BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penentu dalam usaha untuk mewujudkan universitas yang berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan praktek, maka diperlukan laboratorium dan studio sebagai jembatan untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Mengambil konsep dari Jeffrey Pfeffer dan Robert Sutton dalam The Knowing-Doing Gap, pengetahuan tanpa disertai dengan proses praktek yang terus-menerus sama sekali tidak menghasilkan apapun. Sudah sewajarnya pengetahuan yang diperoleh dapat dipraktekkan untuk lebih menjamin bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan melibatkan semua komponen yang terdapat dalam sistem. Sejauh ini, laboratorium dan studio yang ada di Jurusan Teknik Industri Universitas Bina Nusantara adalah : Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, Statistik, Teknologi Proses, Sistem Produksi, PTLF, AKP, dan Perancangan Produk. Dari beberapa laboratorium tersebut terlihat tidak ada yang mengkhususkan diri untuk mengkaji masalah-masalah manajemen dan sistem industri yang sifatnya berkesinambungan dan advance. Di Jurusan Teknik Industri, mata kuliah yang membahas mengenai studi manajemen teknologi dan sistem industri terdapat pada Manajemen Perusahaan Industri, Perancangan dan Pengendalian Organisasi. Mata kuliah tersebut sangat
2
sedikit bobot analisis manajemen dan sistem industri yang sifatnya advance dan menggunakan metodologi yang sesuai dengan permasalahannya. Padahal sebagai seorang sarjana lulusan Teknik Industri sangat diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan dan merancang suatu sistem yang berhubungan dengan produksi melainkan juga harus mengerti cara menjalankan suatu industri. Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan untuk mengembangkan laboratorium dan studio Teknik Industri serta mampu meningkatkan kualitas laboratorium dan studio sesuai dengan keinginan mahasiswa.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Melihat pentingnya peran studio dan laboratorium bagi jurusan khususnya dan universitas umumnya dalam meningkatkan produktivitas tenaga pengajar dan mahasiswanya, dan belum lengkapnya kajian yang mengkhususkan diri pada manajemen dan sistem industri secara lanjut yang dimiliki oleh Jurusan Teknik Industri Universitas Bina Nusantara, maka perlu diteliti dan dianalisis karakteristik dominan dalam rencana untuk mendirikan Studio Manajemen dan Sistem Industri beserta perangkat pendukungnya.
1.3 Ruang Lingkup Universitas sebagai lembaga dan agent of change harus selalu bergerak dinamik dalam rangka menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan lanskap bisnis
3
dewasa ini. Bisnis yang cenderung berubah dengan cepat menuntut peran universitas selalu siap beradaptasi dan merespons apa yang diinginkan pihak industri sebagai pemakai jasa para lulusan universitas tersebut. Merujuk pada pernyataan Pfeffer dan Sutton dimana terdapat kesenjangan antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang dilakukan. Berdasarkan
hal
tersebut
di
atas,
maka
sangat
diperlukan
untuk
memperpendek dan kalau bisa menghilangkan kesenjangan antara Knowing dan Doing. Sudah kita ketahui bahwa pengetahuan tidak cukup hanya diketahui saja tetapi juga harus bisa dipraktekkan supaya apa yang diperoleh di ruang belajar para mahasiswa tidak mengalami depletion. Organisasi cenderung merupakan kesatuan yang kompleks, yang berusaha mengalokasikan sumber dayanya secara rasional demi tercapainya tujuan. Hampir di setiap organisasi, ada beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dan yang bisa dianalisis secara lebih terperinci. Dari ciri khas ini ada yang disebut dengan dimensi organisasi. Dimensi organisasi yang terlibat di dalam setiap organisasi terdiri dari prosedural, struktural, dan kultural. Dimensi struktural membahas mengenai karakteristik struktur, dimensi prosedural dapat dianalisis dari sistem kerja dan prosedur organisasi, dan dimensi kultural berbicara mengenai aspek-aspek yang menjadi identitas organisasi dan aspek hubungan manusia di dalam organisasi. Untuk menghasilkan penelitian yang lebih terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan, maka lingkup penelitian ditekankan pada : permasalahan mengenai variabel-variabel penting dan dominan dalam pendirian Studio Manajemen dan
4
Sistem Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Bina Nusantara berdasarkan dimensi struktural, prosedural, dan kultural. Gambaran mengenai ketiga dimensi organisasi ini didasarkan pada persepsi kolektif dari para anggota organisasi Jurusan Teknik Industri yaitu mahasiswa dan dosen Jurusan Teknik Industri, para anggota sebagai responden telah menjawab kuesioner sesuai dengan perasaan mereka yang sebenarnya.
