BAB 1 PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003). Belajar merupakan suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input sebagai masukan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, kurikulum, dan manajemen yang berlaku di Perguruan Tinggi tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen, dan cara belajar mahasiswa. Output merupakan hasil dari proses belajar yaitu prestasi (Nurhidayah, 2009). Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu, Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005). Dalam hal ini prestasi belajar mahasiswa dalam jangka waktu tertentu dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Untuk mencapai prestasi belajar mahasiswa sebagaimana yang diharapkan maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor internal dan faktor eksternal. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi dan gaya belajar dari individu. Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk melakukan tugas dengan
Universitas Sumatera Utara
berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses menurut Mc Clelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008). Motivasi berprestasi adalah motif yang dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka, menyukai tantangan, dimana hasil kerja mereka akan dibandingkan dengan prestasi orang lain (Nursalam & Efendi, 2008). Penyelesaian tugas semacam itu bukanlah karena dorongan dari luar, melainkan upaya pribadi (Uno, 2007). Motivasi berprestasi menempati kedudukan yang sangat penting, karena motivasi akan mampu mendorong perilaku mahasiswa (students behaviour) untuk bergairah, bersemangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini dinyatakan oleh beberapa hasil penelitian psikolog pendidikan dalam Wayan (2008) seperti Wolberg et.al. (1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20% terhadap prestasi belajar. Kemudian Mc Clelland (1985) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap prestasi belajar. Sedangkan studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987) bahwa diantara tiga faktor yaitu motivasi, latar belakang keluarga dan kondisi sekolah, maka faktor motivasi lebih dominan mempengaruhi prestasi belajar. Wayan (2008) mengatakan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nadziruddin (2007) terhadap 182 mahasiswa Program A FIK Unpad
yang menunjukkan bahwa
prestasi belajar
berdasarkan motivasi berprestasi mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar memuaskan memiliki kecenderungan pada motivasi berprestasi tinggi. Hal ini dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh yang menunjukkan bahwa mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi memuaskan (60,8%). Mahasiswa dengan motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi memuaskan (39,2%). Penulis lain menginformasikan bahwa prestasi belajar yang baik belum tentu memiliki kecenderungan locus of control internal akan tetapi locus of control internal (termasuk motivasi) cenderung memiliki prestasi belajar yang baik (Lubis, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan peneliti terhadap mahasiswa Program A FKEP USU menunjukkan bahwa mahasiswa stambuk 2009 sebesar 60,8% memiliki motivasi instrinsik yaitu masuk keperawatan karena kemauan sendiri dan merupakan cita-cita, begitu juga dengan mahasiswa stambuk 2007 yaitu 66,7% dan mahasiswa stambuk 2006 sebesar 52,8% masuk keperawatan karena motivasi instrinsik (kemauan sendiri dan cita-cita) sedangkan mahasiswa stambuk 2008 sebesar 50,2% memiliki motivasi ekstrinsik yaitu masuk keperawatan karena keinginan orang tua. Faktor lainnya yang juga menentukan dalam prestasi belajar adalah gaya belajar. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarcki, 2003). Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar serta kualitas pendidikan. Apabila gaya belajar siswa diketahui maka guru bisa menentukan strategi mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya. Menurut DePorter & Henarcki (2003) gaya belajar terbagi tiga yaitu gaya belajar visual melalui apa yang mereka lihat, gaya belajar auditorial melalui apa yang mereka dengar, gaya belajar kinestetik melalui gerak dan sentuhan. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun kebanyakan orang memiliki satu gaya yang lebih mendominasi. Maka dari itu, individu harus menyadari salah satu gaya belajar yang
Universitas Sumatera Utara
mendominasi dirinya sehingga bisa dijadikan suatu kelebihan untuk dikembangkan dalam meraih prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap prestasi belajar berdasarkan tipe belajar mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual (72,5%), auditori (65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dari buku sidang wisuda 2002 sampai tahun 2009, hanya ada 11 orang mahasiswa yang lulus dengan predikat cum laude yaitu lima orang dari dari jalur A dan enam orang dari jalur B. Adapun rata-rata studi mahasiswa FIK jalur A adalah 4,4 tahun dan jalur B 1,9 tahun. Berdasarkan studi literatur dan hasil penelitian di atas, peneliti melihat bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung memperoleh prestasi yang lebih tinggi dan mahasiswa yang mengenali gaya belajar cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih optimal. Tetapi ada juga mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tetapi tidak mengenali gaya belajarnya sehingga hasil prestasinya kurang memuaskan. Begitu juga sebaliknya ada juga mahasiswa yang mengenali gaya belajarnya tetapi tidak memiliki motivasi berprestasi maka hasilnya juga kurang optimal. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Penelitian 2.1
Mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.2
Mengetahui gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.3
Mengetahui prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.4
Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.5
Mengetahui hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2.6
Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Pertanyaan Penelitian 3.1 Bagaimana motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara? 3.2 Bagaimana gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara? 3.3 Bagaimana prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3.5
Bagaimana hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3.6
Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Manfaat Penelitian 4.1
Mahasiswa Keperawatan Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa tentang hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi, mengenal dan memahami gaya belajar yang dominan pada dirinya sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.
4.2
Pendidikan Keperawatan Untuk memberikan informasi mengenai motivasi berprestasi dan gaya belajar kepada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan memilih gaya belajar yang lebih baik dan sebagai masukan bagi institusi Pendidikan Keperawatan bahwa motivasi berprestasi dan gaya belajar penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
4.3
Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi khususnya Ilmu Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara