BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran ini tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya. Pada saat pelaksanaan bisnis dapat terkendali, dan juga akan dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut. Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan erat kaitannya dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana (planning), pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan kerja (controling). Oleh karena itu, anggaran hanya sebagai alat bagi manajemen untuk meninjau kembali hasil anggaran. Teddy Collection merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri konveksi celana denim. Perusahaan ini berlokasi di wilayah sentra konveksi Jalan Tamim No. 33 A, Bandung, Jawa Barat. Pengalaman menekuni bidang usaha ini sejak tahun 2008, telah memberikan banyak pelajaran untuk meningkatkan kualitas produk, kinerja dan kehandalan perusahaan. Perkembangan gaya hidup dan kebutuhan sekunder masyarakat saat ini berdampak positif bagi perusahaan. Perencanaan anggaran penjualan belum dilakukan oleh perusahaan, meski demikian proses penjualan masih berlangsung dengan baik. Pemesanan pelanggan atas barang berupa celana jeans dari tahun 2011 sampai 2014 meningkat 20% setiap tahunnya. Pendapatan yang dihasilkan pada awal tahun 2015 mencapai 150 juta per bulan. Teddy Collection menerima pesanan per bulannya mencapai 900 pelanggan, sedangkan dalam satu hari perusahaan mendapatkan 30 pelanggan. Setiap bulannya perusahaan menerima pesanan hingga 1.200 pesanan produksi. Pencatatan pemesanan dicatat kedalam buku harian penjualan berdasarkan
1
rekapan nota pemesanan. Produksi dilakukan jika ada pesanan, maka perusahaan ini selalu memiliki berbagai macam bahan baku kain jeans yang tersedia. Namun, di sisi lain sisa bahan baku kain jeans yang tidak terjual akan terus menumpuk di gudang dan mengakibatkan produk cacat sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian. Hal itu disebabkan karena tidak adanya perencanaan anggaran penjualan sehingga perencaanan anggaran penjualan menjadi sangat penting untuk menargetkan penjualan agar tidak terjadi penumpukan bahan baku kain jeans yang tidak terjual di gudang. Perencanaan anggaran produksi belum dilakukan oleh perusahaan, meski demikian pengeluaran biaya yang dilakukan oleh Teddy Collection berupa pembelian bahan baku kain jeans, bahan penolong, dan biaya-biaya lainnya telah dilakukan dengan baik. Pembelian bahan baku dilakukan per bulannya sebanyak rata-rata lima (5) gulungan kain jeans, satu (1) gulungan mencapai 500 meter kain jeans, dan biaya yang dikeluarkan sebesar 30 juta. Bahan penolong dibeli setiap minggunya mulai dari benang, kancing, seloting, kain keras dan bahan penolong lainnya, biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong mencapai dua (2) juta dalam seminggu, biaya lain-lainnya seperti listrik dan air rata-ratadalam sebulan dikeluarkan satu (1) juta rupiah. Biaya bahan baku, bahan penolong, dan biaya-biaya lainnya dikeluarkan perusahaan, dan rata-rata harga jual bahan jadi 100.000 berdasarkan pengalaman pemilik sehingga perusahaan tidak memiliki data acuan. Hal tersebut membuat perusahaan tidak mendapatkan profit (keuntungan) yang maksimal karena bahan baku hanya dibeli sesuai kehendak pemilik tanpa adanya perencanaan anggaran produksi terlebih dahulu, sehingga pembelian bahan baku dapat sesuai dengan produksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Teddy Collection, perusahaan ini sudah mencapai omset ratusan juta rupiah per bulan, namun pencapaian omset tersebut belum diimbangi penentuan harga pokok produksi yang tepat. Selain itu, Teddy Collection juga belum memiliki pencatatan laporan realisasi anggaran, penjurnalan transaksi, dan belum menyusun laporan keuangan lengkap sesuai dengan PSAK khususnya laporan laba rugi. Laporan akhir penjualan berdasarkan
2
dari rekapan nota penjualan dan buku transaksi penjualan harian dicatat manual sehingga sering terjadi kesalahan dalam pencatatan yang mengakibatkan kerugian. Sebuah aplikasi dibangun untuk perencanaan produksi dan realisasi anggaran secara terkomputerisasi sehingga dapat memperkirakan jumlah keuntungan yang akan diperoleh. Sistem ini nantinya dapat membantu perusahaan dalam memproses data secara cepat dan membantu dalam melakukan perhitungan secara otomatis dalam menghitung anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran pengeluaran biaya tenaga kerja langsung anggaran biaya operasional pabrik, serta menghitung anggaran harga pokok produksi dan realisasi anggaran.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang dibahas dalam proyek akhir ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana membuat perencanaan anggaran penjualan? b. Bagaimana membuat perencanaan anggaran produksi yaitu Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja (BTK), Biaya Overhead Pabrik (BOP), dan perencanaan anggaran Harga Pokok Produksi (HPP)? c. Bagaimana
membuat
laporan
realisasi
anggaran
produksi
dapat
terkomputerisasi? d. Bagaimana menghasilkan pencatatan akuntansi berupa jurnal?
