BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, media massa pun berkembang dengan pesat. Begitu pula dengan film. Di Indonesia, film tidak hanya merupakan sebuah karya yang dapat dinikmati masyarakat umum, tetapi juga merupakan sesuatu yang dapat dihargai lebih lagi. Untuk memicu perkembangan film di Indonesia dan juga para sineas (sebutan bagi setiap orang yang bergelut di bidang perfilman) untuk menghasilkan karya yang maksimal, diadakan Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang penghargaan tertinggi di Indonesia. Saat ini, FFI didukung oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam pendanaan maupun aspek kelembagaan. (Burhani) Selain sebagai alat komunikasi yang berperan kuat sebagai salah satu media massa, film juga dapat menghibur sehingga menarik minat masyarakat dalam menonton. Setiap film yang dibuat dan disampaikan kepada khalayak, pasti memiliki tujuan dan motivasi tertentu. Pembuatan sebuah film dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Diperlukan sebuah tim yang solid dan saling mendukung untuk menghasilkan film yang luar biasa. Biasanya tim tersebut terdiri dari produser, sutradara, penulis skenario, penata artistik, penata cahaya, penata suara, dan penyunting. 1
2
Dalam tahap pra-produksi sebuah film, diskusi segitiga antara produser, sutradara dengan peneliti skenario wajib dilakukan. Karena dari situlah akan muncul sebuah sinergi antara naskah, budget, dan juga dalam aktivitas produksi. Skenario yang dihasilkan melalui sinergi tersebut merupakan bahan pokok yang nantinya akan di break down untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam proses produksi. Skenario atau yang biasa disebut sebagai script dapat digambarkan sebagai sebuah blue print bagi insinyur dalam merencanakan pembangunan sebuah gedung. Karena itu, dalam membuat film yang bagus diperlukan juga skenario yang bagus. Skenario menggambarkan secara detail baik dari aspek percakapan para pemain, juga dalam visualisasinya. Sehingga dari skenario dapat diterjemahkan ke dalam halhal teknis, seperti bagaimana cahayanya, dimana lokasinya, kejadiannya seperti apa, dan sebagainya. (Biran, 2007: 11) Walaupun ditunjang oleh aspek lain seperti musik, cahaya, dan hal teknis lainnya, namun apabila sebuah film tidak memiliki aspek cerita yang inovatif, tentunya tidak akan menarik minat masyarakat untuk menontonnya. Bahkan dalam ajang penghargaan tertinggi film di Indonesia seperti FFI, salah satu kategori penghargaannya ialah peneliti skenario terbaik. Di Indonesia, sedikit sekali penulis skenario yang dapat dengan baik menghasilkan film-film yang berkualitas untuk anak bangsa. Maka itu, tidak heran bila industri perfilman di Indonesia beberapa kali pasang surut. Dan saat ini, beberapa film yang sempat naik daun bahkan disadur dari novel yang sudah terbukti peminatnya, seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.
3
Benny Setiawan merupakan salah satu dari penulis skenario film yang berprestasi di Indonesia. Beliau memulai karirnya dalam industri perfilman pada tahun 2009. Film pertamanya ialah Bukan Cinta Biasa, dimana beliau menjadi menulis skenario sekaligus sutradara dalam film tersebut. Film yang dihasilkan Benny Setiawan sebagai penulis skenario ialah Selendang Rocker dan Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap. Sedangkan film yang ia tulis dan sutradarai sendiri ialah Bukan Cinta Biasa; Cinta 2 Hati; 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta; dan Masih Bukan Cinta Biasa. Film “Masih Bukan Cinta Biasa”, merupakan film lanjutan dari Bukan Cinta Biasa yang bercerita tentang seorang mantan rocker yang sudah insaf dan hidup bersama istri (Lintang) dan anaknya (Nikita). Tiba-tiba datang Vino yang juga seorang rocker dan mengaku sebagai anak dari hubungan Tommy dan Vonny (mama Vino). Demi mencari kebenaran, Tommy pergi mencari Vonny. Sementara Lintang dan Nikita tidak terima dengan kehadiran Vino yang urakan dan semaunya sendiri. Setelah menemui Vonny, Tommy masih belum tahu pasti apakah Vino adalah anaknya, namun, ia juga tidak bisa melepaskan Vino begitu saja, sehingga ia memutuskan untuk menerima Vino untuk berada di rumahnya. Vino sudah mulai berubah d an merasa telah memiliki keluarga yang utuh bersama dengan Tommy, Lintang, dan Nikita, Vonny tiba-tiba datang untuk menjemputnya. Pada saat itu, Vonny mengatakan bahwa Vino bukan anak dari Tommy, dan karena Vonny menyukai Tommy, makanya ia mengaku bahwa Vino adalah anak Tommy. Dalam keadaan haru, Vino pergi dengan Vonny. Saat band Tommy, The Bokis manggung dan membawakan lagu yang Tommy ciptakan untuk
4
Vino, tiba-tiba Vino datang dari belakang panggung sambil bermain gitar. Saat itu, Vonny menghampiri Lintang yang juga sedang menjadi penonton, dan Vonny berkata kepada LIntang bahwa Vino ingin tinggal bersama dengan Tommy, dan Vonny sudah merelakannya. Pernyataan Vonny diterima dengan baik oleh Lintang. Film tersebut diproduksi oleh Wanna-B Production, yang didirikan pada tahun 2007 sebagai Wanna-B Music Production, perusahaan rekaman Indonesia. Berawal dari bisnis cafe dan rekaman instan, Wanna-B kemudian mengembangkan bisnisnya dalam bidang perfilman, dan telah menghasilkan beberapa film layar lebar yang salah satunya merupakan film Masih Bukan Cinta Biasa. Film tersebut meraih prestasi dalam kategori penelitian skenario terbaik, yang ditulis oleh Benny Setiawan. Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kriteria sebuah skenario sehingga dapat dikatakan sangat baik dan memperoleh penghargaan dalam FFI. Dengan judul skripsi, Proses Kelolosan Skenario Film “Masih Bukan Cinta Biasa” Pada Seleksi Kategori Skenario Terbaik FFI 2011.
