BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia di manapun dan di negara manapun. Namun berita kekurangan pangan atau kelaparan, bahkan bencana kekeringan sering kita dengar melanda suatu negara, bahkan melanda wilayah di beberapa negara di dunia ini. Penyakit busung lapar, kelaparan dan kurang gizi juga sering kita dengar melalui media, dan bahkan banyak orang menyatakan bahwa dua pertiga penduduk dunia terpaksa tidur dengan perut kelaparan. Di beberapa negara memang sudah tidak mengahadapi persoalan pangan ini, justru banyak negara telah berhasil mengelola pangan dan bahkan mengekspor pangan ke negara lain. Dan disinilah muncul masalah persoalan pangan selain kekurangan pangan di banyak negara, mereka dihadapkan pada persoalan pemerataan pangan itu sendiri. Pemerataan pangan di Indonesia, merupakan hal yang sangat pokok demi meningkatnya kualitas taraf hidup masyarakat Indonesia. Pangan menjadi hal yang sangat pokok dan selalu menjadi topik perbincangan yang tidak akan pernah ada habisnya karena masalah pangan merupakan hal yang sangat komplek dan harus selalu dilakukan peningkatan kualitas pangan seiring dengan kebutuhan pangan yang ada di Indonesia yang semakin meningkat. Terkait peningkatan kebutuhan pangan tersebut, dibutuhkan pula inovasi, ide dan gagasan yang membahas tentang peningkatan kualitas pangan. Tujuan utama pembangunan sektor pertanian dan pangan adalah adanya tingkat pemerataan pangan yang baik sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan suatu masyarakat pada wilayah dan kelompok tertentu. Kita pun harus menerima fakta bahwa negara Indonesia memiliki kebutuhan bahan pangan yang berbeda, baik dari tingkat Provinsi maupun tingkat Kota/Kabupaten. Letak geografis dan tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, menjadi tolak ukur dimana suatu kebutuhan bahan pangan itu menjadi tidak merata. 1
2
Program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, demi menjaga dan meningkatkan kebutuhan kualitas pangan seperti swasembada pangan terus dilakukan perbaikan kualitasnya. Pada tahun 2014 (sekarang), Kementerian Pertanian memiliki slogan “Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan” demi meningkatkan kualitas bahan pangan yang ada di Indonesia. Swasembada dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan. Pengan adalah bahan-bahan makanan yang didalamnya terdapat hasil pertanian, perkebunan dan lain-lain. Jadi swasembada pangan adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bahan makanan sendiri tanpa perlu mendatangkan dari pihak luar. Bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia merupakan hal yang sangat penting. Tingkat kebutuhan beras sangat jauh lebih besar dibanding bahan makanan pokok lainnya, walaupun pemerintah sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan bahan makanan pokok lain sebagai bahan makanan alternatif pengganti beras. Peningkatan produksi beras yang signifikan, harus diimbangi dengan bentuk gagasan baru yang mendukung jumlah produksi beras tersebut. Peningkatan jumlah intensitas produksi sudah banyak dilakukan baik secara preventif maupun represif. Peningkatan tersebut akan sangat tidak berarti apa-apa apabila sistem pemerataan pangan masih buruk. Fakta yang dialami adalah, dimana jumlah beras di beberapa daerah mengalami defisit (kekurangan) tetapi di beberapa daerah lainnya justru mengalami surplus (kelebihan). Bentuk monitoring yang baik, merupakan salah satu sistem pemerataan yang harus ditingkatkan juga. Monitoring yang terintegrasi dengan pusat secara langsung akan lebih bisa dikendalikan dengan sistem pemerintahan terpusat. Bentuk pemerintahan Indonesia mengharuskan sistem koordinator terpusat dari pemerintahan pusat. Seperti semua Kantor Kementerian yang masing-masing bertugas dengan penanganan sesuai dengan bidang sebagai inti koordinasi dari masing-masing bidang.