Penelitian ini akan menghasilkan beberapa faktor dominan yang
diperlukan dalam laboratorium dan studio Teknik Industri sesuai dengan pendapat dan keinginan responden. Dalam penelitian ini juga akan dirumuskan model dasar sebagai langkah awal dalam pendirian Studio Manajemen dan Sistem Industri.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Memperoleh gambaran mengenai karakteristik dominan apa saja yang mempengaruhi rencana pendirian Studio Manajemen dan Sistem Industri di Jurusan Teknik Industri Universitas Bina Nusantara yang ada saat ini. b. Menganalisis dan menginterpretasikan gambaran karakteristik tersebut dengan kondisi laboratorium dan studio yang ada saat ini. Sedangkan manfaatnya : a. Menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pimpinan Jurusan Teknik Industri Universitas Bina Nusantara dalam mendirikan studio yang mengkaji
5
masalah manajemen dan sistem industri lanjut untuk dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi secara efektif. b. Sebagai acuan dalam menentukan pengembangan laboratorium dan studio sebagai pusat kajian ilmu dan teknologi dan pengembangan kompetensi dosen dan mahasiswa di lingkungan Universitas Bina Nusantara di kemudian hari dan untuk mengantisipasi perubahan kurikulum yang sesuai dengan dunia industri.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya Universitas Bina Nusantara merupakan sebuah kursus jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan nama Modern Computer Course.
Berkat landasan yang kuat dan visi yang jelas, lembaga ini terus
berkembang. Pada tanggal 1 Juli 1981, karena pesatnya pertumbuhan dan semakin banyaknya peminat, mulai berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) dengan jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Informatika. Pada tanggal 13 Juli 1984, ATK mendapat status Terdaftar dan berubah menjadi AMIK Jakarta. Setahun kemudian, tepatnya 1 Juli 1985 dibuka jurusan Komputerisasi Akuntansi dan pada tanggal 21 September 1985, AMIK Jakarta tumbuh menjadi AMIK Bina Nusantara. Dalam usia mudanya, sebuah prestasi emas ditoreh AMIK Bina Nusantara dengan terpilihnya sebagai Akademi Komputer terbaik oleh Depdikbud melalui
6
Kopertis Wilayah III Jakarta pada tanggal 17 Maret 1986. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan tenaga-tenaga andal dalam bidang teknologi informatika mendorong dikembangkan AMIK menjadi STMIK, sehingga pada tanggal 1 Juli 1986, STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Bina Nusantara didirikan dengan Program Strata-1 (S1) Jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Informatika, serta kemudian membuka Jurusan Teknik Komputer (S1) pada tanggal yang sama. Pada tanggal 9 November 1987, AMIK Bina Nusantara dilebur ke dalam STMIK Bina Nusantara hingga terbentuk sebuah lembaga yang menyelenggarakan Program Diploma III (DIII) dan Strata-1 (S1). STMIK Bina Nusantara berhasil memperoleh status Disamakan untuk semua Jurusan dan Jenjang pada tanggal 18 Maret 1992, dan pada tanggal 10 Mei 1993 mendapat kepercayaan untuk membuka Program Pascasarjana Magister Manajemen Sistem Informasi, salah satu program pascasarjana pertama di Indonesia dalam bidang ini. Pada tanggal 8 Agustus 1996, Universitas Bina Nusantara (Ubinus) berdiri dan secara sah diakui oleh Pemerintah. STMIK Bina Nusantara kemudian melebur ke dalam Universitas Bina Nusantara pada tanggal 20 Desember 1998 sehingga Universitas Bina Nusantara memiliki Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA dan Program Pascasarjana Magister Manajemen Sistem Informasi.
7
Tabel 1.1 Fakultas dan Jurusan di Universitas Bina Nusantara No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Fakultas & Jurusan / Program Studi Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Sistem Komputer Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi Fakultas Teknik Teknik Industri Teknik Sipil Arsitektur Desain Komunikasi Visual Fakultas Ekonomi Manajemen Akuntansi Fakultas Sastra Bahasa Inggris Bahasa Jepang Bahasa Mandarin Program Ganda Manajemen & Sistem Informasi Matematika & Teknik Informatika Teknik Industri & Sistem Informasi Akuntansi & Sistem Informasi Statistika & Teknik Informatika Manajemen & Teknik Industri
Jenjang S1 S1 S1 S1, DIII S1 S1 S1 S1 S1 S1, DIII S1, DIII S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Program Internasional Strata 1 Computer Science Information Systems Accounting Marketing
S1 S1 S1 S1
Pascasarjana Magister Manajemen
S2
8
Universitas Bina Nusantara memiliki semboyan “Membangun Masa Depan Bangsa melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”. Dan Visi Bina Nusantara ialah menjadi Perguruan Tinggi swasta yang diterima sebagai panutan dalam pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi di Indonesia, terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan teknologi informasi. Dalam rangka mencapai visi yang digariskan, Bina Nusantara senantiasa akan berupaya untuk melaksanakan misinya yaitu sebagai berikut : a.
