BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi dewasa ini memacu pertumbuhan industri di segala bidang, menyebabkan meningkatnya persaingan antara perusahaaan-perusahaan
untuk
memperebutkan
konsumen
sehingga
mengakibatkan meningkatnya pula tuntutan konsumen terhadap kualitas dan kuantitas dari suatu produk. Pemenuhan kebutuhan konsumen ditunjang oleh faktor ketersediaan produk di gudang. Sedangkan ketersediaan produk dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku, sehingga dalam hal ini persediaan memiliki peranan penting untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Apabila persediaan di gudang tidak selalu terpenuhi maka secara otomatis permintaan konsumen juga tidak terpenuhi tepat pada waktunya sehingga mengakibatkan konsumen akan berpindah pada perusahaan lain dan akhirnya perusahaan akan mengalami kerugian. Maka dari itu dibutuhkannya pengendalian persediaan supaya tuntutan konsumen dapat terpenuhi tepat pada waktunya. Pada dasarnya setiap perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian bahan baku dalam proses produksinya. Jika jumlah persediaan bahan baku terlalu tinggi maka akan membuat biaya penyimpanan tinggi, biaya pemeliharaan di gudang tinggi hingga menimbulkan kerugian yang dikarenakan turunnya kualitas bahan baku. Jika persediaan bahan baku terlalu kecil maka perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan produksi secara maksimal yang dapat menyebabkan turunnya penjualan. CV Planet Production merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi. Alamat dari kantor CV Planet Production berada di Jl. Surapati No. 32 Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat 40122. Bisnis ini didirikan oleh Wawan Gunawan sejak 16 Agustus 1996 dan telah berperan aktif dalam perkembangan
13
dunia bisnis di Indonesia. Bahan utama dari bisnis ini adalah kain yang akan diproduksi menjadi kaos oblong, sweater, jaket, dan kemeja. CV Planet Production berproduksi berdasarkan pesanan dari pemesan, sehingga CV Planet Production akan melakukan pembelian bahan baku setelah menerima pesanan. Jika sedang berada pada musim pilkada atau pemilu, CV Planet Production akan membeli bahan baku berupa kain tersebut secara besar untuk menangani pesanan yang nanti akan datang. Pesanan dalam satu hari rata-rata dua pesanan barang dan minimal jumlah pesanan adalah 30 potong. Proses pemesanan dari pelanggan terdapat dua cara yaitu via telepon dan langsung mendatangi CV Planet Production. Pesanan dari pelanggan telah menjangkau wilayah dalam negeri dan luar negeri. CV Planet Production memiliki lebih dari satu supplier untuk memasok bahan baku yang akan digunakan selama proses produksi. Jumlah karyawan yang bekerja pada CV Planet Production berjumlah dua puluh orang, lima belas orang pada bagian produksi, dua orang bagian administrasi, dan tiga orang pada bagian pembelian barang. Omset yang didapat oleh CV Planet Production dalam satu hari rata-rata Rp 20.000.000. Pengadaan bahan baku yang dilakukan untuk proses produksi harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan agar tidak menimbulkan sisa bahan baku dalam jumlah banyak. Dalam hal pengadaan bahan baku, CV Planet Production membeli bahan baku sesuai dengan jumlah pesanan saja tanpa melakukan perhitungan pembelian bahan baku terlebih dahulu. Apabila persediaan bahan baku habis pada saat melakukan proses produksi maka bagian pembelian akan melakukan pembelian kembali kepada supplier. Hal ini akan menghambat proses produksi dan akan mengalami keterlambatan penyerahan barang kepada pelanggan. Jika akan mengambil bahan baku ke supplier, bagian pembelian harus datang ke tempat supplier secara langsung dengan membawa catatan sesuai dengan jumlah pesanan yang sebelumnya sudah dilakukan. CV Planet Production hanya melakukan pencatatan penjualan dan pembelian bahan baku menggunakan buku catatan. Jika ada pelanggan yang datang kembali
14
untuk mengecek pesanannya, maka harus membuka buku catatan penjualan yang berisi pesanan atas nama pelanggan. Perusahaan juga tidak mempunyai pelaporan akuntansi di setiap transaksi yang dilakukan, sehingga mengakibatkan pemilik tidak bisa melakukan pengecekan keuangan setiap bulannya. Dengan demikian diperlukan sebuah metode Just in time (JIT) yang tepat digunakan dalam melakukan pengendalian persediaan bahan baku, agar menghasilkan barang tepat pada waktunya dan juga penyerahannya. Selain itu, CV Planet Production dapat menghasilkan laporan laba rugi, serta nantinya perusahaan bisa melihat perbandingan keuntungan setiap bulannya dengan teknik rasio profitabilitas. Perbedaan proyek akhir ini dengan proyek akhir sebelumnya adalah proyek akhir ini tidak menangani biaya produksi hanya persediaan bahan baku saja. Sedangkan proyek akhir yang sudah ada menangani tentang biaya produksi dan operasional.
1.2 Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam aplikasi ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana membuat aplikasi untuk pencatatan pembelian bahan baku secara tunai ? b. Bagaimana membuat aplikasi untuk pencatatan penjualan baik secara kredit ataupun tunai ? c. Bagaimana membuat aplikasi untuk menghasilkan catatan akuntansi yang terdiri dari jurnal, buku besar dan laporan laba rugi ? d. Bagaimana membuat aplikasi untuk menampilkan informasi perbandingan laba setiap bulannya ?
1.3 Tujuan Adapun tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam pengerjaan proyek akhir ini adalah.
15
a. Membuat aplikasi yang menghasilkan catatan pembelian bahan baku secara tunai. b. Membuat aplikasi yang menghasilkan catatan penjualan secara kredit dan tunai. c. Membuat aplikasi yang dapat menyajikan catatan akuntansi yang terdiri dari jurnal, buku besar dan laporan laba rugi. d. Membuat aplikasi yang dapat menampilkan perbandingan laba setiap bulannya.
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah ini bertujuan untuk menjaga agar pembahasan tidak keluar dari topik permasalahan. Adapun batasan-batasannya adalah sebagai berikut. a.
Aplikasi ini berbasis Web dan dibangun dengan menggunakan Bahasa Pemrograman PHP dan database MYSQL.
b. Aplikasi ini menangani pembelian bahan baku secara tunai. c. Tidak menangani PPh 21 karena pada CV Planet Production tidak menangani pajak. d. Analisis rasio profitabilitas yang digunakan adalah Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor).
1.5 Definisi Operasional Berikut ini adalah beberapa definisi operasional yang terdapat pada pembuatan aplikasi ini. a. Pengendalian persediaan adalah serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan besar pesanan harus diadakan. b. Just in time adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses operasi.
16
c. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). d. Aplikasi adalah suatu program yang dibuat untuk melaksanakan fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang dituju. e. Rasio profitabilitas merupakan suatu model analisis yang berupa perbandingan data keuangan sehingga informasi keuangan tersebut menjadi lebih berarti.
1.6 Metode Pengerjaan Metode penelitian kepustakaan yang digunakan untuk mengerjakan aplikasi pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Just In Time adalah Software Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan metode Waterfall. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Waterfall juga merupakan semua aktifitas yang sesuai dengan tahapan pada model dengan memisahkan dan membedakan antara spesifikasi dan pengembangan[13]. Berikut adalah gambar model waterfall.
Gambar 1- 1 Metode Waterfall
17
a. Analisis Kebutuhan (Requirements Definition) Analisis kebutuhan ini merupakan langkah analisis terhadap kebutuhan sistem dimulai dari pengumpulan data sampai penganalisisan data. Pengumpulan data dalam tahap ini dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan pemilik. b.
Desain Sistem (System and Software Design)
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan sistem berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan data-data yang telah dikumpulkan. Perancangan ini dibuat dengan menggunakan flowchart yang akan menggambarkan bagaimana jalannya sistem yang akan dibuat, Data Flow Diagram (DFD) yang akan menggambarkan aliran data dalam aplikasi dan Entity Relationship Diagram (ERD) yang akan menggambarkan perancangan pada database, sehingga program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan penggunanya. c. Penulisan Kode Program (Implementation and Unit Testing) Penulisan kode program ini merupakan desain program yang telah dibuat kemudian diterjemahkan kedalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap desain yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer. d. Penerapan atau Pengujian Program (Interfration and System Testing) Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap bagian-bagian program yang telah dibuat, untuk memastikan layak atau tidaknya program yang telah dibuat. Untuk memastikan layak atau tidaknya program yang telah dibuat untuk diterapkan dan digunakan oleh user. Untuk melakukan pengujian dengan menggunakan metode black box testing. Pada black box testing cara pengujian hanya dilakukan dengan cara menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. e. Pengoperasian dan Perawatan (Operation and Maintenance) Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan yang mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan terhadap unit sistem dan pengembangan terhadap program yang telah dibuat, tetapi dalam tugas akhir ini tahap operation & maintenance tidak dilakukan.
18
1.7 Jadwal Pengerjaan Tabel 1- 1 Jadwal Pengerjaan Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Analisis Desain Pembuatan Kode Program Pengujian Pembuatan Laporan
19