BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju ini, kebutuhan manusia pun semakin bertambah. Baik kebutuhan yang sifatnya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan, dan kesehatan, dan juga kebutuhan yang sifatnya berwujud, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya. Untuk pemenuhan kebutuhan yang sifatnya berwujud, manusia harus dapat terus berinovasi agar barang pemenuh kebutuhan tersebut ada dan semakin efisien sesuai dengan kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, banyak barang yang diciptakan agar tidak mudah rusak namun tetap efisien. Dengan demikian banyak barang yang memiliki unsur elastisitas, seperti sepatu boots, dot bayi, stetoskop, ban, dan lainlain. Untuk mendapatkan usur elastisitas tersebut tentunya dibutuhkan bahan dasar berupa karet. Alasan lain mengapa karet banyak digunakan karena karet memiliki unsur yang tahan terhadap air dan juga tidak dapat menghantarkan listrik. Dengan demikian, kebutuhan akan karetpun semakin bertambah. Indonesia sebagai kawasan yang terkenal dengan kekayaan alamnya tentu memiliki lahan yang cocok untuk penanaman karet, di mana Indonesia merupakan Negara produsen karet terbesar kedua di dunia, dengan luas area sebesar 3,45 juta hektar. Berdasarkan Ditjen Perkebunan pada September 2012, sekitar 85% dari luas lahan karet di Indonesia dimiliki oleh rakyat, sisanya milik perusahaan nasional dan swasta.
(http://ditjenbun.deptan.go.id/berita-269-mengupayakan-kegiatan-gernas-
karet-.html) Untuk penanaman pohon karet, kondisi alam merupakan salah satu faktor penentu bagi produktivitas industri yang bergerak pada bidang pengolahan karet. Kondisi alam tersebut, menentukan sebanyak apa perusahaan dapat memproduksi karet. Karena getah karet yang diambil dari pohon pada perkebunan memerlukan strategi yang baik, seperti pada bagian apa pohon harus diiris pada saat ini, dan pada
1
2
bagian yang berbeda pada saat berikutya. Kondisi alam seperti hujan atau panas yang berlebih pun tidak baik untuk pohon karet, karena saat hujan getah karet akan bercampur dengan air hujan dan saat panas getah karet akan kering. Kondisi seperti ini diklasifikasikan sebagai kondisi yang uncontrollable oleh perusahaan. Keadaan lain yang termasuk pada kondisi tersebut ialah ketentuan pemerintah yang jika sewaktu-waktu dapat berubah. Sedangkan kondisi yang controllable merupakan kegiatan seperti perawatan dan pemupukan pohon, pengolahan pada pabrik, dan lainlain. Keberhasilan perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang pengolahan karet tentu tidak lepas dari keterlibatan tenaga kerja. Mulai dari perawatan perkebunan, pengolahan, sampai dengan pemasaran kepada perusahaan maupun konsumen. Dengan demikian, para tenaga kerja tersebut harus memiliki kualifikasi yang sesuai pada bagiannya, agar mereka dapat bekerja secara maksimal. Agar dapat bekerja secara maksimal para tenaga kerja membutuhkan semangat kerja, yang dimana semangat tersebut dapat memicu komitmen mereka terhadap perusahaan. Jika mereka sudah memiliki komitmen terhadap perusahaan, maka akan muncul perasaan memiliki dan dibutuhkan oleh perusahaan pada setiap individu pekerja. Namun, untuk menciptakan perasaan dan persepsi tersebut bukanlah hal yang mudah, sehingga ini merupakan suatu tantangan bagi perusahaan. Sehingga, penting bagi perusahaan untuk menganggap karyawannya sebagai asset mereka. PT. PP. Bajabang Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang eksploitasi perkebunan dalam pengelolaan karet dan cokelat. Perusahaan ini sudah didirikan sejak 7 September 1961, sebagai penanam modal asing dan berubah menjadi penanam modal dalam negeri pada tahun 1982. Sejauh ini, PT. PP. Bajabang Indonesia sudah memiliki dua anak perusahaan dan merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki perkebunan cokelat terorganisir di Indonesia yang sudah terbukti kualitasnya dan digunakan sebagai bahan baku produk-produk terbaik oleh banyak perusahaan di Indonesia. PT. PP. Bajabang Indonesia terus melakukan pengembangan pribadi dan profesionalisme karyawan untuk meningkatkan produktifitas perusahaan. Dimana keterlibatan karyawan yang berupa saran dan kritik dapat disampaikan pada manager
