BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan, yaitu flu burung. Flu burung atau yang dikenal dengan Avian Influenza atau virus H5N1 dengan cepat membuat seluruh dunia ketakutan. Celakanya, Indonesia adalah salah satu negara dengan korban meninggal terinfeksi flu burung paling banyak. Ketidaktahuan dan kurangnya informasi akan flu burung membuat masyarakat semakin ketakutan. Flu burung telah memicu kepanikan masyarakat.
Influenza merupakan penyakit pernapasan yang penting yang masih kurang mendapat perhatian. Padahal diperkirakan setiap tahun 0.5 hingga 1 juta orang di dunia meninggal karena influenza dan komplikasinya. Epidemi tahunan masih selalu terjadi dan bahkan saat ini para ahli berpendapat bahwa akan terjadi pandemi dengan korban dan kerugian yang besar. Sejak sekitar satu dasawarsa terakhir, WHO telah memperingatkan semua negara di dunia untuk mewaspadai kemungkinan merebaknya kembali pandemi influenza. Untuk itu telah ditetapkan Global Influenza Surveillance Network di berbagai negara untuk memantau perkembangan penyakit ini. Pandemi dengan jumlah kematian yang tinggi akan terjadi apabila muncul virus baru yang
1
2
mematikan dan mudah menular dari manusia ke manusia. Virus baru ini bisa berasal dari H5N1 ataupun subtipe lain yang mengalami perubahan genetik.
Sejak 1997, virus influenza A H5N1 yang merupakan penyakit pada unggas mulai menyerang manusia. Hingga November 2006 penyakit ini telah menyerang 256 manusia di 10 negara dengan kematian 152 orang (Case Fatality Rate 59 %). Indonesia merupakan negara yang hingga kini masih mendapati kasus AI pada manusia. Hingga akhir November 2006 berdasarkan laporan DepKes RI tercatat 74 kasus konfirm AI dengan 56 kasus diantaranya meninggal (CFR 73.6%).
Flu burung (Avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa yang ditularkan oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe C. Influensa tipe A terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain. Influensa A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung di Hongkong, Vietnam, Thailand, dan Jepang. Di Vietnam dan Thailand juga menyerang pada manusia dengan delapan kasus diantaranya meninggal.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan. Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa, antara lain demam, sakit tenggorokan dan batuk, tapi kondisinya sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal. Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah bermutasi.
3 Flu burung (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan kematian yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, lewat udara yang tercemar virus itu. Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Dan juga belum terbukti adanya penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap kasus flu yang menderita pneumonia dengan faktor risiko kontak dengan burung pada daerah yang sedang terjadi kasus unggas “flu burung” (kasus probable) perlu diambil spesimennya untuk pembuktian laboratorium.
Dengan keadaan negara kita yang masih belum stabil ditambah lagi dengan ancaman flu burung, sangat sulit bagi negara kita untuk dapat lepas dari krisis. Flu burung bukan hanya telah menelan korban jiwa, namun telah berdampak negatif terhadap perekonomian negara kita. Ratusan bahkan ribuan unggas telah dimusnahkan. Hal ini menyebabkan ratusan peternak yang sebagian besar pengusaha kecil dan menengah mengalami kerugian yang tidak sedikit. Kalangan peternak dan pengusaha sangat dirugikan oleh berita isolasi unggas.
4 Sampai dengan 7 Februari 2007, berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan NAMRU-2, jumlah kasus flu burung positif bertambah 2 kasus yakni dari Jakarta Pusat dan Bantargebang Kab. Bandung, Jabar. Dengan demikian sampai 7 Februari 2007, total jumlah kasus positif Flu Burung di Indonesia mencapai 83 kasus, 63 diantaranya meninggal dunia. Total penyebaran kasus positif terjangkit H5N1 pada manusia adalah : DKI Jakarta dengan 21 kasus, 18 meninggal, Banten dengan 12 kasus, 10 meninggal, Jawa Barat dengan 27 kasus, 21 meninggal, Jawa Tengah dengan 5 kasus, 4 meninggal, Jawa Timur dengan 5 kasus, 3 meninggal, Sumatera Utara dengan 7 kasus, 6 meninggal, Sumatera Barat dengan 2 kasus (hidup), Lampung dengan 3 kasus (hidup), Sulawesi Selatan dengan 1 kasus meninggal.
Departemen Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah di bidang kesehatan, dipimpin oleh Menteri Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Departemen Kesehatan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang kesehatan. Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, Menkes menyampaikan bahwa Depkes dan seluruh pihak harus serius menangani Flu Burung. Langkah utama pencegahan adalah menghindari kontak dengan sumber penyebaran virus, yaitu unggas. Tanpa penghentian penyebaran dari sumbernya, upaya pencegahan lain tentu menjadi kurang efektif.
5 1.2 Lingkup Proyek TA
Dengan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang Desain Komunikasi Visual, maka lingkup proyek TA dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau diselesaikan melalui pendekatan Desain Komunikasi Visual, yaitu pada masalah perancangan komunikasi visual untuk menunjang kampanye sosial Waspada Flu Burung di Jakarta. Dimana kampanye sosial tersebut bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai bahaya virus flu burung dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari virus tersebut.