3
Bentuk kontrol bahan pangan, dilakukan secara terpusat pada kementerian pertanian. Sistem swasembada, sistem pemerataan, sistem kestabilan harga dan lain-lain yang berhubungan dengan ketahanan pangan, dilakukan langsung dari pusat Kementerian Pertanian dengan bantuan dari Dinas Pertanian baik tingkat provinsi, kota dan kabupaten. Untuk meningkatkan monitoring tersebut, maka akan sangat berguna apabila terdapat website yang tujuannya untuk menampilkan visualisasi dari data-data yang ada di banyak departemen pertanian khususnya. Aplikasi ini kami sebut sebagai Judul dari program ini yaitu : “Analisis dan Perancangan Geografis Bahan Pangan dengan Teknologi GeoChart, Google Map API, MonggoDB, JSON dan Laravel”. Berdasarkan data-data yang dimiliki oleh Kemeterian Pertanian, yang pasti memiliki data-data komoditas pangan tingkat provinsi bahkan tingkat kabupaten/kota. Dapat dibayangkan bagaimana kegunaan dari sebuah website yang menampilkan visualisasi dari data-data tersebut secara lebih interaktif. Dari penjelasan di atas, hanya berfokus pada produksi dan jumlah pangan yang notabene berhubungan dengan Kemeterian Pertanian saja. Bisa dibayangkan jika ada visualisasi tentang harga dan cadangan beras suatu daerah maka akan sangat berdampak pada bidang lain, seperti Kementerian Perdagangan
yang
dapat
juga
memvisualisasikan
pemetaan
tingkat
ekspor/impor di suatu daerah beserta spesifikasi komoditasnya. Jika terdapat visualisasi grafik peningkatan dan penurunan harga beras pada dari tingkat provinsi sampai kabupaten dan kota yang secara otomatis diolah oleh suatu sistem informasi akan sangat membantu dalam proses monitoring kestabilan harga pangan khususnya beras. Sehingga masyarakat Indonesia dapat mengetahui lebih dini tentang kondisi harga beras pada lokasi atau tempat tinggal masing-masing.
4
1.2
Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagaimana cara melakukan analisa terhadap permasalahan dan pemerataan bahan pangan di Indonesia? 2. Bagaimana cara visualisasi harga dan jumlah stok bahan pangan berdasarkan tolak ukur variabel? 3. Bagaimana cara membangun aplikasi “Analisis dan Perancangan Geografis Bahan Pangan dengan Teknologi GeoChart, Google Map API, MonggoDB, JSON dan Laravel” sehingga bisa menjadi solusi untuk mengatur penyebaran bahan pangan di Indonesia? 4. Apa yang diharapkan kedepannya dalam pengembangan sistem “Analisis dan Perancangan Geografis Bahan Pangan dengan Teknologi GeoChart, Google Map API, MonggoDB, JSON dan Laravel” ini?
1.3
Ruang Lingkup Sebagaimana
disebutkan
dalam
latar
belakang
ada
beberapa
permasalahan yang dianalisa oleh penulis, namum pada skripsi ini dibatasi hanya pada permasalahan yang lebih penting dan dapat dibuatkan penyelesaiannya yaitu : 1. Bahan pangan pada penelitian ini hanya dibatasi pada bahan pokok yaitu beras. 2. Monitoring pangan yang ada di Indonesia dalam tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. 3. Memberikan informasi mengenai harga, jumlah cadangan pangan, jumlah penduduk dan estimasi perbandingan cadangan pangan. 4. Memberikan rekomendasi pengalihan cadangan pangan pada tiap provinsi berdasarkan variabel jarak, jumlah penduduk dan jumlah intensitas cadangan beras.
5
1.4
Tujuan dan Manfaat 1.4.1
Tujuan Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dideskripsikan tujuan dari aplikasi ini adalah : •
Membuat solusi sistem “Analisis dan Perancangan Geografis Bahan Pangan dengan Teknologi Geo Chart, Google Map API, MonggoDB, JSON dan Laravel” yang berguna untuk mengetahui serta mengatur penyebaran dan pemerataan bahan pangan di Indonesia.
1.4.2
Manfaat Manfaat yang dapat diambil dalam perancangan aplikasi berbasis web ini yaitu: •
Meningkatkan kreatifitas dan penalaran mahasiswa dalam keikutsertaannya dalam pemerataan bahan pangan negara sesuai dengan bidang penguasaan ilmu yang dimilikinya.
•
Mendukung program swasembada pangan, dimana sudah dilakukan peningkatan produksi yang harus diimbangi dengan meningkatkan kualitas monitoring untuk pemerataannya.
•
Memberikan wadah tersendiri untuk masyarakat setiap daerah terkait transparasi harga pangan (beras).
1.5
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini meliputi 2 (dua) tahapan metodologi yaitu metode analisis dan metode perancangan aplikasi sistem. 1.5.1
Metode Analisis Analisa
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
mengetahui
permasalahan dan kebutuhan informasi user. Dengan metode analisis ini informasi-informasi yang diperlukan akan didapatkan dengan lebih akurat.
6
a. Studi Pustaka Selain data primer, penulis membaca berbagai sumber-sumber yang mendukung pembahasan skripsi ini. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membaca buku/jurnal terkait, mencari informasi dari berbagai macam media, meringkas dan menerjemahkan dan membuat kesimpulan dari bahan-bahan yang sudah didapatkan. b. Wawancara Metode ini dilakukan untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada bagian yang berwenang untuk mendapatkan informasi yang akurat dan tepat.
1.5.2
Metode Perancangan Aplikasi Sistem Metode yang digunakan dalam perancangan aplikasi sistem ini adalah
metode
scrum.
Menurut
Pressman
(2010:82),
scrum
merupakan salah satu metode pengembangan software yang termasuk dalam Agile Software Development. Scrum memiliki prinsip: 1. Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain. 2. Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan dan bisnis. 3. Proses menghasilkan beberapa software increment. 4. Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil. 5. Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun. 6. Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan.
7
Aktivitas-aktivitas dari metode scrum adalah sebagai berikut : 1. Backlog Dalam
aktivitas
backlog
tim
pengembang
melakukan
pendaftaran susunan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan atau fitur yang menyediakan nilai tambah kepada user. Dalam aktivitas ini tim pengembang merencanakan apa yang akan dilakukan dalam tahap sprint yang akan dilakukan. 2. Sprint Dalam unit pekerjaan ini, tim pengembang mulai melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam backlog sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. 3. Scrum Meeting Dalam aktivitas ini tim pengembang melakukan pertemuan singkat untuk mengevaluasi sprint yang telah dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi apa yang telah dikerjakan, hambatan apa yang ada, dan target penyelesaian untuk bahan pertemuan selanjutnya. 4. Demo Memberikan demo aplikasi kepada user, ini ditujukan agar user dapat mengevaluasi fungsi-fungsi yang telah diimplementasikan dalam aplikasi.
8
Gambar 1.1 Proses Scrum (Sumber: Pressman, 2010:83)
Dengan
menerapkan
metode
scrum
ini
diharapkan
pembangunan atau pengembangan perangkat lunak bisa terkontrol dengan baik dan selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
9
1.6
Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab pertama ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup penelitian dari aplikasi yang akan dibuat, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, metodologi yang digunakan penulis serta sistematika penulisan laporan ini. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar maupun teori-teori pendukung yang didapat dari studi kepustakaan. Selain itu bab ini juga berisi mengenai hasil penelitian sebelumnya dan definisi dari metode-metode yang digunakan untuk penulisan skripsi ini. BAB 3 : METODOLOGI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis aplikasi sejenis, analisis kebutuhan pengguna, identifikasi masalah, usulan pemecahan masalah, perancangan perangkat lunak berupa Use Case Diagram, Use case Narrative, Class Diagram, Sequence Diagram, dan perancangan layar. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang hasil implementasi yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional, petunjuk penggunaan, dan evaluasi aplikasi yang dibuat. Spesifikasi sistem ini meliputi spesifikasi software dan spesifikasi hardware. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini membahas mengenai simpulan dari hasil analisis dan penelitian yang dilakukan, serta saran yang dapat berguna untuk pengembangan aplikasi di masa yang akan datang.