BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara memberikan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Jika keadaan perekonomian suatu negara itu meningkat, berarti kesejahteraan masyarakatnya juga akan meningkat. Salah satu ciri dari meningkatnya keadaan ekonomi suatu negara adalah berhasilnya pembangunan ekonomi suatu negara. Barro (1991), telah berhasil mengidentifikasikan karakteristik beberapa variabel eksplanatori yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Pembangunan ekonomi memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi ini menjadi masalah perekonomian suatu negara jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, beberapa para ahli ekonomi dunia mengemukakan pendapatnya dalam bentuk tulisan yang berisikan teori dan modelnya masing-masing. Setiap teori dari waktu ke waktu mengalami perkembangan karena selain kelebihannya juga terdapat kekurangan sehingga menimbulkan berbagai kritik dari beberapa pengamat ekonomi lainnya. Beberapa model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model pertumbuhan Harrod dan Domar, model pertumbuhan jangka panjang Solow, model akumulasi kapital Joan Robinson, model pertumbuhan Kaldor, model pertumbuhan endogenous (endogenous growth model) dan lain-lain. Secara garis besar, tahap-tahap 1
2
perkembangan model pertumbuhan ekonomi dijelaskan dalam model pertumbuhan ekonomi Adam Smith, model pertumbuhan ekonomi David Ricardo, model pertumbuhan ekonomi neoklasik Lewis, model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, dan model pertumbuhan ekonomi neoklasik Solow-Swan. Menurut teori pertumbuhan neoklasik, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas angkatan kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi), dan penyempurnaan teknologi. Salah satu ekonom yang mengembangkan teori ini adalah Robert Solow. Robert Solow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang terjadi akibat hasil kerja dua faktor input utama, yaitu modal dan angkatan kerja. Model yang dikembangkan oleh Robert Solow ini kemudian dikenal dengan nama model Neoklasik Solow. Raharjo (2006) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia yang ada di suatu wilayah. Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah untuk menambah produksi. Di sisi lain, akibat buruk dari pertambahan penduduk akan dihadapi oleh masyarakat yang tingkat pertumbuhan ekonominya masih rendah. Hal ini berarti bahwa kelebihan jumlah penduduk tidak seimbang dengan faktor produksi lain yang tersedia dimana penambahan penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan penambahan dalam tingkat produksi. Mankiw et al. (1992) mengkaji model Solow dan menemukan bahwa output perkapita berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan populasi dan mempunyai hubungan positif dengan laju tabungan lebih besar daripada yang diprediksi. Berdasarkan kajian dari beberapa penelitian, pengaruh angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan agar pemerintah atau para pemegang kebijakan yang bersangkutan dapat lebih bijaksana dalam menentukan standarstandar dalam hal pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara, seperti mengontrol laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah tertentu dan pemerataannya.
3
Pertumbuhan populasi (penduduk) tentunya selalu berubah-ubah, perubahan yang terjadi sepanjang perjalanan waktu ada yang berlangsung cepat dan ada pula yang berlangsung lambat. Hal ini dikarenakan adanya persaingan setiap individu (manusia) untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya seperti persaingan untuk mendapatkan makanan (mencari nafkah), tempat tinggal, maupun bahaya yang mungkin mengancam kehidupan seperti penyakit, politik, kriminalisme dan sebagainya yang disebut dengan faktor penghambat pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk dari suatu kondisi ke kondisi berikutnya adalah merupakan suatu proses yang dinamis. Dengan kata lain laju pertumbuhan kelahiran maupun kematian tidak tumbuh secara konstan yang dapat mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak terbatas. Model pertumbuhan seperti ini disebut pertumbuhan model eksponensial dan pada kenyataannya model ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan penduduk. Ada empat peubah yang menentukan kepadatan populasi yaitu natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi (masukan anggota populasi dari daerah yang lain), dan emigrasi (keluarnya anggota populasi ke daerah lain). Resultan dari keempat peubah tersebut menentukan apakah pertumbuhan populasi menjadi positif atau negatif. Bila pertumbuhan populasi positif maka jelas kepadatan populasi meningkat. Sebaliknya bila pertumbuhan populasi negatif maka terjadi penurunan kepadatan populasi, bahkan dapat mengalami kepunahan bila penurunan mencapai titik nol. Selain itu, pertumbuhan populasi juga ditentukan oleh peubah lain (karakter populasinya) seperti distribusi umur, komposisi genetik dan pola penyebaran. Suatu populasi dapat mengalami perkembangan dengan baik jika memiliki tempat yang sesuai secara fisik (iklim, tanah, air, dan lain-lain), persediaan makanan yang cukup, lingkungan (luasan wilayah) yang memadai, dan relatif kurangnya bahaya yang mengancam kelangsungan hidup setiap individu. Yang artinya selalu terdapat persaingan hidup antar individu di dalamnya, sehingga pertumbuhan populasi tidak tumbuh secara tidak terhingga, tetapi hanya dapat mendekati jumlah maksimum tertentu (batas daya dukung lingkungan).
4
Pada model Neoklasik Solow diasumsikan bahwa angkatan kerja mengikuti model pertumbuhan eksponensial dengan laju yang konstan n. Asumsi yang digunakan dalam model Solow ini tidak realistis, karena model eksponensial tidak memuat penurunan pertumbuhan sebagai akibat dari persaingan untuk sumber daya lingkungan seperti habitat dan makanan (Accinelli dan Briday, 2005). Untuk itu dilakukan modifikasi dari model Neoklasik Solow berdasarkan model pertumbuhan yang lebih realistis yaitu model pertumbuhan logistik.
1.2 Perumusan Masalah Model Neoklasik Solow mengasumsikan angkatan kerja mengikuti model eksponensial dengan laju pertumbuhan konstan n. Asumsi tersebut tidak realistis, karena model eksponensial tidak memuat penurunan sebagai akibat dari persaingan dalam hal mendapatkan makanan, adanya keterbatasan lingkungan, dan bahaya yang dapat mengancam kelangsungan hidup setiap individu. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi model yang lebih realistis untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model pertumbuhan ekonomi Solow dengan memodifikasi model pertumbuhan populasi angkatan kerja untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis dalam bidang matematika maupun ekonomi, khususnya mengenai dampak pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dengan memodifikasi model neoklasik Solow.
5
1.5 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat studi literatur ataupun studi kepustakaan dengan mengacu pada jurnal-jurnal yang berhubungan dengan pengembangan pertumbuhan ekonomi Solow dengan langkah-langkah metode penelitian adalah : 1. Menjelaskan tentang latar belakang masalah dan rumusan masalah 2. Menampilkan bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan pengembangan model pertumbuhan ekonomi Solow 3. Memodifikasi model pertumbuhan populasi angkatan kerja berdasarkan hukum Richards 4. Membandingkan model Neoklasik Solow yang telah dimodifikasi dengan model neoklasik Solow dasar 5. Menjelaskan pengaruh pertumbuhan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.