BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permen merupakan suatu produk makanan yang dibuat dari campuran gula dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa (Buckle, K.A,2007). Permen sangat diminati oleh banyak kalangan, tak terkecuali dengan anak-anak. Berbagai jenis rasa dan bentuk dari permen dapat mempengaruhi anak-anak untuk membelinya.
Untuk menjaga kualitas dari permen, produsen permen selalu menggunakan bungkus dari plastik sebagai pembungkus permen. Bungkus merupakan suatu tempat penyimpanan yang disedikan untuk bahan pangan yang berguna untuk melindungi, menjual atau menangani sebuah produk pada bahan pangan tersebut (Ki-Cheol Kim, 2008).Berbagai jenis permen yang beredar, selalu menggunakan plastik sebagai bungkus dari permen karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan yang lain. Dibanyak negara, beberapa jenis bahanbahan plastik yg digunakan, diantaranya dicetak dengan cat warna pada bungkus bagian luar.
Adanya kandungan timbal pada permen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah bahan baku pembuatan permen yang telah mengandung timbal (Pb), faktor media atau alat produksi permen yang berbasis logam, faktor kemasan permen yang mengandung timbal (Pb) dan adanya zat aditif dalam permen. Setelah dilihat dari komposisi bahan pembuatan permen dari
beberapa sampel permen, tidak ditemukan adanya bahan baku ataupun zat aditif pada permen yang mengandung timbal (Pb). Kemungkinan yang membuat adanya kandungan timbal (Pb) pada permen disebabkan oleh media produksi permen yang berbasis logam dan kemasan permen yang mengandung timbal (Pb).
Pada pembuatan permen dalam skala industri pasti menggunakan media produksi yang lebih modern dan pada umumnya berbasis logam. Pada proses pembentukan atau pencetakan dilakukan dengan menggunakan alat ektruder atau dengan menggunakan alat cetakan (moilding) dan pada pembentukan permen menjadi batangan atau pieces menggunakan peralatan Cutting (pemotong). Alat yang digunakan ini berbasis logam sehingga memungkinkan berpindahnya logam timbal (Pb) kepada permen sehingga menjadikan permen mengandung timbal (Pb).
Kemasan permen yang mengandung timbal (Pb) dapat menyebabkan adanya timbal (Pb) pada permen. Produk makanan seperti permen yang sering dikonsumsi oleh anak kecil dibungkus dalam kemasan berwarna-warni agar mempengaruhi mereka untuk membeli permen tersebut. Namun, didalam cat warna yang digunakan sebagai pewarna dari bungkus permen mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi tubuh. Logam berat seperti timbal, kromium, dan tembaga yang dapat disentuh oleh tangan anak-anak ketika memegang permen. Cat yang digunakan sebagai pewarna pada bungkus permen ini mengandung pigmen yang digunakan sebagai pewarna pada cat dan pada pigmen ini mengandung logam timbal (Pb).
. Penggunaan cat untuk mewarnai bagian terluar bungkus belum memastikan bahwa tidak adanya perpindahan logam timbal (Pb) dari cat kepada permen, walaupun cat tidak bersentuhan langsung dengan permen namun bukan berarti logam timbal (Pb) ini tidak dapat berpindah kepada permen (Bradly et al.,2005).
Bahan plastik yang digunakan sebagai pembungkus permen meliputi foil yang dilapisi LDPE, PVDC, selophan, plastik polietilen serta paduan alumunium foil dan kertas glasin (Wax paper). Bahan plastik ini juga tersusun oleh monomermonomer dengan pori-pori plastik yang sangat mudah untuk ditembus oleh udara. Oksigen dapat mengkikis cat pada kulit bungkus permen dan membawanya melalui pori-pori pada plastik dan akhirnya masuk kepada permen dan dapat menyebabkan timbal (Pb) berpindah kepada permen. Kandungan logam yang terkandung pada permen juga akan meningkat seiring keadaan permen yang sudah kadarluarsa. (Gibney, 2006).
Cat yang telah terkikis oleh udara juga dapat berpindah kepada tangan pada saat memegang permen tersebut. Perilaku anak-anak kecil yang sering memasukan tangan kedalam mulut dapat mengakibatkan logam tersebut dapat ikut tercerna kedalam tubuh dan menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya bagi anak-anak.
Banyaknya jenis rasa dan bentuk dari produk permen yang sering dikonsumsi oleh anak-anak, banyak juga dijual dengan harga yang murah namun dengan kualitas yang buruk. Banyak dari pembungkus yang didesain dengan sangat buruk dan tidak memenuhi standar yang seharusnya. Permen yang mengandung logam berat sangatlah berbahaya bagi tubuh, jika konsentrasi logam melebihi dari konsentrasi yang ditentukan maka dapat menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya seperti kanker (IARC, 1990).
Maka dilakukanlah penelitian untuk mengetahui berapa kandungan logam timbal (Pb) pada permen dan bungkus permen dengan menggunakan SSA. Logam timbal (Pb) ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan manusia secara langsung. Adapun pengaruh buruk yang diakibatkan yang berlebihan didalam tubuh. Logam Pb daya racunnya didalam didalam tubuh diantaranya disebabkan oleh penghambatan enzim-enzim oleh ion Pb2+. Enzim yang diduga dihambat adalah yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin, penghambatan tersebut diakibatkan karena terbentuknya ikatan yang kuat (ikatan kovalen) antara
Pb2+ dengan grup sulfur yang terdapat dalam asam-asam amino (misalnya cistein) dari enzim tersebut (Fardiaz, 1992).
Untuk analisa kuantitatif kandungan logam berbahaya pada sampel dilakukan dengan metode analisa SSA, karena metode ini sensitif, spesifik dan batas deteksinya rendah.
1.2 Permasalahan Berdasarakan uraian diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1. Berapa kandungan timbal (Pb) pada permen dan bungkusnya yang terdapat dari beberapa sampel permen.
2. Apakah kandungan timbal (Pb) pada permen masih memenuhi standard BPOM.
1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1. Penelitian ini dilakukan pada permen dan bungkus permen yang sering dikonsumsi oleh anak-anak kecil. Sampel diambil secara acak.
2. Penentuan kandungan timbal (Pb) dilakukan dengan Spektrofotometri Serapan Atom.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada permen dan bungkusnya yang terdapat pada beberapa sampel permen.
2. Untuk mengetahui apakah kandungan timbal (Pb) pada permen masih memenuhi standar BPOM.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan penjelasan bagi masyarakat mengenai permen yang beredar sekarang ini dimana permen ini sering dikonsumsi oleh anak-anak sehingga dapat diketahui kandungan yang jelas dan efek yang diakibatkan dengan mengkonsumsi permen tersebut.
1.6 Lokasi Penelitian Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA) FMIPA USU. Analisa kuantitatif dengan menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.
1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : 1. Sampel yang akan dianalisis berupa permen dan bungkus permen, dimana diambil dari beberapa merek yaitu: Kino Candy, Yuppi, Rainbow dan Milkita yang sering dikonsumsi oleh anak-anak kecil. Sampel diambil secara acak.
2. Sampel terlebih dahulu diarangkan diatas hot plate sampai kering dan berwarna hitam dan asap yang dihasilkan habis. 3. Destruksi sampel dilakukan dengan destruksi kering dengan pemanasan dalam tanur pada suhu 550-6000C selama 3 jam dan dilanjutkan dengan pelarutan sampel menggunakan HNO3(P). 4. Uji kuantitatif untuk penentuan kandungan Pb pada permen dan bungkus permen dilakukan dengan metode SSA dengan λspesifik = 283,31 nm.