BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai kegiatan ekspor impor di Indonesia, banyak hal yang dapat kita bahas melalui topik tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin membahas secara lengkap dan jelas mengenai pemungutan bea masuk dan cukai yang direalisasikan di Indonesia, baik itu berdasarkan sistem pemungutan, waktu pemungutan, kendala yang dihadapi, maupun contoh penghitungannya. Impor merupakan salah satu cara negara agar masyarakat di dalamnya dapat mengikuti perkembangan zaman, atau yang biasa disebut dengan globalisasi. Namun perkembangan zaman tersebut mungkin tidak semudah yang banyak orang pikirkan, dalam artian tidak semua barang yang diproduksi di luar negeri dapat masuk ke dalam negara Indonesia dengan bebas. Maka dari itu ditetapkanlah undang-undang perpajakan impor dan undang-undang kepabeanan yang didalamnya mengatur sistem pemungutan, besarnya tarif, sanksi, denda, dan sebagainya. Kegiatan impor di Indonesia ditangani oleh badan/ lembaga yang secara khusus mengatur tentang kepabeanan, dalam hal ini adalah Bea cukai. Bea cukai berfungsi sebagai badan/ lembaga instansi pemerintahan yang akan membantu negara dalam mengelola bea masuk dan cukai atas barang-barang impor, yang kemudian dari masing-masing barang tersebut akan dikenakan tarif sesuai dengan peraturan/ undang-undang yang berlaku, serta membantu Direktorat Jenderal Pajak dalam menghitung pemungutan pajak dalam rangka impor (PPh 22, PPN & PPNBm impor). Setiap barang impor yang masuk ke negara Indonesia harus
1
diseleksi oleh bea cukai perihal kelengkapan surat-surat, maupun penghitungan tarif yang dikenakan atas barang impor tersebut, atau lainnya yang berhubungan dengan mekanisme impor di Indonesia. Barang yang tidak memenuhi persyaratan, tidak dapat masuk atau lolos seleksi oleh bea cukai itu sendiri. Secara tidak langsung, bea cukai bertugas membatasi produk-produk impor yang masuk ke negara Indonesia. Maksud dan tujuan pembatasan barang impor tersebut adalah, agar produk lokal tidak kalah saing dengan produk luar. Pentingnya pembatasan serta pengenaan tarif atas pajak impor tersebut akan menjadikan barang impor yang dijual/ diperdagangkan di negara ini terlihat lebih mahal dari segi harga, sehingga memungkinkan produk lokal dapat bersaing dengan produk luar tersebut. Pengaruh globalisasi di Indonesia bisa dikatakan sudah cukup melebihi batas yang seharusnya, yang menjadikan produk-produk lokal mengalami penurunan penjualan akibat kalah bersaing dengan produk impor tersebut. Indonesia adalah negara berkembang yang memang membutuhkan pengaruh globalisasi dari berbagai sudut pandang, sehingga memungkinkan Indonesia menjadi negara maju nantinya. Namun, globalisasi tersebut harus dibatasi agar masyarakat Indonesia bisa sedikit demi sedikit menghargai produk dalam negeri dibandingkan dengan produk negara tetangga. Penetapan tarif terhadap produk impor yang masuk ke negara Indonesia ini bisa menjadi salah satu wadah atau jalan untuk membenahi masalah yang sudah ada sejak lama ini. Pembaharuan tarif bea masuk dan cukai untuk setiap produk, golongan, jenis, dan kriteria harus dilakukan secara bijaksana dengan
2
tetap mengedepankan profesionalitas, dan mementingkan tujuan negara terhadap memajukan produk-produk dalam negeri. Sebagai instansi pemerintah yang berwenang secara khusus mengatur kegiatan impor di Indonesia, bea cukai harus bekerja secara maksimal dalam menjalankan tugasnya. Banyak kejadian atau berita yang sering terjadi dan kita ketahui dalam kegiatan impor, seperti penyelundupan barang, atau kurangnya efektifitas dan efisiensi pemungutan bea masuk, cukai, serta PDRI terhadap importir. Pada kesempatan ini, penulis ingin meneliti secara keseluruhan bagaimana proses bea cukai dalam menyeleksi produk-produk impor yang akan masuk ke Indonesia, dalam hal ini termasuk kriteria, jenis, serta kelengkapan surat-surat impor yang akan ditangani. Selain itu penulis juga akan meneliti bagaimana cara bea cukai dalam memaksimalisasikan keefektifitasan dan keefisiensian dalam melakukan pemungutan serta penagihan bea masuk dan cukai di Indonesia agar mendapatkan hasil penerimaan pabean yang optimal. Penulis
akan
melakukan
perbandingan
antara
KPPBC
(Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai) TMP A Bekasi dengan KPPBC TMP Soekarno-Hatta. Jika dilihat secara omset atau data penerimaan pabean per tahun, kedua KPPBC tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan, maka dari itu penulis akan melakukan penelitian terhadap mekanisme/ proses, serta cara yang dilakukan masing-masing KPPBC dalam mengoptimalisasikan penerimaan pabean. Secara umum, kinerja dan upaya KPPBC dalam mengatasi kendala serta mengoptimalkan penerimaan pabean hampir sama, namun tetap terdapat beberapa perbedaan yang terjadi sesuai dengan lingkungan kerja dan keputusan pimpinan.