masing-masing
bagian,
yang
kemudian
para
manager
akan
3
menyampaikannya pada kantor pusat di Jakarta untuk dibahas dan jika memang memungkinkan maka saran tersebut dapat diberlakukan. Sejauh ini, untuk menilai kinerja karyawan, perusahaan mengandalkan hasil kerja keseluruhan dan absensi setiap karyawannya. Hal tersebut juga merupakan cara bagi perusahaan untuk memberikan tunjangan dan reward bagi karyawan yang berhak untuk mendapatkannya, namun hal ini memerlukan pertimbangan dari segi kondisi perusahaan. Dimana, jika kondisi perusahaan, yakni hasil produktifitas menurun dan adanya perubahan peraturan pemerintah, maka pemberian tunjangan dan reward bagi karyawan pun akan disesuaikan. Hal ini tentu memengaruhi kepuasan kerja karyawan pada PT. PP. Bajabang Indonesia, yang dampak dari masalah ini merupakan penurunan kinerja karyawan dan produktifitas perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan Bapak Adam selaku Direktur/ Chief Finance Officer (CFO), pada beberapa tahun belakangan ini hasil produktifitas perusahaan mengalami penurunan yang diduga karena adanya penurunan kinerja karyawan dan perubahan iklim yang tidak dapat diduga.
Tabel 1.1 Hasil Produksi Karet PT. PP. Bajabang Indonesia Tahun
Hasil Produksi
2010
2341,08 Kg/Ha
2011
2125,66 Kg/Ha
2012
1742,29 Kg/Ha
2013
1671,35 Kg/Ha
Sumber : PT. PP. Bajabang Indonesia, 2014
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan menelaah permasalahan tersebut melalui penelitian yang berjudul “ANALISIS PENGARUH
KOMITMEN
KARYAWAN
DAN
KETERLIBATAN
KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KINERJA KARYAWAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA PT. PP. BAJABANG INDONESIA”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah komitmen karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? 2. Apakah keterlibatan karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? 3. Apakah komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja kayawan? 4. Apakah komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan? 5. Apakah kinerja karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? 6. Apakah komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan sebagai variabel moderator?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh komitmen keryawan terhadap kepuasan kerja karyawan 2. Untuk mengetahui pengaruh keterlibatan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan 3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan terhadap kepuasan kerja kayawan 4. Untuk mengetahui pengaruh komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan terhadap kinerja karyawan 5. Untuk mengetahui pengaruh kinerja karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan 6. Untuk mengetahui pengaruh komitmen karyawan dan keterlibatan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan dengan kinerja karyawan sebagai variabel moderator.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis a) Dapat mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai pengaruh komitmen dan keterlibatan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan dengan kinerja keryawan sebagai variabel moderator. b) Dapat mengimplementasikan komitmen yang baik terhadap diri sendiri maupun orang sekitar. c) Dapat membandingkan berbagai teori yang sudah dipelajari selama kuliah dengan penerapannya pada dunia pekerjaan.
2. Bagi perusahaan a) Mengetahui sejauh mana kinerja dan kepuasan karyawannya. b) Dapat bermanfaat bagi proses manajemen sumber daya manusia yang pada akhirnya akan mengarah pada komitmen karyawan dan juga pada kinerja organisasi yang lebih tinggi. c) Mendapatkan masukan yang bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan melalui komitmen, keterlibatan, dan kinerja karyawan.
3. Bagi pihak lain yang membaca Penulis berharap, penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat membantu penelitian-penelitian berikutnya.