BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan sebuah lembaga perantara keuangan (intermediary financial institution), yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana itu ke masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pembiayaan.1 Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa dan perumahan membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun individu saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung kelancaran usaha. Peran bank bagi masyarakat individu, maupun masyarakat bisnis sangat penting bahkan bagi suatu negara, karena bank sebagai suatu lembaga yang sangat berperan dan berpengaruh dalam perekonomian suatu negara.2 Pada penyaluran dana kepada masyarakat, sebagian besar pembiayaan bank Islam disalurkan dalam bentuk barang/jasa yang dibelikan bank syariah untuk nasabahnya. Dengan demikian pembiayaan hanya diberikan apabila barang/jasanya telah ada terlebih dahulu. Dengan metode ada barang dulu,
1
Sultan Remy Syahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukanya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Grafiti, 2005), hlm. 1 2 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencan, 2010), hlm. 2
1
2
baru ada uang muka maka masyarakat dipacu untuk memproduksi barang/jasa atau mengadakan barang/jasa. Selanjutnya barang yang dibeli/diadakan menjadi jaminan (collateral) hutang.3 Kemunculan
bank-bank
dan
lembaga
keuangan
Islam,
relatif
menimbulkan tantangan baru terutama dalam mengenalkan dan memasarkan serta meningkatkan produk-produknya kepada masyarakat luas sesuai dengan prinsip-prinsip yang syariah. Pada akad murabahah, bank syariah menggunakan sistem jual beli dimana penjualan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit. Dalam akad murabahah pihak bank syariah selaku penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada nasabah sebagai pihak pembeli kemudian masyarakat atas laba dalam jumlah tertentu sesuai kesepakatan bersama.4 Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi pada profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa adanya kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasaranya secara terpadu dan terus-menerus melakukan riset pasar. Suatu produk yang diluncurkan kepada nasabah tidak akan bertahan dengan baik dipasar tanpa adanya suatu strategi pemasaran yang tepat pada sasaran. Untuk itu perlu adanya perencanaan strategi pemasaran yang jitu dan 3
Dwi Suwiknyo, Jasa-Jasa Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
4
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 24
hlm. 6-7
3
terarah sehingga mampu menarik nasabah untuk menggunakan produk yang dipasarkan tersebut. Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan merupakan bank syariah yang menawarkan berbagai macam jenis pembiayaan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam mengajukan pembiayaan. Produk tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Dan salah satu prinsip bank syariah adalah melakukan investasi yang halal menurut hukum Islam, bersifat rill dan bebas judi atau spekulasi, di sini Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan berusaha meluncurkan Produk investasi yang halal, yaitu pembiayaan BSM Cicil Emas pada Bulan April 2013. Produk ini merupakan upaya Bank
Syariah Mandiri dalam memenuhi kebutuhan pasar untuk
kebutuhan investasi yang aman, yang mana produk ini merupakan pengembangan dari produk gadai emas. Untuk persyaratan pembiayaan produk BSM cicil emas berbeda dengan persyaratan gadai emas. Produk cicil emas persyaratanya lebih banyak dibandingkan dengan gadai emas. Produk Pembiayaan BSM Cicil telah diatur ketentuannya oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), yaitu Fatwa DSN No.77 perihal Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai. Hukumnya boleh (mubah, ja'iz) selama emas tidak menjadi alat tukar resmi.5 Emas merupakan barang dengan demand yang tinggi baik untuk proteksi aset, kepentingan berjaga, kebutuhan tabungan haji, maupun investasi. Harga emas di dunia dalam jangka panjang cenderung naik. Hampir setiap lima 5
http://berita.plasa.msn.com/bisnis/republika/bsm- -luncurkan-pembiayaan-murabahahemas. Diakses pada tanggal 03 Januari 2014, pukul 14.00 WIB.
