BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu
industri yang sangat berkembang di setiap negara, termasuk Indonesia. Perumbuhan sektor Industri minuman berdasarkan Badan Pusat Statistik tercatat memberikan kenaikan sebesar 3.57%, triwulan ke empat periode year on year tahun 2013 dan kenaikan sebesar 11.79% sepanjang periode tahun 2013. Sekretaris Jenderal GAPMMI, Franky Sibarani, juga mengungkapkan pertumbuhan ekspor industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan mencapai 6.7% pada tahun 2013. Ekspor minuman ringan juga mengalami pertumbuhan, tahun 2012 dari 36 juta (dolar AS) menjadi 44 juta pada tahun 2013. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, saat konferensi pers peletakan batu pertama pabrik PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Lebih lanjut Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan bahwa pengembangan industri makanan dan minuman ke depan masih mempunyai prospek yang baik, apalagi untuk pasar domestik. (Andarningtyas, 2014) Setiap tahun pasar untuk industri minuman ringan selalu bertumbuh, bahkan diproyeksikan hingga tahun 2015, trend kenaikan untuk industri minuman ringan akan terus memiliki slop positif. Sejak tahun 2004, pertumbuhan positif ini setiap tahunnya mengalami peningkatan, baik untuk produk teh, minuman berkarbonasi, dan air mineral. Hampir setiap jenis minuman ini terus dikembangkan dan diinovasi baik dari rasa dan kemasan dengan tujuan untuk menarik minat pembeli. Pertumbuhan minuman ringan siap saji mendorong para pelaku industri untuk terus berlomba agar dapat menyajikan minuman dengan kualitas dan pelayanan yang terbaik. Dalam era peningkatan spesialisasi perusahaan, biaya komunikasi yang rendah, dan transportasi yang cepat, perusahaan lebih memilih untuk membeli dibandingkan membuat sendiri apa yang bukan menjadi core competencies mereka (Heizer & Render, 2011). Pemasok memegang peranan yang cukup besar dalam sebuah rantai pasok perusahaan, karena pemasok merupakan sumber bagi perusahaan untuk dapat berproduksi.
1
2
Gambar 1. 1 Proyeksi Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji Sumber: Konsumedia Indonesia (2011) Pemasok harus dapat menawarkan kelebihan yang dimiliki dengan tetap memperhatikan keuntungannya sendiri. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam sebuah rantai pasok, pemasok juga harus dapat memperhatikan kualitas serta efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal melalui produksi yang optimal. PT Uniplastika Nathalindo merupakan salah satu pemasok sedotan bagi produk-produk minuman serta pemasok candy stick untuk permen bertangkai. Banyak perusahaan yang bekerja sama secara business to business untuk memperoleh pasokan sedotan. Sinar Sosro, Danone, Unican, Orang Tua, Monysaga Prima, Oasis, Calpico serta beberapa perusahaan besar lainnya merupakan konsumen besar dari PT Uniplastika Nathalindo. Namun dalam perkembangannya hanya ada 3 perusahaan yang secara rutin memesan sedotan dari PT Uniplastika Nathalindo, akan tetapi memiliki masalah dalam hal fluktuasi permintaan yang tidak menentu, namun secara rutin masih melakukan pemesanan produk sedotan dari PT Uniplastika Nathalindo. Perusahaan-perusahaan besar itu antara lain Orang Tua, Sinar Sosro dan Danone yang memiliki pesanan sedotan berturut sedotan tipe U polos, sedotan tipe U berulir dan sedotan lurus bening Dalam membuat perencanaan produksi untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, terkadang perusahaan ini memiliki kendala yang terkait dengan ketersediaan sumber daya berupa bahan baku, tenaga kerja, kapasitas mesin hingga fluktuasi permintaan dari pelanggannya. Adanya fluktuasi permintaan menyebabkan perusahaan terkadang berproduksi dalam jumlah yang berlebih dan terkadang
3 berproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi, sehingga perlu dibuat suatu model untuk menentukan tingkat persediaan optimal berdasarkan produksi optimal setiap batch untuk setiap produk yang ada.