Menyelenggarakan program-program studi yang menunjang pengembangan dan penerapan Teknologi Informasi dalam berbagai bidang ilmu.
b.
Menyediakan sarana dan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga terbentuk lulusan-lulusan yang bermoral, terampil dan kreatif.
c.
Menjaga keterkaitan dan relevansi seluruh kegiatan akademis dengan kebutuhan pembangunan sosial – ekonomi dan industri Indonesia, serta mengantisipasi semakin maraknya globalisasi kehidupan masyarakat.
d.
Melangsungkan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga Ilmu dan Teknologi yang diberikan selalu mutakhir serta dapat diterapkan secara tepat – guna. Nama Bina Nusantara memiliki arti “ Keinginan dan niat para pendiri untuk
membantu pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia di seluruh wilayah Nusantara”. Pemberian nama ini diusulkan oleh Bapak Laksamana Madya R. Rudy Poerwana (anumerta), salah satu pendiri Yayasan Bina Nusantara.
9
Sesuai dengan arti namanya, mahasiswa Bina Nusantara terdiri dari para lulusan tingkat SMU yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Hal ini tercermin pula pada ratusan beasiswa yang ditawarkan bagi para lulusan SMU, yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Segala usaha telah dan selalu akan diusahakan oleh Bina Nusantara untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia. Sistem Manajemen Mutu Bina Nusantara bermotivasi pada antisipasi perkembangan lembaga yang semakin besar dan cepat, perkembangan globalisasi dan menyiapkan diri ke gerbang persaingan Internasional. Universitas Bina Nusantara pada tanggal 18 November 1997 berhasil mendapatkan pengakuan internasional di bidang sistem manajemen mutu ISO 9001 : 1994 dari SGS dengan sertifikat no. 995/97 dan pada saat ini telah berhasil memperbarui sistemnya sesuai ISO 9001 : 2000 sejak November 2001. Setiap 6 bulan sekali, SGS akan kembali mengaudit untuk menjamin berjalannya sistem mutu. Ruang lingkup penerapan sistem mutu ISO 9001 di Universitas Bina Nusantara adalah proses desain kurikulum dan materi kuliah, operasional perkuliahan, pengajaran dan penelitian pada program pendidikan diploma tiga, strata satu, dan strata dua. Dengan berpegang pada 8 prinsip ISO 9001 : 2000 (fokus kepada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan semua orang, pendekatan proses, pendekatan sistem, peningkatan berkesinambungan, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, dan membina hubungan yang baik dengan pemasok), penerapan sistem mutu ISO 9001
10
ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan Universitas Bina Nusantara secara konsisten menghasilkan produk jasa pendidikan yang memenuhi kebutuhan pelanggannya dan persyaratan hukum yang berlaku dan memberikan kepuasan kepada para pelanggan, karyawan, dosen, dan pimpinan melalui penerapan sistem yang efektif dan peningkatan proses yang berkelanjutan pada semua bagian di Universitas Bina Nusantara. Kebijakan Mutu Universitas Bina Nusantara adalah sebagai Perguruan Tinggi bermutu, Universitas Bina Nusantara bertekad menghasilkan lulusan yang berkualifikasi tinggi dan siap terap. Kualifikasi Tinggi artinya lulusan Universitas Bina Nusantara diharapkan mempunyai kemampuan teknis sesuai bidang studi yang dipelajari dan Siap Terap artinya lulusan Universitas Bina Nusantara diharapkan terampil melaksanakan implementasi dari teori yang didapat selama masa belajar dan hanya memerlukan penyiapan adaptif untuk dapat menerapkan ilmu di tempat mereka bekerja. Sasaran Mutu Universitas Bina Nusantara adalah : a. Prosentase lulusan yang mendapatkan pekerjaan dalam tahun pertama minimal 90%. b. Prosentase kelulusan yang tepat waktu minimal 90%. c. Prosentase dosen dengan Indeks Kinerja Akademis Dosen > 3,00 (skala 1,004,00) minimal 80%.