4
tahun, harga emas naik minimal 100 persen. Direktur BSM Hanawijaya mengatakan target BSM Cicil Emas (iB) pusat tahun 2013 terakhir sebesar Rp 400 milyar.6 Sementara produk BSM Cicil Emas di BSM kantor cabang Pekalongan target untuk produk BSM Cicil Emas adalah 100 milyar. Sejak awal meluncurnya produk tersebut hingga sekarang ini peminatnya masih sedikit, dari awal munculnya produk ini yaitu bulan April 2013 hingga sekarang tahun 2014 jumlah nasabahnya 8 orang, sementara produk gadai emas yang lebih dulu muncul tahun 2010 jumlah nasabahnya sekitar 200 orang sampai sekarang. Produk cicil emas di BSM Cabang Pekalongan target utamanya yaitu lajang dan bekerja, keluarga berpenghasilan menengah, dan pensiunan. Margin yang di ambil bank untuk produk pembiayaan ini adalah 15-17% effekif per tahun. Dan selama ini BSM mempromosikan produk ini melalui brosur dan berbagai sosialisasi-sosialisasi, produk ini hanya mempunyai satu gerai saja yaitu di lantai 2 BSM Cabang Pekalongan yang di sebut dengan Konter Layanan Gadai (KLG).7 Padahal produk pembiayaan cicil emas ini juga banyak di luncurkan oleh bank-bank yang lainya, seperti BNI Syariah Pekalongan. Margin yang di ambil oleh BNI Syariah Pekalongan untuk produk yang sama yaitu pembiayaan cicil emas ini diantaranya yaitu, pembiayaan jangka waktu 2 tahun sebanyak 7,90%, jangka waktu 3 tahun 8,27%, jangka waktu 4 tahun 6
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/13/03/25/mk7oq7-bsmluncurkan-produk-cicil-emas, Wihdan Hidayat. Diakses pada tanggal 13 Januari 2014, pukul 11.00 WIB 7 Laila Fadhilah, Officer Gadai BSM Cabang Pekalongan, Wawancara Pribadi, 13 Maret 2014, Pukul 16.45 di ruang Konter Layanan Gadai
5
8,70%, dan jangka waktu lima tahun 9,18%. Jika di ratakan pertahunnya marginnya adalah 14-18% effektif pertahun.8 Dari informasi di atas, penulis bermaksud meneliti lebih jauh mengenai, strategi pemasaran produk pembiayaan BSM Cicil Emas dan penerapanya produk pembiayaan BSM Cicil Emas tersebut sehingga penulis mengambil judul Strategi Pemasaran dan Penerapan Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan judul penelitian di atas maka
permasalahan yang
dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dalam memasarkan pembiayaan BSM cicil Emas? 2. Bagaimana penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Mandiri Syariah Cabang Pekalongan? C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dalam memasarkan pembiayaan BSM Cicil Emas. b. Untuk mengetahui penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan.
8
Siska Novita, Customer Service Head BNI Syariah Pekalongan, Wawancara Pribadi, 10 Oktober 2014, Pukul 15.00 WIB
6
2.
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pada umumnya, dan khususnya keilmuan perbankan syariah. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam rangka pengembangan dan evaluasi bagi lembaga yang bergerak dibidang perbankan, khususnya bagi Bank Mandiri Syariah Cabang Pekalongan.
D. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dari maksud judul penelitian di atas, maka penulis perlu menegaskan istilah, adapun penjelasan tentang penegasan istilah adalah sebagai berikut: 1.
Strategi Merupakan cara-cara untuk mencapai suatu tujuan.9 Strategi dalam hal ini maksudnya adalah pemasaran dan penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan.
2.
Pemasaran Merupakan suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan
9
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2001), hlm. XV
7
keinginan nasabah dengan cara memberika kepuasan.10 Pemasaran dalam hal ini adalah produk pembiayaan BSM Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 3.