1.2 Ruang Lingkup Dalam skripsi ini, peneliti memilih judul Proses Kelolosan Skenario Film “Masih Bukan Cinta Biasa” Pada Seleksi Kategori Skenario Terbaik FFI 2011, dengan rumusan masalah: 1. Bagaimana menentukan skenario film yang baik? 2. Bagaimana proses pembuatan skenario film? 3. Mengapa film “Masih Bukan Cinta Biasa” dapat lolos dalam seleksi kategori skenario terbaik FFI tahun 2011?
5
Batasan Masalah • Skenario film “Masih Bukan Cinta Biasa” • Proses film “Masih Bukan Cinta Biasa” lolos dalam seleksi kategori skenario terbaik FFI 2011.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk: 1. Mengetahui cara menentukan skenario yang baik, 2. Mengetahui proses pembuatan skenario, 4. Mengetahui proses film “Masih Bukan Cinta Biasa” dapat lolos dalam seleksi kategori skenario terbaik FFI tahun 2011?
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai berikut: •
Manfaat Akademis Penelitian ini berguna sebagai masukan dan menambah referensi perpustakaan fakultas, juga dapat dijadikan sumbangan bagi kemajuan ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang penelitian skenario film.
•
Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan peneliti dalam bidang penelitian skenario serta menambah wawasan para peneliti skenario film dalam menghasilkan film-film Indonesia yang berkualitas dan bermutu tinggi.
6
•
Manfaat Sosial Secara sosial, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan ilmiah yang dapat menjadi bahan kajian atau informasi bagi pihak yang membutuhkan.
1.4 Metodologi Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah kualitatif dengan jenis studi kasus. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap naskah yang terdapat dalam film “Masih Bukan Cinta Biasa”. Dengan cara studi kasus, peneliti bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail mengenai latar belakang dari penulisan sebuah skenario, sifat-sifat serta karakter yang khas dari skenario film “Masih Bukan Cinta Biasa”. Format studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena. Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat mendalam dan demikian bahwa kedalaman data yang menjadi pertimbangan dalam penelitian model ini. Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam dan “menusuk” sasaran penelitian. Penelitian kualitatif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi yang tidak bertujuan menguji hipotesis, atau membuat suatu generalisasi. (Bungin, 2008: 68-69) Cara yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ialah sebagai berikut:
7
1. Pengumpulan data a. Data primer: dokumentasi berupa copy film “Masih Bukan Cinta Biasa”, wawancara, observasi peneliti, dan rekaman arsip berupa skenario film “Masih Bukan Cinta Biasa” oleh Benni Setiawan, dan observasi peneliti. b. Data sekunder: buku-buku perpustakaan dan penelusuran data online, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan skenario film. 2. Menguji keabsahan data dengan triangulasi terhadap sumber data, metode, dan teori.
1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi, dan sistematika penelitian. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisikan mengenai landasan-landasan teori yang menjadi acuan dasar dan kerangka berpikir yang menyokong peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dalam bab ini terdapat teori umum dan teori khusus mengenai tipok yang dibahas, yaitu mengenai skenario film. BAB 3 OBYEK PENELITIAN Berisi tentang profil perusahaan, prosedur yang berlaku, metode pengumpulan data, permasalahan yang ada, dan alternatif pemecahan masalahnya.
8
BAB 4 HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang terdiri dari penyajian data penelitian, pengolahan terhadap data yang terkumpul, dan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian ini berdasarkan dengan judul penelitian yang telah dutentukan oleh peneliti. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Penjelasan apakah hasil penelitian seperti yang diharapkan, serta manfaat dan kegunaannya. Dilengkapi dengan saran-saran yang dianjurkan oleh peneliti sebagai penutup.