1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Jumlah pengguna telepon seluler (ponsel) di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan ponsel setiap tahun terus mengalami pertumbuhan sebesar 19.5% per tahun (Business Monitor International, 2006). Peningkatan ini dipicu dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dalam memperlancar komunikasi tanpa dibatasi oleh tempat sehingga masyarakat yang menggunakan ponsel dapat mudah berkomunikasi dengan seseorang dimanapun mereka berada. Perkembangan teknologi informasi yang paling pesat mungkin terjadi pada telepon seluler. Ketika ponsel baru ditemukan dan beredar di pasaran, ponsel tidak semenarik dan secanggih sekarang baik dalam model dan teknologinya. Oleh karena peluang pasar ponsel begitu besar sehingga semakin lama semakin banyak produsen yang muncul untuk bersaing dalam meraup pangsa pasar pengguna ponsel. Produsen-produsen ponsel saat sekarang ini seperti Nokia, Samsung, Sony-Ericsson, Siemens, Apple, Motorola, dan lain-lain. Mereka berupaya mengembangkan suatu ponsel yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang beraneka ragam sehingga tidaklah heran jika dalam satu bulan akan muncul lebih dari 5 jenis ponsel baru di Indonesia.
2
Awal perkembangan telepon seluler hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Namun seiring dengan kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat dan teknologi yang semakin maju maka muncullah berbagai fasilitas ponsel lainnya dimana pada saat ini fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh ponsel mencakup short message system (SMS), kamera, games, walkman, video recording, internet, dan sebagainya. Oleh karena itu, ponsel yang dikembangkan harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen, memiliki sisi ergonomik dan estetis serta harga yang ditentukan dapat bersaing dengan kompetitor ponsel lainnya. Jika hal itu dapat dilakukan, maka sangatlah besar peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis pabrikan ponsel.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Ponsel yang telah beredar di pasaran sekarang ini sudah dapat dikatakan sangat bagus dan terus mengalami pengembangan. Agar pengembangan ponsel yang dilakukan dapat berhasil dan laku di dalam pasaran maka ponsel yang dikembangkan harus memiliki diferensiasi yang tinggi sehingga dapat membedakan ponsel tersebut dengan ponsel kompetitor lainnya dan memiliki ciri khas tersendiri agar orang yang melihat ponsel tersebut pertama kali akan mengingat ponsel tersebut dan ingin memilikinya. Hal tersebut yang menjadi tantangan perancang dalam mengembangkan desain ponsel.
3
Untuk itu perlu dikembangkan ponsel yang memiliki ciri khas tersendiri dan juga menawarkan kelebihan yang tidak ditawarkan oleh produk ponsel lainnya, misalkan merancang seluruh posisi tombol yang dapat dijangkau oleh ibu jari, bentuk fisik ponsel yang unik tetapi memberikan kenyamanan dalam memegang, mengurangi gerakan atau tekanan ibu jari dalam menekan ponsel, menyediakan fungsi-fungsi tambahan untuk tombol ponsel dalam mempermudah pemakaian, dan merancang ponsel yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga dapat disimpulkan pokok permasalahan yang menjadi hasil pengembangan ponsel yang dilakukan, yaitu: •
Pengembangan ponsel disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
•
Ponsel yang dikembangkan dapat menyaingi kompetitor-kompetitor yang ada.
•
Merancang beberapa konsep ponsel dan salah satu diantaranya akan dikembangkan lebih lanjut.
•
Mengetahui apakah konsep pengembangan ponsel yang terpilih akan memberi respon yang positif kepada konsumen.
•
Menentukan apakah proyek pengembangan ponsel layak dilakukan atau tidak berdasarkan hasil analisis ekonomis.
