BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Tumbuhnya penghobi motor jenis adventure trail mengakibatkan tumbuhnya komunitas motor trail yang jumlahnya tidak sedikit dan melakukan kegiatan bersama. Kegiatan meliputi off-road, berdiskusi, perawatan motor, modifikasi motor, menjual sparepart, menjual aksesoris, membuat jersey serta belajar mengendarai motor trail bagi pemula. Kegiatan ini tidak terwadahi dipusat kegiatan komunitas motor trail yang sudah ada, sehingga komunitas motor trail melakukan kegiatan di tempat yang terpisah guna memenuhi aktivitas mereka. Serta belum adanya tempat pembelajaran bagi pemula. Hal ini menyebabkan kegiatan mereka tidak terorganisir dan sulit di kontrol sehingga perlu strategi khusus dalam pemenuhan kebutuhan mewadahi aktivitas komunitas motor trail di Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya merupakan tempat para anggota komunitas motor trail TRATAS untuk melakukan kegiatan bersama. Tiap akhir pekan khususnya hari jumat, sabtu, dan minggu selalu ada kegiatan off-road. Para pecinta motor trail berkumpul di pos komunitas masing- masing untuk menunggu keberangkatan off-road, seperti di Jalan Margaluyu, Jalan Mangkubumi, Jalan Paseh, dan Jalan Dadaha (Pusat Olah Raga Tasik). Di hari yang lain, bengkel menjadi tempat berkumpul mereka. Salah satu lokasi yang strategis adalah di desa Dawagung Kecamatan Rajapolah sebagai tempat perancangan desain interior basecamp komunitas motor trail TRATAS. Lokasi tersebut merupakan jalur utama penghubung Kota Tasikmalaya dengan Bandung dan sekitarnya. Tujuan Perancangan Desain Interior Basecamp Komunitas Motor Trail TRATAS di Tasikmalaya adalah menyelesaikan permasalahan ruang yang terbatas, belum terprogram secara baik, belum adanya standar kebutuhan komunitas motor trail dan identifikasi fungsional kebutuhan
1
ruang sesuai kegiatan yang akan diterapkan pada bangunan baru dan memperkuat identitas komunitas motor trail TRATAS. Penekanan Perancangan Desain Interior Basecamp Komunitas Motor Trail TRATAS di Tasikmalaya adalah pada identitas dan ciri khas komunitas motor trail TRATAS dalam interior bangunan ide yang ingin diangkat adalah bagaimana menghadirkan suasana yang menjadi pengalaman dalam dunia motor trail melalui program ruang.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1.
Kegiatan komunitas motor trail belum terwadahi dalam satu basecamp yang sudah ada, akibatnya komunitas melakukan kegiatan di tempat yang terpisah
2.
Kebutuhan ruang basecamp yang mewadahi aktifitas komunitas motor trail belum terorganisir karena lokasi fasilitas terpisah.
3.
Program ruang berdasarkan identifikasi fungsional kebutuhan ruang dan besaran sesuai fungsi kegiatan.
4.
Untuk menguatkan image ruang sebagai tempat berkumpul pecinta motor trail deperlukan suasana yang mencerminkan kegiatan komunitas motor trail.
5.
Basecamp komunitas motor trail di Tasikmalaya perlu penekanan identitas club dalam perancangan desain interior agar dikenal oleh pengunjungnya.
1.3 RUMUSAN MASALAH 1.
Merancang basecamp motor trail yang dapat mewadahi seluruh kegiatan komunitas motor trail dalam satu tempat sesuai kebutuhan dan fungsi.
2.
Bagaimana cara untuk mengorganisasi kebutuhan ruang basecamp yang mewadahi aktifitas motor trail ?
3.
Perlu adanya pemograman ruang berdasarkan identifikasi fungsional kebutuhan ruang dan besaran sesuai fungsi kegiatan, dalam
2
perancangan desain interior basecamp komunitas motor trail di Tasikmalaya. 4.
Suasana seperti apa yang akan dibuat pada desain interior basecamp komunitas motor trail di Tasikmalaya, agar kesan desain ruangan dapat dirasakan oleh pengunjung sehingga merasakan sensasi atau pengalaman ruang sesuai peruntukan ruang di basecamp motor trail TRATAS di Tasikmalaya.
5.
Bagaimana membuat sebuah rancangan desain interior club motor trail yang menunjukan identitas komunitas tersebut? Baik meliputi mewadahi kegiatan, moto maupun logo.