Pembiayaan Merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.11
4. BSM Cicil Emas BSM Cicil Emas
merupakan produk kepemilikan emas yang
digulirkan kepada masyarakat dengan cara cicilan. Akad yang digunakan pada pembiayaan kepemilikan emas adalah jual beli (murabahah) dengan jaminan diikat dengan gadai. 5. Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk pembiayaan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.12
10
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 63-64 Sultan Remy Syahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukanya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia,( Jakarta: Pustaka Grafiti, 2005), hlm. 251 12 Veithzal Rusdyi, dkk. Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia System. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 733 11
8
E. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan bagian yang terpenting di dalam suatu penelitian, karena fungsi telaah pustaka yaitu menjelaskan kedudukan atau posisi penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Dalam rangka menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis melakukan review terhadap kajian berbagai penelitian yang pernah ada. Ditinjau dari penelitian yang pernah dilakukan di lembaga-lembaga keuangan syariah khususnya yang berkaitan dengan strategi pemasaran dan penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan Penulis menemukan beberapa judul penelitian antara lain:
9
10
11
12
13
14
15
F. KERANGKA TEORI 1. Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Hanya saja sebagai pelaku pemasaran seringkali tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran, tetapi di sisi lain sebenarnya mereka telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Hal ini terjadi karena pelaku pemasaran belum pernah mendengar kata-kata pemasaran. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya. Dalam melakukan kegiatan pemasaran, suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya untuk merebut hati konsumen terutama untuk produk yang baru diluncurkan. Sedangkan dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis. Berikut ini beberapa tujuan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran, antara lain:
16
a. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk maupun jasa. b. Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa. c. Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya. d. Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba. e. Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing. f. Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha.13 Pemasaran merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk dan jasa. Sedangkan pengertian pemasaran secara umum yaitu suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang di tunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan keputusan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk: a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainya melalui ceritanya.
13
Kasmir, Pemasaran Bank. (Jakarta: Kencana: 2005), hlm. 59-60
17
c. Memaksimumkan pilihan dalam arti bank menyediakaan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efesien.14 2. Pengertian Pembiayaan Murabahah Murabahah didefinisikan oleh para Fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambah markup atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut. 15 Al murabahah adalah kontrak jual-beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dan tidak termasuk barang haram. Demikian juga harga pembelian dan keuntungan yang diambil dan cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas. Dalam teknis perbankan, murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan jual beli yang disepakati bersama. Rukun dan syarat murabahah adalah sama dengan rukun dan syarat dalam fiqh, sedangkan syarat-syarat lain seperti barang, harga dan cara pembayaran adalah sesuai dengan kebijakan bank yang 14 15
Ibid, hlm. 66-67 Wiroso, Jual-Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm.13
18
bersangkutan. Harga jual bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan
yang
disepakati
bersama.
Jadi
nasabah
mengetahui
keuntungan yang diambil oleh bank. Selama akad belum berakhir maka harga jual-beli tidak boleh berubah. Apabila terjadi perubahan maka akad tersebut mejadi batal. Cara pembayaran dan jangka waktunya di sepakati bersama. Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhanya untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu. Dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan dari bank untuk pengadaan barang tersebut.16 Produk dengan skim murabahah merupakan produk yang paling popular dan banyak digunakan oleh perbankan Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesa. Beberapa alasan yang mendasarinya adalah: a) Murabahah merupakan suatu mekanisme pembiayaan investasi jangka pendek yang cukup memudahkan serta menguntungkan pihak bank Islam dibandingkan dengan konsep profit and loss sharing atau bagi hasil yang dianut oleh konsep mudharabah dan musyarakah. b) Mark-up dalam murabahah ditetapkan sedemikian rupa yang memastikan bahwa bank Islam akan dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam.
16
Zainul Afifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabet, 2005), hlm. 22-23
19
c) Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada dalam pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS. d) Murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bank bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan kreditor dan debitur.17 3. Tujuan Pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder, antara lain: a. Pemilik Dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. b. Pegawai Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya. c. Masyarakat Bagi pemilik dana mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil, bagi debitur yang bersangkutan dengan penyediaan dana baginya mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan 17
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis. (Jakarta: Kencana. 2010), hlm. 47-48
20
barang yang diinginkanya (pembiayaan konsumtif). Sedangkan bagi masyarakat umumnya-konsumen mereka dapat memperoleh barangbarang yang dibutuhkanya. d. Pemerintah Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan) e. Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya. Sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.18 4.
