BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kesehatan sejatinya sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari
karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa menderita karena fungsi tubuh tidak dapat digunakan dengan baik. Hidup sehat memungkinkan seseorang untuk menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Kesehatan adalah 1keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sebuah pelayanan kesehatan menekankan bahwa hidup sehat dapat membawa dampak lain bagi kehidupan sehari-hari, sehat membuat pekerjaan mudah diselesaikan. Banyaknya aktivitas pekerjaan yang dilakukan bila tidak diimbangi dengan makan dan minum yang cukup tidak menutup kemungkinan akan membuat tubuh menjadi sakit, semua menjadi terasa berat bahkan harus dibawa kerumah sakit untuk berobat. Berawal dari hal tersebut seseorang membutuhkan pelayanan dari Satuan Kesehatan yang diberikan oleh perawat dalam bentuk pelayanan kesehatan. Disadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab, diperlukan saling pengertian diantara sesama anggota masyarakat. Komunikasi memainkan
1
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2
peranan penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern adalah manusia yang cara berpikirnya berdasarkan logika dan rasional atau penalaran dalam menjalankan segala aktivitasnya. Keseluruhan aktivitas itu akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi antarpribadi. Berhasil atau tidaknya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur tersebut adalah sumber (source), pesan (message), saluran (chanel) dan penerima (receiver, audience) serta pengaruh (effects) dan umpan balik (feedback). Dalam proses komunikasi ini diusahakan terjadi pertukaran pendapat, penyampaian informasi serta perubahan sikap dan perilaku. Sebagai sebuah displin ilmu, komunikasi merupakan studi interdisipliner. Banyak ilmu yang melintasnya, diantaranya psikologi, antropologi, ilmu bahasa sosiologi dan sebagainya. Disiplin ilmu psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu, bagaiamana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respons pada diri individu lain. Komunikasi yang dilakukan para tenaga medis untuk membantu penyembuhan pasien melalui teknik komunikasi yang terencana sehingga terbentuknya rasa saling percaya antara tenaga medis selaku pelayan dengan pasien yang di layani disebut Komunikasi Terapeutik (Therapeutic Communication)2. Komunikasi terapeutik digunakan untuk mencapai beberapa tujuan seperti penyusunan kembali kepribadian, penemuan makna dalam hidup, penyembuhan gangguan emosional, penyesuaian terhadap masyarakat, pencapaian 2
Maksimus Ramses Lalongkoe,. Komunikasi Terapeutik. Pendekatan Praktis Kesehatan. 2014
3
kebahagiaan dan kepuasan, pencapaian aktualisasi diri, peredaan kecemasan, serta penghapusan tingkah laku maladaptif dan belajar pola-pola tingkah laku adaptif. Komunikasi terapeutik ini terlihat jelas dalam profesi keperawatan. Dalam profesi keperawatan, komunikasi perawat-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai perawat. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Berdasarkan hal inilah Satuan Kesehatan mampu memberikan pelayanan sampai paripurna yaitu pelayanan menyeluruh mulai saat pertama pasien paripurna yaitu pelayanan menyeluruh mulai saat pertama pasien datang ke satuan kesehatan sampai setelah selesai berobat yang diberikan oleh dokter dan perawat agar pasien merasa nyaman dan memperoleh kepuasan. Komunikasi yang disampaikan oleh dokter dan perawat sangat berpengaruh bagi pasien terlebih oleh seorang perawat yang menurut kenyataan hal pertama yang dijumpai pasien di satuan kesehatan adalah seorang perawat baik untuk melakukan tindakan mengukur tekanan darah, memberikan suntikan dan memasang infus maka komunikasi yang terjadi pada perawat adalah Komunikasi Terapeutik.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau lebih dalam kelompok kecil. Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. Komunikasi terapeutik ini terlihat jelas dalam profesi keperawatan. Dalam profesi keperawatan, komunikasi perawat-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai perawat. Kompetensi komunikasi
4
menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan maupun dalam praktik keperawatan bahkan kedokteran. Perawat harus mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dari pengalaman yang telah diperoleh tentang dinamika komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan dan kekurangan diri serta kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. Perubahan konsep perawatan dari perawatan orang sakit secara individual kepada perawatan paripurna untuk mencapai kepuasan pasien menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan keperawatan. Saat ini perspektif komunikasi telah berkembang dengan pesat dan animo untuk mempelajari dan mendalami pengetahuan komunikasi sangat besar di berbagai dimensi dan ruang kehidupan manusia. Peran pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagai ‘penemuan revolusioner’3. Satuan Kesehatan sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dituntut untuk meningkatkan kualitas penyediaan fasilitas pelayanan dan kemandirian. Komunikasi terapeutik tidak terjadi dengan sendirinya tanpa direncanakan, dipertimbangkan namun dilaksanakan secara profesional dengan tujuan untuk menolong pasien yang dilakukan oleh kelompok profesional melalui pendekatan pribadi berdasarkan perasaan dan emosi serta berdasarkan rasa saling percaya diantara kedua pihak yang terlibat dalam komunikasi serta mengurangi keraguan dan membantu dilakukanya tindakan yang efektif, mempererat interaksi kedua
3
Morissan,.Komunikasi Terapeutik. Pendekatan Praktis Kesehatan. 2013
5
pihak yaitu antara pasien dan perawat secara profesional dan proposional dalam rangka membantu penyelesaian masalah pasien. Praktik komunikasi terapeutik dapat ditemukan di sebuah satuan kesehatan maupun tempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya. Baik dokter maupun perawat di satuan kesehatan dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan pasiennya di samping melakukan perawatan secara medis. Oleh karena itu penulis mengambil titik fokus aktivitas Komunikasi Terapeutik di Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI yang telah menerapkan praktik komunikasi tersebut terhadap para pasiennya. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pokok
dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana
aktivitas
Komunikasi
Terapeutik
para
medis
dalam
penyembuhan pasien di Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI” 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan mendapatkan
gambaran tentang aktivitas Komunikasi Terapeutik para medis dalam proses penyembuhan pasien yang terjadi di Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI. 1.4
Manfaat Penelitian a.
Manfaat Akademis
6
Mengetahui dan mendapatkan informasi atau gambaran tentang aktivitas komunikasi terapeutik dalam proses penyembuhan pasien di Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI. b.
Manfaat Praktis 1)
Bagi pihak Manajemen Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
untuk membenahi dan meningkatkan kinerja dalam pelayanan yang cepat dan cermat serta lebih baik dan digunakan sebagai bahan acuan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dalam hal ini adalah perawat. 2)
Perawat Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang berguna bagi tenaga kesehatan sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI dan perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya berkaitan dengan kepuasan pelayanan dalam tindakan keperawatan. 3)
Bagi pasien Satuan Kesehatan Denma Mabes TNI Hasil penelitian ini diharapkan pasien mendapatkan masukan
tentang pelayanan yang sesuai dengan standar keperawatan.
7