Gambar 1. 2. Data Permintaan PT Sinar Sosro Sumber: PT Uniplastika Nathalindo (2014)
Gambar 1. 3. Data Permintaan PT Danone Sumber: PT Uniplastika Nathalindo (2014)
4
Gambar 1. 4. Data Permintaan PT Anta Tirta (Orang Tua) Sumber: PT Uniplastika Nathalindo (2014) Data permintaan dari Danone, Sosro, dan Orang Tua menunjukkan adanya fluktuasi, yang mana permintaan dari masing-masing perusahaan terkadang terlalu rendah atau sebaliknya, sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah untuk mencapai produksi yang optimal. Mengacu pada uraian latar belakang di atas, dilakukan penelitian mengenai penerapan model linear programming untuk mengoptimalkan jumlah produksi sedotan sehingga memperoleh keuntungan maksimal pada PT Uniplastika Nathalindo. Penelitian ini diawali dengan fokus pada jumlah permintaan yang berfluktuasi setiap bulannya untuk setiap produk, yang mana diketahui berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Suparni selaku manajer bidang operasional dari perusahaan. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan observasi yang dilakukan di pabrik dan ditemukan permasalahan dalam keterbatasan sumber daya untuk berproduksi seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tri selaku kepala bidang produksi di pabrik. Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam hal optimasi, penggunaan metode linear programming dipilih dengan didahului pengukuran waktu kerja untuk setiap elemen pekerjaan. Kemudian dilanjutkan dengan peramalan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah permintaan yang akan datang.
5 1.2.
Identifikasi Masalah 1. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk dapat memproduksi 1 unit masingmasing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening? 2. Apa metode peramalan yang tepat untuk dapat memperoleh permintaan yang akurat dari masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening dan berapa jumlahnya? 3. Bagaimana kombinasi produksi serta tingkat persediaan yang optimal, agar PT Uniplastika Nathalindo dapat memperoleh keuntungan maksimal dan berapa keuntungannya?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Tujuan: 1. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk dapat memproduksi 1 unit masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening. 2. Untuk mengetahui metode peramalan yang tepat untuk dapat memperoleh permintaan yang akurat dari masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening dan jumlah permintaannya. 3. Untuk mengetahui kombinasi produksi serta tingkat persediaan yang optimal, agar PT Uniplastika Nathalindo dapat memperoleh keuntungan maksimal dan mengetahui besar keuntungannya. Manfaat: Bagi Perusahaan: 1. Perusahaan dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk dapat memproduksi 1 unit masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening. 2. Perusahaan dapat mengetahui metode peramalan yang tepat untuk dapat memperoleh permintaan yang akurat dari masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening dan jumlah permintaannya. 3. Perusahaan dapat mengetahui kombinasi produksi serta tingkat persediaan yang optimal, agar PT Uniplastika Nathalindo dapat memperoleh keuntungan maksimal dan mengetahui besar keuntungannya.
6 Bagi Mahasiswa: Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan dari pembelajaran baik studi kepustakaan dan penelitian langsung yang telah dilakukan. Bagi Pembaca: 1. Tulisan ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitianpenelitian sejenis di masa yang akan datang. 2. Jika pembaca merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang sejenis, dapat menjadikan tulisan ini sebagai bahan referensi untuk menyelesaikan permasalahan sejenis.
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian ini terbatas pada analisis produksi yang berkaitan dengan jumlah permintaan dan ketersediaan sumber daya PT Uniplastika Nathalindo, yang mana akan dilakukan pengukuran waktu kerja untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit dari masing-masing sedotan U shape polos, U shape berulir dan lurus bening. Kemudian menggunakan metode peramalan untuk memprediksi jumlah permintaan di masa yang akan datang serta menggunakan pemodelan linear programming untuk mengoptimalkan jumlah produksi. Analisis permintaan ini digunakan untuk mengetahui jumlah permintaan periode yang akan datang dengan menggunakan berbagai metode peramalan yang ada dan menentukan metode apa yang terbaik. Analisis permintaan ini hanya terbatas pada jumlah permintaan sedotan dari pelanggan PT Uniplastika Nathalindo pada 12 bulan terakhir. Pengamatan langsung juga dilakukan di lapangan berkaitan dengan perhitungan waktu baku untuk memperoleh waktu siklus dari masing-masing elemen pekerjaan. Selanjutnya melalui informasi yang diperoleh, maka dihitung kombinasi jumlah produksi optimal agar PT Uniplastika Nathalindo dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan menggunakan pemodelan linear programming. Dengan demikian perusahaan dapat mengambil keputusan produksi yang tepat dan bernegosiasi dengan pelanggannya untuk dapat meningkatkan keuntungan.