BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dari sudut pandang ekonomi kegiatan pariwisata merupakan ujung tombak
dari perekonomian suatu negara yang mampu memberikan devisa bagi negara, sehingga pemerintah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan. Dalam rangka mengimplementasi kebijakan tersebut, maka pengembangkan pariwisata diprioritaskan pada pengembangkan pariwisata alam yang diharapkan dapat bersinergi dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melakukan konservasi lingkungan, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya yang dimiliki. Pengembangan dan pendayagunaan pariwisata secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mempertimbangkan hal tersebut maka penanganan yang baik sangat diperlukan dalam upaya pengembangan daya tarik wisata
di
Indonesia.
Para
pelaku
pariwisata
mulai
melakukan
tindakan
pengembangan dengan penelitian, observasi terhadap daya tarik di Indonesia. Langkah tersebut dilakukan guna mengetahui potensi dan permasalahan yang ada di setiap tempat wisata, untuk kemudian mencari solusinya. Pada masa era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan ditantang untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain setiap perusahaan harus mampu mengikuti perubahan yang terjadi baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan. Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya, dimana penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran–sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Banyak
perusahaan
menata
ulang
strategi
yang
ditetapkan
dalam
perusahaannya dengan cara mengkaji ulang tujuan strategi dalam persaingan dan mengevaluasi kemampuan internal perusahaan (Wibisono, 2006). Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi 1
2 kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan di masa mendatang. Gambaran mengenai kinerja perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi periode yang lalu. PT. Graha Rani Putra Persada merupakan salah satu perusahaan swasta yang mengelola taman wisata alam Gunung Tangkuban Parahu. PT. Graha Rani Puta Persada didirikan pada 7 September 2004. Perusahaan ini bergerak pada Kegiatan Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu dan Kawasan Hutan Lindung Cikole yang diberikan pemerintah kepada PT. Graha Rani Putra Persada sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK306/Menhut-II/2009, tanggal 29 Mei 2009. Perusahaan ini mengelola kawasan seluas 250,70 (dua ratus lima puluh koma tujuh puluh perseratus) hektar, yang terdiri dari Blok Pemanfaatan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu seluas 171,40 (seratus tujuh puluh satu koma empat puluh perseratus) hektar di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, serta kawasan Hutan Lindung Cikole seluas 79,30 (tujuh puluh koma tiga puluh) hektar di Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Provinsi Jawa Barat. Hasil wawancara dengan direktur utama PT. Graha Rani Putra Persada bahwa setiap pergerakan atau pembangunan yang dilakukan perusahaan harus dituangkan ke dalam RKPPA (Rencana Kerja Pengelolaan Pariwisata Alam) dan RKL (Rencana Kerja Lima Tahun) dikarenakan wilayah konservasi. Hal yang dituangkan tersebut hanya dari aspek sarana dan prasarana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2010. Selain itu, perusahaan juga melakukan dan menganalisa pengukuran kinerja melalui aspek keuangan (financial). Meskipun pengukuran kinerja dari aspek keuangan (financial) dapat dikatakan penting, namun
3 jika tidak disertai dengan proyeksi non keuangan (nonfinancial) akan kurang akurat untuk kondisi saat ini. Oleh karena itu, penggunaan sistem pengukuran kinerja baru yang menghubungkan aspek keuangan dan non keuangan bagi perusahaan akan memberikan informasi yang lebih akurat, dan lebih bermanfaat bagi manajer untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi perusahaan yang dapat digunakan untuk memicu peningkatan kinerja, sehingga dapat terjadi tujuan perusahaan secara lebih terencana melalui Balanced Scorecard. Perusahaan juga belum pernah melakukan penelitian secara spesifik aspekaspek lain (non-finansial) dalam menilai kinerja perusahaan secara eksternal seperti perspektif proses bisnis intenal, perspektif pelanggan, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Graha Rani Putra Persada memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar SMA atau sedikit karyawan yang lulus sarjana (S1). Karyawan yang tingkat pendidikannya S1 sebanyak 5 orang sedangkan Karyawan yang berpendidikan D3 sebanyak 3 orang. Meskipun demikian pihak perusahaan mengatakan bahwa karyawan handal dalam melaksanakan pekerjaannya, untuk itu penulis mengadakan penelitian ini untuk mengukur kinerja karyawan yang dimiliki PT. Graha Rani Putra Persada. Selain itu dengan pengukuran kinerja karyawan, perusahaan dapat menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan sehingga memberikan informasi mengenai apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Adapun laporan keuangan yang dimiliki PT. Graha Rani Putra Persada sebagai berikut:
Tabel 1.1 Laporan Keuangan PT. Graha Rani Putra Persada Ukuran
Tahun
2010 2011 Laba Bersih 550.360.395 651.478.175 Penjualan 20.620.405.000 25.884.115.430 Total 2.422.520.908 4.597.015.300 Aktiva Sumber: PT. Graha Rani Putra Persada (GRPP)
2012 690.765.800 21.690.650.000
2013 795.852.740 27.884.115.420
4.197.040.450
3.895.908.350
Berikut merupakan laporan keuangan PT. Graha Rani Putra Persada pada tahun 2010-2013, dapat dilihat bahwa laporan keuangan perusahaan mengalami peningkatan namun pada tahun 2013 total aktiva perusahaan mengalami penurunan