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan skripsi ini merupakan proses pelaksanaan dari teori tahapan-tahapan pengembangan sebuah produk secara lengkap dan tuntas
4
kecuali pembuatan prototipe. Survei pengembangan produk ini hanya dilakukan pada wilayah kota Jakarta dan sekitarnya yang ditunjukkan kepada pengguna ponsel yang berumur 15 sampai 23 tahun sebagai segmen pasar primer. Karakteristik anak muda dalam menggunakan ponsel mereka cenderung menggunakan ponsel yang memiliki fitur-fitur seperti message, telepon, kamera, dan entertainment mencakup games, media player, dan sebagainya. Harapan penulis, hasil survei tersebut sudah mencerminkan keseluruhan perilaku konsumen dari para pengguna ponsel di Indonesia. Ada beberapa bagian yang tidak dibahas secara mendetil dalam tugas akhir ini, yaitu: design for manufacturing (DFM) mengenai pengurangan biaya produksi dan aspek ergonomi mengenai biomekanika ponsel.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan: -
Mengembangkan ponsel yang dapat memenuhi kualitas desain industri yang berkaitan dengan aspek ergonomik dan estetis.
-
Menawarkan hasil pengembangan ponsel ke perusahaan telepon seluler di Indonesia untuk dikembangkan hingga diproduksi untuk dijual di pasaran ponsel.
-
Menerapkan teori pengembangan produk langsung pada prakteknya.
5
Manfaat dari penulisan: -
Mahasiswa dapat lebih memantapkan ilmu yang didapat pada perkuliahan peminatan pengembangan produk dengan menerapkannya secara langsung untuk mengembangkan sebuah produk.
-
Bila respon pasar cukup baik terhadap hasil ponsel yang telah dikembangkan maka produk tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bisnis agar ponsel tersebut dapat diproduksi dan dijual kepada pengguna ponsel.
1.5 Gambaran Umum Obyek Ponsel merupakan telepon tanpa kabel sehingga dapat dibawa kemanamana selagi ponsel tersebut dapat menerima sinyal dari pemancar. Sejarah awal penemuan ponsel itu sendiri, semuanya berawal dari ditemukannya mobile rigs yang berhubungan dengan taxicab radios dan radio dua arah. Komunitas besar dari pengguna mobile radio, yang dikenal sebagai mobileers, mempopulerkan teknologi yang dapat memberikan peluang terciptanya telepon seluler. Pada awalnya telepon seluler secara permanen dipasang di kendaraan, tetapi versi selanjutnya seperti transportables atau bag phones yang diperlengkapkan dengan busi mancis sehingga mereka dapat juga membawanya dengan mudah, dan dapat digunakan sebagai telepon seluler. Pada bulan Desember 1947, D. H. Ring dan W. Rae Young, para teknisi Bell Labs, mengusulkan sel heksagonal untuk ponsel. Philip T. Porter, yang
6
berasal dari Bell Labs, mengusulkan bahwa menara sel lebih berkaitan dengan heksagon
daripada
pusat
dan
memiliki
antena
yang
terarah
untuk
mentransmisikan/menerima tiga arah ke dalam batasan sel heksagon. Akan tetapi, teknologi tersebut belum mendukung sehingga frekuensi belum dapat dialokasikan. Teknologi selular tidak dikembangkan lagi sampai tahun 1960-an, ketika Richard H. Frenkiel dan Joel S. Engel dari Bell Labs mengembangkan elektronik. Tahun 1967 setiap ponsel harus berada di dalam area servis sel dengan satu stasiun dasar terhadap seluruh panggilan telepon. Ini tidak menyediakan kontinuitas dari layanan telepon secara otomatis terhadap pergerakan ponsel melalui beberapa area sel. Tahun 1970 Amos Edward Joel, teknisi Bell Labs lainnya, menemukan sistem automatik “call handoff” yang mengijinkan ponsel untuk bergerak melalui beberapa area sel selama percakapan tunggal tanpa menganggu percakapan yang sedang dilakukan. Pada bulan Desember 1971 AT&T mengajukan proposal layanan selular ke Federal Communicatioans Commision (FCC). Setelah beberapa tahun kemudian, FCC menerima proposal di tahun 1982 untuk Advanced Mobile Phone Service (AMPS) dan mengalokasikan frekuensi antara 824-894 MHz band. Analog AMPS telah diganti menjadi Digital AMPS tahun 1990. Sistem ponsel yang pertama kali sepenuhnya automatik, yang dipanggil MTA (Mobile Telephone system A), dikembangkan oleh Ericsson dan secara