Ketentuan Jual Beli Murabahah Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan yaitu ketentuan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Ketentuan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Salah satu Fatwa Dewan Syariah Nasional yang terkait dengan transaksi murabahah antara lain adalah Nomor 4/ DSN-MUI/ IV/ 2000 Tanggal 1 April 2000 Tentan
18
184
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 183-
21
Murabahah.19 Perihal Jual Beli Emas secara tidak tunai juga sudah diatur pada Fatwa DSN No.77. G. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Field research adalah penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.20 Artinya data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kasus lapangan mengenai strategi pemasaran dan penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. Dengan cara interview, mencatat, mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan serta dibantu dengan literatur lain yaitu buku-buku, karya tulis ilmiah, dan lain sebagainya. b. Pendekatan dalam Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris.21 Penelitian kualitatif ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitiannya bersifat seni (kurang terpola), dan disebut juga sebagai metode interpretive karena data hasil penelitiannya lebih 19
Wiroso, Jual-Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 45 Suharmin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), hlm. 62 21 Masyhuru dan M. Zainudin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Edisi Revisi (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), hlm. 20 20
22
berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.22 Dengan pendekatan kualitatif ini penulis akan memberikan suatu
gambaran
mengenai
Strategi
Pemasaran
dan
Penerapan
Pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 2.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Sumber data primer yaitu sumber data utama yang diperoleh dengan
survey
lapangan
yang
menggunakan
semua
metode
pengumpulan data original.23 Data tersebut meliputi data mengenai strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dalam memasarkan pembiayaan BSM Cicil Emas dan penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalogan. b. Data Sekunder Merupakan sumber data pendukung yang diperoleh dari pihak lain yang bertujuan untuk menganalisis data primer.24 Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang tersedia serta arsip resmi. Data tersebut berupa literatur buku, buku ilmiah dan buku bacaan lainya yang ada kaitanya dengan penelitian.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hlm. 8 23 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Erlangga, 2003), hlm. 127 24 Ibid.
23
3.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang objektif dan valid maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode, yaitu: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.25 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi secara umum mengenai strategi pemasaran pembiayaan BSM cicil emas dan penerapanya di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. b. Interview Interview adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.26 Wawancara ini dilakukan dengan bagian SDM Bapak Yusuf dan Bapak Puji, pegawai Konter Layanan Gadai BSM Cabang Pekalongan yaitu bagian Officer Gadai Ibu Laela Fardhila, marketing Ibu Melly, dan penaksir emas Bapak Saefudin. Dan juga Customer Service Head BNI Syariah Pekalongan Ibu Siska Novita. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai strategi pemasaran pembiayaan BSM Cicil Emas dan penerapan pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 25
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), hlm. 46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hlm. 137 26
24
c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa tersebut dan ditulis dengan sengaja untuk mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.27 Dalam penelitian ini, metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen yang terkait dengan strategi pemasaran pembiayaan BSM Cici Emas dan penerapan pembiayaan BSM cicil emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. 4.
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.28 Dalam penerapanya, peneliti gunakan untuk menganalisa strategi pemasaran pembiayaan BSM cicil emas dan penerapan pembiayaan BSM cicil emas dan
di BSM
Cabang Pekalongan. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan Tugas Akhir yang disusun sebagai hasil penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka,
27 28
125
Moh. Hazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 63 Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar, 2001), hlm.
25
kerangka teori, metode penelitian, sistematika penulisan Tugas Akhir. BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari konsep dasar bank syariah, pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalogan, jual beli emas di bank syariah, manajemen pemasaran
BAB III :GAMBARAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEKALONGAN Bab ini menjelaskan tentang profil Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, Produk-Produk Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, Implementasi Trasaksi Jual Beli Emas, Pemasaran di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalngan. BAB IV : PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA Bab ini akan memaparkan tentang analisis strategi pemasaran pembiayaan BSM Cicil Emas dan analisis Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan dalam menerapkan produk BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan. BAB V
: PENUTUP Bab ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran.