BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan pada suatu negara dapat dilihat dari
infrastruktur fisik yang dimiliki oleh negara tersebut. Infrastruktur fisik yang baik dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan suatu negara baik dalam ekonomi, sosial budaya, politik dan lain – lain. Dalam mendukung pembangunan infrastruktur fisik yang baik dibutuhkan jasa konstruksi yang berperan dalam menunjang pembangunan infrastuktur fisik dalam suatu negara. Menurut UU No. 18 tahun 1999 “Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain”. Pentingnya jasa konstruksi tidak hanya terbatas pada perannya untuk menunjang pembangunan infrastruktur fisik negara tetapi juga membantu tumbuh kembang perusahaan – perusahaan industri lain yang bergerak pada bidang produksi barang yang diperlukan dalam proses pembangunan. Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, berkembang pula kemampuan dan kebutuhan akan infrastruktur fisik yang memadai. Kebutuhan tersebut telah mendorong banyak perusahaan untuk bergelut dalam bidang jasa konstruksi. Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan – perusahaan tersebut. Dalam UU No. 18 tahun 1999 dijelaskan bahwa jasa konstruksi mencakup dalam 3 kegiatan : 1. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain. 2. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain. 3. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa 1
2
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan. Untuk mampu bersaing, perusahaan harus mampu melaksanakan ketiga kegiatan tersebut dengan baik. Oleh karena itu penting bagi suatu perusahaan untuk menentukan kebijakan yang tepat untuk pengambilan keputusan dan strategi yang tepat bagi perusahaan untuk bertahan, melakukan ekspansi, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam melakukan pengambilan keputusan dan strategi yang tepat, perusahaan membutuhkan informasi yang tepat, dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan yang ada agar keputusan dan strategi yang diambil dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dari sekian banyak informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam mengambil keputusan dan strategi yang tepat, informasi keuangan merupakan informasi penting yang dapat sangat berpengaruh dalam melakukan pengambilan keputusan dan strategi tersebut. Informasi keuangan yang dibutuhkan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran dari transaksi bisnis dan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak – pihak yang berkepentingan (Hery, 2015 : 3). Sehingga laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Pentingnya informasi keuangan yang dimiliki perusahaan mengharuskan laporan keuangan perusahaan terbebas dari materialitas dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam penyusunan laporan keuangan, salah satu elemen yang bersifat material adalah pendapatan. Pendapatan juga paling rentan terhadap fraud, hal ini terjadi karena ketersediaan alternatif dalam pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan dan beban harus sesuai karena hasilnya dapat sangat mempengaruhi laporan rugi laba dan juga akan mempengaruhi laporan keuangan. Pendapatan adalah gross inflow of economic benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from equity participants (Godfrey, et al., 2010 : 292). Yang berarti pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
3
Jumlah pendapatan yang dicantumkan dalam laporan keuangan akan mempengaruhi perhitungan laba atau rugi perusahaan, sehingga metode pengakuan pendapatan yang digunakan perusahaan harus tepat dan sesuai agar informasi keuangan mengenai pendapatan yang dicantumkan pada laporan keuanga sesuai dengan kinerja perusahaan. Kontrak jasa konstruksi diatur oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 (Revisi 2010) yang menyatakan bahwa pendapatan kontrak terdiri dari : 1. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak. 2. Penyimpanan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran intensif : i.
Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan.
ii.
Dapat diukur secara handal.
Dalam mengakui pendapatan dan bebannya, perusahaan jasa konstruksi memiliki metode tersendiri yang berbeda dengan perusahaan dibidang lain. Hal ini disebabkan karena jangka waktu penyelesaian proyek tidak selalu jatuh tempo pada akhir periode, melainkan tergantung pada kontrak konstruksi yang telah disetujui oleh pihak terkait. Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan (PSAK No. 34, 2010 : par.22). Menurut PSAK No. 34 (Revisi 2010 : par. 25), Pengakuan pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode. Dalam metode persentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi di mana pekerjaan yang berhubungan dilakukan. Metode persentase penyelesaian memiliki dua pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan kemajuan fisik.
4
2. Pendekatan biaya (cost-to-cost). Metode pendekatan kemajuan fisik mengakui pendapatan berdasarkan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai berdasarkan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Sedangkan metode pendekatan biaya (cost–to–cost) mengakui pendapatan berdasarkan besarnya persentase penyelesaian yang didasarkan pada besarnya biaya – biaya yang telah dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu kontrak. Perbedaan pendekatan dalam metode persentase penyelesaian tersebut dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan jasa konstruksi dalam mengakui pendapatan yang akan disajikan dalam laporan laba rugi dan laporan keuangan agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Masalah ini dihadapi oleh perusahaan jasa konstruksi PT. Trijaya Mandiri Persada. Perusahaan mengakui pendapatannya menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan kemajuan fisik yang kemudian kemajuan fisik tersebut dijadikan persentase penyelesaian untuk pengakuan pendapatan. Persentase penyelesaian ini juga dijadikan perusahaan sebagai dasar untuk pengakuan biayanya sehingga biaya yang diakui perusahaan hanya sebesar persentase fisiknya. Selain itu perusahaan juga mencatat bebannya secara cash basis. Hal tersebut menyebabkan understated pada pengakuan pendapatan dan beban sehingga menjadi masalah bagi perusahaan. Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang menjadi acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Adapun penelitian tersebut dilakukan oleh Pingkan Christin Oroh (Jurnal EMBA, 2013) dengan judul “ Evaluasi Penerapan PSAK No.34 (Revisi 2010) Dalam Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Pada CV. Surya Gemilang Utama ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode pengakuan pendapatan dan dasar pengukuran pendapatan yang digunakan oleh CV. Surya Gemilang Utama telah sesuai dengan PSAK No.34 (revisi 2010). Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan disusun, dikelompokkan, diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. Hasil penelitian mengungkap bahwa perusahaan menggunakan metode presentase penyelesaian dengan menggunakan ukuran keluaran untuk mengakui pendapatannya sehingga mengakibatkan terjadinya overstated dan understated pendapatan yang diakui. Dibandingkan dengan dasar biaya terhadap biaya, laba yang seharusnya diakui oleh perusahaan menunjukkan jumlah yang lebih wajar.