7
komersial diluncurkan di Swedia tahun 1956. Ini merupakan sistem pertama kali yang
tidak
memerlukan
pengendalian
secara
manual,
tetapi
memiliki
ketidakuntungan dari beban telepon yang mencapai 40 kg. MTB, merupakan versi terbaru dengan transistor (memiliki berat hanya 9 kg), dikenal di tahun 1965 dan menggunakan sinyal dual-tone multifrekuensi. Ia memiliki 150 konsumen pada awalnya dan 600 ketika akhir tahun 1983. Jaringan ponsel komersial pubrik yang sukses adalah jaringan ARP di Finlandia, diluncurkan tahun 1971. ARP terkadang dipandang sebagai jaringan selular zeroth generation (0G), secara perlahan melampaui jaringan yang sudah ada dan keterbatasan liputannya. Tanggal 3 April 1973, karyawan Motorola Dr. Martin Cooper menempatkan panggilan ke pesaingnya Joel Engel, kepala riset pada AT&T’s Bell Labs, ketika berjalan di jalanan kota New York membicarakan prototipe pertama Motorola DynaTAC. Motorola memiliki sejarah yang panjang dalam membuat radio otomotif, khususnya radio dua arah untuk taxicabs dan kapal polisi. Tahun 1978 Bell Labs meluncurkan percobaan jaringan seluler komersial pertama di Chicago dengan menggunakan AMPS. Ponsel mulai berkembang tahun 1980-an dengan pengenalan ponsel yang berbasis jaringan selular dengan stasiun basis berganda yang bertempatan relatif dekat satu sama lainnya, dan protokol untuk otomasi “handover” diantara dua selular ketika telepon berpindah dari satu sel ke sel yang lain. Pada waktu itu
8
transmisi analog digunakan dalam seluruh sistem. Motorola memperkenalkan portable ponsel pertama. Sistem ini (NMT, AMPS, TACS, RTMI, C-Netz, dan Radiocom 2000) yang kemudian dikenal saat ini sebagai ponsel generasi pertama (1G). Tahun 1990-an, ponsel generasi kedua (2G) seperti GSM, IS-136 (“TDMA”), iDEN dan IS-95 (“CDMA”) mulai diperkenalkan. Ponsel yang diperkenalkan dengan sistem 2G lebih ringan beratnya hanya sekitar 100-200 gram. Perubahan ini juga memungkinkan peningkatan teknologi seperti baterai yang lebih baik dan efisiensi energi elektronik yang lebih baik, tetapi hal ini akan secara luas menaikkan dalamnya situs selular yang menyebabkan tingkat penggunaan yang semakin meningkat. Tak lama kemudian setelah perkenalan jaringan 2G, proyek berikutnya adalah mengembangkan sistem generasi ketiga (3G). Pada awal abad ke-21, ponsel
sistem
3G
seperti
UMTS
dan
CDMA2000
1xEV-DO
mulai
dipublikasikan. 3G mampu menangkap sinyal radio dan televisi serta juga memiliki kecepatan yang tinggi dalam menerima atau mentransmisikan data yaitu diatas 307 kbit/detik. Tahun 1997, ponsel yang ditambah fungsi kamera ditemukan dan pada saat ini ponsel yang memiliki fungsi kamera telah mencapai 85% di pasar. Ponsel juga sering memiliki fitur dalam mengirim pesan singkat dan membuat voice calls– termasuk menjelajah Internet, memutar musik (MP3), rekaman memo,
9
pengaturan jadwal pribadi, e-mail, kamera dan video kamera, ringtones, permainan, radio, Push-to-talk (PTT), infrared dan konektivitas Bluetooth, call registers, dapat menonton video atau men-download video, video call dan melayani modem tanpa kabel untuk PC. Dengan demikian, teknologi ponsel semakin berkembang hingga saat ini dan juga fitur-fitur yang disediakan juga semakin bertambah. Hal ini mencerminkan
perkembangan
ponsel
memberikan
peluang
bisnis
menguntungkan karena semakin meningkatnya kebutuhan konsumen.
yang