1.3 Tujuan Dalam rumusan masalah yang telah dideskripsikan, dapat disimpukan tujuan dari proyek akhir ini adalah menghasilkan aplikasi yang berfungsi sebagai berikut. a. Membuat perencanaan anggaran penjualan;
3
b. Membuat perencanaan anggaran produksi berupa Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja (BTK), dan Biaya Overhead Pabrik (BOP), dan perencanaan Anggaran Harga Pokok Produksi (HPP); c. Membuat laporan realisasi anggaran produksi dapat terkomputerisasi; dan d. Menghasilkan pencatatan jurnal umum.
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah untuk aplikasi yang akan dibangun ini adalah sebagai berikut: a. Pencatatan penjualan dijurnal dengan menggunakan metode cash basis; b. Perhitungan anggaran dihitungan dengan periode per 4 bulan untuk periode 1 (satu) dimulai dengan bulan januari-april, periode 2 (dua) mei-agustus, periode 3 (tiga) September-desember, dalam 1 tahun terdiri dari 3 periode; c. Metode pembayaran atas pembelian dilakukan secara tunai, sedangkan pembayaran atas penjualan dilakukan secara kredit dengan uang muka minimal Rp. 60.000/produksi; dan d. Tidak menangani penjualan bahan baku kepada pelanggan; e. Minimal pembayaran jatuh tempo minimal 2.400. f.
Penentuan untuk persediaan akhir produk dan bahan baku perunit 20%.
g. Penentuan OH berdasarkan pendekatan jam tenaga kerja.
1.5 Definisi Operasional a. Aplikasi berbasis web merupakan suatu program dikomputer yang dibuat untuk melakukan pekerjaan tertentu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dan dapat menginformasikan melalui jalur internet sehingga bisa diakses selama terkoneksi dengan jaringan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4
b. Perencanaan produksi adalah kegiatan mengelola barang secara terperinci tentang jumlah unit yang akan diproduksi oleh perusahaan. c. Realisasi anggaran merupakan proses pelaksanaan segala sesuatu yang telah direncanakan oleh perusahaan. d. Aplikasi
perencanaan produksi dan realisasi anggaran adalah program
computer yang berjalan diweb browser yang dapat mengelola anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik, dan realisasi anggaran produksi serta jurnal yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
1.6 Metode Pengerjaan Dalam metode
pembuatan
aplikasi
ini
menggunakan
metode
waterfall,
waterfall ini memiliki pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial seperti berikut. [1]
Gambar 1-1 Metode Waterfall
a. Requirements Definition (Analisis Kebutuhan) Proses pengumpulan kebutuhan secara lengkap untuk kemudian dianalisis dan didefenisikan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang dibangun. Pada fase ini, yang dilakukan adalah dengan wawancara, melakukan studi
5
kepustakaan, serta menggambarkan proses bisnis sistem berjalan dan sistem usulan menggunakan Flowchart. 1. Wawancara Melakukan pengumpulan data dengan cara mewawancarai pemilik perusahaan yaitu pada bapak Teddy mengenai profil perusahaan, jumlah produk yang diproduksi, jumlah bahan baku yang digunakan, gaji karyawan, jumlah penjualan per hari, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan. 2. Studi kepustakaan Mencari dan mempelajari buku-buku yang mengenai anggaran produksi, akuntansi manajemen, dan sistem informasi akuntansi. b. System and Software Design (Desain Sistem dan Perangkat Lunak) Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap, lalu langkah selanjutnya adalah menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan dengan membuat desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Pada fase ini, yang dilakukan adalah pemodelan aplikasi menggunakan Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). c. Implementation and Unit Testing (Penerapan dan Pengujian Unit) Desain program diterjemahkan dalam kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan, yaitu menggunakan web server Apache, dengan bahasa pemograman PHP dan Basis Data MySql. Unit testing dilakukan dengan memverifikasi batas, antarmuka internal, jalur logika, dan data di seluruh unit untuk memastikan bahwa kode memenuhi desain. Unit test dilakukan pada kode yang tidak terintegrasi dan membutuhkan kode tersendiri dengan PHP Unit Testing Framework. d. Integration and System Testing (Perpaduaan dan Pengujian Sistem)
6
Penyatuan unit program untuk diuji secara keseluruhan (system testing). Uji sistem dilakukan untuk memastikan bahwa produk berjalan sebagaimana mestinya. Ketika dijalankan serta memverifikasi keseluruhan kestabilan program ketika seluruh pengembangan telah selesai dikerjakan untuk semua produk. Aplikasi ini diuji menggunakan metode black box testing.
1.7 Jadwal Pengerjaan Pengerjaan proyek akhir berdasarkan metode pengerjaan bulan Februari 2015Desember 2015 Tabel 1-1 Jadwal Pengerjaan
7