5
Bersamaan dengan masalah yang dihadapi perusahaan dan penelitian di atas sebagai acuan, penulis tertarik untuk mencoba menganalisis apakah pengakuan pendapatan dengan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan PT. Trijaya Mandiri Persada telah sesuai dengan PSAK No. 34 (Revisi 2010) dan mencoba membandingkan perbedaan antara pendekatan fisik dan pendekatan biaya. Berkaitan dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 34 (REVISI 2010) ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PT. TRIJAYA MANDIRI PERSADA“. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, identifikasi atas
masalah yang terbentuk adalah : 1. Bagaimana pendapatan
kesesuaian dengan
pengakuan,
menggunakan
pengukuran metode
dan
persentase
pengungkapan penyelesaian
berdasarkan pendekatan fisik yang diterapkan oleh PT. Trijaya Mandiri Persada terhadap PSAK No. 34 (Revisi 2010) atas pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi? 2. Bagaimana perbedaan antara metode persentase penyelesaian menggunakan pendekatan fisik dan pendekatan biaya pada perusahaan jasa konstruksi? 1.3
Ruang Lingkup Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka pembahasan pada penelitian ini
berfokus pada : 1. Laporan kemajuan fisik dan biaya atas suatu proyek PT. Trijaya Mandiri Persada periode 2012 – 2013. 2. Pencatatan pengakuan atas suatu kontrak konsturksi. 3. Penelitian yang dilakukan tidak mencakup semua kontrak konstruksi yang terjadi pada tahun 2012 – 2013, melainkan hanya satu kontrak konstruksi yang terjadi pada tahun 2012 – 2013. 4. Proyek tersebut merupakan proyek untuk PT. Freeport Indonesia dengan pekerjaan Melati Messhall Expansion.
6
1.4
Tujuan dan Manfaat Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan dengan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang diterapkan oleh PT. Trijaya Mandiri Persada telah sesuai dengan PSAK No. 34 (Revisi 2010) atas pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi. 2. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan metode persentase penyelesaian menggunakan pendekatan biaya dan pendekatan fisik pada perusahaan jasa konstruksi. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Untuk menerapkan dan mengimplementasikan teori – teori dan pengetahuan yang telah didapatkan ke dalam dunia nyata dalam penelitian ini khususnya mengenai penerapan PSAK No. 34 (Revisi 2010) tnetang pengakuan pendapatan menggunakan persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik dan pendekatan biaya (cost – to – cost). 2. Bagi Perusahaan Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan dan mengevaluasi penerapan metode dalam pengakuan pendapatan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi maupun acuan bagi penelitian lainnya. 1.5
Metodologi Penelitian
Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kualitatif. 2. Penelitian ini hanya menjelaskan satu bidang namun secala mendalam. 3. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (data primer) melalui wawancara dan menggunakan dokumen – dokumen perusahaan berupa,data data keuangan yang berhubungan dengan penelitian. 4. Historis, menggunakan data – data keuangan perusahaan yang sudah lewat.
7
5. Unit analisisnya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yaitu, PT. Trijaya Mandiri Persada. 1.6
Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan berikut disusun agar dapat memberikan gambaran
menyeluruh
mengenai
permasalahan
dan
mempermudah
pemahaman
atas
pembahasan masalah tersebut. Sehingga penulis membagi penelitian ini kedalam 5 bab, yaitu : Bab 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, mencakup latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab 2 Landasan Teori Bab ini menjelaskan tentang teori yang menjadi landasan dalam penelitian yaitu PSAK No. 34 (Revisi 2010) tentang Kontrak Konstruksi dan teori – teori lain yang berhubungan dengan penelitian. Bab 3 Objek dan Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, bidang usaha, jasa yang ditawarkan, struktur organisasi serta uraian – uraian tugas, kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi yang terdapat pada PT. Trijaya Mandiri Persada dalam mengakui pendapatan dan beban kontrak konstruksi. Bab 4 Analisis dan Bahasan Bab ini menjelaskan tentang hasil dari pengolahan dan analisis data sehingga diperoleh hasil penelitian terhadap objek yang telah diteliti yang kemudian hasil penelitian tersebut diuraikan secara jelas dengan maksud untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Bab 5 Simpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran – saran yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan maupun pihak lainnya.
8