4 dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu penulis mengadakan penelitian ini untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan jika diukur dengan metode balanced scorecard melalui perspektif keuangan. Adapun kendala yang dihadapi perusahaan antara lain kondisi gunung yang tidak dapat diprediksi seperti, cuaca buruk, hujan dan kabut. Hal ini yang menyebabkan perusahaan tidak dapat beroperasi jika terjadi cuaca buruk, namun kewajiban perusahaan tetap berjalan. Hal ini yang mengaharuskan perusahaan untuk mencari alternatif lain jika TWA Gunung Tangkuban Parahu mengalami gangguan atau cuaca buruk. Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting untuk sebuah perusahaan. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat mengetahui aset-aset intelektual perusahaan (SDM), mengetahui kekurangan dan keunggulan perusahaan tersebut di mana keunggulan dan kekurangan itu dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk memperbaiki diri. Pengukuran kinerja juga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan, memberikan umpan balik kepada karyawan dan untuk menetapkan strategi ke depannya. PT. Graha Rani Putra Persada (GRPP) sudah pernah melakukan pengukuran kinerja hanya secara tradisonal saja. Pengukuran yang demikian mungkin dapat dinilai kurang akurat dan dapat menghambat perkembangan perusahaan, karena perusahaan belum menyadari hal-hal apa saja yang masih kurang dan perlu ditingkatkan sehingga dapat mendukung perusahaan untuk semakin tumbuh dan berkembang di masa mendatang. Salah satu alat pengukuran kinerja saat ini adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard juga merupakan alat komunikasi manajemen organisasi dengan karyawan. Menurut Luis dan Biromo (2010:16) “Balanced Scorecard didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat”. Sebagai alat pengukuran kinerja, Balanced Scorecard dapat memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu dari waktu ke waktu. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengukur kinerja perusahaan sesungguhnya dengan menggunakan analisis Balanced Scorecard dalam penelitian ilmiah yang berjudul “Usulan Pengukuran Kinerja Perusahaan
5 Tahun 2015 Dengan Pendekatan Metode Balanced Scorecard Pada PT. Graha Rani Putra Persada” 1.2
Identifikasi Masalah Rumusan identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengukur kinerja PT. Graha Rani Putra Persada dengan menggunakan Balanced Scorecard ? 2. Bagaimanakah rencana strategi untuk PT. Graha Rani Putra Persada? 3. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan PT. Graha Rani Putra Persada dalam meningkatkan kinerja perusahaan ?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengukur kinerja PT. Graha Rani Putra Persada dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. 2. Merancang peta strategi yang sesuai dengan kondisi PT. Graha Rani Putra Persada. 3. Mengetahui langkah–langkah apa yang akan diambil agar dapat meningkatkan kinerja pada PT. Graha Rani Putra Persada.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi Perusahaan Memberikan rekomendasi pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced scorecard dan menjadikan bahan masukan serta pertimbangan perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaa sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan.
2.
Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode Balanced scorecard dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Selain itu, penulis menjadi lebih paham sejauh mana pendekatan teori dapat diaplikasikan ke praktek.
6 3.
Bagi Pembaca Sebagai pengetahuan tambahan mengenai pengukuran kinerja dengan menggunakan motode Balanced scorecard bagi pihak-pihak yang memerlukan.
1.5
Penelitian Terdahulu / State Of Art Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu
Judul / Penulis / Tahun Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja pada PT. Dritama Brokerindo, Jakarta Timur Haryadi Sarjono, Arko Pujadi, Henry Wono Wong / 2010
Analisis Pengukuran Kinerja
Hasil Penelitian Pengukuran kinerja yang dilakukan selama ini berdasarkan laporan laba rugi dan neraca. Kinerja keseluruhan tahun 2005 – 2007 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena laba bersih masih jauh dari target. Balanced Scorecard digunakan sebagai alternativ pengukuran kinerja pada PT. Brokerindo, pengukuran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dalam usahanya telah menghasilkan kinerja yang baik bagi masing – masing perspektif dalam Balanced Scorecard. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa kinerja PT. Dritama Brokerindo sudah cukup baik dengan bobot 3. Penelitian ini menemukan bahwa hasil
Perusahaan dengan Konsep Balanced
dan fakta berupa bagi perusahaan betapa
Scorecard pada PT. Trustco Insan
pentingnya memelihara aset keuangan
Mandiri, Samarinda
maupun non keuangan dengan
Sapardianto (2013)
melakukan evaluasi kinerja yang mempertimbangkan empat perspektif yang saling berhubungan yang merupakan penerjemahan startegi dan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang oleh suatu perusahaan yang kemudian diukur, dan dimonitor secara berkelanjutan dalam aspek keuangan, aspek pelanggan, proses bisnis internal, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran dengan konsep Balanced
7 Scorecard. The Balanced Scorecard as a Performance management Tool for Third Sector Organization: the case of the Arthur Bernardes Foundation. Ricardo Corea Gomez, Joyce Liddle. 2009
the finding demonstrated that there are some departments whose operational nature allowed manager to understand BSC rationale better. Others did not have the some facility for doing so, which resulted in the setting of unachievable objectives, inappropriate targets and hard to measure performance indicators. This problem arose because of the lack of experience of some department head, some of whom had never participated in a strategic planning process before Balanced Scorecard Implementation This study employs the BSC methodology at Rang Dong Plastic Joint-Stock as a conceptual framework for measuring Company a Number of key issues can be distilled Luu Trong Tuan dan Sundar for the Balanced Scorecard to be Venkatesh/ 2010 successful in delivering strategic goals. The balanced business scorecard should: 1. deliver information which is the spine of the strategy; function as the cornerstone of both the organization’s current and future success by balancing short-term, essentially financial performance, with long-term growth opportunities; balance internal and external perspectives by ensuring that comparison against current competitors is undertaken, in addition to comparison with the organization’s own past performance; highlight performance by adopting a broad perspective: financial, business processes, customer/market interfaces and employee motivation; act as an integrating tool, both horizontally (across functionality) and vertically (through levels of management), by communicating the business strategy and the organization’s priorities; serve as a dynamic, continuous process used to evaluate performance and redefine strategy and measures based on results. Sumber : Penulis (2015)
8