3
Banyak hal yang akan penulis bahas di dalam penelitian ini, terkait dengan banyaknya kasus-kasus yang melibatkan kecurangan atas proses kegiatan impor di Indonesia, serta keuntungan yang didapat negara dengan adanya pengenaan bea masuk dan cukai, maupun PDRI. Dengan begitu, para pembaca juga akan mengerti sebagian besar masalah, tujuan, dan manfaat dari pungutan negara ini. Terkait dengan penelitian yang dilakukan, maka dari itu penulis menetapkan judul “UPAYA EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SISTEM PEMUNGUTAN BEA MASUK DAN CUKAI TERKAIT PENERIMAAN NEGARA DI KPPBC TMP A BEKASI & KPPBC TMP SOEKARNO-HATTA” 1.2 Ruang Lingkup penelitian Dikarenakan luasnya pembahasan terhadap penelitian kegiatan impor di Indonesia, maka penulis melakukan pembatasan atas ruang lingkup penelitian. Batasan ruang lingkup yang penulis tetapkan, tidak hanya terbatas oleh masalah apa saja yang dihadapi bea cukai dalam melakukan tugasnya, namun juga terbatas pada sistem penagihan serta pemungutan bea masuk dan cukai, contoh penghitungan, serta upaya KPPBC dalam mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut. Pembatasan ruang lingkup penelitian ini dilakukan dengan maksud agar penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih terfokus dan mendalam. Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dibatasi pada : 1. Efektifitas dan efisiensi pemungutan bea masuk dan cukai terhadap importir atas barang yang diimpor pada tahun 2011 & 2012.
4
2. Realisasi waktu dan proses pemungutan bea masuk dan cukai tahun 2011 & 2012 yang sesuai dengan undang-undang kepabeanan. 3. Target dan realisasi penerimaan pabean tahun 2011 & 2012 (bea masuk dan cukai) 4. Cara yang dilakukan bea cukai dalam memaksimalisasikan penagihan
&
pemungutan
bea
masuk
dan
cukai
untuk
mendapatkan hasil yang optimal terhadap penerimaan negara. 5. Melakukan perbandingan antara KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi dengan KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta dari segi sistem pemungutan dan upaya maksimal untuk mengurangi kendala kepabeanan. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pemungutan bea masuk dan cukai pada KPPBC TMP A Bekasi dan KPPBC TMP Soekarno-Hatta 2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan penghitungan bea masuk dan cukai yang masih terasa kurang efektif dan efisien 3. Untuk mengetahui upaya optimalisasi pelaksanaan pemungutan bea masuk, cukai, dan perannya dalam meningkatkan PDRI terkait penerimaan Negara 4. Untuk mengetahui pengaruh upaya optimalisasi pelaksanaan pemungutan bea masuk dan cukai terhadap penerimaan pabean
5
5. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi bea cukai dalam melakukan pemungutan dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut 6. Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara KPPBC TMP A Bekasi dan KPPBC TMP Soekarno-Hatta terkait perbedaan kawasan/ wilayah kerja 1.3.2 Manfaat 1. Bagi perusahaan (Bea Cukai) Membantu pihak bea cukai dalam mengevaluasi kinerja dalam proses mekanisme pemungutan, penagihan bea masuk dan cukai, serta PDRI atas barang-barang impor yang masuk ke Indonesia yang masih terasa kurang efektif dan efisien secara bersama-sama, selain itu dapat membantu pihak bea cukai dalam memberikan masukan-masukan positif yang mungkin dapat membantu mengurangi kendala yang masih sering terjadi, baik kendala eksternal maupun kendala internal berdasarkan proses & hasil penelitian. 2. Bagi pembaca Meningkatkan kemampuan edukasi para pembaca terhadap peraturan perundang-undangan atas pajak impor yang benar, selain itu dapat membantu para pembaca untuk mengetahui secara nyata bagaimana proses penagihan, pemungutan, realisasi waktu pemungutan & penagihan pajak impor yang benar dan perbedaan apa yang terjadi pada KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi (kawasan berikat) dengan KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta.
