BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang diukur dalam satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (centimeter, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh) (Perry & Potter, 2005; Supariasa, 2001; Tanuwijaya, 2003). Parameter
yang
biasa
digunakan
untuk
mengukur
kemajuan
pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan/panjang badan (Hidayat, 2008). Normalnya pada usia beberapa hari, berat badan bayi akan mengalami penurunan lebih kurang 10% dari berat badan saat lahir dan akan kembali mencapai berat badan saat lahir pada hari kesepuluh. Panjang badan adalah pengukuran yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal (Nursalam dkk, 2005). Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan (Prasetyono, 2009). Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon (Evawany, 2005). Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim disebut sebagai ASI Eksklusif (Maryunani, 2009). Depkes RI (2007) mendefenisikan ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja, segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air putih, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI Eksklusif berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang mendukung pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi. Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan (MP-ASI, Makanan Pendamping ASI), namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Pemberian makanan tambahan harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya (Narendra dkk, 2008). Namun kebanyakan ibu sudah memberikan MP-ASI kepada bayinya sebelum berusia 6 bulan. Hal ini dapat kita lihat dari rendahnya pencapaian ASI
Eksklusif di Indonesia yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai usia 5 bulan hanya 14% dan 8% sampai usia 6 bulan (Depkes, 2004). Menurut Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dalam SubdisKesga Dinkes ProvSU (2008), cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2004-2007 cenderung menurun secara signifikan (42,6%- 26,39%), namun pada tahun 2008 (36,72%) ada peningkatan yang cukup berarti yaitu sebesar 10,33% dibandingkan tahun 2007. Sementara pemberian MP-ASI pada bayi cenderung mengalami peningkatan yaitu 34,44% tahun 2006 meningkat menjadi 68,8% tahun 2007, tahun 2008 mencapai 73,5%, tahun 2009 sangat rendah dengan pencapaian hanya sebesar 1,32% (212 bayi dari 15.969 populasi bayi) dan tahun 2010 pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 1,18% (190 bayi dari 16.000 populasi bayi) (Januari-Agustus 2010) (Dinkes Medan, 2010). Berdasarkan hasil survey awal, daerah yang menunjukkan angka pemberian ASI Eksklusif tertinggi untuk tahun 2010 di Kota Medan yaitu puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli sebanyak 21 bayi, Medan Polonia 9 bayi, Medan Labuhan 6 bayi, dan daerah yang menunjukkan pemberian ASI eksklusif rendah yaitu kecamatan Medan Barat 2 bayi, Medan Baru 1 bayi bahkan banyak daerah dengan angka pemberian ASI Eksklusifnya 0 (tidak ada) seperti kecamatan Medan Petisah (Dinkes Medan, 2010). Rendahnya pencapaian ASI-Eksklusif ini disebabkan karena adanya anggapan ibu-ibu bahwa bayi yang diberi MP-ASI akan lebih sehat karena berat badan yang lebih gemuk (Renata, 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diketahui bagaimana berat dan panjang badan bayi usia 0-6 bulan yang
diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi 06 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan yang Diberi MP-ASI di Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli”.
2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang diteliti adalah apakah ada perbedaan berat dan panjang badan bayi 0- 6 bulan diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI di puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli?
3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan berat dan panjang badan bayi 0- 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi MPASI. 3.2 Tujuan Khusus 3.2.1
Mengidentifikasi berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif.
3.2.2
Mengidentifikasi berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi MPASI.
3.2.3
Menganalisa perbedaaan berat dan panjang badan bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan diberi MP-ASI.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya perawat sehingga dapat menjalankan perannya secara maksimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan bayi melalui penggalakkan pemberian ASI Eksklusif. 4.2 Bagi Pendidikan Kesehatan Mengembangkan ilmu keperawatan dan menambah informasi tentang perbedaan pertumbuhan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan MPASI. 4.3 Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai dasar penelitian lebih lanjut tentang pemberian makanan pada bayi sesuai tingkat usia.