BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Vaginosis bakterial (VB) adalah sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus sp., penghasil H 2 O 2 yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi, (seperti : Bacteroides sp., Mobilluncus sp.), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis.1-6 Lactobacillus sp., merupakan mikroorganisme yang mendominasi sekret vagina normal. Mikrorganisme tersebut berperan dalam membantu pertahanan lingkungan vagina terhadap patogen, dengan menjaga keasaman pH vagina dan produksi hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) sebagai antimokroba.4 Vaginosis bakterial ditandai oleh perubahan flora saluran genital, dimana dominasi Lactobacillus, digantikan oleh berbagai jenis mikroorganisme Gram positif maupun Gram negatif seperti Gardnerella vaginalis, Mobilluncus sp., Bacteriodes sp., dan Mycoplasma sp. Perubahan mikrobiologis ini menyebabkan perubahan biokimia berupa peningkatan pH vagina, produksi uap amin, peningkatan kadar endotoksin, enzim sialidase serta glikosidase bakteri yang ditemukan pada cairan vagina.1,3 Vaginosis bakterial bukan merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme, tetapi timbul dikarenakan pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri tersebut diatas.5 Perubahan mikroorganisme yang merupakan penyebab vaginosis bakterial tidak sepenuhnya diketahui, tetapi epidemiologi sindrom tersebut menunjukkan adanya keterkaitan dengan aktivitas seksual. Vaginosis bakterial sering menyebabkan gejala sekret vagina abnormal pada usia reproduktif dengan seksual aktif.2 Dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi, VB
1 Universitas Sumatera Utara
menyebabkan berbagai komplikasi, antara lain dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan, Pelvic Inflamatory Disease (PID), korioamnionitis dan endometritis.1,2,7,8 Prevalensi VB berkisar antara 10-30% pada populasi yang berbeda diseluruh dunia.9 Prevalensi vaginosis bakterial di Indonesia cukup bervariasi. Krisnadi pada penelitiannya tahun 2000 di Bandung, mendapatkan prevalensi vaginosis bakterial sebesar 14,7%,10 Wedagama dkk. tahun 2000 di Denpasar, mendapatkan 27,27%.11 Pada penelitian Effendi tahun 2004 di RSU dr. Pirngadi Medan dengan menggunakan kriteria Amsel, dijumpai prevalensi VB sebesar 25,7%, dan dengan menggunakan pewarnaan Gram dengan skor Nugent dijumpai sebesar 28,7%.12 Sulistyowati dkk. melakukan penelitian secara retrospektif terhadap pasien VB yang berobat di RSUD dr. Moewardi Surakarta periode Januari-Desember 2011 dijumpai sebesar 56,25%.13 Patogenesis VB masih belum jelas dan masih belum sepenuhnya dimengerti. Pada epitel tidak terdapat atau terdapat peradangan minimal, maka gejala yang terjadi tampaknya diakibatkan perubahan keseimbangan ekosistem mikroorganisme vagina.14 Diagnosis VB dapat ditegakkan dengan berbagai metode, antara lain dengan menggunakan kriteria Amsel, pewarnaan Gram, pemeriksaan kultur, rapid test dan lain sebagainya.2,15,16 Secara klinis VB dapat ditegakkan bila memenuhi tiga dari empat kriteria yang dideskripsikan oleh Amsel (1983). Kriteria Amsel meliputi : peningkatan pH vagina > 4,5, duh vagina putih keabu-abuan, bau amis seperti bau ikan pada pemeriksaan KOH 10% (whiff test), dan ditemukan clue cells (lebih dari 20%)
Universitas Sumatera Utara
pada pemeriksaan mikroskopis.15,16 Metode lain yang digunakan adalah metode diagnostik secara mikrobiologis, yaitu pemeriksaan skor Nugent pada pewarnaan Gram dimana metode ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dan digunakan sebagai baku emas diagnostik.5,16 Pewarnaan Gram adalah pemeriksaan laboratorium yang berguna untuk melihat polimorfonuklear dan flora mikrobial. Metode Nugent pada pewarnaan Gram berguna untuk mendeteksi pergeseran flora normal vagina oleh mikroorganisme lain. Diagnosis ditentukan berdasarkan sistem skoring. Skoring berdasarkan tiga morfotipe, yaitu : bakteri batang Gram positif besar (Lactobacillus), bakteri batang Gram negatif kecil atau variabel (Gardnerella dan bakteri batang anaerob) dan bakteri batang bengkok Gram negatif/bakteri Gram variabel.15,17 Pewarnaan Gram pada sekret vagina normal menunjukkan Lactobacillus yang dominan (80-95%), sedangkan pewarnaan Gram pada pasien VB memberikan gambaran penurunan atau hilangnya mikroorganisme ini (2665%).14 Gardnerella vaginalis adalah bakteri batang Gram negatif pleomorfik yang nonmotil dan tidak berkapsul yang diisolasi dari saluran reproduksi wanita. G. vaginalis berhubungan dengan VB. Mobilluncus adalah bakteri batang anaerob. Mobilluncus selalu terjadi bersamaan dengan mikroorganisme lain yang berhubungan dengan VB.2 Dari ketiga morfotipe mikroorganisme tersebut diatas, berdasarkan pewarnaan Gram dapat diketahui jumlah skoring untuk menentukan skor Nugent untuk mendiagnosis VB.14-16 Skor Nugent pada pewarnaan Gram merupakan baku emas untuk mendiagnosis vaginosis bakterial, namun jarang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui profil mikroorganisme pada skor Nugent berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana profil skor Nugent berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial di RSUP Haji Adam Malik Medan?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui profil skor Nugent berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial di RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui skor morfotipe bakteri Gram positif besar (Lactobacillus) berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial. 2. Untuk mengetahui skor morfotipe bakteri batang Gram negatif kecil atau variabel (Gardnerella vaginalis dan anaerob) berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial. 3. Untuk mengetahui skor morfotipe bakteri batang bengkok Gram negatif/batang Gram variabel berdasarkan pewarnaan Gram pada pasien vaginosis bakterial.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Dalam Bidang Akademik/Ilmiah Menambah informasi kepada tenaga medis dengan mengetahui profil skor Nugent berdasarkan pewarnaan Gram dalam mendiagnosis vaginosis bakterial. 1.4.2. Untuk Pelayanan Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi jumlah pasien vaginosis bakterial berdasarkan skor Nugent pada pewarnaan Gram. 1.4.3. Dalam Pengembangan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan teori dan data dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai kejadian vaginosis bakterial.
Universitas Sumatera Utara