1.4 BATASAN PERANCANGAN Perancangan bangunan basecamp motor trail yang terletak di Jalan Raya Cibodas Dawagung, Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Lingkup perancangan ini berdasarkan komunitas motor trail TRATAS. Alamat,
Gambar 1.2. Site Lokasi (Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/San-N-Garmindo )
Batasan perancangan dalam rancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Merancang bascamp komunitas motor trail TRATAS meliputi fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan komunitas antara lain; area diskusi, bengkel, retail, tempat produksi jersey, dan area simulasi 2. Perancangan mencakup bagian flooring, dinding, ceilling dan furniture. 3. Luasan minimal 2000m2
3
1.5 TUJUAN DAN SASARAN PERANCANGAN Tujuan Perancangan Desain Interior Basecamp Komunitas Motor Trail TRATAS di Tasikmalaya adalah : 1. Merancang basecamp komunitas motor trail TRATAS yang dapat mewadahi kegiatan komunitas dalam satu tempat, sasarannya adalah merancang basecamp yang sesuai kebutuhan dan fungsi. 2. Merancang basecamp komunitas motor trail TRATAS yang terprogram dengan baik agar kegiatan dapat berjalan dengan efisien, sasaran : -
Mengidentifikasi kegiatan komunitas trail, yakni berdiskusi, servis, produksi jersey, belajang mengendarai motor trail dan jual beli aksesoris motor trail.
-
Mengidentifikasi
kebutuhan
ruang
berdasarkan
kegiatan
komunitas trail. Kebutuhan tersebut diidentifikasi dari kebutuhan ruangan dan fasilitas. -
Mengidentifikasi besaran ruang dari hasil identifikasi kebutuhan ruang, kemudian dikaitkan dengan human dimention.
3. Merancang ruang secara interior sesuai dengan peruntukannya dan memfasilitasi kegiatan yang dilakukan, seperti area diskusi, bengkel, retail, tempat produksi jersey, simulasi mengendarai motor trail dan cafe. Dengan sasaran : bubble, zoning, blocking dan konsep. 4.
Menghadirkan suasana yang sesuai dengan kegiatan komunitas motor taril yaitu adventure agar pengunjung dapat merasakan sensasi dan pengalaman yang berbeda seperti suasana adventure sebenrnya.
5. Menunjukkan identitas TERATAS terhadap perancangan desain interior basecamp komunitas motor trail, dengan cara sebagai berikut: a. Moto Have Fun, yakni dengan mendesain ruang seolah-olah view dari ruang tersebut terlihat seperti lokasi off-road agar para komunitas motor trail menikmati setiap area dalam bangunan dengan hati “have fun” seperti saat mereka sedang traking. b. Logo, yakni dengan menampilkan beberapa logo TRATAS pada jendela, pintu atau aksesoris furnitur, teraplikasikan seimbang dengan estetika dari pendekatan desain off-road.
4
1.6 MANFAAT PERANCANGAN A. Bagi Penulis/Desainer. 1. Memberikan masukan penting untuk memperluas pandangan dalam konsep perencanann dan perancangan interior. 2. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi ruang. 3. Dapat memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam proyek perencanaan dan perancangan interior B. Bagi Dunia Akademik 1. Menambah referansi Jurusan Desain Interior Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom Bandung 2. Menambah salah satu bentuk perkembangan interior baru di dalam dunia akademik. C. Bagi Masyarakat 1. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta memberikan ideide gagasan baru an kreatif, kebebasan berekspresi, berkreasi, dan mengeksplorasikan segala bentuk seni. 2. Dapat memberikan informasi dan juga sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.
1.7 METODE PERANCANGAN Metode Perancangan Desain Interior Basecamp Motor Trail TRATAS di Tasikmalaya menggunakan metode Glass Box, yakni mendapatkan konsep desain interior dari beberapa langkah. Langkah pertama untuk menentukan desain layout didapat dari luasan denah, kemudian memetaan lokasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan di gambar dengan bubble diagram. Dari bubble diagram dihubungkan dengan literatur tambahan dan konsep. Literatur tambahan mencari melalui web dan buku. Setelah literatur cukup, kemudian berlanjut kepada program ruang zoning dan bloking.
5
Setelah semua zoning dan bloking sesuai kemudian menerapkan warna, bentuk, cahaya, material dan penghawaan sesuai dengan konsep dan literatur yang telah ditentukan.
