan 0,5 kg, 1 kg, dan 2 kg. Pengemasan dilakukan menggunakan kemasan berupa
37 plastik PP yang secara garis besar kegiatannya dijalankan oleh mesin. Merupakan divisi yang memiliki lingkungan kerja yang paling tenang sehingga sering menjadi tempat persinggahan tamu atau pengunjung baik dari pelanggan lama maupun calon pelanggan.
Î FSBP (Flour Silo Bulk and Packing) Secara garis besar proses yang terjadi di FSBP digambarkan melalui diagram dibawah ini:
Gambar 1.23 Diagram Alur Proses Produksi Tepung di FSBP
38 Peralatan yang digunakan di FSBP untuk mengemas ialah : Tabel 1.2 Tabel Peralatan yang Digunakan di FSBP
No
Nama Alat
1
Flour Silo
2
Blower
Fungsi Tempat menampung tepung sebelum dikemas Alat transportasi tepung dengan tenaga angin/udara yang ditiupkan dengan tekanan tinggi
3
Silo
Tempat/ wadah yang digunakan untuk menampung tepung sebelum di packing
4
Carrousel
5
Mesin Jahit
Mesin untuk pengemasan tepung ke dalam kantong Alat untuk menjahit kantong-kantong tepung yang telah diisi
6
Cyclone
Alat pemisan udara dengan tepung
7
Airlock
Alat yang berfungsi sebagai pengunci udara dan membawa produk ke outlet
8
Screw Conveyor
Alat transportasi dengan menggunakan blade spiral yang digerakkan dengan motor
9
Bucket Elevator
Alat transportasi tepung secraa vertikal dengan menggunakan mangkok-mangkok yang dikaitkan pada belt
10
Extractor
Alat transporatsi dengan sistem conveyor spiral yang berfungsi mengeluarkan tepung dari dalam silo dengan rpm tertentu
11
Weigher
Timbangan yang digunakan untuk menimbang tepung
39 yang akan dikeluarkan dari carrousel 12
Rebolt hifter
Alat pengayak tepung yang berasal dari torn bag dan gagal jahit dengan ukuran shifter ±335 mikron
13
Chain Conveyor
Alat transportasi tepung secara horizontal dengan menggunakan dorongan rantai
Sumber : Operator FSBP
FSBP menerima produk siap kemas dari FAM yang dialirkan melalaui pipa sebanyak 4 line dengan alat berupa chain conveyor. Produk tersebut dialirkan menuju silo yaitu tempat penampungan tepung sementara yang terbagi menjadi 4 grup (A, B, C dan D) dengan masing-masing grup memiliki 14 silo dimana tiap silo-nya mempunyai kapasitas 186 ton. Dengan total volume maksimal 10416 ton dari 56 silo tersebut, produk dialirkan melalui lalu lintas 4 line chain conveyor menuju FSBP yang dijelaskan oleh tabel berikut ini: Tabel 1.3 Tabel Aliran dari FAM Menuju FSBP
No.
Jenis Line
Kapasitas Muatan
Daerah Suplai Tujuan
1
Line E
40 ton/jam
Flour Silo A1-A4 Flour Silo A&B Genap
2
Line F
90 ton/jam
Flour Silo Semua A&B
3
Line G
180 ton/jam
Flour Silo A&B Genap Flour Silo C&D Ganjil
4
Line H
Sumber : Operator FSBP
180 ton/jam
Flour Silo Semua C&D
40 Setelah tepung terigu sampai di silo maka berlanjut ke proses pengemasan. Tujuan dari proses pengemasan ini adalah untuk melindungi tepung terigu dari kerusakan, memenuhi keinginan konsumen dan untuk mempermudah pemasaran. Berdasarkan beratnya, kemasan produk tepung Bogasari yang menjadi tanggung jawab divisi FSBP dibedakan menjadi : 25 kg 50 kg 75 kg 200 kg (jumbo) 20-25 ton (bulk) Keseluruhan jenis muatan produk ini (tanpa bulk) hanya menggunakan plastik PP sebagai material kemasannya. Semula Bogasari sempat memberdayakan bahan Calico untuk produk seberat 25 kg, namun karena alasan ekonomis maka diganti menjadi bahan platik PP—biaya 50% lebih murah. Selain itu, terdapat juga kemasan khusus berupa paper bag yang digunakan untuk mengemas tepung ekspor. Tepung yang ada tersimpan di silo dikeluarkan melalui jalur extractor yang memiliki kapasitas 25 ton/jam dengan menggunakan screw conveyor dengan tujuan menjaga tepung dalam keadaan homogen yang kemudian disatukan dalam chain conveyor. Setelah itu tepung dialirkan dengan bucket elevator lalu ke rebolt shifter yang merupakan CCP (Critical Control Point)—pengayakan untuk pemisahan benda asing guna lulus packing--menuju chain conveyor kemudian ke hopper lalu ke carousel yang memiliki 2 timbangan (weigher) yang bekerja secara bergantian. Tiap grup silo dilengkapi dengan 7 buah carousel yang masing-masing terdiri dari 6 corong packer. Kantung yang akan diisi disiapkan dicorong packer lalu mengalami proses penyedotan