6
3. Bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan Memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan di bidang akuntansi perpajakan, khususnya mengenai perpajakan atas kegiatan impor (bea masuk, cukai, PPh impor, PPN impor, PPNBm impor), mekanisme penagihan dan pemungutan bea masuk dan cukai, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada di bea cukai itu sendiri (KPPBC Bekasi & KPPBC Soekarno-Hatta) 4.
Bagi peneliti selanjutnya Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan terhadap peneliti lain yang tertarik dalam meneliti perpajakan impor mengenai mekanisme penagihan serta pemungutan yang ditinjau dari sisi bea masuk dan cukai.
1.4 Metodologi Penelitian Pada kesempatan ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif, yang menggunakan data primer dan data sekunder dimana data yang dihasilkan adalah data deskriptif yang merupakan tulisan atau paparan mengenai hasil dari analisis dan evaluasi atas mekanisme pemungutan serta penagihan bea masuk dan cukai yang diterapkan kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai dengan menggunakan berbagai sumber informasi berupa buku, maupun sampel. Adapun data primer yang digunakan penulis meliputi wawancara terhadap prosedur bea cukai dalam melakukan pemungutan dan penagihan, upaya optimalisasi dalam mencapai efektifitas dan efisiensi pemungutan & penagihan, serta realisasi waktu pemungutan bea masuk dan cukai termasuk denda, bunga, dsb. Kemudian, data sekunder yang penulis gunakan berupa laporan data
7
penerimaan pabean per tahun periode 2011 & 2012, serta catatan-catatan atau keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan judul penelitian. Data yang diperoleh, merupakan data yang diberikan secara langsung dari bea cukai, yaitu tahun 2011 & 2012. Adapaun waktu yang dibutuhkan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sekitar 5 (lima) bulan, terhitung sejak bulan februari 2013 sampai bulan juni 2013. Penelitian ini dilakukan terhadap dua objek, yaitu KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi dan KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta, dengan memfokuskan pengkajian atas proses mekanisme pemungutan serta penagihan bea cukai terhadap importir, kendala dan upaya yang dihadapi dalam kegiatan impor, beserta dengan penghitungan, realisasi waktu pemungutan, penagihan, denda, dsb. Dengan penelitian ini, penulis berharap agar penulis dapat melakukan evaluasi atas mekanisme pemungutan, serta penagihan bea masuk dan cukai yang sesuai dengan undang-undang perpajakan impor dan undang-undang kepabeanan agar dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, serta maksimal. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk menyusun dan melengkapi penelitian, antara lain: 1. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapanngan biasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks, selain itu penelitian lapangan biasa diadakan di luar ruangan. 8
2. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data dan segala informasi dengan bantuan dari macam-macam materi yang terdapat di dalam ruang kepustakaan, misalkan berupa literatur, buku-buku, artikel, catatan, dokumen-dokumen, dan sebagainya. 1.5 Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pembaca dalam membaca dan memahami sistematika pembahasan, maka dari itu Penulis membaginya menjadi 5 bab. Secara garis besar, kelima bab tersebut berisi: BAB I - PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika pembahasan BAB II – LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan memaparkan secara jelas beberapa teori dan referensi yang diperoleh dalam studi kepustakaan. Teori yang penulis paparkan adalah teori yang mendukung pembahasan
penelitian
dengan
mencakup
pengertian,
ketentuan umum, ringkasan peraturan perundang-undangan, langkah-langkah, dan tujuan.
9
BAB III – OBJEK PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan memaparkan dengan jelas tentang objek penelitian yang diambil, yaitu KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi dan KPPBC Tipe Madya Pabean SoekarnoHatta. Pembahasan di dalam bab ini meliputi sejarah, bidang usaha, serta struktur organisasi perusahaan/ Instansi. BAB IV – PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan memaparkan secara jelas dan detail tentang hasil dari penelitian yang dilakukan, yaitu pembahasan mengenai mekanisme pemungutan, penagihan bea masuk dan cukai, upaya mengatasi kendala yang ada agar dapat memaksimalkan penerimaan pabean per tahun secara efektif dan efisien, serta memaparkan contoh penghitungan bea masuk, cukai, sampai dengan PDRI dengan jelas dan benar. BAB V – SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab yang berisikan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan penulis berupa kesimpulan yang diperoleh, dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan.
10