1.8 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Beberapa teknik pengambilan data yang digunakan dalam perancangan ini adalah: 1.8.1
Observasi Metode observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi. Dalam langkah ini penulis survey ke beberapa tempat, antara lain: a. Bengkel Survey pertama dilakukan di bengkel Yamaha Arista yang bertempat di Jalan Soekarno hatta. Mengamati layout dan kinerja engineer, mengukur dimensi motor yang sedang di service. b. Retail Survey retail dilakukan di Orca. Mengamati peletakan display motor, helem, jersey dan accecories, pengukuran sirkulasi pada seluruh area. c. Komunitas Motor Trail Tasikmalaya Survey dilakukan di basecamp komunitas Motor Trail Tasikmalaya yaitu TRATAS (Trail Adventure Tasikmalaya) untuk mendapatkan data aktifitas dan kebutuhan.
1.8.2
Wawancara Metode wawancara, penulis melakukan wawancara langsung dengan ketua dan senior TERATAS. Hasil wawancara adalah bahwa komunitas TERATAS memerlukan pusat kegiatan yang didalamnya menampung seluruh kegiatan komunitas motor trail di Tasikmalaya. Kegiatan tersebut adalah off-road, berdiskusi, perawatan motor, modifikasi motor, menjual sparepart, menjual aksesoris, membuat jersey serta belajar mengendarai motor trail bagi pemula.
6
1.8.3
Studi Literatur Studi literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber wacana yang berkaitan dengan perancangan. Studi literature yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet, jurnal, buku dan sumber lainnya yang berhubungan dengan perancangan ini.
1.8.4
Dokumentasi Setelah melakukan observasi dan wawancara penulis mendokumentasikan kegiatan pada lokasi yang sedang berlangsung di lokasi sebagai acuan dan literature tambahan dalam desain dengan cara pengambilan foto dan video wawancara.
7
1.9 KERANGKA BERPIKIR
PERANCANGAN DESAIN INTERIOR BASECAMP KOMUNITAS MOTO TRAIL TRATAS DI TASIKMALAYA
BAB I
Latar Belakang Tidak terwadahi dalam suatu tempat, kegiatan belum terorganisir sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas, basecamp merupakan tempat melakukan kegiatan bersama tetapi kondisi basecamp saat ini tidak mampu menjadi wadah berkumpul dan beraktifitas bersama anggota komunitas. Penyebabnya adalah: permasalahan ruang yang terbatas, belum terprogram dengan baik, belum adanya standar kebutuhan, perlu memperkuat identitas komunitas motor trail TRATAS. Melewati perancangan desain interior.
Tujuan Perancangan Tujuan Perancangan Desain Interior Basecamp Komunitas Motor Trail TRATAS di Tasikmalaya adalah menyelesaikan permasalahan ruang yang terbatas, belum terprogram secara baik, belum adanya standar kebutuhan komunitas motor trail dan identifikasi fungsional kebutuhan ruang sesuai kegiatan yang akan diterapkan pada bangunan baru dan memperkuat identitas komunitas motor trail TRATAS.
FEED BACK
Pengumpulan Data
BAB IV s/d BAB V
Studi Literatur Pengumpulan data dengan cara mencari referensi, literatur atau bahan-bahan teori yang diperlukan dari berbagai sumber
Kajian Literatur & AnalisaData Data
Tema & Konsep FEED BACK
BAB II s/d BAB III
Studi Lapangan Observasi Wawancara Dokumentasi
Perancangan
Preliminali Desain
1
2
3
DESAIN FINAL
8
1.10 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Tahap Pendahuluan Yang terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan perancangan, tujuan dan sasaran perancangan, manfaat perancangan metode perancangan, teknik pengumpulan data, krangka berfikir dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN LITERATUR Uraian kajian literature, data dan analisa proyek, analisa konsep perancangan interior yang akan dijadikan dasar untuk mencapai tujuan perancangan. BAB III KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR Tahap Konsep Perancangan Merupakan Uraian tentang ide atau gagasan yang akan melatar belakangi terciptanya karya tugas akhir. BAB IV KONSEP PERANCANGAN VISUAL DENAH KHUSUS Tahap konsep perancangan visual denah khusus meliputi pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis ruang dan penyelesaian elemen interior. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Penutup Meliputi Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9