41 udara yang terdapat pada kantung guna memampatkan kantung sehingga pengisian tepung dapat menjangkau keseluruhan ruang kantung. Kemudian tepung dalam kantung tersebut dihentakkan sebanyak satu sampai tiga kali tergantung pada jenis tepung yang akan dikemas guna memadatkan isi kantung tepung sehingga tidak terdapat banyak udara yang menghabiskan ruang kantung. Î By Product Packing
Gambar 1.24 Area By Product Packing
Berada dibawah divisi FSBP yang mengurusi pengemasan by product berupa: •
IF ( Industrial Flour) Æ merupakan tepung industri yang memiliki kandungan serat sangat tinggi. Kandungan patinya dimanfaatkan oleh industri pembuatan lem pada kayu lapis juga sebagai bahan campuran pada pembuatan pakan ikan.
•
Bran Æ kulit gandum yang memiliki tekstur kasar dan besar. Banyak digunakan sebagai bahan penambah protein dan serat pada roti whole wheat juga sebagai bahan baku feed mill (produsen pakan ternak).
42 •
Pollard Æ kulit ari gandum yang halus, mempunyai kandungan serat dan protein yang tinggi. Digunakan untuk meningkatkan kandungan serat pada makanan (terutama pada roti whole wheat) dan juga dapat dijadikan pakan ternak.
•
Pellet Æ merupakan pakan ternak yang terbuat dari campuran bran dan pollard dicetak berbentuk silinder dengan diameter 8 mm dan panjang 3-4 cm. Pellet ini tidak dikemas kedalam suatu wadah kemasan tetapi menggunakan sistem bulk curah.
Keempat bentuk by product tersebut diperoleh dari sisa-sisa proses milling, serta tepung terigu yang sudah tidak layak konsumsi karena jatuh ke lantai atau disebabkan oleh broken bag. Î Finish Product Store
Gambar 1.25 Gudang Barang Jadi
Disebut juga Gudang Barang Jadi (GBJ). Merupakan tempat menampung hasil utama dan sampingan pengolahan yaitu tepung dan by product.
43 1.6.
Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan dibagi atas 5 (lima) bab yang akan saling mendukung dan secara singkat dijabarkan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi gambaran umum mengenai penulisan skripsi, yang menjelaskan latar belakang penulisan dan permasalahan – permasalahan yang berhubungan dengan topik dalam perusahan. Dalam bab ini juga akan dijelaskan ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi, definisi operasional perusahaan dan juga sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi dasar teori yang berkenaan dengan konsep pengendalian kualitas, diantaranya pengertian kualitas berikut aspek-aspeknya dan pemaparan metode Six Sigma.
Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi analisa dari metode yang digunakan untuk pengendalian kualitas jahitan pada kemasan karung 25 kg untuk produk tepung terhadap data
yang
terkumpul
berikut
faktor-faktor
pendukunganya
dengan
menggunakan metode Six Sigma.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang pengolahan terhadap data yang terkumpul baik yang dilakukan secara pengamatan langsung maupun sumber dari data yang
44 dimiliki perusahaan. Pada bab ini juga akan ditampilkan hasil dari perancangan sistem informasi berupa tampilan dari software program “Bogasari Performance Management System V1.00”.
Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan kesimpulan atas keseluruhan perancangan sistem dan berisi saran – saran yang dikemukakan pada perusahaan yang dapat membantu mengatasi masalah Quality Control pada FSBP departemen packing.